• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HUKUM PERTANGGUNGJAWABAN

B. Analisis Terhadap Pertanggungjawaban Perusahaan

2. Analisis Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum berasal dari dua suku kata yaitu perlindungan dan hukum. Perlindungan adalah hal atau perbuatan melindungi.230 Hukum adalah

“aturan untuk menjaga kepentingan semua pihak”.231 Menurut Wirjono Prodjodikoro, “perlindungan hukum adalah suatu upaya perlindungan yang diberikan kepada subjek hukum, tentang apa-apa yang dapat dilakukannya untuk mempertahankan atau melindungi kepentingan dan hak subjek hukum tersebut”.

Dalam kasus putusan Mahkamah Agung Nomor 3015 K/Pdt/2018, pemegang polis telah melakukan kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh pemegang polis yangmana dikaitkan dengan prinsip itikad baik (utmost good faith) maka pemegang polis sudah melakukan prinsip tersebut. Dengan dikeluarkan Polis Nomor 009.2012.00462 tertanggal 29 Maret 2012, maka saat itu terjadi hubungan hukum antara perusahaan asuransi dengan pemegang polis.

Dalam kasus ini, hakim menekankan kewajiban bagi perusahaan asuransi untuk meneliti fakta-fakta material yang telah diberikan oleh tertanggung dalam SPAJ sebelum perjanjian disepakati. Kewajiban ini bila dikaitkan dengan prinsip itikad baik (utmost good faith) berarti perusahaan asuransi telah melanggar prinsip itikad baik.

Hakim pada Mahkamah Agung telah memberikan perlindungan pemegang polis yang beritikad baik (utmost good faith) dalam perjanjian asuransi jiwa.

Dalam kasus ini pemegang polis dapat dikategorikan sebagai pihak yang beritikad baik (utmost good faith) telah melaksanakan kewajibannya dengan

230Dep DikBud-Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2001, h. 674.

231Ibid., h. 315.

memberitahukan segala fakta-fakta material yang diketahuinya pada perusahaan asuransi dalam SPAJ, sehingga perusahaan asuransi juga memiliki kewajiban untuk beritikad baik (utmost good faith) untuk meneliti fakta-fakta material (meng-cross check kebenaran data dari pemegang polis) melalui tim peneliti dan dokter asuransi. Dengan ditandatangani perjanjian asuransi jiwa tersebut, maka perusahaan asuransi mengakui kebenaran data dalam SPAJ, sehingga dengan meninggalnya pemegang polis maka ahli waris berhak untuk menerima manfaat secara material dengan menghukum tergugat membayar kerugian dengan total keseluruhannya sebesar Rp. 1.767.777.657.- (satu miliar tujuh ratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus tujuh puluh tujuh ribu enam ratus lima puluh tujuh rupiah), dengan rincian kerugian materiil sebesar Rp. 767.777.657.- (tujuh ratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus tujuh puluh tujuh ribu enam ratus lima puluh tujuh rupiah) dan kerugian immateril Rp1.000.000.000.- (satu miliar rupiah) secara kas dan tunai.232

Melihat polis asuransi kerugian dapat diketahui bahwa apa yang diperjanjikan antara pemegang polis dengan perusahaan tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan. Isi dari perjanjian tersebut adalah apa yang menjadi tujuan dari pemegang polis dan perusahaan, yaitu adanya peralihan resiko dari pemegang polis kepada perusahaan asuransi, yang memberikan konsekuensi pembayaran ganti rugi dari perusahaan

232Putusan Mahkamah Agung Nomor 3015 K/Pdt/2018.

apabila pemegang polis menderita kerugian sebagai akibat dari peristiwa yang dijamin dalam polis, dan kewajiban membayar premi bagi pemegang polis.233

Dengan adanya kepercayaan dari pihak perusahaan asuransi yang diimbangi dengan itikad baik (utmost good faith) dari pemegang polis, menunjukkan adanya penerapan prinsip kepercayaan dan prinsip itikad baik dalam asuransi kerugian. Itikad baik tidak saja ada pada pemegang polis tetapi juga ada pada pihak perusahaan karena perusahaan sudah menjelaskan luas jaminan yang diberikan kepada pemegang polis yang semuanya tertuang di dalam polis.

