• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Persepsi Pegawai berdasarkan Karakteristik Pegawai

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4. Analisis Persepsi Pegawai berdasarkan Karakteristik Pegawai

Analisis persepsi berdasarkan karakteristik digunakan untuk mengkaji jawaban dan penilaian pegawai mengenai setiap variabel yang digunakan dalam penelitian secara lebih mendalam, sehingga dapat dilihat persepsi dari setiap kategori karakteristik yang ada.

1. Analisis Persepsi Pegawai berdasarkan Karakteristik Usia

Tabel 11. Analisis persepsi tentang variabel penelitian berdasarkan usia pegawai No. Kategori Usia (tahun) Motivasi Peran Ganda Rasa Bersalah Berani Sukses Pengalaman Tingkat Kesadaran Gender Dukungan Keluarga Lingkungan Kerja 1. 25-34 3.95 3.56 3.04 3.72 3.77 4.01 3.96 3.92 2. 35-44 4.16 3.59 2.87 3.82 4.08 4.18 4.11 4.11 3. 45-54 4.08 3.56 2.88 3.75 3.97 4.19 4.10 3.92 4. > 54 4.17 3.38 3.50 3.50 4.63 4.31 4.28 4.45 Rataan Total 4.09 3.52 3.07 3.70 4.11 4.17 4.11 4.10 Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa persepsi pegawai tentang motivasi pada semua katego ri usia sudah baik, dengan nilai paling tinggi pada kategori usia lebih dari 54 tahun dan nilai paling rendah pada kategori usia 25-34 tahun. Ini berarti bahwa semakin tua usia, semakin tinggi pula motivasi pribadi yang dimiliki untuk bekerja. Hal ini dapat disebabkan kematangan usia yang membuat pegawai merasa lebih bersemangat dalam bekerja dan meraih prestasi yang lebih baik dalam pekerjaan. Persepsi pegawai tentang peran ganda pada semua kategori usia sudah baik, kecuali pada usia lebih dari 54 tahun di mana persepsinya kurang baik. Hal ini karena pada usia tersebut, ternyata mereka tetap dituntut untuk menjalankan peran ganda, yaitu peran di rumah dan di kantor. Pada kategori usia ini juga pegawai memiliki kecenderungan untuk merasa lebih bertanggung jawab atas salah satu peran.

Pegawai memiliki persepsi yang kurang baik tentang variabel rasa bersalah, kecuali pada pegawai yang berusia lebih dari 54 tahun. Persepsi mereka tentang variabel ini sudah baik. Hal ini karena pada umumnya pegawai pada kategori usia tersebut berada dalam keluarga yang sudah memasuki tahapan emptiness, di mana

anak-anak mereka sudah besar dan beberapa anak bahkan semua anak yang dimiliki sudah hidup secara mandiri dan meninggalkan mereka. Mayoritas dari mereka pun sudah tidak memiliki orang tua. Jadi, mereka tidak memiliki perasaan bersalah yang besar terhadap anak-anak atau orang tua mereka. Berbeda dengan pegawai dengan kategori usia di bawah 54 tahun, di mana mereka merasa bersalah dan khawatir jika anak atau orang tua mereka diurus oleh orang lain selain mereka.

Persepsi pegawai tentang variabel berani sukses sudah baik, dengan nilai tertinggi pada kategori usia 35-44 tahun dan nilai terendah pada kategori usia lebih dari 54 tahun. Persepsi pegawai tentang pengalaman sudah baik pada kategori usia 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan 45-54 tahun, dengan nilai terkecil pada kategori usia 25-34 tahun. Sedangkan untuk usia di atas 54 tahun, persepsi pegawai tentang pengalaman sudah sangat baik. Hal ini menandakan bahwa usia pegawai secara tidak langsung dapat mempengaruhi pengalaman yang dimiliki.

Persepsi pegawai untuk variabel tingkat kesadaran gender sudah baik pada semua kategori usia, kecuali pada kategori usia lebih dari 54 tahun, di mana kategorinya sudah sangat baik. Hal ini berarti bahwa semakin tua usia, semakin baik pula kesadaran gender yang dimiliki. Persepsi pegawai tentang dukungan keluarga sudah baik pada kategori usia 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan 45-54 tahun, dengan nilai terkecil pada kategori usia 25-34 tahun. Sedangkan untuk usia di atas 54 tahun, persepsi pegawai tentang dukungan keluarga sudah sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa dengan semakin bertambahnya usia, semakin besar pula dukungan keluarga yang diberikan dalam pekerjaan.

Pegawai memiliki persepsi yang sudah baik tentang lingkungan kerja, kecuali pada pegawai dengan usia lebih dari 54 tahun, di mana persepsi mereka sudah sangat baik. Kematangan usia dapat menyebabkan mereka lebih fleksibel dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan kerja saat ini. Mereka berusaha untuk membuat diri mereka merasa senyaman mungkin walaupun masih terdapat hal-hal yang dirasakan kurang. Intinya, mereka lebih bisa menerima berbagai kekurangan yang ada dan sebagian besar sudah merasa puas dengan kondisi lingkungan kerja saat ini.

