Pembahasan dan analisa atas kondisi keuangan dan kinerja operasional Perseroan harus dibaca bersama dengan laporan keuangan Perseroan dan catatan-catatan di dalamnya. Pembahasan berikut ini dibuat berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja seperti yang tercantum dalam laporannya yang disertakan dalam Prospektus ini.
1. Umum
Perseroan didirikan secara resmi berdasarkan Akta No.11 tanggal 8 Maret 1995, dan Surat Pemberitahuan Persetujuan Presiden No.126/I/PMA/1995 tanggal 27 Februari 1995 dan saat ini berkedudukan di Jalan Selayar Blok A9, Kawasan Industri MM2100, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cikarang Barat, Bekasi. Perseroan merupakan sebuah perusahaan penanaman modal asing yang memproduksi beragam jenis makanan roti dan saat ini telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan di industri roti yang memiliki skala produksi besar dan menggunakan teknologi modern dalam proses pembuatan roti.
Pada awal berdirinya, Perseroan mempunyai 2 (dua) line mesin dimana 1 (satu) line mesin digunakan
untuk pembuatan jenis roti tawar dan 1 (satu) line mesin digunakan untuk pembuatan jenis roti manis.
Pada tahun 2001, seiring dengan perkembangan penjualan produknya, Perseroan meningkatkan 100% kapasitas produksi, dengan menambah 2 (dua) line mesin yaitu untuk jenis roti tawar dan jenis roti manis.
Pada bulan November 2005, Perseroan membuka pabrik kedua di Pasuruan, Jawa Timur dengan memasang 2 (dua) line mesin. Hasil produksi dari pabrik ini digunakan untuk memasarkan produk
Perseroan ke seluruh daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali. Pada tahun 2009, Perseroan menambah 1 (satu) line mesin jenis roti manis di Pasuruan.
Pada bulan Desember 2008, Perseroan membuka pabrik ketiga dengan 2 (dua) line mesin di Jababeka
Blok U, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Satu line digunakan untuk jenis roti
tawar dan 1 (satu) line untuk jenis roti manis. Di samping itu, Perseroan membangun Auditorium di Blok U untuk menerima kunjungan konsumen agar konsumen dapat melihat dari dekat proses produksi yang dilakukan oleh Perseroaan secara higienis dan halal.
Perseroan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana pada tanggal 28 Juni 2010 di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI.
Pada tahun 2011, Perseroan membuka tiga pabrik baru di Semarang – Jawa tengah, Medan – Sumatera Utara dan Cibitung – Jawa Barat. Pada tahun 2012, Perseroan membangun dua pabrik baru di Palembang dan Makassar dan menambah lini produksi di Pasuruan, Semarang dan Medan, sehingga total menjadi 24 lini produksi di delapan pabrik pada akhir 2012.
Pada tanggal 8 Februari 2013, Perseroan menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) atas pembelian tanah di Purwakarta. Serah terima aset tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada 25 Maret 2013.
Pada tanggal 18 Februari 2013, Perseroan telah membeli sebidang tanah seluas 24.000 m2 yang terletak di Kawasan Industri Modern Cikande, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Provinsi Jawa Barat, sebagaimana dinyatakan dalam Sertiikat Hak Guna Bangunan No.320/Nambo Ilir, Sertiikat Hak Guna Bangunan No.208/Barengkok, Sertiikat Hak Guna Bangunan No.307/Nambo Ilir.
Merek utama Perseroan adalah Sari Roti yang diluncurkan sejak awal Perseroan beroperasi secara komersial. Segmen pasar Sari Roti ditujukan kepada kelas menengah atas.
Masing-masing merek mempunyai beberapa jenis produk yang dibagi dalam dua kategori utama yaitu roti tawar dan roti manis atau roti isi. Jenis roti tawar Sari Roti memiliki 11 ragam (variance) dengan
penjualan tertinggi adalah Roti Tawar Special, sementara untuk jenis roti manis memiliki 26 ragam
dengan penjualan tertinggi adalah Roti Isi Coklat. Perseroan juga merambah ke variance cake dengan
mengeluarkan merek Sari Cake. Saat ini merek Sari Cake telah memiliki tiga variance.
Brand Sari Roti dengan tagline iklan “Makanan Sehat Praktis” mengusung motto 3 H yaitu Hygiene,
Healthy, dan Halal serta aman dikonsumsi. Oleh karenanya Perseroan sangat peduli dengan aktivitas-
aktivitasnya untuk mempertahankan motto tersebut.