Prinsip itikad baik dalam perjanjian pada umumnya maupun dalam perjanjian asuransi berhubungan dengan ketentuan yang termuat dalam Pasal 1320, 1321, 1323, 1328 dan 1338 KUH Perdata serta Pasal 251 KUHD. Yang dimaksud dengan itikad baik dalam Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata adalah bahwa perjanjian harus dilaksanakan secara pantas dan patut. Itikad baik bukan saja harus ada pada saat pelaksanaan perjanjian, tetapi juga pada saat dibuatnya atau ditandatanganinya suatu perjanjian. Agar prinsip itikad baik ini benar-benar terpenuhi sangat diharapkan kepada pihak pemegang polis untuk tidak menyalahgunakan kepercayaan yang telah diberikan oleh pihak perusahaan asuransi.234

Pihak perusahaan asuransi juga harus bertikad baik (utmost good faith) dengan menjelaskan luas jaminan yang diberikan dan hak-hak dari pemegang

233Eti Purwiyantiningsih, Prinsip Itikad Baik Berdasarkan Pasal 251KUHD Dalam Asuransi Kerugian, Jurnal Dinamika Hukum, Volume 8, Nomor 3, bulan September 2008, h .245.

234Mustafa A.Siregar, Kapita Selekta Penghetahuan Hukum Dagang, Ind Hill Co, Jakarta, 2010, h. 11.

polis. Kepercayaan dari pihak harus diimbangi dengan itikad baik dari pemegang polis, yaitu dengan memberikan keterangan dan data yang diketahuinya atas interest yang akan ditutup asuransinya. Itikad baik ini bukan hanya ada pihak pemegang polis tetapi juga harus ada pada pihak perusahaan asuransi, karena yang lebih mengetahui mengenai luas jaminan dan hak-hak pemegang polis adalah perusahaan asuransi. Oleh karena itu ketika asuransi ditutup, perusahaan asuransi juga harus menjelaskan luas jaminan dan hak- hak pemegang polis.235

235Ibid.

108

1. Tanggung jawab hukum perusahaan asuransi jiwa terhadap pemegang polis dalam pembayaran klaim asuransi dimana perjanjian asuransi jiwa yang disebut dengan polis berlaku apabila telah ditutup (telah ada persesuaian kehendak) dalam perjanjian asuransi jiwa para pihak yaitu pemegang polis dan perusahaan asuransi mempunyai hak dan kewajiban asing-masing yang bersifat timbal balik dimana hak dan kewajiban pemegang polis sebaliknya juga merupakan hak dan kewajiban perusahaan asuransi sebagai penanggung. Berdasarakan ketentuan tersebut pembayaran uang santunan kepada pemegang polis atau ahli waris wajib dilaksanakan oleh perusahaan asuransi apabila telah terjadi evenemen atau resiko.

2. Perlindungan hukum ahli waris dalam mendapatkan haknya berupa layanan aduan konsumen (consumer service) diperusahaan asuransi, penyelesaian sengketa melalui LAPS OJK, BPSK, serta upaya penyelesaian sengketa secara litigasi melalui pengadilan negeri. Ahli waris dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 3015K/Pdt/2018 sebagai pihak yang beritikad baik telah melaksanakan kewajibannya dengan memberitahukan segala fakta-fakta material yang diketahuinya pada perusahaan asuransi, sehingga perusahaan asuransi memiliki kewajiban untuk beritikad baik untuk meneliti fakta-fakta material (meng-cross check

kebenaran data dari pemegang polis). Putusan hakim menyatakan bahwa perusahaan asuransi melakuan perbuatan melawan hukum dan menghukum untuk membayarkan klaim asuransi jiwa pemegang polis.

3. Hakim pada Mahkamah Agung dalam pertimbangan hukumnya menyatakan telah terjadi wanprestasi, yang memiliki makna bahwa perusahaan asuransi telah ingkar janji terhadap kewajiban dalam perjanjian asuransi jiwa berupa membayarkan klaim asuransi jiwa pemegang polis.

Hakim melindungi pihak pemegang polis yang beritikad baik dalam perjanjian asuransi jiwa. Pada putusan ini hakim telah menerapkan prinsip itikad baik para kontrak, dimana hakim berpegang teguh pada hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian asuransi yang telah disepakati antara perusahaan asuransi dan pemegang polis yang tertuang dalam polis asuransi.

B. Saran

1. Seharusnya mengenai pemberitahuan informasi yang sebenarnya, jika perusahaan asuransi mengganggap sesuatu mengenai objek yang akan diasuransikan cukup penting baginya maka ia harus mengajukan pertanyaan khusus mengenai objek yang akan di asuransikan tersebut.

