Melanie*, Nurullia fitriani, Hikmat Kasmara, Wawan Hermawan
Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung – Sumedang Km.21 , Jatinangor, Sumedang, 55164
e-mail* : [email protected]
Abstrak. Kupu-kupu merupakan bioindikator lingkungan, berperan sebagai polinator dan distribusi
tumbuhan. Arboretum Unpad Jatinangor merupakan habitat alami beranekaragam kupu-kupu yang menarik untuk diteliti. Arboretum berperan sebagai kawasan konservasi sumber daya hayati, koleksi keanekaragaman tumbuhan serta laboratorium alam. Keberadaan arboretum memberi keuntungan terhadap proteksi tanah dan air, kepentingan pendidikan, penelitian ilmiah dan estetika. Penelitian yang dilakukan bertujuan menghimpun data base keanekaragaman kupu-kupu di Arboretum Unpad. Pada kegiatan penelitian kupu-kupu diinventarisasi dari berbagai zona ekosistem diantaranya zona sawah, zona danau, zona pedesaan, zona tanaman industri, dan zona taman. Metode survey digunakan pada penelitian dengan penjelajahan (standar walk) di sepanjang garis transek. Sampel kupu-kupu diambil menggunakan insect net, pengamatan dilakukan pada waktu 08.00-15.00 (waktu aktivitas kupu-kupu) selama tiga hari pada tiap minggu sepanjang bulan Oktober-November 2016. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil inventarisasi dan identifikasi diperoleh 22 jenis kupu-kupu dari Familia Papilionidae, Nymphalidae dan Pieridae, yaitu 7 species kupu-kupu-kupu-kupu dari familia Pieridae, 12 species familia Nymphalidae dan 3 species familia Papilionidae. Familia Nymphalidae dan Pieridae banyak dijumpai di zona Taman dan Perkebunan-Pedesaan, dengan tipe vegetasi, semak, tanaman berbunga, rerumputan dan wilayah perairan (kolam & danau). Papilionidae banyak dijumpai di zona ekosistem tanaman Industri dan tanaman langka yang didominasi oleh tipe vegetasi pepohonan. Kupu-kupu yang diidentifikasi diantaranya ditentukan morfometrik (Nymphalidae), dan dibuat insectarium untuk kepentingan identifikasi.
Kata kunci : Keanekaragaman, Kupu-kupu, Pieridae, Nymphalidae, Papilionidae Arboretum Unpad
Abstract. The butterfly became a bioindicator of environmental, its also play a role as pollinators and
distribution plants. Arboretum Jatinangor has natural habitat of butterflies, such as biological conservation, plantation collections as well as a natural laboratory. Arboretum gives benefits for soil and water protection, scientific purposes and aesthetics. The research was carried out in order to compile data base of butterflies diversity in Arboretum Jatinangor. the The research was observated butterflies diversity on of the various zones ecosytems, there were farming zonation, gardening zonation, exotic plant zonation, arboreal zonation, and ponds zonation The research method was used survey by standar walk along the transect line. The Sampling of butterflies was used insect net at the time of 8:00 to 15:00 (time activity butterfly) for three days observations in every weeks. The observation was conducted throughout the month of October-November 2016. The data collected were analyzed descriptively. The results were showed that 22 species of butterflies was identificated from Papilionidae, Nymphalidae and Pieridae. 7 species was identificated from Pieridae, 12 species
77
identificated from Nymphalidae and 3 species from Papilionidae. The familia of Pieridae and Nymphalidae mostly were founded from farming dan gardening zonations in vegetation types of shrubs, flowering, grasses and watery regions. The Familia Papilionidae was often founded in the arboreal and exotic plants zonations, wich dominated by tree plantations. The sampling of Nymphalidae were observated morphometric describtions and the sampling ware made insectarium for the collected of buterflies identification purposes.
Keywords: Biodiversity, Butterfly, Pieridae, Nymphalidae, Papilionidae Arboretum Padjadjaran
PENDAHULUAN
Kupu-kupu merupakan salah satu kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia. Keberadaan kupu-kupu di alam memiliki peran yang penting, diantaranya sebagai polinator dan bioindikator lingkungan (Meilin, 2016). Kupu-kupu memberikan andil secara ekologis dalam keseimbangan ekosistem. Keanekaragaman dan populasinya di suatu ekosistem dapat menjadi indikator kualitas lingkungan. Habitat yang rusak seperti berubahnya fungsi hutan, polusi udara, dan air yang tercemar dapat menyebabkan penurunan jenis kupu-kupu. Kupu-kupu sangat bergantung pada keanekaragaman tanaman yang menjadi sumber food plant maupun hostpant kupu-kupu pada habitatnya (Kirton, 2014). Food plant adalah tumbuhan yang menjadi makanan kupu-kupu dewasa, sedangkan host plant adalah tanaman inang yang menjadi makanan larva (ulat) atau tempat kupu-kupu meletakkan telur-telurnya.