Semua produk Perseroan memiliki sertiikat halal yang secara berkala diperbaharui. Hal ini penting karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah umat Islam.
Perseroan ini juga menerapkan GMP (Good Manufacturing Practice) yang mulai diterapkan sejak tahun
1996, Perseroan memperoleh sertiikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point/Sistem Analisa
Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis) sebagai standar jaminan keamanan pangan.
2. Keuangan
Tabel berikut menyajikan laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif Perseroan untuk tahun/periode berikut:
Laporan Posisi Keuangan
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 31 Desember
2012 2011 2010
Aset
Aset Lancar 219.818 190.274 213.030
Aset Tidak Lancar 985.127 568.863 355.235
Total Aset 1.204.945 759.137 568.265
Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek 195.456 148.209 92.639
Liabilitas Jangka Panjang 342.881 64.487 20.174
Total Liabilitas 538.337 212.696 112.813
Total Ekuitas 666.608 546.441 455.452
Total Liabilitas dan Ekuitas 1.204.945 759.137 568.265
Laporan Laba Rugi Komprehensif
(dalam jutaan Rupiah) Keterangan
Tahun yang Berakhir pada Tanggal- tanggal 31 Desember
2012 2011 2010
Penjualan Neto 1.190.826 813.342 612.192
Beban Pokok Penjualan 634.413 433.938 323.167
Laba Bruto 556.413 379.404 289.025
Beban Usaha (370.258) (232.918) (163.333)
Pendapatan Operasi Lainnya 13.526 10.143 10.276
Beban Operasi Lainnya (278) (3.402) (310)
Laba Usaha 199.403 153.227 135.658
Pendapatan keuangan 390 1.721 4.080
Beban Keuangan - - (5.072)
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 199.793 154.948 134.666
Beban Pajak Penghasilan 50.643 39.015 34.891
Laba Tahun Berjalan 149.150 115.933 99.775
Pendapatan Komprehensif Lain - - -
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan 149.150 115.933 99.775
2.1. Perkembangan Pendapatan, Beban Langsung, dan Laba Perseroan
Berikut ini adalah perkembangan pendapatan,beban langsung dan laba Perseroan :
Graik Perkembangan Pendapatan, Beban Langsung, dan Laba Usaha
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 (dalam jutaan Rupiah)
Secara umum, peningkatan pendapatan dan beban Perseroan terkait dengan meningkatnya permintaan atas produk-produk Perseroan yang diiringi dengan peningkatan kapasitas Perseroan.
Berikut ini pertumbuhan volume penjualan Perseroan selama tiga tahun terakhir:
(dalam pak)
Keterangan 2012 2011 2010
Roti Manis Sari Roti 146.413.132 116.783.776 92.681.415
Roti Tawar Sari Roti 157.809.453 76.053.264 49.473.179
Kue Sari 2.113.208 3.076.375 2.449.879
Roti Manis Boti - - 3.901.522
Roti Tawar Boti - - 1.059.946
Lain-lain 1.328.957 1.506.641 655.173
Guna memenuhi permintaan produk yang besar, Perseroan melakukan peningkatan kapasitas sebagai berikut: Keterangan 2012 2011 2010 Roti Tawar: Kapasitas Terpasang 713.200 497.200 346.000 Kapasitas Terpakai 286.642 198.668 152.556 Kapasitas Produksi 613.393 413.450 282.619 Roti Manis: Kapasitas Terpasang 3.083.040 1.533.600 1.188.000 Kapasitas Terpakai 1.178.572 955.606 706.450 Kapasitas Produksi 2.801.975 1.352.017 1.052.747 Keterangan:
1 pak = 10 slices, 1 bungkus sobek = 4 potong roti sobek
Kapasitas terpasang : kapasitas mesin yang terpasang di pabrik Perseroan sesuai dengan spesiikasi dari pembuat mesin- mesin roti
Kapasitas terpakai : jumlah hasil produksi Perseroan pada tahun yang bersangkutan
Kapasitas produksi : kapasitas yang dihasilkan pada saat mesin berproduksi, yang dipengaruhi oleh jumlah jam kerja dan jumlah jenis roti yang diproduksi
Roti Tawar dan Roti Manis memberikan kontribusi penjualan yang besar bagi pendapatan Perseroan dan menjadi produk-produk utama yang dijual oleh Perseroan pada saat awal pendirian pabrik di daerah yang baru.