2. Analisis Persepsi Pegawai berdasarkan Karakteristik Masa Kerja

Tabel 12. Analisis persepsi tentang variabel penelitian berdasarkan masa kerja pegawai No. Kategori Masa Kerja (tahun)

Motivasi Ganda Peran Bersalah Rasa Berani Sukses Pengalaman

Tingkat Kesadaran Gender Dukungan Keluarga Lingkungan Kerja 1. 1-5 4.00 3.48 2.85 3.60 3.78 4.00 4.02 3.92 2. 5,1-10 4.12 3.73 2.82 3.88 4.02 4.11 4.07 4.11 3. 10,1-15 4.23 3.53 3.20 3.87 4.05 4.44 4.13 4.07 4. 15,1-20 4.03 3.62 2.96 3.79 4.12 4.15 4.08 4.02 5. > 20 4.00 3.38 2.83 3.56 3.88 3.94 4.06 3.87 Rataan Total 4.08 3.54 2.93 3.74 3.97 4.13 4.07 4.00 Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi pegawai tentang motivasi pada kategori masa kerja 10,1-15 tahun sudah sangat baik, sedangkan pada keempat kategori lainnya persepsi pegawai sudah baik. Pada awal-awal masa kerja, pegawai masih dalam tahap penyesuaian, sehingga motivasinya tidak terlalu tinggi. Lalu pada kategori masa kerja 10,1-15 tahun, pegawai sudah mampu menyesuaikan dan merasa nyaman dengan pekerjaan yang dijalankannya, sehingga motivasinya tinggi. Sedangkan pada pegawai yang masa kerjanya sudah lama, motivasi kembali menurun, mungkin karena pegawai merasa jenuh atau sudah merasa cukup memanfaatkan ilmu dan menghasilkan prestasi mereka selama bekerja. Persepsi pegawai tentang peran ganda pada semua kategori masa kerja sudah baik, kecuali pada masa kerja di atas 20 tahun di mana persepsinya kurang baik.

Pegawai memiliki persepsi yang kurang baik tentang variabel rasa bersalah pada semua kategori masa kerja. Ini berarti pegawai cukup merasa bersalah bila tidak bisa mengurus anak-anak atau orang tua mereka, baik yang masa kerjanya belum lama maupun sudah lama. Persepsi pegawai tentang variabel berani sukses sudah baik pada semua kategori masa kerja. Begitu juga dengan persepsi tentang variabel pengalaman. Persepsi pegawai tentang pengalaman sudah baik untuk semua kategori masa kerja.

Persepsi pegawai untuk variabel tingkat kesadaran gender sudah baik pada semua kategori usia, dengan nilai terendah pada kategori masa kerja di atas 20 tahun dan nilai tertinggi pada kategori masa kerja 10,1-15 tahun. Persepsi pegawai tentang dukungan keluarga sudah baik pada semua kategori usia, dengan nilai

tertinggi pada kategori masa kerja pertengahan, yaitu 10,1-15 tahun. Pada masa kerja di bawah dan di atas kategori tersebut, dukungan keluarga relatif lebih kecil.

Pegawai memiliki persepsi yang sudah baik tentang lingkungan kerja, dengan dua nilai terendah pada kategori masa kerja 1-5 tahun dan di atas 20 tahun. Pada masa kerja 1-5 tahun, diperkirakan pegawai belum merasa puas dengan lingkungan kerja yang ada. Lalu pada kategori masa kerja lebih dari 20 tahun, kepuasan yang mereka peroleh dari lingkungan kerja cenderung menurun.

3. Analisis Persepsi Pegawai berdasarkan Karakteristik Tingkat Pendidikan Tabel 13. Analisis persepsi tentang variabel penelitian berdasarkan tingkat

pendidikan pegawai No. Kategori Tingkat Pendidikan Motivasi Peran Ganda Rasa Bersalah Berani Sukses Pengalaman Tingkat Kesadaran Gender Dukungan Keluarga Lingkungan Kerja 1. SD 4.00 3.00 3.50 3.00 4.50 3.75 3.67 4.00 2. SMP 4.33 3.75 3.50 4.00 4.75 4.88 4.89 4.90 3. SMA 4.04 3.68 2.70 3.90 3.97 4.01 4.01 3.97 4. S1 3.98 3.44 3.14 3.65 3.99 4.22 4.04 3.95 5. S2 4.43 3.54 3.07 3.67 3.86 4.36 4.30 4.16 Rataan Total 4.16 3.48 3.18 3.64 4.21 4.24 4.18 4.20 Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa persepsi tentang motivasi pada kategori tingkat pendidikan SD, SMA, dan S1 sudah baik. Sedangkan pada kategori SMP dan S2 sudah sangat baik. Pada tingkat pendidikan S2, hal ini merupakan sesuatu yang wajar, karena tingkat pendidikan yang tinggi dapat memberikan motivasi yang lebih dalam bekerja. Namun pada tingkat pendidikan SMP, jumlah pegawai yang masuk dalam kategori tersebut hanya satu orang, sehingga nilai tersebut kemungkinan besar tidak cukup mewakili. Ini menunjukkan bahwa satu orang pegawai tersebut memiliki persepsi yang sangat baik tentang motivasi, tetapi kurang mewakili kategori SMP secara keseluruhan.