Arboretum Unpad Jatinangor merupakan kawasan konservasi berbentuk miniatur hutan alami. Peran arboretum disamping sebagai kawasan konservasi sumber daya hayati, juga sebagai lahan koleksi keanekaragaman tumbuhan serta laboratorium alam. Ditinjau dari sudut padang nilai ekonomis dan sosial dari lingkungan keberadaan arboretum memberi nilai mencakup keuntungan terhadap proteksi tanah dan air, kepentingan pendidikan, penelitian ilmiah dan estetika (Riskawati, 2015). Konsep tematik dalam zonasi wilayah tersebut menunjukkan keunikan dan kelebihan Arboretum Unpad menjadi suatu wilayah dengan potensi pengembangan yang besar. Dengan berbagai perkembangan yang dialami oleh arboretum, arboretum memiliki berbagai tipe ekosistem antara lain ekosistem sawah, ekosistem danau, ekosistem pedesaan, ekosistem tanaman industri. Arboretum Unpad berisi berbagai jenis atau tipe ekosistem yang membentuk suatu habitat atau tempat hidup bagi berbagai jenis makhluk hidup seperti ikan, burung, hewan invertebrata, dan hewan mamalia. Arboretum Unpad Jatinangor juga merupakan habitat alami beranekaragam kupu-kupu. Sejumlah besar jenis tumbuhan terutama tumbuhan berbunga merupakan habitat dan sumber makanan bagi kupu-kupu.
Kupu-kupu (Rhopalocera) dikelompokkan menjadi 6 famili yaitu Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, Lycaenidae, Hesperiidae dan Riodinidae. Pada tiap kelompok spesies memiliki motif dan pola warna yang berbeda antara satu dengan yang lain. Penelitian keanekaragaman kupu-kupu telah sering dilakukan di arboretum Unpad sebatas kegiatan inventarisasi untuk mendukung kegiatan perkuliahan dan praktikum lapangan. Mengacu berbagai kegiatan pengamatan keanekaragman kupu-kupu maka dirasakan perlu dilakukan penelitian secara intensif yang bertujuan menghimpun data base keanekaragaman kupu-kupu di Arboretum Unpad Jatinangor. Keanekaragaman kupu-kupu (Lepidoptera : Rhopalocera)
78
pada kegiatan penelitian diinventarisasi dari berbagai zona ekosistem antara lain ekosistem sawah, ekosistem danau, ekosistem pedesaan, ekosistem tanaman industri, dan ekosistem taman. Hal ini akan mendukung keberadaan arboretum yang tidak hanya memberikan nilai keuntungan proteksi lingkungan di kawasan kampus, disamping itu juga akan memperkaya sumber literasi ilmiah bagi kepentingan pendidikan dan penelitian ilmiah terkait keberadaan kupu di kawasan kampus Unpad Jatinangor. Inventarisasi hasil keanekaragaman kupu-kupu di kawasan konservasi Arboretum Unpad dapat digunakan sebagai informasi keberadaan kupu-kupu Arboretum Unpad, dan monitoring keberadaannya akan menjadi parameter ukur kondisi ekosistem kawasan Arboretum UNPAD.
