• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil pengamatan terhadap beberapa atribut mutu fisik bawang merah hasil pertanaman di lahan gambut Palangkaraya Kalimantan Tengah dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil pengukuran terhadap diameter umbi bawang merah menunjukkan angka yang bervariasi antar varietas yakni berkisar antara 0,82 – 2,51 cm. Diameter umbi terbesar ditunjukkan oleh varietas Sembrani yakni (2,51 ± 0,75 cm), kemudian diikuti oleh varietas Maja Cipanas (2,30 ± 0,42 cm) dan Bima Brebes (2,07 ± 0,58 cm). Sedangkan diameter terkecil ditunjukkan oleh varietas Mentes (0,82 ± 0,35 cm). Variasi diameter ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.

Tabel 1. Karakteristik mutu fisik umbi beberapa varietas bawang merah

Varietas Diamater umbi (cm) Berat per umbi (g) Indeks

(a=chroma)* Mentes 0,82 ± 0,35 1,16 ± 0,71 15,46 ± 1,96 Bima Brebes 2,07 ± 0,58 6,55 ± 0,47 21,46 ± 2,67 Trisula 1,30 ± 0,34 4,33 ± 0,29 25,98 ± 2,63 Sembrani 2,51 ± 0,75 13,40 ± 0,83 12,46 ± 3,96 Katumi 1,39 ± 0,31 2,65 ± 0,20 24,27 ± 2,53 Manjung 1,51 ± 0,28 3,30 ± 0,18 24,93 ± 2,69 Maja Cipanas 2,30 ± 0,42 8,95 ± 0,35 24,81 ± 1,30 Keterangan : *) Nilai a pada chroma menunjukkan warna merah (positif) warna hijau (negatif). Dengan kata lain semakin besar nilainya semakin merah.

Bila dibandingkan dengan deskripsi dari varietas yang diuji, 3 varietas yang memiliki diameter tertinggi yaitu Sembrani, Maja Cipanas dan Bima Brebes menunjukkan tingkat adaptasi yang baik di lahan gambut. Hal ini sejalan dengan produktivitas yang dicapai di lapangan (Firmansyah et al, 2014) bahwa varietas yang menduduki produktivitas 3 besar yaitu secara berurutan Sembrani (18,7 t/ha), Maja Cipanas (7,37 t/ha), dan Bima Brebes (7,20 t/ha).

Seperti halnya pada atribut diameter umbi, berat per umbi terbesar ditunjukkan oleh varietas Sembrani (13,40 ± 0,83 g), kemudian secara berturut-turut diikuti oleh varietas Maja Cipanas (8,95 ± 0,35 g), dan Bima Brebes (6,55 ± 0,47 cm). Varietas yang memiliki berat per umbi terkecil pun sama dengan varietas yang memiliki diameter terkcil yaitu varietas Mentes.

Secara umum, konsumen menyukai bawang merah yang berwarna merah tua atau keunguan. Oleh karean itulah maka pada penelitian ini diukur indeks warna “a-chroma) yang menunjukkan nilai positif untuk warna merah dan negatif untuk warna hijau. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa varietas yang memiliki nilai paling tinggi yang maknanya paling merah adalah Trisula (indeks a = 25,98 ± 2,63). Kemudian secara berturut-turut diikuti oleh varietas Manjung (24,93 ± 2,69) dan Maja Cipanas (24,81 ± 1,30). Sementara varietas Sembrani menduduki peringkat terakhir dengan nilai indeks a 12,46 ± 3,96.

28

2. Uji Kesukaan (Hedonic Test)

Hasil uji penerimaan dan uji kesukaan panelis terhadap beberapa atribut mutu bawang merah hasil pertanaman di lahan gambut Palangkaraya Kalimantan Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Skor uji penerimaan dan uji kesukaan panelis terhadap beberapa atribut mutu umbi bawang merah

Varietas Skor*)

Penerimaan Ukuran Warna Aroma

Mentes 3,67 3,89 3,28 2,89 Bima Brebes 2,00 1,89 1,67 2,44 Trisula 2,17 2,67 2,11 2,39 Sembrani 2,39 1,89 3,39 2,72 Katumi 3,44 3,61 2,67 2,61 Manjung 2,56 2,56 2,06 2,61 Maja Cipanas 1,89 1,61 1,78 2,67 Keterangan : *) Skoring 1 = sangat suka; 2 = suka; 3 = biasa; 4 = tidak suka; 5 = sangat tidak suka.

Hasil uji penerimaan panelis terhadap varietas bawang merah yang diuji (Tabel 2) menunjukkan bahwa varietas yang paling disukai oleh panelis adalah Maja Cipanas (Skor 1,89), kemudian secara berturut-turut diikuti oleh Bima Brebes (Skor 2,00) dan Trisula (2,17). Varietas Sembrani berada di posisi keempat dengan skor 2,39. Sedangkan yang tergolong tidak disukai adalah Katumi dan Mentes.