Mengingat pemegang polis sebagai konsumen maka pemegang polis berhak mendapatkan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang atau jasa sesuai yang tercantum dalam UUPK dengan menyeimbangkan hak-hak konsumen dan pelaku usaha terutama dalam kaitannya dengan informasi yang berhubungan dengan perjanjian

asuransi dapat menghindari terjadinya penolakan klaim oleh perusahaan asuransi.

2. Seharusnya untuk mendapatkan Perlindungan hukum terhadap ahli waris debitur pemegang polis asuransi kredit apabila terdapat penolakan pembayaran klaim dikaitkan dengan prinsip utmost good faith tidak serumit dan selama seperti kasus yang dibahas dalam penelitian.

3. Walaupun putusan hukum dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 3015K/Pdt/2018 telah memberikan perlindungan hukum bagi para ahli waris yang haknya tidak terpenuhi, tapi untuk pelaksanaannya pemegang polis harus menunggu waktu yang lama dan harus menghabiskan uang dan tenaga terlebih dahulu baru tercapainya haknya, Sehingga dengan demikian pemerintah sebaiknya turut melakukan pengawasan kepada perusahaan asuransi agar masyarakat merasa dilindungi terhadap peraturan perundang-undangan yang ada.

111

Amiruddin dan Zainal Asikin. 2013. Pengantar Metode Penelitian Hukum.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ashshofa, Burhan. 2010. Metode Penelitian Hukum. Jakarta : Rineka Cipta.

Asyhadie, Zaeni.2014. HukumBisnis, Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Azheri, Busyra. 2011. Corporate Social Responsibility dari Voluntary menjadi Mandotary. Jakarta: Raja Grafindo Perss.

Darmai, Herman. 2006. Manajemen Asuransi. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Dewata, Mukti Fajar Nur, dan Yulianto Achmad. 2010. Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Fuady, Munir. 2005. Perbuatan Melawan Hukum (Pendekatan Kontemporer).

Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

_____________. 2013. Pengantar Hukum Bisnis (Menata Bisnis Modern di Era Global), Bandung: Citra Aditya Bakti.

Gunanto, H. 2003. Asuransi Kebakaran di Indonesia. Cetakan Kedua. Jakarta : Logos Wacana Ilmu.

Hananta, Abraham. 2018. Pelaksanaan Prinsip Utmost Good Faith dalam Perjanjian Asuransi Jiwa di PT. Generali Indonesia Regional Semarang.

Skripsi. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.

Hairi, Wawan Muhwan. 2012. Pengantar Ilmu Hukum. Bandung: Pustakan Setia.

Hartono, Sri Redjeki. 2001. Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi. Jakarta:

Sinar Grafika.

Hasymi, A. 1981. Dasar-Dasar Asuransi. Jakarta:Balai Aksara.

HS, Salim. 2014. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Disertasi dan Tesis (Buku Kedua). Depok: PT. RajaGrafindo Persada.

_________dan Erlies Septiana Nurbani. 2017. Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan Disertasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Huda, Mokhammad Khoirul. 2020. Pidato Pengukuhan Prinsip Iktikad Baik Dalam Kontrak Asuransi Jiwa Di Era Revolusi Industri 4.0. Surabaya:

Scopindo Media Pustaka.

Ida Bagus Paramaningrat Manuaba, dkk. 2018. “Prinsip kehati-hatian Notaris Dalam Membuat Akta Autentik”. Acta Comitas, Volume 03, No. 1.

Junaidi Gani, A. 2013. Hukum Asuransi Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Kansil, CST. 2010. Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia.

Jakarta: Sinar Grafika.

Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Depok: PT. Rajagrafindo.

Kelsen, Hans (a). 2007. sebagaimana diterjemahkan oleh Somardi. General Theory Of law and State , Teori Umum Hukum dan Negara, Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai Ilmu Hukum Deskriptif Empirik, Jakarta: BEE Media Indonesia.

___________ (b), 2006. sebagaimana diterjemahkan oleh Raisul Mutaqien, Teori Hukum Murni. Bandung: Nuansa & Nusa Media.

Khairandy, Ridwan. 2004. Itikad Baik Dalam Kebebasan Berkontrak, Jakarta : Pascasarjana UI.

________________.2013. Hukum Kontrak Indonesia dalam Perspektif Perbandingan. Bagian Pertama. Yogyakarta: UII Press.

________________. 2013. Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia.Yogyakarta : FH UII Press.

Kristiyanti, Celine Tri Siwi. 2016. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika.