BAHAN DAN METODE
Penelitian bersifat eksploratif. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan melakukan penjelajahan (standar walk) di sepanjang garis transek. Sweeping kupu-kupu menggunakan insect net dan Penghitungan dan Pengamatan di titik-titik pengamatan masing-masing berjarak 150 m pada setiap sub transek selama 10 menit. Pengamatan dilakukan pada waktu 08.00-15.00 (waktu aktivitas kupu-kupu) selama tiga hari pada tiap minggu sepanjang bulan Oktober-November 2016. Analisis data dilakukan secara deskriptif, selanjutnya dilakukan identifikasi, perhitungan morfometrik, dan pembuatan koleksi atau insectarium kupu-kupu. Peralatan dan bahan serta teknik koleksi ditampilkan pada Gambar.1
Gambar 1. Peralatan yang digunakan dalam koleksi kupu-kupu serta teknik pembuatan insectarium
79
Berdasarkan hasil penelitian, teridentifikasi 22 jenis kupu-kupu : di Arboretum Unpad Jatinangor dari Familia Papilionidae, Nymphalidae dan Pieridae. Keanekaragaman jenis yang paling tinggi diidentikasi dari Familia Nymphalidae sejumlah12 species (Tabel.1), 7 species kupu-kupu dari familia Pieridae (Tabel. 2), dan 3 species dari familia Papilionidae (Tabel.3)
Tabel.1. Keanekaragaman Kupu-kupu Nymphalidae
No. Nama species Zona
1 Tanaecia palguna Zona Sawah dan Perkebunan 2 Junonia orithya Zona Taman
3 Doleschallia bisaltide Zona Taman 4 Junonia atlites Zona Taman
5 Orsotriaena medus Zona Tanaman Industri 6 Elymnias hypermnestra Zona Sawah dan Perkebunan
7 Euthalia amonina Zona Taman & Zona Sawah dan Perkebunan 8 Catopsilia pomona Zona Taman
9 Melanitis zitenius Zona Tanaman Langka 10 Melanitis sp. Zona Tanaman Langka 11 Hypolimnas Bolina Zona Sawah dan Perkebunan 12 Erebia sp Zona Taman
Tabel.2. Keanekaragaman Kupu-kupu Pieridae
No. Nama species Zona
1 Tanaecia palguna Zona Sawah dan Perkebunan 2 Junonia orithya Zona Taman
3 Doleschallia bisaltide Zona Taman 4 Junonia atlites Zona Taman
5 Orsotriaena medus Zona Tanaman Industri 6 Elymnias hypermnestra Zona Sawah dan Perkebunan
7 Euthalia amonina Zona Taman & Zona Sawah dan Perkebunan 8 Catopsilia pomona Zona Taman
9 Melanitis zitenius Zona Tanaman Langka 10 Melanitis sp. Zona Tanaman Langka 11 Hypolimnas Bolina Zona Sawah dan Perkebunan 12 Erebia sp Zona Taman
Familia Nymphalidae dan Pieridae banyak dijumpai di zona Taman dan Perkebunan-Pedesaan (Gambar 2A & 2B), dengan tipe vegetasi, semak, tanaman berbunga, rerumputan dan wilayah dekat perairan (kolam & danau). Papilionidae banyak dijumpai di zona ekosistem tanaman Industri dan tanaman langka yang didominasi oleh tipe vegetasi pepohonan (Gambar 2C).
80
No. Jenis Tempat
1. Papilio polytes Zona Tanaman Langka
2. Papilio memnon Zona Taman, Zona Tanaman Langka, Zona tanaman Industri Arboretum
3. Graphium sarpedon Zona Industri Arboretum
Gambar.3 (A). Morfometrik Papilio memenon , (B) Morfometrik Graphium sarpedon (Sumber : Data Primer) Tabel 4. Hasil Pengukuran Morfometrik Kupu-kupu jenis Papilio memnon dan Graphium sarpedon ( Papilioidae) Jenis Proboscis (cm) Antena (cm) Caput (cm) Toraks (cm) Abdomen (cm) Forewing (p x l) Hindwing (p x l)
P. memnon 3.3 2.5 0.5 1 1.7 4.3 x 6.8 3.2 x 4.6
G.
sarpedon 1.3 1.6 0.5 0.9 1.4 2.2 x3.7 2.9 x 1.2
81
PEMBAHASAN
Hasil pengamatan dan identifikasi yang dilakukan di Arboretum Unpad jenis kupu-kupu yang termasuk dalam famili Pieridae ada 7 (tujuh) jenis yaitu Delias delisama nacula, Eurema andersonii, Leptosia nina, Eureuma hecabe, Eurema alitha, Eurema blanda, dan Eurema brigitta.
Gambar. 4. Persentase Jumlah Spesies Famili Pieridae (Sumber : Data Primer)
Kupu-kupu Pieridae yang sering dijumpai adalah Eurema hecabe dengan jumlah 11 spesies dan persentase 30%, sedangkan kupu-kupu yang jarang ditemui adalah Delias belisama yaitu sebanyak 1 spesies dan persentase 3% dan Leptosia nina sebanyak 1 spesies dan persentase 3% (gambar.4). Genus Eurema paling banyak ditemukan di ekosistem pedesaan dan menjadi genus terbanyak dari Pieridae yang terdata. Vegetasi yang sering menjadi tempat ditemukannya kupu-kupu dari famili Pieridae adalah rumput, semak-semak, pepohonan, dan sekitaran air yang menggenang. Vegetasi-vegetasi tersebut menjadi bagian dari habitat pakan dan berlindung berbagai jenis kupu-kupu yang ada di kawasan Arboretum. Jenis Pieridae yang terindentifikasi yaitu Eurema hecabe memiliki sayap berwarna kuning dengan pinggiran sayap warna hitam lebih lebar dari jenis Eurema yang lainnya, pola warna hitamnya membentuk huruf W (gambar.5)
Gambar. 5. Eurema hecabe (Sumber : Data Primer)
82
Pieridae merupakan kupu- kupu distribusinya paling tersebar diberbagai zonasi Arboretum Unpad. Keberadaannya dapat dijumpai di di zona Taman dan Perkebunan-Pedesaan pada vegetasi tanaman berbungan, semak dan rerumputan. Pieridae dijumpai pada ekosistem sawah dan perairan terbuka serta pada kawasan pepohonan dengan vegetasi pepohonan yang rimbun. Pieridae diketahui mencari sumber nektar dari bunga-bunga yang memiliki ukuran tabung bunga yang relatif pendek. Selain menghisap nektar atau cairan bunga, kupu-kupu ini juga menghisap sari buah, getah pohon, kotoran hewan, dan garam mineral dari pasir, genangan air atau tanah basah (Peggie, 2014)
Morfologi kupu-kupu Pieridae berukuran kecil sampai sedang dengan rentang sayap ± 25-100 mm, sedangkan panjang sayap depan kupu-kupu ini adalah 22-35 mm. Kupu-kupu ini biasanya berwarna putih atau kuning dengan bintik hitam padatepi sayapnya. Pigmen putih, kuning dan merah dihasilkan oleh derivat asam urat. Bintik hitam dan pola sayap dapat membedakan jenis kelamin (Borror et al., 1996 dalam Peggie, 2014). Pieridae memiliki tiga pasang kaki dengan ujung kaki bercakar atau seperti garpu, kaki depan jantan dan betina berfungsi dengan baik. Kupu-kupu ini memiliki tungkai depan yang berkembangdengan baik, dan kuku-kuku terbelah dua (Sihombing, 2002). Kupu-kupu famili Pieridae pada sayapnya tidak memiliki ekor dan dari beberapa spesies dapat menyerap cahaya ultraviolet yang membantu kupu –kupu untuk mengenal lawan jenis di waktu kawin. Biasanya sayap kupu-kupu jantan lebih indah dibandingkan dengan sayap kupu-kupu-kupu-kupu betina (Pallister, 1999 dalam Peggie, 2014).
Kupu-kupu familia Nymphalidae hasil inventarisasi di kawasan Arboretum Unpad yang teridentifikasi sejumlah 12 species, diantaranya sebagai berikut : Tanaecia palguna, Junonia orithya, Euthalia amonina, Junonia atlites, Melanitis zitenius, Melanitis sp., Hypolimnas bolina, Elymnias hypermnestra, Erebia sp., Doleschallia bisaltide, Catopsilia pomona, dan Orsotriaena medus. Nymphalidae merupakan serangga nektarvora, yaitu jenis hewan penghisap nektar dari bunga. Kupu –kupu famili ini merupakan kelompok yang paling beragam jenisnya dengan variasi pola dan bentuk sayap. Terdapat 9 subfamili dalam familia Nymphalidae, diantaranya: Biblidinae, Danainae, Morphinae, Nymphalinae, Satyrinae, Heliconinae. Nama umum dari familia ini merujuk pada morfologi tungkai depan yang sangat menyusut hingga tereduksi dan tidak memiliki cakar, hanya tungkai-tungkai tengah dan belakang yang dipakai untuk berjalan. Deskripsi jenis kupu-kupu Nymphalidae yang teridentifikasi salah satunya Catopsilia pomona (gambar.5) diketahui memiliki karakteristik sayap berwarna kuning kehijauan dengan corak hitam di tepi pinggiran sayap. Jumlah vena pada sayap depan sejumlah 12 cabang vena. Catopsilia pomona yang juga dikenal dengan nama lemon emigran, persebarannya dari Asia hingga Australia dan merupakan kupu-kupu yang memiliki kebiasaan melakukan migrasi. Di Kawasan Arboretum Unpad kupu-kupu ini paling sering dijumpai di zona taman pada vegetasi semak-semak dan terlihat menghisap nektar di tanaman Acaphyla siamensis. Familia Nymphalidae seperti halnya Pieridae merupakan banyak dijumpai jenisnya di kawasan Arboretum Unpad. Jumlah dan keanekargaman jenis Nymphalidae di Arboretum Unpad paling banyak dijumpai di zona Taman (Tabel.1) dengan tipe vegetasi, tanaman berbunga, semak dan rerumputan serta kawasan terbuka dekat perairan kolam maupun danau.
