• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pangsa Pasar Relatif

E. Analisis Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan alat yang digunakan untuk mencocokkan faktor-faktor kunci internal dan eksternal. Terdapat delapan langkah yang digunakan dalam penyusunan matriks SWOT, yaitu:

1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan 2. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan 3. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan 4. Menentukan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan

5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan (strategi S-O)

6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan (strategi W-O)

7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan (strategi S-T)

8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan (strategi W-T)

Mengidentifikasikan kekuatan dari suatu industri dapat dilakukan dengan mencari tahu keuntungan apa yang dimiliki oleh industri tersebut, mencari kelebihan yang dimiliki industri dibanding industri pesaing, mencari tahu apa yang dinilai pasar sebagai kekuatan industri tersebut, mencari tahu apa keunikan dari industri tersebut dalam hal penjualan produknya. Sedangkan untuk mengidentifikasi kelemahan suatu industri dapat dilakukan dengan mencari tahu apa yang perlu diperbaiki dari industri tersebut, mencari tahu apa yang sebaiknya dihindari, dan mencari tahu faktor- faktor apa yang dapat melemahkan penjualan industri tersebut. Identifikasi peluang dari suatu industri dapat dilakukan dengan cara mencari tahu peluang baik apa yang dapat dicapai serta mencari tahu segala sesuatu yang menarik yang dapat dijadikan peluang. Identifikasi ancaman dari suatu industri dapat dilakukan dengan mencari tahu apa yang dilakukan oleh industri pesaing, mencari tahu apakah perubahan teknologi mengancam posisi industri, serta mencari tahu apakah kelemahan yang dimiliki dapat mengancam industri tersebut (Manktelow dan Carlson, 2011).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemilihan Produk Prospektif

Pemilihan produk prospektif digunakan untuk menentukan komoditi produk agroindustri kelapa prospektif di pasar ekspor dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) yang digunakan untuk menyaring alternatif. Pemilihan produk prospektif ini dilakukan berdasarkan produk agroindustri kelapa yang memiliki volume ekspor tinggi di pasar internasional dan berdasarkan pendapat para pakar kelapa yang berasal dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun), Dewan Kelapa Indonesia, Kementrian Perindustrian, Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian, dan Asian Pasific Coconut Community (APCC) Jakarta. Nama dan jabatan para pakar tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Pemilihan alternatif produk prospektif dan kriteria yang dipertimbangkan untuk memilih produk prospektif tersebut dilakukan dengan cara kuesioner terbuka berdasarkan pendapat para pakar yang kuesionernya dapat dilihat pada Lampiran 2. Alternatif produk prospektif tersebut yang terpilih yaitu virgin coconut oil (VCO), desiccated coconut (DC), arang aktif, asap cair, briket arang, sabut kelapa, minyak kelapa, dan barang kerajinan dari tempurung kelapa. Produk-produk ini terpilih sebagai alternatif produk prospektif dikarenakan produk-produk kelapa tersebut memiliki manfaat lebih dibanding produk lainnya serta memiliki peluang pasar cukup besar. Alternatif produk prospektif tersebut kemudian diprioritaskan untuk mengetahui produk mana yang paling prospektif untuk dikembangkan di pasar ekspor berdasarkan hasil pendapat para pakar dengan mengisi kuesioner seperti pada Lampiran 3.

4.1.1 Kriteria Penentu Produk Prospektif

Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan apakah suatu produk prospektif atau tidak untuk dikembangkan. Menurut Jain (1996), beberapa pertimbangan untuk mendirikan usaha dari suatu produk adalah pertimbangan keuangan, pertimbangan teknis dan rekayasa, pertimbangan pasar, pertimbangan ekonomi, dan hukum serta pertimbangan politik dan sosial. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penentuan produk prospektif dalam penelitian ini diambil dari beberapa literatur dan hasil diskusi dengan para pakar sebanyak 5 pakar yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Terdapat 6 kriteria yang dipertimbangkan, yaitu meliputi: 1) Kontinuitas bahan baku, 2) Nilai tambah produk, 3) Peluang pasar, 4) Kualitas produk, 5) Saluran pemasaran, 6) Teknologi proses.

