• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada didalam perusahaan serta berpengaruh langsung terhadap arah dan tindakan perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh KWT Turi. Faktor-faktor internal yang dianalisis meliputi aspek manajemen, pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, serta sumberdaya manusia.

6.3.1. Manajemen

KWT Turi saat ini belum memiliki visi, misi, dan tujuan yang merupakan pedoman dalam mengembangkan usahanya yang dirumuskan secara tertulis, jelas

Turi, dimana pada posisi ini bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan strategis yang terkait dengan kelancaran usaha sekaligus bertanggung jawab terhadap bidang pemasaran. Untuk bagian administrasi ditempati oleh istri Ketua KWT Turi, dimana pada posisi ini bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan perusahaan mulai dari pembayaran upah karyawan, persediaan bahan baku, dan berbagai hal yang terkait dengan arus masuk keuangan perusahaan. Sedangkan pihak yang bertanggung jawab pada bidang produksi bertugas untuk mengawasi jalannya proses pembuatan jus jambu merah mulai dari pencucian, pengupasan, pemotongan, penghalusan, pencampuran, penyaringan, pengemasan, pasteurisasi dan pelabelan.

KWT Turi pada umumnya melakukan pengendalian hanya terbatas pada bidang produksi saja, khususnya dalam hal pengadaan bahan baku dan pengolahan. Pengendalian bahan baku penting dilakukan karena terkait langsung dengan proses pembuatan jus jambu merah sehingga kontinuitas pembuatan jus jambu merah tetap terjaga. Untuk menjaga kualitas jus jambu merah biasanya pihak KWT Turi melakukan sortasi terhadap bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan jus jambu merah. Selain itu dilakukan juga pengendalian pengolahan karena terkait dengan kualitas atau mutu jus jambu merah yang dihasilkan. Oleh karena itu, untuk menjaga kualitas jus jambu merah biasanya KWT Turi melakukan sortasi terhadap jus jambu yang dihasilkan. Proses sortasi dilakukan setelah pengemasan.

6.3.2. Pemasaran

Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Pemasaran terkait dengan bauran pemasaran yaitu aspek produk, harga, distribusi dan aspek promosi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai masing- masing bauran pemasaran pada KWT Turi :

1) Bauran Produk

Produk jus jambu merah yang dihasilkan oleh KWT Turi terdiri dari dua macam kemasan yaitu jus jambu merah kemasan cup dan jus jambu merah kemasan botol. Produk jus jambu merah mempunyai keunggulan yaitu dibuat dari

buah jambu getas merah organik dan tanpa bahan pengawet. Selain itu jus jambu merah memiliki kandungan serat dari sari buah jambu merah asli terdiri dari 25 persen sari buah jambu biji dan 75 persen lainnya terdiri dari gula dan air. Produk minuman ini dapat bertahan selama dua bulan dan dapat disimpan pada suhu kamar, namun lebih baik disimpan dalam keadaan dingin agar minuman tetap segar. Pihak KWT Turi juga selalu mengutamakan kualitas rasa terhadap produk yang dijualnya. Kualitas rasa dapat dilihat dari bahan baku yang akan digunakan untuk pembuatan jus jambu merah. Hal ini yang dilakukan pihak KWT turi terhadap produk jus jambu merah, dimana kualitas rasa menjadi faktor penting yang menjadi perhatian KWT Turi.

Dalam melakukan kegiatan pengolahan input menjadi output produk jus jambu, KWT Turi menjaga kualitas produk yang sesuai dengan aturan pengawasan Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan) dan sudah diserahkan dan diuji oleh Dinas Kesehatan dengan nomor Dinkes P-IRT No. 2133271010664. Selain itu pada kemasan juga sudah terdapat nama merek, komposisi bahan baku, dan lokasi produksi. PIRT dari Dinas Kesehatan, komposisi bahan baku, nama merek, lokasi produksi. Akan tetapi, terdapat kekurangan label yang digunakan pada kemasan kurang menarik dan pada labelisasi kemasan jus jambu merah, yaitu tidak adanya pencantuman kadaluarsa pada kemasan baik itu kemasan cup maupun botol, padahal pencantuman tanggal kadaluarsa pada produk makanan sangat penting untuk menginformasikan kepada konsumen batas waktu produk tersebut aman untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, kemungkinan hal ini dapat mengurangi kepercayaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

Pencatuman cap kadaluarsa pada labelisasi kemasan botol dapat menggunakan tinta isi ulang spidol permanent sehingga cap tanggal kadaluarsa pada produk tidak mudah hilang jika produk di masukan ke dalam show case. Sedangkan pencantuman tanggal kadaluarsa pada kemasan cup, dapat menggunakan premium ink jenis tinta plastik atau dengan menngunakan pengetikan tanggal kadaluarsa di komputer kemudian di print dan di tempel dengan solasi pada kemasan cup jus jambu merah. Apabila terjadi kerusakan pada produk atau jus sehingga menjadi tidak layak untuk dikonsumsi, maka pihak

pelanggan. Akan tetapi, penggantian produk hanya diberikan apabila kerusakan produk jus jambu merah disebabkan oleh kelalaian pihak KWT Turi.

2) Bauran Harga

Dalam penentuan harga produk jus jambu merah KWT Turi menerapkan metode penetapan harga berdasarkan harga bahan baku dan biaya produksi yang kemudian ditambahkan dengan sejumlah mark-up atau marjin keuntungan yang diinginkan. KWT Turi menjumlahkan semua harga pokok produksinya terlebih dahulu, lalu menambah jumlah tertentu (mark up) pada harga pokok produksi yang kemudian menjadi harga jual produk.

Kebijakan harga ini harus disertai dengan perbaikan kualitas dan inovasi produk untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan agar KWT Turi dapat mencapai tujuan yang diinginkan yaitu peningkatan keuntungan. Harga produk jus jambu merah kemasan botol yang dijual oleh KWT Turi, yaitu Rp 3500 ukuran 300 ml. Sehingga konsumen yang membeli pun masih dari kalangan ekonomi menengah keatas. Sedangkan harga jus jambu merah ukuran 200 ml yang dikemas dalam kemasan cup plastik dijual seharga Rp 1500 di tingkat pengecer. Pada umumnya KWT Turi memberikan perbedaan harga kepada konsumen yang membeli dalam jumlah banyak dan juga memberikan potongan harga sebesar 5 persen kepada para pelanggannya.

3) Bauran Promosi

Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan KWT Turi terhadap minuman jus jambu merah tergolong rendah atau kurang. Kegiatan promosi yang dilakukan hanya sebatas mengikuti bazar dan pameran-pameran dagang yang diadakan dan diikuti oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor. Akan tetapi, kegiatan promosi tersebut tidak dirasakan efektif oleh pihak KWT Turi karena kecilnya pengaruh atau dampak dari kegiatan tersebut terhadap tingkat permintaan jus jambu.

Perusahaan juga belum melakukan promosi melalui media cetak seperti koran dan majalah. Selebihnya masyarakat mengetahui keberadaan perusahaan KWT Turi dari mulut ke mulut konsumen yang telah membeli dari perusahaan ini. Hal ini menyebabkan terjadinya kendala didalam mendapatkan produk KWT Turi,

karena produk jus jambu merah tersebut hanya akan diproduksi apabila terdapat pesanan saja.

Salah satu kelemahan perusahaan dalam hal pemasaran adalah kurang agresif didalam mempromosikan produk yang mereka hasilkan kepada palanggan. Serta belum adanya staff yang ditunjuk khusus didalam bidang pemasaran, sehingga promosi produk hanya mengandalkan informasi dari pelanggan yang pernah memesan saja. Padahal pesaing perusahaan cukup gencar didalam mempromosikan produk yang mereka hasilkan, baik promosi melalui media cetak, ataupu televisi dan radio.

Tingginya biaya promosi ataupun pemasangan iklan terutama media elektronik menyebabkan KWT Turi belum melakukan promosi melalui media elektronik. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak KWT Turi, sebenarnya sebelumnya sudah pernah ada salah satu televisi swasta yang meliput proses produksi jus jambu merah dan menayangkan acara tersebut. Akan tetapi promosi tersebut tidak memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan usaha jus jambu merah KWT Turi.

Secara umum kegiatan promosi penjualan KWT Turi lebih menekankan pada usaha meningkatkan kualitas produk untuk memuaskan pelanggan serta menimbulkan pembelian berikutnya terhadap produk jus jambu merah dibandingkan dalam bentuk pengiklanan. Jadi menjalankan promosi, tetapi dengan alat promosi yang terbatas jangkauannya karena belum menggunakan alat media baik media massa maupun media elektronik karena adanya keterbatasan dana. KWT Turi berusaha menekankan promosi dengan mengandalkan citra produk yang sehat dan bergizi.

4) Bauran Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk menyalurkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkannya kepada konsumen. Seluruh pendistribusian produk KWT Turi dilakukan secara langsung. Umumnya konsumen yang ingin melakukan pembelian produk KWT Turi dan melakukan pemesanan biasanya menghubungi langsung ketua KWT Turi maupun datang langsung ke KWT Turi.

Secara umum, pihak KWT Turi dalam mendistribusikan produk jus jambu merahnya melalui dua pola saluran. Pola saluran yang pertama adalah pihak KWT Turi menyalurkannya produknya kepada pengecer. Para pengecer yang dimaksud adalah kios atau toko yang berada di sekitar wilayah Bogor. Untuk pendistribusian produk dari KWT Turi ke lokasi para pengecer biasanya pihak KWT Turi sendiri yang mengantarkan sampai ke lokasi pengecer. Pola saluran yang kedua adalah KWT Turi melakukan penjualan langsung kepada konsumen. Biasanya para konsumen ini langsung datang ke lokasi produksi KWT Turi.

Pemesanan produk dapat dilakukan melalui teleshopping (pemesanan jarak jauh) seperti telepon, SMS phone ataupun dengan mendatangi langsung perusahaan. Lokasi usaha KWT Turi yang sulit dijangkau menyulitkan pemasaran produk. Dalam mendistribusikan produknya, KWT Turi masih menggunakan motor pribadi milik ketua KWT Turi atau menggunakan kendaraan umum. Hal ini dilakukan karena menurut ketua KWT Turi belum ada anggaran khusus membeli kendaraan untuk inventaris KWT Turi. Untuk pemasaran jus jus jambu merah di luar Daerah Bogor, dilakukan dengan cara pengiriman barang dan biaya pengiriman ditanggung oleh pihak pembeli. Sistem pembayaran yang diterapkan oleh KWT Turi adalah sistem pembayaran secara tunai untuk konsumen yang datang langsung ke lokasi produksi KWT Turi. Sedangkan sistem pembayaran kosinyasi diterapkan oleh KWT Turi untuk pengecer. Hal ini dapat menjadi kelemahan KWT Turi karena tidak adanya perputaran keuangan yang cepat sehingga dapat menghambat proses produksi.

6.3.3. Keuangan/Akuntansi

Modal merupakan bagian terpenting dalam mendirikan suatu usaha. Modal ini tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga termasuk lahan, bangunan dan alat- alat produksi yang dimiliki perusahaan. Modal awal KWT Turi untuk mendirikan usaha berasal dari KWT Turi. Selanjutnya sumber dana juga bertambah dari hasil perputaran kas penjualan jus jus jambu merah. Sedangkan peralatan mendapat pinjaman dari Dinas Agribisnis Kota Bogor, masa berlaku peminjaman peralatan tidak ditentukan kecuali KWT Turi sudah tidak aktif lagi maka Dinas Agribisnis akan menarik peralatan yang sudah dipinjamkan.

Dalam meningkatkan penjualan serta peningkatan skala produksi, KWT Turi terbentur masalah karena keterbatasan akses modal, hal ini disebabkan karena pangsa pasar yang masih kecil. Akan tetapi anggota KWT Turi tetap optimis dapat mengembangkan usahanya, dengan berusaha mendapatkan dana pinjaman atau modal usaha dari lembaga keuangan. Selama ini KWT Turi belum pernah melakukan pinjaman untuk modal usaha kepada lembaga keuangan maupun perbankan karena belum dapat memenuhi persyaratan yang diajukan oleh pihak pemberi modal.

Salah satu kelemahan usaha yang berskala kecil dan menengah adalah keterbatasan dalam pengelolaan keuangan secara rapi dan baik. Kondisi ini juga terjadi pada KWT Turi dimana perusahaan tidak memiliki sumberdaya manusia yang ahli dalam hal pembukuan keuangan. Biasanya transaksi yang terjadi hanya dicatat dalam bentuk nota dan itupun tidak disimpan dengan baik sehingga sumber dana yang dimiliki tidak digunakan secara efektif untuk pengembangan usaha bahkan kadang-kadang modal usaha juga ikut terpakai untuk kebutuhan rumah tangga.

