• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Faktor Internal terhadap Karier Wanita

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.6. Analisis Pengaruh Faktor Internal terhadap Karier Wanita

Berikut ini hasil pengolahan data secara ringkas dengan menggunakan software Minitab 14 yang memperlihatkan p-value dan odds ratio (Tabel 16).

Tabel 16. Nilai p dan rasio odds untuk variabel faktor internal No. Variabel

Faktor Internal p-value Keterangan

Odds Ratio

1. Motivasi 0,378 Tidak berpengaruh nyata 2,31

2. Peran ganda 0,319 Tidak berpengaruh nyata 3,85 3. Rasa bersalah 0,806 Tidak berpengaruh nyata 0,79

4. Berani sukses 0,013* Berpengaruh nyata 15,05

5. Pengalaman 0,002* Berpengaruh nyata 23,64

6. Tingkat kesadaran gender 0,019* Berpengaruh nyata 11,58 Keterangan : *) signifikan pada = 5%

Pengolahan data menghasilkan nilai G sebesar 34,121 dengan p-value sebesar 0,000. Nilai G yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai

2

tabel pada = 5% dan df = 6 (34,121 > 12,59). Nilai p-value yang diperoleh dari pengolahan data juga jauh di bawah nilai ( = 5%). Ini berarti bahwa model regresi logistik tersebut secara keseluruhan dapat menjelaskan atau memprediksi karier yang dicapai oleh pegawai wanita.

Variabel faktor internal yang berpengaruh nyata terhadap karier yang dicapai oleh pegawai wanita dilihat dari nilai p-value. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel berani sukses, pengalaman, dan tingkat kesadaran gender berpengaruh nyata terhadap karier yang dicapai oleh pegawai wanita ( yang digunakan sebesar 5%), karena memiliki nilai p-value yang lebih kecil daripada nilai , di mana besar masing-masing adalah 0,013; 0,002; dan 0,019. Sedangkan variabel motivasi, peran ganda, dan rasa bersalah tidak berpengaruh nyata terhadap karier yang dicapai oleh pegawai wanita, karena memiliki p-value lebih besar dari , yaitu masing-masing sebesar 0,378; 0,319; dan 0,806.

Rasio odds untuk variabel berani sukses (X8) sebesar 15,05. Dari angka ini dapat diartikan bahwa peluang pegawai wanita yang tingkat perasaan berani untuk

suksesnya tinggi adalah 15,05 kali dibandingkan dengan pegawai wanita yang tingkat perasaan berani untuk suksesnya rendah. Artinya, pegawai wanita dengan perasaan berani untuk sukses yang lebih tinggi memiliki peluang yang lebih besar dalam mencapai karier yang tinggi.

Pada variabel pengalaman (X9), dapat diartikan bahwa peluang untuk mencapai karier yang tinggi pada pegawai wanita yang memiliki tingkat pengalaman yang tinggi adalah 23,64 kali dibandingkan dengan pegawai wanita yang memiliki tingkat pengalaman yang rendah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pegawai yang tingkat pengalamannya lebih tinggi memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai karier yang tinggi.

Selanjutnya, pada variabel tingkat kesadaran gender (X10), terlihat bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan pada 5% dan memiliki nilai rasio odds sebesar 11,58. Artinya, peluang untuk mencapai karier yang tinggi antara pegawai dengan tingkat kesadaran gender tinggi adalah 11,58 kali dibandingkan pegawai dengan tingkat kesadaran gender rendah.

Berdasarkan nilai Concordant dapat disimpulkan bahwa 91,6% pengamatan dengan kategori karier tinggi (Y = 1) diduga memiliki peluang yang lebih besar pada kategori karier tinggi. Sedangkan nilai Discordant menunjukkan bahwa 6,4% pengamatan dengan kategori karier rendah (Y = 0) diduga memiliki peluang yang lebih besar pada kategori karier tinggi. Nilai Ties sebesar 1,9% merupakan persentase pengamatan dengan peluang pada kategori karier tinggi sama dengan peluang kategori karier rendah.

Kesimpulan dari hasil pengolahan data adalah bahwa analisis pengaruh faktor internal terhadap karier wanita menunjukkan hubungan yang kuat dan daya prediksi model yang baik. Hal ini ditandai oleh besarnya nilai Concordant serta kecilnya nilai Discordant dan Ties. Selain itu juga terdapat ukuran-ukuran seperti Somer’s D, Goodman-Kruskal Gamma, dan Kendall’s Tau-a, yang masing- masing sebesar 0,85; 0,87; dan 0,43. Semakin mendekati ukuran-ukuran ini ke nilai 1, semakin baik daya prediksi dari model dugaan yang diperoleh. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis mayor ke-2 tidak sepenuhnya terbukti, karena faktor internal pegawai wanita yang mempengaruhi karier wanita hanya variabel berani sukses, pengalaman, dan tingkat kesadaran gender. Hasil

pengolahan data mengenai pengaruh faktor internal terhadap karier wanita ini dapat dilihat secara lebih jelas pada Lampiran 7. Berikut ini uraian secara lebih jelas mengenai variabel-variabel faktor internal yang berpengaruh terhadap karier wanita di BPMKB Kota Bogor.

1. Keberanian untuk Sukses Berpengaruh terhadap Karier Wanita di BPMKB Kota Bogor

Variabel berani sukses berpengaruh nyata terhadap karier wanita. Peluang pegawai wanita yang tingkat perasaan berani untuk suksesnya tinggi adalah 15,05 kali dibandingkan dengan pegawai wanita yang tingkat perasaan berani untuk suksesnya rendah. Artinya, pegawai wanita dengan perasaan berani untuk sukses yang lebih tinggi memiliki peluang yang lebih besar dalam mencapai karier yang tinggi. Hipotesis awal yang menyatakan bahwa “semakin besar perasaan berani untuk sukses yang dimiliki oleh pegawai wanita, semakin tinggi karier wanita” telah terbukti.

