• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data Motivasi Belajar Siklus I

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 56-64)

2) Hasil Analisis Data Aktivitas Siswa Siklus I

4.2.2.2. Analisis Data Motivasi Belajar Siklus I

Acuan berhasil atau tidaknya penerapan model STAD dalam pembelajaran IPA selain dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa juga dapat dilihat dari motivasi belajar siswa. Data motivasi belajar IPA diperoleh dari hasil pengamatan pada siklus I ketika proses pembelajaran sedang berlangsung atau ketika pertemuan pertama dan kedua. Hasil pengamatan motivasi belajar IPA siswa dalam proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi meliputi lima aspek yang terdiri atas 33 indikator. Aspek adanya hasrat dan keinginan berhasi terdiri dari 7 indikator pengamatan. Aspek adanya dorongan dan kebutuhan belajar terditi dari 10 indikator pengamatan. Aspek adanya penghargaan dalam belajar terdiri dari 3 indikator pengamatan. Aspek adanya kegiatan menarik dalam belajar terdiri dari 10 indikator pengamatan. Dan aspek adanya lingkungan belajr yang kondusif terdiri dari 3 indikator. Tiap indikator memperoleh skor 1-4 berdasarkan deskripsi pengamatan. Setelah itu skor dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk persentase jumlah skor 25%-39% berarti sangat kurang dan tidak berhasil, 40%-54% berarti kurang dan tidak berhasil, 55%-70% berarti cukup dan berhasil, 71%-85% berarti tinggi dan berhasil, dan 86%-100% berarti sangat tinggi dan berhasil.

Data motivasi belajar siswa pada siklus I diperoleh dari data hasil observasi ketika proses pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran STAD sedang berlangsung pada pertemuan pertama dengan indikator 10.1.1 mengidentifikasi berbagai faktor penyebab perubahan lingkungan fisik, 10.1.2 mengidentifikasi faktor angin sebagai penyebab perubahan lingkungan fisik, dan 10.1.3 mengidentifikasi faktor hujan sebagai penyebab perubahan lingkungan fisik, serta pembelajaran yang sedang berlangsung pada pertemuan kedua dengan indikator 10.1.4 mengidentifikasi faktor cahaya matahari sebagai penyebab

perubahan lingkungan fisik, dan 10.1.5 mengidentifikasi faktor gelombang air laut sebagai penyebab perubahan lingkungan fisik. Data motivasi belajar siswa pada siklus I dari pertemuan pertama (P1), pertemuan kedua (P2), serta rata-rata dari kedua pertemuan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siklus I

Skor P1 P2 Rata-Rata

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

73 – 92 22 100 0 0 1 5

93 – 112 0 0 4 18 21 95

113 – 132 0 0 18 82 0 0

Jumlah 22 100 22 100 22 100

Rata-Rata 85,05 64,43 116 87,88 100,5 76,14

Maksimal 91 122 106,5

Minimal 74 103 88,5

Kriteria Cukup Tinggi Tinggi

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah skor motivasi belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama sebesar 85,05 dengan kriteria cukup tinggi meningkat pada pertemuan kedua menjadi 122 dengan kriteria tinggi. Peningkatan motivasi belajar dapat dilihat dari peningkatan setiap aspek pengamatan. Data aspek data pengamatan motivasi belajar dari pertemuan pertama, pertemuan kedua, serta rata-rata dari kedua pertemuan tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pada aspek adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, peningkatan motivasi dapat dilihat ketika kegiatan siswa mempelajari materi IPA yang akan diajarkan oleh guru, keaktifan siswa dalam bertanya, upaya memiliki nilai yang lebih baik dari sebelumnya dan upaya mencapai skor kemajuan 30 masih rendah, mengerjakan kuis tanpa menyontek terbukti total skor aspek adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil pada pertemuan pertama adalah 18,4 atau 66% dari skor maksimal meningkat menjadi 23,8 atau 85% dari skor maksimal pada pertemuan kedua. Aspek adanya dorongan dan kebutuhan belajar, peningkatan motivasi dapat dilihat ketika menyimak penjelasan guru, antusias mengerjakan soal diskusi, bertanya pada teman sekelompok saat belum paham, menjelaskan tentang materi yang belum dipahami kepada teman sekelompok, kegiatan belajar tutor sebaya, mencari sumber belajar lain selain buku, mencatat hal-hal penting saat presentasi, bertanggung jawab melaksanakan tugas saat menyelesaikan lembar kerja kelompok, dan tetap bersemangat walaupun melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal, terbukti total skor aspek dorongan dan kebutuhan belajar pada pertemuan pertama adalah