Pada tahun 2011, Perseroan meningkatkan kapasitas terpasang, terpakai dan produksi untuk Roti Tawar secara berturut-turut sebesar 44%, 30% dan 46% dari tahun 2010. Volume penjualan Roti Tawar pada tahun 2011 meningkat 54% dibandingkan dengan tahun 2010. Pada tahun yang sama, Perseroan meningkatkan kapasitas terpasang, terpakai dan produksi untuk Roti Manis secara berturut-turut sebesar 29%, 35% dan 28% dari tahun 2010. Volume penjualan Roti Manis pada tahun 2011 meningkat 26% dibandingkan dengan tahun 2010.
Pada tahun 2012, Perseroan meningkatkan kapasitas terpasang, terpakai dan produksi untuk Roti Tawar secara berturut-turut sebesar 43%, 44% dan 48% dari tahun 2011. Volume penjualan Roti Tawar pada tahun 2012 meningkat 108% dibandingkan dengan tahun 2011. Pada tahun yang sama, Perseroan meningkatkan kapasitas terpasang, terpakai dan produksi untuk Roti Manis secara berturut-turut sebesar 101%, 23% dan 107% dari tahun 2011. Volume penjualan Roti Manis pada tahun 2012 meningkat 26% dibandingkan dengan tahun 2011.
2.1.1. Pendapatan
Berikut ini adalah perkembangan pendapatan Perseroan berdasarkan segmen produk :
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 12 bulan
2012 2011 2010
Roti Manis Sari Roti 862.223 573.705 394.231
Roti Tawar Sari Roti 471.367 357.592 271.389
Kue Sari 4.217 7.439 6.812
Roti Manis Boti - - 6.962
Roti Tawar Boti - - 3.955
Lain-lain 5.040 3.692 3.040
Sub Total 1.342.847 942.428 686.389
Pengembalian Penjualan (152.021) (129.086) (74.197)
Perbandingan Penjualan Neto pada tahun 2012 dan tahun 2011
Penjualan Neto Perseroan selama tahun 2012 sebesar Rp1.190.826 juta, meningkat 46,4% dari sebelumnya Rp813.342 juta pada tahun 2011. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh besarnya permintaan pasar terhadap produk Perseroan dan diiringi dengan ekspansi peningkatan kapasitas produksi Perseroan. Berdasarkan kategori produk, roti manis memberikan kontribusi terbesar atas penjualan Perseroan. Total kontribusi roti manis dan roti tawar terhadap total penjualan pada tahun 2012 adalah 53,5% dan 45,7%, dibandingkan tahun 2011 adalah 58,4% dan 40,5%.
Perbandingan Penjualan Neto pada tahun 2011 dan tahun 2010
Penjualan Neto Perseroan selama tahun 2011 sebesar Rp813.342 juta, meningkat 32,9% dari sebelumnya Rp612.192 juta pada tahun 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh besarnya permintaan pasar terhadap produk Perseroan dan diringi dengan ekspansi perluasan wilayah operasi di Semarang dan Medan. Berdasarkan kategori produk, roti manis memberikan kontribusi terbesar atas penjualan Perseroan. Total kontribusi roti manis dan roti tawar terhadap total penjualan pada tahun 2011 adalah 58,4% dan 40,5%, dibandingkan tahun 2010 adalah 57,2% dan 39,8%.
2.1.2. Beban Pokok Penjualan
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 12 bulan
2012 2011 2010
Bahan baku dan kemasan yang digunakan 473.280 333.806 248.033
Upah Langsung 42.004 23.964 15.007
Beban Pabrikasi
Utilitas 32.518 19.044 13.291
Penyusutan 31.425 19.046 16.951
Jasa Profesional 20.667 15.725 11.088
Perbaikan dan Pemeliharaan 17.512 9.702 8.095
Royalti 10.728 8.133 6.150
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1 miliar) 7.323 4.971 4.515
Total Beban Pabrikasi 120.173 76.621 60.090
Total Beban Produksi 635.457 434.391 323.130
Persediaan Barang Jadi
Saldo Awal Tahun 910 457 494
Saldo Akhir Tahun (1.954) (910) (457)
Beban Pokok Penjualan 634.413 433.938 323.167
Perbandingan beban pokok penjualan pada tahun 2012 dan tahun 2011
Beban Pokok Penjualan Perseroan selama tahun 2012 adalah sebesar Rp634.413 juta, meningkat 46,2% dari sebelumnya Rp433.938 juta pada tahun 2011. Dari jumlah pokok penjualan tersebut, kontribusi terbesar adalah beban bahan baku dan kemasan yang digunakan sebesar Rp473.280 juta atau 74,6%. Peningkatan Beban Pokok Penjualan terutama disebabkan oleh volume produksi yang semakin meningkat, karena besarnya permintaan pasar terhadap produk Perseroan.
