• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TEMUAN LAPANGAN

KONSEP-KONSEP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI LAHAN INDUSTRI

4.5 Analisis Faktor Permintaan dan Penawaran yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Industri di Zona

4.3.2 Analisis Keterkaitan Faktor-Faktor Permintaan yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi

4.3.2.1 Keterkaitan Faktor Input Proses Produksi

Faktor input produksi meliputi modal, lokasi bahan baku, harga bahan baku, jumlah tenaga kerja, dan tingkat pendidikan tenaga kerja. Dari tabel 4.4 terlihat bahwa modal, jumlah tenaga kerja, lokasi bahan baku, harga bahan baku, dan tingkat pendidikan tenaga kerja memiliki keterkaitan yang erat namun relatif independen dalam membentuk faktor input proses produksi. Modal dan tenaga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

kerja berkorelasi positif dengan faktor input proses produksi yang berarti bahwa modal dan tenaga kerja dalam studi penelitian ini sebagai faktor dominan dalam preferensi lokasi pengusaha. Sebaliknya, lokasi bahan baku, harga bahan baku, dan tingkat pendidikan tenaga kerja berpengaruh secara negatif.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.5

Keterkaitan Faktor Input Proses Produksi

Bagi sebuah industri, modal akan dipergunakan untuk berbagai keperluan salah satunya adalah untuk membeli bahan baku. Dalam perolehan sumber bahan baku ini tentunya berkaitan juga dengan harga dan lokasi bahan baku. Semakin jauh lokasi bahan baku dari sebuah pabrik, maka akan mempengaruhi harga bahan baku yang pada selanjutnya akan menaikkan biaya opersional sebuah industri.

Modal juga akan dipergunakan untuk membayar upah tenaga kerja. Berbicara mengenai tenaga kerja, tidak dapat dilepaskan dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkatan pendidikannya, maka mereka akan bekerja di tingkatan yang lebih tinggi pula (tidak hanya sebagai buruh biasa). Konsekuensi selanjutnya adalah mereka menuntut upah yang lebih tinggi pula. Sehingga dalam hal ini, semakin banyak jumlah tenaga kerja dan semakin tinggi tingkat pendidikan tenaga kerjanya, maka akan menyebabkan modal yang akan dikeluarkan untuk pembayaran upah tenaga kerja juga akan tinggi, dan biaya operasional sebuah industri pun juga akan tinggi.

Modal Lokasi bahan baku Harga bahan baku Jumlah tenaga kerja Tk. Pendidikan tenaga kerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Sebagian besar industri yang terdapat di Palur memiliki modal di atas 20 juta (lihat tabel 3.10). Besarnya modal tersebut dapat digunakan untuk memperoleh lahan, mengorganisasi usaha, menyediakan bangunan yang diperlukan, membeli bahan baku, biaya pemeliharaan, pembayaran upah serta kebutuhan lainnya untuk kelanjutan usaha.

Lokasi bahan baku dan harga bahan baku memiliki keterkaitan dimana berkat perkembangan teknologi, perolehan bahan baku dan harga bahan baku yang tinggi bukan menjadi salah satu kendala besar dalam aktivitas industri.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.6

Perolehan Sumber Bahan Baku

Dari diagram diatas terlihat bahwa jumlah industri yang mendapatkan bahan baku paling banyak berasal dari dalam kota dan luar kota dalam provinsi, yaitu sebanyak 44% dari seluruh jumlah industri yang terdapat di Palur. Lokasi bahan baku ini termasuk dekat jika dibandingkan dengan yang berasal dari luar provinsi, bahkan ada yang berasal dari luar jawa dan luar negeri. Kedekatan lokasi bahan baku ini tentunya menguntungkan pengusaha karena akan memperkecil biaya opresional sebuah industri.