19,9 atau 50% dari skor maksimal meningkat menjadi 32,8 atau 82% dari skor maksimal pada pertemuan kedua. Aspek adanya penghargaan dalam belajar, peningkatan motivasi dapat dilihat ketika berusaha mendapat penghargaan dari guru, berusaha menjaga kekompakan kelompok, dan berusaha agar mendapatkan sertifikat superteam, terbukti total skor aspek penghargaan dalam belajar pada pertemuan pertama adalah 9,7 atau 81% dari skor maksimal meningkat menjadi 12 atau 100% dari skor maksimal pada pertemuan kedua. Aspek adanya kegiatan menarik dalam belajar, peningkatan motivasi dapat dilihat ketika ketertarikan dengan materi yang dipelajari, antusias menyimak video, saling berbagi pengetahuan, mencatat hal-hal penting dari video yang diamati, menyimak presentasi kelompok lain, memberikan tanggapan presentasi, membuat simpulan, merefleksi pembelajaran yang telah dijalani, antusias dalam menghitung poin kemajuan, terbukti total skor aspek kegiatan menarik dalam belajar pada pertemuan pertama adalah 27,8 atau 70% dari skor maksimal meningkat menjadi 36 atau 90% dari skor maksimal pada pertemuan kedua. Aspek adanya lingkungan belajar yang kondusif, peningkatan motivasi dapat dilihat ketika senantiasa tenang dan tidak berbuat gaduh saat pelajaran, melakukan komunikasi multi arah dengan guru maupun teman sekelompok, dan melaksanakan tugas sesuai alokasi waktu yang disepakati, terbukti total skor aspek kegiatan menarik dalam belajar pada pertemuan pertama adalah 9,3 atau 78% dari skor maksimal meningkat menjadi 11,4 atau 95% dari skor maksimal pada pertemuan kedua. Berdasarkan tabel 4.6, maka persentase tiap aspek motivasi belajar siklus I dapat disajikan dalam diagram 4.5.

Diagram 4.5

Motivasi Belajar Siklus I

Berdasarkan skor tiap aspek motivasi belajar dan peningkatan yang terjadi pada setiap pertemuan dalam siklus I, maka dapat diketahui bahwa rata-rata skor aspek adanya hasrat dan keinginan berhasil sebesar 21,1 atau 75% dari skor maksimal, rata-rata skor aspek adanya dorongan dan kebutuhan belajar sebesar 26,35 atau 66% dari skor maksimal, rata-rata skor aspek adanya penghargaan dalam belajar sebesar 10,85 atau 90% dari skor maksimal, rata-rata skor aspek adanya kegiatan menarik dalam belajar sebesar 31,9 atau 80% dari skor maksimal, rata-rata skor aspek adanya lingkungan belajar yang kondusif sebesar 10,35 atau 86% dari skor maksimal. Rata-rata skor motivasi belajar pada siklus I dari kedua pertemuan sebesar 100,55 dengan kriteria tinggi, di mana motivasi belajar 1 siswa atau 5% dari 22 siswa cukup tinggi, dan motivasi belajar 21 siswa atau 95% dari 22 siswa berkriteria tinggi. Hasil analisis kriteria motivasi belajar siswa pada siklus I dapat disajikan dalam diagram 4.6 berikut.

Keterangan:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan belajar 3. adanya penghargaan dalam belajar 4. adanya kegiatan menarik dalam belajar 5. Adanya lingkungan belajar kondusif

Diagram 4.6

Kriteria Motivasi Belajar Siklus I 4.2.2.3. Hasil Analisis Data Hasil Belajar

Selain dilihat dari aktivitas guru, aktivitas siswa, dan motivasi belajar siswa, berhasil atau tidaknya penerapan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran IPA juga dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Karangduren 02 diperoleh dengan mengadakan tes evaluasi di akhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga. Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Karangduren 02 pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut) disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus I

No. Nilai Frekuensi Persentase

1 ≤64 2 10

2 65-74 4 18

3 75-84 11 50

4 85-94 3 14

5 ≥95 2 9

Jumlah 22 100

Nilai Rata-Rata 79,27

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 52

Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi hasil belajar IPA siklus I dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari kondisi awal, ditandai dengan nilai rata-rata hasil belajar kondisi awal 68,86 meningkat menjadi 79,27. Nilai tertinggi pada kondisi awal adalah 78 dan meningkat menjadi 100 pada siklus I. Nilai terendah menjadi 52 yang semula hanya 45. Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai siswa yang kurang dari 64 dengan kriteria sangat kurang frekuensinya 2 dengan persentase 10% dari jumlah keseluruhan siswa, nilai antara 65-74 dengan kriteria kurang frekuensinya 4 dengan persentase 18% dari jumlah keseluruhan siswa, nilai antara 75-84 dengan kriteria cukup frekuensinya 11 dengan persentase 50% dari jumlah keseluruhan siswa, nilai antara 85-94 dengan kriteria baik frekuensinya 3 dengan persentase 14% dari jumlah keseluruhan siswa, dan nilai di atas 95 dengan kriteria sangat baik frekuensinya 2 dengan persentase 10% dari jumlah keseluruhan siswa.

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dinyatakan dalam diagram 4.7 berikut ini.

Diagram 4.7

Hasil Belajar IPA Siklus I

Berdasarkan KKM IPA sebesar 75, data ketuntasan belajar siswa dari nilai evaluasi siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Ketuntasan Belajar Siklus I

No Ketuntasan

Belajar Nilai Jumlah Siswa

Jumlah Persentase

1 Tuntas ≥75 16 73

2 Belum Tuntas <75 6 27

Jumlah 22 100

Berdasarkan tabel 4.8 ketuntasan belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan. Terbukti dari kondisi awal jumlah siswa tidak tuntas sebanyak 17 siswa atau 77% dari keseluruhan siswa, yang menurun pada siklus I menjadi sebanyak 6 siswa atau 27% dari keseluruhan siswa, sedangkan jumlah siswa yang tuntas pada kondisi awal sebanyak 5 siswa atau 23% dari jumlah keseluruhan siswa meningkat menjadi sebanyak 16 siswa dengan persentase 73% dari jumlah keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan lebih banyak daripada jumlah siswa yang tidak tuntas,

namun indikator kinerja hasil belajar IPA yang peneliti tentukan belum tercapai yaitu 75%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.8 dapat disajikan pada diagram 4.8 berikut.

Diagram 4.8

Ketuntasan Belajar siklus I

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 56-64)