6.3.4. Produksi/Operasi

Proses produksi jus jambu merah dimulai dari pengadaan bahan baku hingga menghasilkan jus jambu merah yang dikemas dalam kemasan botol dan

cup plastik yang siap dipasarkan. Produk yang dihasilkan oleh KWT Turi masih terbatas pada jus jambu merah saja. Jus jambu merah yang dihasilkan KWT Turi memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan produk lain yang sejenis yaitu antara serat buah dan air sarinya tidak terpisah, melainkan menyatu secara merata dengan warna yang sama sehingga serat buah tidak mengendap di dasar botol atau

cup. Selain itu, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jus berasal dari bahan-bahan alami dan murni yang berasal dari buah jambu biji getas merah asli, artinya rasa jambu biji getas merah bukan berasal dari essens buah sintetis, sehingga mutu dan kualitas bisa tetap dijaga.

KWT Turi sudah mendapat registrasi dari Dinas Kesehatan dengan Nomor Dinkes P- IRT No 2133271010664 serta sudah mempunyai sertifikat halal. Bahan

merah berasal dari daerah Jawa Barat. Bahan baku pembantu seperti gula didapat dari pedagang lokal, sedangkan air yang juga merupakan bahan baku utama diperoleh dari air P.A.M. Untuk memasak air yang digunakan membuat jus jambu merah tidak menggunakan bahan bakar minyak tanah, melainkan menggunakan gas elpiji ukuran 3 kg.

Adapun ruangan yang digunakan untuk melakukan proses produksi masih menyatu dengan rumah tangga Ketua KWT Turi. Hal ini dapat menjadi kelemahan bagi KWT Turi bila dibandingkan dengan perusahaan pengolahan jus lain, sehingga kapasitas produksinya menjadi sangat kecil. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan akses modal. Dampak lain, bahwa kinerja dan produktivitas KWT Turi menjadi kurang efisien.

Salah satu kekuatan dari KWT Turi adalah memiliki alat produksi yang lengkap. Sehingga dalam proses produksi pembuatan jus jambu merah, tidak dikerjakan secara manual. Peralatan yang digunakan dalam produksi jus jambu merah, misalnya blender listrik, show case, chiler (alat pengepres), max cool dan alat pasteurisasi. Selain itu peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan jus jambu merah adalah panci besar, pisau, timbangan, gunting, gayung, baskom, saringan. Untuk menjaga loyalitas pelanggannya, pihak KWT Turi sangat megutamakan pelanggannya, pihak KWT Turi sangat mengutamakan kualitas rasa dan melakukan sortasi terhadap bahan baku yang akan digunakan sehingga pelanggan benar-benar memperoleh produk yang berkualitas.

6.3.5. Sumber Daya Manusia

Salah satu kunci keberhasilan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, karena ditunjang oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu, pentingnya bagi setiap perusahaan untuk menjaga loyalitas tenaga kerja sebab secara tidak langsung tenaga kerja juga berperan serta dalam menentukan pertumbuhan perusahaan.

Secara umum perekrutan anggota pada KWT Turi tidak melalui prosedur yang formal dan terstruktur. Disamping itu, anggota yang dibutuhkan KWT Turi tidak dituntut untuk memiliki pendidikan yang tinggi. Hal ini terlihat dari tingkat pendidikan para pekerjanya bervariasi mulai dari SD sampai SMA. Tingkat

tenaga kerja yang rendah merupakan kelemahan bagi KWT Turi karena tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan yang baik dapat membantu pihak KWT Turi dalam mengelola manajemen perusahaan, misalnya terkait dengan pembukuan keuangan. Pada umumnya anggota KWT Turi berasal ibu-ibu rumah tangga dari sekitar lokasi produksi. Saat ini tenaga kerja yang dimiliki KWT Turi ada lima orang yaitu Bapak Taufik, Ibu Euis, Ibu Waroh, Ibu Ami, Ibu Yati. Untuk hari kerja pada KWT Turi seminggu sekali dan tidak ada waktu kerja yang ditetapkan oleh KWT Turi. Sistem pembayaran upah atau kompensasi yang diterapkan oleh KWT Turi adalah upah harian. Jika ada pekerjaan tambahan atau ada order tambahan maka tenaga kerja akan diberikan bonus atau insentif.