1) Kontinuitas Bahan Baku

Kontinuitas bahan baku menunjukkan ketersediaan bahan baku yang tersedia apakah selalu kontinu atau tidak kontinu dalam menyuplai kebutuhan industri dalam memproduksi produk agroindustri kelapa tersebut. Kriteria ini sangat penting karena kestabilan kontinuitas bahan baku sangat penting dalam menunjang kemajuan industri dalam berproduksi.

2) Nilai Tambah Produk

Kriteria nilai tambah menunjukkan besarnya keuntungan yang akan diperoleh jika produk tersebut dikembangkan. Nilai tambah ini mengacu kepada pertambahan nilai dan fungsi dari bahan baku yaitu kelapa setelah mengalami serangkaian proses. Semakin tinggi nilai tambah produk, semakin prospektif produk tersebut.

3) Peluang Pasar

Kriteria peluang pasar menunjukkan prospek permintaan pasar luar negeri terhadap produk agroindustri kelapa tersebut. Prospek permintaan pasar menunjukkan apakah suatu

produk akan dibutuhkan di pasar dan seberapa luas pasar yang bersedia membeli produk tersebut. Semakin tinggi peluang pasar suatu produk, semakin prospektif produk tersebut untuk dikembangkan.

4) Kualitas Produk

Kriteria kualitas produk ini menunjukkan standar kualitas produk kelapa yang telah ada seberapa disukai di pasar dan telah sesuai atau tidaknya dengan keinginan pasar dan sesuai dengan standar kualitas pasar. Semakin tinggi kualitas produk, semakin prospektif produk tersebut untuk dikembangkan di pasar ekspor.

5) Saluran Pemasaran

Kriteria ini menunjukkan apakah terdapat saluran pemasaran dan apakah saluran pemasaran yang tersedia telah baik dan dapat menunjang pendistribusian produk sampai ke konsumen secara lancar dan mudah. Kriteria ini merupakan salah satu kriteria yang perlu dipertimbangkan karena saluran pemasaran dalam menunjang pendistribusian produk merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pemasaran produk. Semakin lancar pendistribusian produk, semakin prospektif untuk dikembangkan.

6) Teknologi Proses

Kriteria teknologi proses ini mengambarkan tingkat teknologi yang digunakan dalam mengembangkan agroindustri kelapa. Tingkat teknologi yang digunakan ini merupakan kriteria yang perlu dipertimbangkan, karena hal ini menunjukkan kemampuan teknologi proses yang sudah tersedia. Teknologi yang digunakan juga akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, sehingga mampu bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasaran. Teknologi proses pembuatan produk kelapa yang paling mudah dikuasai dan telah mampu menghasilkan produk kelapa dengan kualitas yang diinginkan pasar tersebut yang akan dipilih.

Setiap kriteria tersebut diberikan penilaian berdasarkan tingkat kepentingannya. Pembobotan kriteria ini merupakan hasil wawancara dengan para pakar yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan pemasaran produk agroindustri kelapa di pasar ekspor. Skala kepentingan tersebut mulai dari 1 hingga 9. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin penting kriteria tersebut dalam penentuan produk prospektif. Sedangkan dalam penilaian produk untuk setiap kriteria skala penilaiannya adalah mulai dari 1 hingga 9 dengan keterangan semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin terpilih produk untuk kriteria tersebut. Penjelasan lebih lanjut mengenai keterangan penilaian kriteria dan produk prospektif dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.1.2 Hasil Pemilihan Produk Prospektif

Berdasarkan penilaian para pakar, didapatkan hasil agregasi penilaian para pakar terhadap kriteria dan alternatif produk agroindustri kelapa seperti yang terlihat pada Tabel 10. Agregasi penilaian para pakar ini dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan rata-rata geometrik yang telah dijelaskan sebelumnya di bagian metodologi.

Tabel 10. Hasil Agregasi Penilaian Para Pakar

No. Kriteria Bobot

Nilai Alternatif Produk