83
Gambar 5. Kupu-kupu Catopsilia pomona (Sumber : Data primer)
Kupu-kupu Papilionidae memiliki karakteristik sayap berwarna hitam dengan tambahan corak warna yang menarik, merupakan kupu-kupu denga stuktur sayap yang kokoh. Sejumlah Papilionidae memiliki ekor yang muncul dari vena keempat sayap belakang dan mempunyai vena procostal, oleh karena itu kupu-kupu ini disebut “Swallow Tail”. Panjang tubuh berukuran 5 sampai 7 mm sampai 28 cm dengan warna menyolok. Salah satu jenis yang teridentifikasi di Arboretum Unpad adalah Papilio memnon (gambar.6)
Gambar 6. Kupu-kupu Papilio memnon (Sumber : Data primer)
Papilio memnon jantan memiliki warna dasar sayap bagian dorsal hitam dengan warna kebiruan pada bagian apical hingga tornus sayap belakang. Sayap bagian ventral memiliki warna dasar hitam dengan warna merah pada bagian basal. Terdapat bercak garis berwarna abu-abu pada bagian discal hingga submarginal sayap depan. Pada bagian submarginal dan marginal sayap belakang memiliki corak berwarna abu-abu dengan bintik-bintik hitam pada bagian marginal (Soekardi, 2005). Kupu-kupu Papilio memnon jantan ini memiliki panjang antena 22,6 mm,panjang tubuh 33,6 mm, panjang sayap depan 62,7 mm dan panjang sayap belakang 39,6 mm. Pada penelitian dijumpai 3 jenis kupu-kupu Papilionidae, diantaranya Papilio Polytes, P. Memnon dan Graphium sarpedon, ketiga jenis ini diukur morfometriknya (tabel.4 dan gambar.3). Umumnya kupu-kupu famili ini dijumpai di Arboretum pada zona yang terdapat pepohonan (tanaman perenial) di zona tanaman langka dan tanaman industri. Sejalan dengan informasi Peggie (2014) Papilioidae umum dijumpai di ekosistem hutan ataupun kebun. Keanekaragaman dan diversitas tinggi dari pepohonanan di hutan primer yang
84
menjadi habitat bagi kupu-kupu Papilioidae, bunga dari pepohonan tersebut merupakan sumber nektar bagi kupu-kupu Papilionidae. Area tepi hutan dan tepi sungai juga diketahui sering menjadi lintasan terbang Papilionidae.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini terselenggara dengan dukungan Program Studi Biologi Unpad dan kerjasama mahasiswa biologi Unpad Angkatan 2015, untuk bantuan dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Kirton, L.G. (2014). Sebuah Naturalist Panduan untuk Kupu-Kupu Semenanjung Malaysia,. Oxford: John Beaufoy Publ.hal.62
Meilin, A dan Nasamsir (2016). Serangga dan Perannanya Dalam Bidang Pertanian dan Kehidupan. Jurnal Media Pertanian Vol. 1 No. 1. Hal. 18 – 28
Peggie, Djuntjanti. (2014). Mengenal Kupu-Kupu. Jakarta: Pandu aksara.
Riskawati,T (2015). Arboretum yang Bukan Sekedar Arboretum. http://www.kompasiana.com/tristia/arboretum-yang-bukan-sekedar-arboretum_. Diakses pada hari Rabu 21 Desember 2016 pukul 20:06 WIB.
Sihombing. (2002). Satwa Harapan 1. Pengantar Ilmu dan Teknologi Budidaya. Bogor : Pustaka Wirausaha Muda.
Soekardi, H. (2005). Keanekaragaman Papilionidae di Hutan Gunung Betung, Lampung, Sumatra: Penengkaran Serta Rekayasa Habitat Sebagai Dasar Konversi. Disertasi. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
85 BS-7