Hasil uji kesukaan panelis terhadap atribut ukuran menunjukkan bahwa varietas yang paling disukai adalah Maja Cipanas (Skor 1,61) kemudian diikuti oleh varietas Sembrani dan Bima Brebes dengan skor yang sama (1,89). Sejalan dengan skor penerimaan varietas Mentes dan Katumi merupakan varietas yang tidak disukai dengan skor masing-masing 3,89 dan 3,61. Hasil uji kesukaan terhadap atribut warna menunjukkan bahwa varietas Bima yang paling disukai adalah Bima Brebes (skor 1,67) kemudian secara berturut-turut diikuti oleh Maja Cipanas (1,78) dan Manjung (2,06). Berbeda dengan tingkat penerimaan dan kesukaan terhadap atribut mutu lainnya, pada uji kesukaan terhadap warna, varietas Sembrani menjadi varietas yang warnanya paling rendah tingkat kesukaannya dengan skor 3,39.

Hasil uji kesukaan panelis terhadap aroma menunjukkan skor yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat dimaklumi karena dalam mengujinya hanya dengan cara mencium aroma umbi bawang merah yang dipotong membujur sehingga sulit untuk membedakannya.

3. Analisis keeratan hubungan antara parameter penerimaan panelis dengan atribut mutu sensori.

Hasil uji keeratan hubungan antara parameter penerimaan panelis dengan atribut mutu sensori secara parsial yakni dengan warna, aroma dan ukuran umbi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Koefisien korelasi (keeratan hubungan) antara penerimaan panelis dengan kesukaan terhadap atribut mutu lain pada bawang merah

29

Penerimaan 0,67 0,61 0,94

Hasil analisis keeratan hubungan (Tabel 3) menunjukkan bahwa kesukaan terhadap ukuran berhubungan sangat erat dengan ukuran umbi (koefisien 0,94), kemudian secara berurutan diikuti oleh parameter kesukaan terhadap warna (koefisien 0,67) dan aroma (koefisien 0,61). Hal ini menunjukkan bahwa ukuran umbi menentukan tingkat penerimaan konsumen.

4. Analisis keeratan hubungan antara Atribut Mutu sejenis yang diukur dengan uji kesukaan (panelis) dengan atribut mutu yang diukur secara obyektif-kuantitatif (pengukuran).

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui jenis hubungan antara atribut mutu sejenis yang diukur dengan uji kesukaan (panelis) dengan atribut mutu yang diukur secara obyektif-kuantitatif (pengukuran). Hasilnya disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Koefisien korelasi antar atribut mutu sejenis yang diukur dengan uji kesukaan (panelis) dengan hasil ukur secara obyektif-kuantitatif (pengukuran).

Kesukaan Pengukuran

Warna Ukuran

Indeks warna (a=Chroma) - 0,81 -

Berat - -0,81

Diameter - -0,90

Hasil analisis korelasi untuk setiap jenis parameter (Tabel 4) menunjukkan korelasi negatif. Artinya menunjukkan bahwa semakin tinggi indeks “a-chroma” berarti semakin disukai, demikian pula halnya semakin berat umbi dan semakin besar diameter umbi semakin disukai. Dari Tabel tersebut juga terlihat, bila dibandingkan antara berat dan diameter maka diameter mempunyai hubungan keeratan yang lebih tinggi dibandingkan dengan berat.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji penerimaan panelis diperoleh hasil bahwa varietas Maja Cipanas memperoleh skor paling kecil yaitu 1,89. Skor tersebut berada di antara 1 = sangat suka & 2 = suka. Hasil tersebut sejalan dengan hasil uji kesukaan panelis terhadap ukuran umbi (skor paling kecil = 1,61). Hubungan kedua parameter tersebut diperkuat dengan hasil uji korelasi yang menunjukkan hubungan yang sangat erat dengan koefisien korelasi 0,94.

Hasil analisis korelasi antara parameter kesukaan terhadap ukuran umbi (subyektif oleh panelis) dengan diameter (obyektif melalui pengukuran) menghasilkan koefisien korelasi – 0,90. Artinya memiliki hubungan yang sangat erat dengan pengertin bahwa semakin tinggi diameter umbi semakin disukai.

Fenomena ini sejalan dengan hasil penelitian Basuki (2009) di kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang menyatakan bahwa bahwa umbi bawang merah yang disukai oleh mayoritas konsumen adalah yang bentuknya bulat, warnanya merah tua, ukuran 2,5 – 3 cm dengan

30

aroma yang menyengat. Selanjutnya dikatakan bahwa varietas Maja Cipanas memiliki bentuk, ukuran, warna dan aroma yang disukai konsumen.

KESIMPULAN

1. Varietas Maja Cipanas merupakan varietas bawang merah yang paling disukai panelis. 2. Tingkat penerimaan panelis berhubungan erat dengan diameter umbi bawang merah.

Sampai batas tertentu semakin besar umbi, semakin disukai panelis.

3. Atribut mutu lain yang menentukan tingkat penerimaan konsumen secara berurutan adalah warna dan aroma. Semakin merah warna umbinya dan semakin menyengat aromanya maka semakin disukai.