Perbandingan beban pokok penjualan pada tahun 2011 dan tahun 2010
Beban Pokok Penjualan Perseroan selama tahun 2011 adalah sebesar Rp433.938 juta, meningkat 34,3% dari sebelumnya Rp323.167 juta pada tahun 2010. Dari jumlah beban pokok penjualan tersebut, kontribusi terbesar adalah beban bahan baku dan kemasan yang digunakan sebesar Rp333.806 juta atau 76,9%. Peningkatan Beban Pokok Penjualan terutama disebabkan oleh volume produksi yang semakin meningkat, karena besarnya permintaan pasar terhadap produk Perseroan.
2.1.3. Beban Usaha
Berikut ini adalah rincian mengenai beban penjualan dan beban umum dan administrasi Perseroan, yang merupakan komponen dari beban usaha:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 12 bulan
2012 2011 2010
Beban Penjualan
Iklan dan Promosi 93.990 50.834 42.309
Persediaan Kadaluarsa/Cacat 70.201 61.173 35.055
Perjalanan Dinas dan Transportasi 64.746 36.269 32.438
Jasa Distribusi 24.702 13.045 8.196
Gaji dan Kesejahteraan Karyawan 14.840 5.370 2.961
Jasa Profesional 14.293 7.449 4.120
Penyusutan 7.210 2.197 1.903
Utilitas 2.224 359 298
Sewa 2.187 1.662 1.299
Pencetakan dan fotokopi 1.716 616 507
Bahan Bakar 1.074 636 624
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp300 juta) 6.293 3.558 4.059
Total Beban Penjualan 303.476 183.168 133.769
Beban Umum dan Administrasi - -
Gaji dan Kesejahteraan Karyawan 36.316 25.414 17.678
Sewa 6.009 3.954 1.538
Perbaikan dan Pemeliharaan 4.595 2.818 1.633
Jasa Profesional 4.417 4.801 1.566
Perjalanan Dinas dan Transportasi 2.968 3.060 1.195
Utilitas 2.946 2.835 2.067
Penyusutan 2.496 2.661 1.384
Perijinan 1.598 805 621
Komunikasi 1.077 861 737
Alat Tulis Kantor 907 851 569
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp500 juta) 3.453 1.690 576
Total Beban Umum dan Administrasi 66.782 49.750 29.564
Total Beban Usaha 370.258 232.918 163.333
Perbandingan beban usaha pada tahun 2012 dan tahun 2011
Beban Usaha pada periode 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp370.258 juta dan Rp232.918 juta atau 31,1% dan 28,6% terhadap Penjualan Neto. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan beban iklan dan promosi Rp 43.156 juta dan peningkatan biaya variabel atas peningkatan volume penjualan.
Perbandingan beban usaha pada tahun 2011 dan tahun 2010
Beban Usaha pada periode 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 232.918 juta dan Rp163.333 juta atau 28,6% dan 26,7% terhadap Penjualan Neto. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan biaya variabel atas peningkatan volume penjualan.
Pada tahun 2011, Perseroan mengalami peningkatan beban operasional lainnya sebesar 997% disebabkan karena adanya rugi selisih kurs di tahun 2011 sebesar Rp2.995 juta, sedangkan pada tahun 2010 Perseroan mengalami laba selisih kurs sebesar Rp3.337 juta.
2.1.4. Total Laba Komprehensif
Perbandingan total laba komprehensif pada tahun 2012 dan tahun 2011
Total laba komprehensif pada tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp149.150 juta dan Rp115.933 juta atau meningkat 28,7%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kontibusi peningkatan penjualan bersih Perseroan.
Perbandingan total laba komprehensif pada tahun 2011 dan tahun 2010
Total laba komprehensif pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp115.933 juta dan Rp99.775 juta atau meningkat 16,2%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kontribusi peningkatan penjualan bersih Perseroan.