Variabel berani sukses berpengaruh terhadap karier wanita karena alasan- alasan sebagai berikut :

a. Pegawai yang keberanian untuk suksesnya rendah merasa tidak nyaman dalam menjalani pekerjaannya dan terus-menerus beranggapan bahwa meraih karier yang terlalu tinggi adalah sesuatu yang salah dan menyalahi kodrat mereka sebagai wanita, apalagi jika jabatan dan penghasilan yang mereka miliki lebih tinggi daripada pasangan mereka.

b. Pegawai yang keberanian untuk suksesnya rendah berpikir bahwa kesuksesan itu adalah sesuatu yang dapat menyulitkan diri mereka dan orang-orang di sekitar, terutama keluarga. Mereka berpikir jika mencapai karier yang tinggi akan menambah beban dan tanggung jawab mereka, sehingga mereka takut kehidupan keluarga mereka menjadi terabaikan. Dan ini dirasakan oleh sebagian besar responden.

c. Pegawai yang tingkat keberanian untuk suksesnya lebih rendah secara tidak langsung akan menghalangi dirinya sendiri untuk tidak meraih karier yang tinggi. Hal ini secara otomatis akan menyebabkan mereka tidak mengalami peningkatan dalam berkarier. Sedangkan pegawai dengan keberanian untuk sukses yang lebih tinggi merasa mencapai karier yang tinggi bukanlah suatu kesalahan, melainkan suatu kebanggaan bagi mereka dan orang-orang di

sekitar mereka. Mereka juga memiliki keyakinan bahwa karier yang tinggi tidak akan membuat kehidupan keluarga mereka terabaikan.

2. Pengalaman Berpengaruh terhadap Karier Wanita di BPMKB Kota Bogor

Pengalaman berpengaruh nyata terhadap karier wanita. Peluang untuk mencapai karier yang tinggi pada pegawai wanita yang memiliki tingkat pengalaman yang tinggi adalah 23,64 kali dibandingkan dengan pegawai wanita yang memiliki tingkat pengalaman yang rendah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pegawai wanita yang tingkat pengalamannya lebih tinggi memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai karier yang tinggi. Dengan demikian, hipotesis yang dinyatakan di awal, yaitu “semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh pegawai wanita, maka semakin tinggi karier wanita” terbukti.

Variabel pengalaman berpengaruh terhadap karier karena memang pengalaman dan keaktifan ini dijadikan pertimbangan dalam memberikan suatu promosi jabatan atau kesempatan untuk kenaikan pangkat. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar pegawai dengan karier tinggi memiliki tingkat pengalaman dan keaktifan yang tinggi pula. Pengalaman di sini bukan mengacu kepada lamanya mereka bekerja, tetapi lebih kepada pengalaman yang mereka miliki karena keaktifan mereka sebagai seorang pegawai. Tidak menjadi jaminan bahwa pegawai dengan masa kerja yang relatif lama akan memiliki tingkat pengalaman dan keaktifan yang tinggi. Itu semua tergantung dari individu pegawai tersebut, apakah mereka memanfaatkan masa kerja mereka sebaik mungkin dengan partisipasi dan keaktifan mereka, atau malah menyia-nyiakan masa kerja mereka selama ini.

3. Tingkat Kesadaran Gender Berpengaruh terhadap Karier Wanita di BPMKB Kota Bogor

Tingkat kesadaran gender memiliki pengaruh nyata terhadap karier wanita pada sebesar 5%. Peluang mencapai karier yang tinggi antara pegawai dengan tingkat kesadaran gender yang tinggi adalah 11,58 kali lebih besar daripada pegawai dengan tingkat kesadaran gender yang rendah. Jadi, semakin tinggi tingkat kesadaran gender yang dimiliki oleh pegawai wanita, maka peluang untuk mencapai karier yang tinggi semakin besar.

Berdasarkan hasil analisis persepsi yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar pegawai sudah memahami alokasi hak, kewajiban, peran, dan tanggung jawab antara pria dan wanita. Mereka menyadari bahwa bekerja bukanlah suatu kesalahan, justru dengan bekerja mereka bisa membantu keadaan ekonomi keluarga, dan mereka bisa saling melengkapi peran yang terdapat di keluarga. Sebagian besar pegawai dengan tingkat kesadaran gender yang tinggi memiliki karier yang tinggi pula.

Namun demikian, ada sebagian pegawai yang memiliki tingkat kesadaran gender yang masih rendah. Umumnya, mereka beranggapan bahwa kedudukan pria lebih tinggi dari wanita dan akses/kesempatan yang dimiliki oleh pria dan wanita tidaklah sama. Padahal instansi sendiri tidak pernah memberlakukan diskriminasi gender. Ini terbukti dari persentase wanita yang menduduki jabatan atas dalam struktur organisasi sebesar 58,82% dari jumlah jabatan yang ada. Bahkan, Kepala BPMKB yang menjadi pemimpin dan bertanggung jawab atas segala kinerja instansi adalah seorang wanita. Tetapi, bila pegawai wanita yang memiliki jabatan atas dibandingkan dengan jumlah seluruh pegawai wanita, persentase wanita yang memiliki jabatan atas masih relatif rendah, yaitu sebesar 40,38%. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran yang dirasakan masih kurang dalam diri sebagian kecil pegawai, terutama yang berkaitan dengan kesadaran gender. Mereka belum memahami sepenuhnya mengenai alokasi hak, kewajiban, peran, dan tanggung jawab antara pria dan wanita.