Jumlah tenaga kerja di zona industri Palur paling banyak berasal dari sekitar lokasi pabrik yang masih termasuk ke dalam zona industri Palur. Dari jumlah penduduk yang terdapat di Palur, sekitar 45,73% bekerja di sektor industri sebagai buruh industri (lihat tabel 3.5). Pekerja non ahli tetap, dengan tamatan SLTA (lihat tabel 3.4) dianggap penting terutama pada jenis industri padat karya

22%

44% 17%

17%

Dalam kota

Dalam kota dan luar kota dalam provinsi Dalam kota dan luar provinsi

Luar pulau/ luar negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

seperti tekstil, jamu dan pembuatan karung, dengan maksud agar sebuah industri mampu memperoleh keuntungan.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.7

Daerah Asal Tenaga Kerja 4.3.2.2 Keterkaitan Faktor Penunjang Proses Produksi

Faktor penunjang proses produksi meliputi kondisi fisik lahan, ketersediaan air, sarana dan prasarana pendukung, aksesibilitas, harga lahan, iklim dan sumber energi.

Pada tabel 4.7, terlihat bahwa semua variabel memiliki keterkaitan yang erat namun relatif independen dalam membentuk faktor penunjang proses produksi. Semua variabel berkorelasi positif dengan faktor penunjang proses produksi yang berarti bahwa semua variabel dalam studi penelitian ini sebagai faktor yang penting dalam preferensi lokasi pengusaha.

Kelengkapan sarana prasarana pendukung, aksesibilitas yang lancar, ketersediaan sumber energi dan air yang cukup, iklim dan kondisi fisik lahan yang baik menjadikan harga lahan dimana sebuah industri/ pabrik berdiri menjadi mahal/ tinggi. Kebutuhan terhadap lahan industri ini, masih tetap dapat dijangkau karena didukung oleh kemampuan industri dalam memperoleh lokasi lahan yang ditunjukkan dengan besarnya modal yang dimiliki, yaitu rata-rata lebih dari 20 juta rupiah. Meskipun iklim terkait dengan musim dan temperatur tidak begitu mempengaruhi aktivitas industri, namun kondisi iklim terkait dengan curah hujan akan mendukung ketersediaan air yang cukup.

17 13 11 0

0 5 10 15 20

Sekitar lokasi pabrik dalam zona industri

Luar zona industri dalam kabupaten

Luar kabupaten luar provinsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.8

Katerkaitan Faktor Penunjang Proses Produksi

Kondisi fisik lingkungan yang umum sesuai dengan kriteria lokasi industri adalah lokasi yang bebas banjir, bebas longsor dan memiliki kemiringan tanah yang rendah. Namun dengan perkembangan teknologi, hambatan-hambatan dapat diminimalkan. Berdasarkan hasil survey, faktor fisik lingkungan yang sesuai dengan kriteria lokasi industri bagi para pengusaha di zona industri Palur adalah bebas banjir (85%), dan bebas longsor (15%). Terkait dengan kondisi fisik lingkungan, upaya untuk menjaga kondisi lingkungan sekarang ini perlu ditingkatkan mengingat lokasi industri yang berada di dekat lahan pertanian beririgasi teknis yang diharapkan produktif. Perkembangan industri yang begitu pesat dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan fisik alam akibat pencemaran yang dihasilkan industri.

Bagi industri-industri yang berorientasi pada pasar, sarana dan prasarana pendukung sangatlah diperlukan. Misalnya bangunan pasar dan pertokoan, halte bagi karyawan, perumahan bagi karyawan, fasilitas kesehatan, fasilitas telekomunikasi, dan fasilitas pengolahan limbah. Kelengkapan sarana dan prasarana ikut menjadi daya tarik bagi pendirian industri. Salah satu upaya untuk meminimalkan biaya perusahaan adalah mengurangi biaya transportasi karyawan. Sehingga dengan tersedianya perumahan yang dekat dengan lokasi industri bagi karyawan terutama bagi penglaju diharapkan juga dapat meminimalkan biaya transportasi dan disisi lain memberikan kesejahteraan bagi para karyawan

Harga lahan

Kondisi fisik lahan Iklim

Sarana prasarana

pendukung Aksesibilitas

Ketersediaan air Sumber energi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

sehingga meningkatan semangat karyawan dalam bekerja. Untuk fasilitas pengolahan limbah pada saat ini, masih bersifat terpadu, namun keberadaan fasilitas ini menjadi sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar lokasi industri.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.9

Sarana dan Prasarana Pendukung yang Dikehendaki di Sekitar Lokasi Industri

Permintaan lahan industri di zona industri Palur merupakan salah satu refleksi pengaruh perkembangan aktivitas perkotaan. Keterbatasan lahan di pusat kota yang tidak seimbang dengan permintaan menyebabkan pencarian lahan ke luar/ ke daerah pinggiran kota yang sangat potensial, yaitu lahan yang masih luas. Aktivitas industri memerlukan ruang yang luas baik untuk gedung operasional, perkantoran, gudang dan tempat parkir.

Lokasi pengembangan industri harus didukung oleh ketersediaan energi listrik berdaya besar. Sumber energi listrik merupakan penggerak utama peralatan industri. Sumber energi yang utama bagi industri-industri di zona industri Palur adalah energi listrik yang dipasok dari PLN. Namun ada beberapa industri yang memiliki cadangan sumber tenaga dari mesin diesel yang mereka usahakan sendiri dengan alasan bahwa listrik pasokan PLN terkadang tidak mencukupi untuk menggerakkan mesin-mesin yang umumnya beroperasi selama 24 jam, sehingga

37 37 37 36 32 30 3 4 4 3 4 6 1 0 0 2 3 5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Sangat penting Penting Tidak penting

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

membutuhkan tenaga/ energi listrik tambahan untuk mendukung kegiatan tersebut.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.10

Perolehan Sumber Energi Listrik untuk Aktivitas Industri di Zona Industri Palur

Seperti juga listrik, air menjadi salah satu elemen yang sangat penting bagi kelangsungan proses produksi. Selain digunakan dalam proses pengolahan, air juga digunakan untuk media pembuangan limbah industri. Limbah industri yang merupakan sisa-sisa proses pengolahan mengandung zat-zat kimia yang lebih mudah dihilangkan dengan air, terutama untuk industri tekstil.

Sumber : Analisis, 2010

Gambar 4.11

Sumber Perolehan Air untuk Aktivitas Industri di Zona Industri Palur

Aksesibilitas dalam hal ini berkaitan erat dengan kelancaran proses produksi terutama dalam mengangkut bahan baku sampai mendistribusikan produk ke daerah-daerah lain. Semakin tinggi aksesibilitas berarti semakin mudah pencapaian ke daerah lain. Jangkauan pemasaran menjadi semakin tambah luas akibat perkembangan teknologi terhadap pengangkutan baik perkembangan

51% 17% 32% PLN Pembangkit sendiri/ diesel 42% 37%

19% Air tanah/permukaan

Air PDAM Gabungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

kendaraan angkutan (sarana angkutan) dan jaringan jalan (prasarana jalan), seperti perkapalan dan angkutan udara yang memudahkan lintas antar daerah. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan bagi industri dalam perolehan bahan baku yang sulit didapat di daerah sendiri dan akan memudahkan dalam transaksi ekspor-impor dalam skala yang lebih besar. Pembangunan jalan raya memberi dampak terhadap daerah sekitarnya, semakin lebar dan keras jalan yang bersangkutan maka semakin besar dampaknya. Di daerah dampak ini akan tumbuh kegiatan ekonomi yang memanfaatkan jalan raya tersebut. Jalan raya tersebut akan merangsang timbulnya sarana angkutan baru yang mendorong kegiatan ekonomi.

Berkaitan dengan kondisi aksesibilitas di zona industri Palur, keberadaan jalan provinsi (arteri primer Palur-Surakarta dan Palur-Sragen) serta jalan kolektor primer Palur-karanganyar yang melintasi zona Palur mengakibatkan perkembangan industri yang sangat pesat di sepanjang jalan raya. Hal tersebut juga memberi dampak pada terjadi perkembangan aktivitas perekonomian dan mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi industri maupun kegiatan lain.