Persepsi pegawai tentang peran ganda pada kategori SD kurang baik, sedangkan pada kategori lainnya sudah baik. Hal ini menujukkan bahwa tuntutan dalam menjalankan peran ganda yang besar cenderung dimiliki oleh pegawai dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Pegawai memiliki persepsi tentang rasa bersalah yang kurang baik pada kategori usia SMA, S1, dan S2. Mereka umumnya memiliki perasaan bersalah yang cukup besar jika anak mereka atau orang tua mereka sampai harus dirawat oleh orang lain selain mereka. Beda halnya dengan kategori pendidikan SD dan SMP di mana persepsi mereka sudah

baik. Mereka cenderung tidak merasa bersalah jika anak atau orang tua mereka dirawat oleh orang lain.

Persepsi pegawai untuk variabel berani sukses sudah baik pada semua kategori tingkat pendidikan, dengan nilai terendah pada kategori SD. Pegawai memiliki persepsi yang baik tentang pengalaman pada kategori SMA, S1, dan S2. Sedangkan pegawai pada kategori SD dan SMP memiliki persepsi yang sangat baik. Hal ini dapat disebabkan pegawai pada kategori SD dan SMP umumnya adalah pegawai yang masa kerjanya sudah lama, sehingga pengalaman yang mereka miliki relatif lebih banyak dibandingkan dengan kategori tingkat pendidikan yang lain, walaupun masa kerja yang lama tidak selalu menjamin tingginya tingkat pengalaman dan keaktifan yang dimiliki.

Persepsi tentang kesadaran gender sudah baik pada kategori SD dan SMA. Sedangkan kesadaran gender sudah sangat baik pada kategori SMP, S1, dan S2. Secara keseluruhan, persepsi pegawai untuk kesadaran gender sudah baik. Persepsi tentang dukungan keluarga pada kategori SMP sudah sangat baik, sedangkan pada kategori lainnya sudah baik. Persepsi pegawai tentang lingkungan kerja pada semua kategori tingkat pendidikan sudah baik, kecuali pada kategori SMP di mana persepsinya sangat baik. Sekali lagi persepsi yang sangat baik pada kategori SMP ini diduga kurang mewakili kategori SMP secara keseluruhan. 4. Analisis Persepsi Pegawai berdasarkan Karakteristik Status Pernikahan Tabel 14. Analisis persepsi tentang variabel penelitian berdasarkan status

pernikahan pegawai No. Kategori Status Pernikahan Motivasi Peran Ganda Rasa Bersalah Berani Sukses Pengalaman Tingkat Kesadaran Gender Dukungan Keluarga Lingkungan Kerja 1 Sudah Menikah 4.10 3.54 2.91 3.72 3.98 4.14 4.07 4.02 2 Belum Menikah 3.83 3.88 3.25 4.17 4.06 4.25 4.11 3.88 Rataan Total 3.97 3.71 3.08 3.95 4.02 4.19 4.09 3.95 Tabel 14 memperlihatkan bahwa persepsi pegawai tentang motivasi pada semua kategori pernikahan sudah baik, dengan nilai pada kategori belum menikah lebih kecil daripada kategori sudah menikah. Hal ini disebabkan pegawai yang sudah menikah pada umumnya memiliki faktor-faktor pendorong yang lebih besar untuk bekerja, seperti suami dan anak-anak. Persepsi pegawai sudah baik untuk variabel peran ganda, baik pada pegawai yang belum menikah maupun yang sudah menikah. Nilai yang lebih kecil pada kategori sudah menikah menunjukkan

bahwa tuntutan dari keluarga cenderung lebih besar pada pegawai yang sudah menikah (dari suami dan anak-anak) dibandingkan dengan pegawai yang belum menikah (dari orang tua).

Persepsi pegawai tentang rasa bersalah kurang baik pada kedua kategori. Rasa bersalah pada pegawai yang sudah menikah cenderung lebih besar dibandingkan dengan pegawai yang belum menikah. Persepsi pegawai tentang variabel berani sukses sudah baik, baik pada pegawai yang belum menikah maupun sudah menikah. Namun keberanian untuk sukses pada pegawai yang belum menikah lebih besar. Hal ini mungkin disebabkan oleh pertimbangan yang lebih mudah untuk mencapai karier karena belum memiliki pasangan atau anak.

Untuk variabel pengalaman, pegawai pada kedua kategori pernikahan sudah memiliki persepsi yang baik. Pegawai yang belum menikah maupun yang sudah menikah memiliki persepsi yang baik tentang tingkat kesadaran gender. Persepsi tentang dukungan keluarga pada kedua kategori pun sudah baik. Jadi, baik pada pegawai yang belum menikah maupun yang sudah menikah, dukungan yang diberikan oleh keluarga mereka sudah baik. Persepsi pegawai tentang lingkungan kerja juga sudah baik pada kedua kategori status pernikahan.