• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Analisis Data

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 40-45)

Berhasil atau tidaknya model pembelajaran STAD dalam pembelajaran IPA dapat dilihat dari aktivitas guru, aktivitas siswa, motivasi belajar siswa dan hasil belajar IPA siswa. Hasil analisis data diperoleh dari data kondisi awal, siklus I, dan siklus II yang meliputi data aktivitas guru, aktivitas siswa, motivasi belajar IPA dan hasil belajar siswa pada akhir siklus. Dari data tersebut kemudian dianalisis dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN Karangduren 02 diketahui bahwa dari data aktivitas guru, aktivitas siswa, motivasi belajar IPA dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran STAD.

4.2.1. Analisis Data Kondisi Awal

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di kelas 4 SDN Karangduren 02 menunjukkan bahwa pada mata pelajaran IPA masih jauh dari kondisi ideal pembelajaran. Aktivitas guru masih mendominasi pembelajaran dengan pemberian pengetahuan secara teoritis atau ceramah, guru belum memberikan pengalaman langsung pada siswa, belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri, siswa masih dianggap botol kosong yang diisi oleh gurunya, guru memberikan penghargaan pujian kepada siswa terbaik yang dapat melaksanakan perintah seperti yang guru inginkan, guru belum memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh siswa dengan belum adanya menghargai setiap kemajuan yang berhasil dicapai siswa, dan patokan berhasil tidaknya hasil belajar ditunjukkan dengan seberapa siswa mampu mencapai nilai maksimal sehingga belum ada pertimbangan keunikan setiap siswa.

Aktivitas guru sangat berpengaruh terhadap aktivitas siswa yang tampak.

Mengingat aktivitas guru pada kondisi awal yang masih belum memberikan kesempatan yang sama terhadap seluruh siswa maka aktivitas siswa tampak sekali belum sesuai dengan kondisi ideal pembelajaran, seperti terdapat klik antarsiswa berbasis kesamaan gender dan kemampuan intelektual sehingga siswa kurang dapat berbaur apabila dipisahkan dari kliknya. motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA siswa rendah yang ditunjukkan dengan siswa cenderung ramai sendiri, mengobrol dengan teman, dan kurang tertarik dengan pelajaran IPA. Saat tanya jawab seringkali yang menjawab pertanyaan hanyalah siswa tertentu saja, terutama siswa yang memiliki prestasi akademik tinggi. Sedangkan siswa berprestasi akademik rendah tidak pernah berusaha menjawab pertanyaan guru.

Siswa yang berusaha menjawab pertanyaan merasa “senang” saat siswa lainnya gagal menjawab pertanyaan, karena akan membuat mereka lebih berpeluang untuk mendapatkan perhatian guru. Hal ini menunjukkan adanya persaingan antarsiswa untuk mendapatkan perhatian dan penghargaan dari guru yang masih mengutamakan pada mencari siswa terbaik dan paling berhasil. Kondisi demikian membuat siswa berprestasi akademik rendah kurang termotivasi untuk berusaha aktif saat pembelajaran karena takut gagal dan diolok-olok siswa lain serta kegiatan pembelajaran yang belum memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa untuk mendapatkan perhatian dan penghargaan dari guru. Bagi siswa pandai mudah untuk menguasai materi pelajaran dan mencapai nilai di atas KKM sehingga mendapatkan penghargaan dari guru, berbeda dengan siswa kurang pandai yang memerlukan usaha keras untuk menguasai materi pelajaran dan mencapai nilai di atas KKM 75 sehingga berdampak pada menurunnya motivasi belajar karena perhatian guru masih memberikan penghargaan kepada siswa terbaik dan belum fokus pada menghargai kemajuan belajar yang telah dicapai siswa. Rendahnya motivasi dan aktivitas belajar IPA siswa berdampak pula pada hasil belajar IPA yang rendah.

Hasil belajar IPA kondisi awal diperoleh dari data hasil ulangan IPA semester II tahun 2013/2014 pada KD 8.2 menjelaskan berbagai energi alternatif

dan cara penggunaannya. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Kondisi Awal

No. Nilai Frekuensi Persentase Keterangan

1 ≤64 4 18 Tidak Tuntas

2 65-74 13 59 Tidak Tuntas

3 75-84 5 23 Tuntas

Jumlah 22 100

Nilai Rata-rata 68,86

Nilai Tertinggi 78

Nilai Terendah 45

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM 75.

Dari tabel tersebut diketahui nilai yang ≤64 dengan kriteria sangat kurang frekuensinya ada 4 siswa dengan persentase 18% dari jumlah keseluruhan siswa, nilai antara 65-74 dengan kriteria kurang frekuensinya ada 13 siswa dengan persentase 59% dari jumlahkeseluruhansiswa, dan nilai antara 75-84 dengan kriteria cukup frekuensinya ada 5 siswa dengan persentase 23% dari jumlah keseluruhan siswa, pada kondisi awal nampak bahwa hasil belajar siswa belum ada yang mencapai kriteria keberhasilan hasil belajar pada kriteria baik dan sangat baik. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir).

Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

Diagram 4.1

Hasil Belajar IPA Kondisi Awal

Berdasarkan KKM sebesar 75, ketuntasan belajar siswa dari nilai ulangan IPA pada kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No Ketuntasan

Belajar Nilai Jumlah Siswa

Jumlah %

1. Tuntas ≥75 5 23

2. Belum Tuntas <75 17 77

Jumlah 22 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 17 siswa atau 77%, sedangkan yang sudah mencapai KKM sebanyak 5 siswa dengan persentase 23% yang tergolong dalam kriteria ketuntasan belajar kurang. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih sedikit daripada jumlah siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:

Diagram 4.2

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

4.2.2. Hasil Analisis Data Siklus I

4.2.2.1. Hasil Analisis Data Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I

Hasil pengamatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri atas 35 indikator, dan dalam pengamatan aktivitas siswa terdiri dari 25 indikator. Tiap indikator memiliki skor 1-4 yang dinilai berdasarkan deskripsi aspek yang diobservasi yaitu skor 1 berarti mendeskripsikan kurang, skor 2 berarti mendeskripsikan sedang, skor 3 berarti mendeskripsikan baik, dan skor 4 berarti mendeskripsikan sangat baik. Setelah itu skor dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk persentase jumlah skor 25%-39% berarti sangat kurang dan tidak berhasil, 40%-54% berarti kurang dan tidak berhasil, 55%-70%

berarti cukup dan berhasil, 71%-85% berarti tinggi dan berhasil, dan 86%-100%

berarti sangat tinggi dan berhasil. Dalam hasil analisis data aktivitas ini akan menguraikan tentang aktivitas guru aktivitas siswa siklus I.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 40-45)