2.2. Perkembangan Aset, Liabilitas dan Ekuitas
Berikut ini adalah perkembangan aset, liabilitas, dan ekuitas Perseroan :
Graik Perkembangan Aset, Liabilitas dan Ekuitas Pada Tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010
(dalam jutaan Rupiah)
2.2.1. Aset
Berikut ini perincian mengenai akun-akun dalam aset Perseroan:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 31 Desember
2012 2011 2010
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas 37.872 48.397 120.722
Piutang Usaha
Pihak Ketiga 133.480 101.501 73.793
Pihak Berelasi 2.723 1.887 1.849
Piutang Lain-lain pihak ketiga 422 263 -
Persediaan 22.599 16.306 9.602
Biaya Dibayar Dimuka 4.313 2.891 335
Pajak Dibayar Dimuka 14.110 12.645 2.274
Uang Muka 4.299 6.384 4.455
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 31 Desember
2012 2011 2010
Aset Tidak Lancar
Aset Tetap 893.898 546.099 345.866
Deposito Jaminan 11.214 8.774 6.410
Aset Tak Berwujud 1.426 1.878 -
Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya 1.954 1.104 797
Aset Non-Keuangan Tidak Lancar Lainnya 76.635 11.008 2.162
Total Aset Tidak Lancar 985.127 568.863 355.235
Total Aset 1.204.945 759.137 568.265
Perbandingan total aset pada tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011
Total aset pada tahun 2012 tercatat sebesar Rp1.204.945 juta, meningkat sebesar 58,7% dari Rp759.137 juta di tahun 2011, terutama disebabkan oleh peningkatan Aset tetap. Aset Lancar dan Tidak Lancar pada tahun 2012 masing-masing sebesar 18,2% dan 81,8% dibandingkan dengan 25,1% dan 74,9% pada tahun 2011. Kenaikan Aset Tidak Lancar pada tahun 2012 disebabkan terutama oleh adanya pembangunan pabrik baru di Palembang dan Makassar serta peningkatan kapasitas produksi di Semarang, Pasuruan dan Medan.
Perbandingan total aset pada tanggal 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010
Total aset pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp759.137 juta, meningkat sebesar 33,6% dari Rp568.265 juta di tahun 2010, terutama disebabkan oleh peningkatan Aset tetap. Aset Lancar dan Tidak Lancar pada tahun 2011 masing-masing sebesar 25,1% dan 74,9% dibandingkan dengan 37,5% dan 62,5% pada tahun 2010. Kenaikan Aset Tidak Lancar pada tahun 2011 disebabkan terutama oleh adanya pembangunan pabrik baru di Semarang, Medan dan Cibitung.
2.2.2. Liabilitas
Berikut ini perincian mengenai akun-akun kewajiban Perseroan:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 31 Desember
2012 2011 2010
Liabilitas Jangka Pendek Utang Usaha Pihak Ketiga 59.450 47.817 19.164 Pihak Berelasi 19.583 17.737 8.182 Utang Lain-lain 86.025 65.877 36.795 Utang Pajak 6.776 6.454 15.605 Beban Akrual 17.142 10.303 12.861
Utang Bank Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu
Satu Tahun 6.073 - -
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek 407 21 32
Total Liabilitas Jangka Pendek 195.456 148.209 92.639
Liabilitas Jangka Panjang
Jaminan Pelanggan 12.641 8.819 6.108
Utang Bank Jangka Panjang – Setelah Dikurangi Bagian yang
Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun 296.844 33.072 -
Liabilitas Pajak Tangguhan – neto 16.342 10.989 7.949
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang 17.054 11.607 6.117
Total Liabilitas Jangka Panjang 342.881 64.487 20.174
Perbandingan total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011
Total Liabilitas pada tahun 2012 berjumlah Rp538.337 juta, meningkat sebesar 153,1% dari Rp212.696 juta di tahun 2011. Peningkatan total liabilitas tahun 2012 disebabkan oleh pendanaan ekspansi Perseroan dengan menggunakan pinjaman bank. Total penambahan utang bank pada tahun 2012 adalah Rp269.845 juta.
Perbandingan total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010
Total Liabilitas tahun 2011 berjumlah Rp212.696 juta, meningkat sebesar 88,5% dari Rp112.813 juta di tahun 2010. Peningkatan total liabilitas tahun 2011 disebabkan oleh pendanaan ekspansi Perseroan dengan menggunakan pinjaman bank dan peningkatan utang lain-lain. Total penambahan utang bank dan peningkatan utang lain-lain pada tahun 2011 adalah masing-masing sebesar Rp33.072 juta dan Rp29.082 juta.
Untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya, Perseroan akan menggunakan dana yang diperoleh dari aktivitas operasi. Perseroan secara reguler menjaga kecukupan kas dan mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual.
2.2.3. Ekuitas
Berikut ini perincian mengenai akun-akun ekuitas Perseroan:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 31 Desember
2012 2011 2010
Ekuitas
Modal Saham 101.236 101.236 101.236
Tambahan Modal Disetor – neto 173.001 173.001 173.001
Saldo Laba – Belum Ditentukan Penggunaannya 392.371 272.204 181.215
Total Ekuitas 666.608 546.441 455.452
Perbandingan total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011
Total Ekuitas pada tahun 2012 meningkat 22,0% menjadi Rp666.608 juta dari Rp546.441 juta di tahun 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh saldo laba yang meningkat sejumlah Rp120.166 juta.
Perbandingan total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010
Total ekuitas pada tahun 2011 meningkat 20,0% menjadi Rp546.441 juta dari Rp455.452 juta di tahun 2010. Peningkatan tersebut disebabkan oleh saldo laba Perseroan yang meningkat sejumlah Rp90.989 juta.
2.3. Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan seluruh aset atau ekuitas. Solvabilitas diukur dengan membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas (solvabilitas ekuitas) dan dengan membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah aset (solvabilitas aset). Solvabilitas ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 masing-masing adalah 0,81 kali, 0,39 kali, dan 0,25 kali. Solvabilitas aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 masing-masing adalah 0,45 kali, 0,28 kali, dan 0,20 kali.
2.4. Kondisi Likuiditas Perseroan
Kondisi likuiditas Perseroan yang tercermin dalam pernyataan arus kas Perseroan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 12 bulan
2012 2011 2010
Arus Kas dari Aktivitas Operasi 189.549 148.431 95.378
Arus Kas yang digunakan untuk Aktivitas Investasi (430.063) (227.919) (121.025)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 229.618 7.226 89.016
Pengaruh Neto Perubahan Kurs pada Kas dan Setara Kas 371 (63) (592)
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Bank (10.525) (72.325) 62.777
Kas dan Bank Pada Awal Tahun/Periode 48.397 120.722 57.945
Kas dan Bank Pada Akhir Tahun/Periode 37.872 48.397 120.722
Sumber dana untuk belanja modal berasal dari arus kas bersih dari aktivitas operasi perusahaan dan pendanaan dari pinjaman bank.
2.5. Belanja Modal
Tabel berikut menyajikan informasi mengenai belanja modal untuk tahun yang berakhir pada tanggal- tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 12 bulan
2012 2011 2010
Tanah 1.332 206 15.658
Bangunan dan Pengembangan 60.865 41.298 14.914
Mesin dan Peralatan 87.855 88.689 54.584
Alat Pengangkutan 4.198 3.177 1.606
Perabot dan Peralatan Kantor 21.265 14.940 3.240
Aset Tetap Dalam Pembangunan 213.428 75.914 72.577
Total 388.943 224.224 162.579
Sumber dana untuk belanja modal berasal dari arus kas bersih dari aktivitas operasi Perseroan dan pendanaan dari pinjaman bank.
Berikut ini perjanjian/ikatan yang dilakukan oleh Perseroan dalam hal investasi barang modal:
1. Pada tahun 2011, Perseroan menandatangani tiga perjanjian pembelian dengan Oshikiri Machinery Co., Ltd. (Oshikiri) (tidak terailiasi), dimana Perseroan setuju untuk membeli beberapa unit mesin dari Oshikiri dengan total nilai pembelian JPY542.414.000. Pada tanggal 27 Agustus 2012, Perseroan kembali menandatangani perjanjian dengan Oshikiri untuk membeli beberapa unit mesin dengan total nilai pembelian sebesar JPY50.196.000.
2. Pada tanggal 26 Maret 2012, Perseroan menandatangani perjanjian dengan PT Lite Constructions Indonesia (tidak terailiasi) dengan total nilai kontrak sebesar Rp21.000 juta, dimana Perseroan menunjuk PT Lite Constructions Indonesia untuk melakukan pekerjaan pembangunan pabrik di Palembang.