Kusumaatmadja, Mochtar. 2009. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Alumni.

Marzuki, Peter Mahmud. 2011. Penelitian Hukum, Edisi Revisi. Jakarta: Kencana.

Mardalis. 2002. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Mertokusumo, Sudikno. 1991. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta:

Liberty.

_____________ dan H. Salim Hs.2010. Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Miru, Ahmadi dan Sutarman Yodo. 2011. Hukum Perlindungan Konsumen.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muhammad, Abdulkadir. 2010. Hukum Perusahaan Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

________________. 2011. Hukum Asuransi Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Muhammad Syakir, Sula. 2004.Asuransi Syariah : Konsep dan Sistem Operasional.Jakarta: Gema Insani Press.

Mulhadi.2017. Dasar-Dasar Hukum Asuransi, Depok : Raja Grafindo Persada.

Muslehuddin, Muhammad. 1999. Insurance and Islamic Law, Menggugat Asuransi Modern:Mengajukan suatu alternative baru dalam perpektif hukum Islam, Jakarta: Lentera

Nasution, Bahder Johan. 2008. Metode Penelitian Ilmu Hukum. Bandung: Mandar Maju.

Nugroho, Susanti Adi. 2008. Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen ditinjau dari Hukum Acara serta kendala implementasinya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Poedjosoebroto, Santoso. 1969. Beberapa Aspek Tentang Pertanggungan Jiwa Di Indonesia, Jakarta: Bhatara.

Prodjodikoro, Wirjono. 1972. Hukum Asuransi Di Indonesia. Jakarta: CV.

Pembimbing.

_________________ . 1979. Hukum Asuransi di Indonesia. Jakarta: PT Intermasa.

_________________ . 2006. Asas-Asas Hukum Perjanjian. Bandung: Sumur.

Purba, Radiks. 2004. Memahami Asuransi di Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Rahardjo, Satjipto. 2000. Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.

. 2003. Sisi-sisi Lain Dari Hukum Indonesia. Jakarta: Kompas.

Rahman, Hasanuddin. 1998. Aspek-Aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan Di Indonesia) Panduan Dasar: Legal Officer). Bandung : Citra Aditya Bakti.

Rasjidi, Lili dan I.B Wysa Putra. 1993. Hukum Sebagai Suatu Sistem. Bandung:

Remaja Rusdakarya.

Ridwan, H.R,. 2006. Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sastrawidjaja, Man Suparman dan Endang. 2003. Hukum Asuransi (Perlindungan Tertanggung, Asuransi Tertanggung, Usaha Perasuransian). Bandung: Alumni.

Siregar, Mustafa A. 2010. Kapita Selekta Penghetahuan Hukum Dagang. Jakarta:

Ind Hill Co.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2013. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Subagiyo, Dwi Tatak. 2012. Analisa Hukum Atas Penolakan Klaim Asuransi Kesehatan Prespektif. Bandung: Refika Aditama.

Sudarsono. 2005. Kamus Hukum. Jakarta: PT. Bina Adiaksara.

Sunggono, Bambang. 2002. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Waluyo, Bambang. 2002. Penelitian Hukum dalam Praktik. Jakarta : Sinar Grafika.

Yudha Hernoko, Agus. 2010. Hukum Perjanjian : Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial. Jakarta: Prenada Media Group.

B. Jurnal

Budi Sungkowo dkk. 2012. Perlindungan Konsumen Jasa Asuransi Terhadap Perusahaan Asuransi Yang Dinyatakan Pailit Didasarkan Pada Undang– Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Dan Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2012.

Universitas Jember.

B, Erlina. 2010.Klaim Ganti Rugi Dalam Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor. Jurnal Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Bandar Lampung.

Chandra, Winda Carolina. 2017. Penerapan Prinsip “Utmost Good Faith” Pada Pihak Tertanggung Dalam Polis Asuransi Jiwa Terkait Pengajuan Klaim Asuransi. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.

Chumaidah, Zahry Vandawati. 2014. Menciptkan Itikad Baik Yang Berkeadilan Dalam Kontrak Asuransi Jiwa. Surabaya : Universiras Airlangga.

Fauzi, Weitria. 2019. Pengaturan Pengajuan Gugatan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam Penyelesaian Sengketa Asuransi di Indonesia. Vol. 5 No. 1.

Francy, Donna. 2007. Klausula Wajib Asuransi Jiwa dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Kota Medan. Tesis. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Gumay, