• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kualitas Kelembagaan dan Perannya Terhadap Kemandirian, Kesejahteraan Petani, dan Keberlanjutan Pertanian Strawberry

STRAWBERRY 7.1 Karakteristik Responden

7.5. Analisis Kualitas Kelembagaan dan Perannya Terhadap Kemandirian, Kesejahteraan Petani, dan Keberlanjutan Pertanian Strawberry

Kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto tentunya berperan terhadap aktivitas pertanian anggotanya, terutama terhadap kemandirian, kesejahteraan petani, dan keberlanjutan pertanian strawberry. Hasil penelitian menunjukkan

94 bahwa kualitas kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto telah berdampak bagi kemandirian petani secara teknik bertanam dan kesejahteraan petani, namun belum memberikan pengaruh terhadap bargaining position petani, pemenuhan kebutuhan permodalan petani, dan pertanian berkelanjutan. Tingkat penerimaan petani terhadap inovasi teknologi dan kelembagaan, adanya kesempatan mengemukakan pendapat dan berdiskusi, serta pemberian motivasi dalam setiap melaksanakan kegiatan berpengaruh bagi outcome kelembagaan gapoktan. Hal ini juga dapat dijadikan evaluasi agar gapoktan bisa meningkatkan dan memaksimalkan kinerjanya untuk memberikan manfaat lebih banyak lagi bagi petani anggotanya maupun petani di luar anggota gapoktan. Tabel 33 berikut ini disajikan hasil analisis kualitas kelembagaan dengan outcome kelembagaan. Tabel 33. Matriks Analisis Kualitas kelembagaan dengan Outcome

No Kualitas

Kelembagaan Analisis Kualitas Terhadap Outcome Kelembagaan

1 Kelengkapan kelembagaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkapan kelembagaan menurut persepsi responden telah lengkap. Tetapi, hal ini tidak berpengaruh banyak terhadap kemandirian, kesejahteraan ekonomi, maupun keberlanjutan pertanian strawberry. Walaupun kelembagaan yang ada lengkap, tetapi aktor yang selalu paling dominan hanyalah ketua, sekretaris, dan bendahara dalam kegiatan apapun. Sehingga, aktor lain belum berperan banyak dalam menjalankan kegiatan kelembagaan maupun dalam memajukan fungsi gapoktan.

2 Uraian kerja pengurus kelembagaan

Uraian kerja pengurus kelembagaan masih kurang jelas. Seksi humas dan seksi pemasaran seharusnya digiatkan kembali untuk membantu mengembangkan Gapoktan Desa Banyuroto menjadi unit pemasaran yang ideal. Seksi permodalan juga seharusnya lebih aktif untuk membuka peluang dan akses permodalan bagi petani-petani anggota Gapoktan Desa Banyuroto yang membutuhkan permodalan lebih besar untuk mengembangkan usahanya. Uraian kerja pengurus kelembagaan yang masih kurang jelas menyebabkan belum meningkatnya bargaining position petani dan petani masih harus mengakses sumber permodalan sendiri untuk menjalankan aktivitas usahataninya.

3 Periode pergantian pengurus

Periode pergantian pengurus Gapoktan Desa Banyuroto dilakukan tidak teratur. Selain itu pengurus yang diganti biasanya hanya sekedar formalitas untuk bertukar peran saja. Belum ada manajemen yang baik dari kepengurusan. Hal ini menyebabkan belum adanya pembaruan peran pengurus mengikuti perkembangan zaman. Seharusnya pencarian dan penjalinan kemitraan pemasaran atau lobi harga jual produk pertanian bisa dijalankan oleh seksi yang bersangkutan.

95

No Kualitas

Kelembagaan

Analisis Kualitas Terhadap Outcome Kelembagaan

4 Pengetahuan anggota terhadap kelembagaan

Seluruh anggota telah paham terhadap kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto. Hal ini tercermin oleh manfaat yang mereka rasakan selama bergabung dalam kelembagaan tersebut. Mereka juga secara sadar ikut menjalankan aturan main yang berlaku dalam gapoktan. Seringnya pertemuan dengan penyuluh menyebabkan petani dengan cepat memahami dan mempraktikkan ilmu-ilmu pertanian modern yang dibawa oleh penyuluh. Sehingga, petani merasa mereka sudah mandiri secara teknik bertanam dan perbaikan kesejahteraan petani pun juga dirasakan oleh para petani.

5 Kesempatan mengemukakan pendapat dan berdiskusi

Seluruh anggota gapoktan sepakat bahwa ketua selaku pemimpin selalu mengemukakan pendapat dan berdiskusi dalam setiap menyelesaikan masalah. Ketua juga merangkul seluruh anggotanya dengan baik. Hal ini merupakan insentif tersendiri bagi anggota untuk menjalankan kegiatan pertanian maupun kelembagaan dengan baik. Hal ini pula yang berdampak langsung bagi adanya perbaikan kesejahteraan anggota.

6 Motivasi dalam meksanakan kegiatan

Motivasi dalam kelembagaan yang diberikan oleh ketua gapoktan cukup tinggi. Tetapi, ketua belum bisa memotivasi anggotanya untuk mendukung dan menerapkan pertanian organik yang banyak diajarkan oleh para penyuluh. Seharusnya, ada insentif dan motivasi tersendiri mengenai semangat pertanian organik di kalangan petani anggota Gapoktan Desa Banyuroto. Hal ini bisa menjadi kebaikan dan contoh bagi para petani lain di Desa Banyuroto.

7 Penerimaan inovasi

teknologi dan inovasi

kelembagaan

Penerimaan terhadap inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan oleh anggota gapoktan tinggi. Kinerja inilah yang paling berpengaruh nyata terhadap outcome kelembagaan yang diharapkan. Berkat penerimaan dan kesadaran yang tinggi inilah, banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh petani, walaupun sebenarnya gapoktan harus terus mendapatkan pendampingan intensif agar bisa mengembangkan unit-unit usaha lain yang berguna bagi petani anggotanya.

8 Tingkat kegunaan kegiatan kelembagaan

Sebagian besar petani anggota merasa kegiatan kelembagaan sangatlah berguna bagi kegiatan pertanian mereka. Mereka sudah mandiri secara teknik bertanam, tidak menggunakan pupuk dan pestisida anorganik untuk strawberry, serta adopsi usahatani strawberry yang menguntungkan.

96 VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian telah diperoleh beberapa informasi penting tentang pengelolaan kelembagaan yang ada dalam Gapoktan Desa Banyuroto, yaitu:

1. Gapoktan Desa Banyuroto merupakan kelembagaan petani formal yang memiliki struktur dan infrastruktur (aturan main) kelembagaan yang sudah baik. Hal ini tercermin dari indikator penting seperti Gapoktan Desa Banyuroto bekerjasama dan mempunyai hubungan yang harmonis antar aktor serta antar stakeholders terkait.

2. Total biaya transaksi yang dikeluarkan untuk kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto mencapai Rp 533.980.000. Biaya transaksi ini ada yang hanya dikeluarkan sekali ada yang rutin dikeluarkan setiap tahunnya. Biaya tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu biaya pembentukan kelembagan, biaya sosialisasi kelembagaan, dan biaya operasional bersama. Biaya ini bersumber dari anggaran pemerintah dan iuran yang dikeluarkan oleh anggota Gapoktan Desa Banyuroto.

3. Kualitas dari kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto tersebut mampu mendorong motivasi dan partisipasi petani untuk terus menjaga semangat pertanian selaras dengan perkembangan dan inovasi teknologi pertanian serta menyelesaikan permasalahan yang ada secara bersama-sama.

4. Kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto berdampak terhadap peningkatan kemandirian petani secara teknik bertanam, kesejahteraan petani, dan keberlanjutan pertanian strawberry.

97 8.2. Saran

1. Gapoktan Desa Banyuroto perlu melakukan efisiensi terhadap aktor-aktor yang terlibat beserta peran dan tanggung jawab yang dijalankan oleh aktor tersebut.

2. Struktur kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto perlu dilakukan reshuffle secara berkala dan pembaharuan peran serta tanggung jawab pengurus. Disisi lain, kegiatan yang dijalankan Gapoktan Desa Banyuroto berhasil dan bermanfaat bagi para petani anggota Gapoktan Desa Banyuroto. Hal ini agar Gapoktan Desa Banyuroto lebih bisa meningkatkan kemampuannya sesuai mandat.

3. Untuk pengurus gapoktan juga sebaiknya diadakan pelatihan dan pembinaan untuk peningkatan kemampuan manajerial dan birokrasi. 4. Selain itu, perlu dilakukan pendampingan lebih lanjut terutama menjaring

penjalinan kemitraan agar petani di Desa Banyuroto menjadi petani yang mempunyai bargaining position dalam menjalankan usahataninya. Pendampingan juga berguna agar Gapoktan Desa Banyuroto bisa meningkatkan kemampuannya menjadi unit-unit lainnya yang berguna untuk kegiatan pertanian di Desa Banyuroto.

i

ANALISIS KUALITAS KELEMBAGAAN DAN PERSEPSI