3. Pada tanggal 16 Juli 2012, Perseroan menandatangani perjanjian dengan PT Wijaya Kusuma Contractors dengan total nilai kontrak sebesar Rp17.000 juta dimana Perseroan menunjuk PT Wijaya Kusuma Contractors untuk melakukan pekerjaan pembangunan pabrik di Makassar.
Seluruh ikatan/perjanjian di atas dilaksanakan oleh Perseroan untuk tujuan ekspansi usaha. Perseroan akan menggunakan hasil dana dari aktivitas operasi dan pinjaman BCA yang telah ada untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut. Perseroan juga menjaga transaksi dan saldo dalam mata uang asing untuk membatasi risiko mata uang asing.
3. Akun Dalam Mata Uang Asing
Tabel berikut menyajikan aset dan liabilitas keuangan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012 berdasarkan jenis mata uang asing:
Mata Uang Asing Nilai Setara Rupiah (dalam jutaan) Aset Moneter
Kas dan Setara Kas EUR 304.293 3.898
AUD 55.148 553
Deposito Jaminan USD 117.119 1.133
Sub Total 5.584
Liabilitas Moneter
Utang Lain-lain JPY 266.545.272 29.853
EUR 264.070 3.383
USD 215.510 2.084
SGD 74.500 589
Sub Total 35.909
Liabilitas Neto (30.325)
Perseroan tidak mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk mengatasi risiko pertukaran mata uang asing. Akan tetapi, Perseroan menjaga transaksi dan saldo dalam mata uang asing pada tingkat yang minimum untuk membatasi risiko mata uang asing.
4. Manajemen Risiko
Kegiatan bisnis Perseroan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang memiliki risiko-risiko. Kajian risiko dilakukan oleh Dewan Direksi untuk menetapkan kebijakan yang tepat dalam proses pengambilan keputusan. Seperti halnya bidang usaha lainnya, bidang usaha Perseroan juga tidak lepas dari tantangan dan risiko secara makro maupun mikro. Risiko yang diperkirakan dapat mempengaruhi usaha Perseroan dibahas lebih lanjut pada Bab V Risiko Usaha.
Dalam menghadapi risiko-risiko, seperti yang telah dijelaskan pada Bab V mengenai Risiko Usaha, Perseroan menerapkan manajemen risiko berupa:
1. Kontaminasi terhadap produk yang dihasilkan Perseroan
Untuk mencegah kontaminasi terhadap produk yang dihasilkan Perseroan, Perseroan menerapkan prosedur GMP (Good Manufacturing Practice) dan SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure).
2. Umur Produk yang relatif singkat
Untuk mengantisipasi risiko umur produk yang relatif singkat maka supply chain management terus
menerus ditingkatkan. 3. Ketersediaan bahan baku
Untuk mengantisipasi ketersediaan bahan baku, Perseroan melakukan perencanaan produksi dan pengendalian persediaan yang baik disamping tetap mengusahakan bahan baku substitusi dan pengidentiikasian pemasok alternatif.
4. Ketersediaan pasokan energi
Untuk mengantisipasi risiko ketersediaan pasokan energi, Perseroan menggunakan energi alternatif jika terdapat gangguan antara lain dengan menggunakan LPG, CNG dan genset.
5. Pemogokan tenaga kerja
Untuk mengatasi mogok kerja, Perseroan berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan pihak keamanan serta mengusahakan pasokan produk dari pabrik Perseroan yang lain.
6. Fluktuasi mata uang asing
Atas beberapa aset yang harus dibeli dengan mata uang asing, Perseroan menerapkan perencanaan pembelian dan pengendalian persediaan.
7. Persaingan Usaha
Untuk mengantisipasi risiko persaingan usaha, Perseroan terus melakukan inovasi produk dan meningkatkan kepuasan pelanggan dengan cara memberikan produk roti berkualitas dengan harga yang terjangkau.
8. Isu bahan pengawet dan kehalalan
Untuk mengantisipasi risiko ini, Perseroan memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh BPOM dan persyaratan halal yang ditetapkan oleh MUI. Perseroan juga melakukan edukasi proses produksi Sari Roti melalui program “Factory Visit”.
9. Bencana alam
Untuk mengantisipasi kerugian akibat bencana alam, Perseroan mengasuransikan aset dan kelangsungan operasi Perseroan.