• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.4 Tahap Masukan (Input) KWT Turi

7.4.2 Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman KWT Turi

Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi eksternal yang berupa kekuatan dan kelemahan usaha KWT Turi di Tanah Sareal Kota Bogor. Adapun faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi kekuatan bagi KWT Turi adalah sebagai berikut :

1) Dukungan Pemerintah Kota Bogor dalam pegembangan UKM

Dukungan pemerintah Kota Bogor sangat membantu dalam pengembangan UKM yang terdapat di Kota Bogor. Dukungan tersebut berupa rencana strategis lima tahunan yang telah ditetapkan oleh Pemkot Kota Bogor yaitu pembinaan usaha kecil dan menengah. Adapun tujuan dari program tersebut adalah mengembangkan industri rumah tangga, kecil, dan menengah yang tangguh dan mandiri. Hal tersebut merupakan kebijakan Pemkot setempat dalam pembinaan UKM yang diwujudkan melalui pelatiahan-pelatihan dan diharapkan mampu berpengaruh pada pertumbuhan UKM di Kota Bogor agar dapat bersaing dengan UKM lainnya di Indonesia.

2) Pertumbuhan ekonomi Kota Bogor yang semakin membaik

Pertumbuhan ekonomi Kota Bogor yang semakin membaik maka diharapkan mampu mendukung kelancaran dan perkembangan berbagai kelompok usaha yang beroperasi di Kota Bogor. Oleh karena itu, kondisi ini merupakan peluang yang sangat besar bagi KWT Turi untuk mengembangkan usahanya. 3) Peningkatan jumlah penduduk Kota Bogor

Dengan meningkatnya jumlah penduduk kota Bogor merupakan salah satu peluang bagi banyak usaha untuk memperluas pangsa pasar. Hal ini karena jumlah penduduk yang semakin meningkat merupakan pangsa pasar yang potensial untuk memasarkan produknya.

4) Adanya perkembangan teknologi yang cepat

Perkembangan teknologi merupakan peluang yang sangat besar bagi KWT Turi. Dalam aspek produksi, perkembangan teknologi dapat dilihat dari mesin-mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan selama proses pembuatan jus jambu merah. Dengan pemanfaatan teknologi secara optimal, maka proses produksi akan semakin cepat dan mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang lebih banyak jika dikerjakan secara manual. Perkembangan teknologi tidak hanya terjadi pada aspek produksi saja melainkan juga pada aspek pemasaran. Hal ini karena adanya perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi dan transportasi. Dengan adanya perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi seperti telepon atau

handphone maka mempermudah komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan ketika melakukan pemesanan produk. Selain itu saat ini telah banyak perusahaan pengolahan buah telah memasarkan produknya melalui

website.

5) Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata dan merupakan wilayah transit Kota bogor merupakan salah satu tujuan wisata bagi masyarakat yang berasal dari wilayah-wilayah di sekitarnya seperti Jakarta, Depok, Tanggerang, Bekasi, Sukabumi, Cianjur dan sebagainya.adapun objek wisata yang dapat dikunjungi di Kota Bogor antara lain Kebun Raya Bogor, The Jungle, dan lain-lain. Berkembangnya objek tujuan wisata tersebut secara langsung akan berdampak terhadap berkembangnya industri makanan di wilayah Kota Bogor. Selain itu, Kota Bogor sebagai wilayah yang dilalui oleh jalur puncak menjadi salah satu pasar potensial bagi para pengusaha. Karena semakin ramainya menuju jalur puncak, semakin mudah berkembangnya berbagai jenis usaha di bidang makanan. Di sepanjang jalur menuju wisata puncak dapat dilihat saat ini berkembang banyak toko dan minimarket. Hal ini juga menjadi peluang bagi pengembangan usaha kecil jus jambu merah dalam memasarkan produknya.

6) Gaya Hidup sehat masyarakat

karenanya hidup sehat menjadi trend saat ini. Gaya hidup sehat ini dimulai dari konsumsi makanan yang sehat. Pemahaman masyarakat mengenai manfaat jus jambu merah dapat meningkatkan pangsa pasar jus jambu merah. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi KWT Turi adalah sebagai berikut :

1) Harga gula dan elpiji semakin meningkat

Harga gula dan elpiji yang cenderung meningkat dapat menjadi ancaman bagi KWT Turi, khususnya pada aspek produksi. Hal ini karena gula merupakan komponen yang digunakan dalam proses pembuatan jus jambu merah sedangkan gas elpiji digunakan oleh pihak KWT Turi sebagai bahan bakar pada saat proses pembuatan bubur nanas dan pepaya. Oleh karena itu, peningkatan harga gula dan elpiji dapat menyebabkan baiya produksi juga naik.

2) Adanya kenaikan tarif dasar listrik

Adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik sebesar 10 persen bagi pelanggan yang memiliki daya 1200 VA sangat berdampak terhadap pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi pelaku usaha yang menggunakan listrik dalam proses produksinya.

3) Hambatan masuk ke dalam industri jus jambu merah kecil

Hambatan masuk ke dalam industri jus jambu merah yang kecil mengakibatkan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendirikan usaha jus jambu merah. Kondisi ini tentunya dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang telah ada termasuk KWT Turi karena adanya perebutan pangsa pasar atau sumber daya produksi.

4) Pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan diantara perusahaan olahan jus buah

Secara umum, pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan dalam membeli produk jus buah sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatkannya jumlah industri olahan jus buah menawarkan produk yang semakin bervariasi dan semakin banyak jenisnya termasuk dari

segi mutu produk dan harga jual produk. Oleh karena itu, kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi KWT Turi.

5) Perkembangan sari buah serbuk dan minuman jus dengan rasa yang bervariasi yang tergolong produk subsitusi

Produk subtitusi jus jambu merah yang semakin beragam baik dari segi harga maupun mutu produk misalnya jas jus, nutrisari, frutang, buavita, love juice, dan lain-lain merupakan salah satu ancaman bagi usaha KWT Turi di Kota Bogor.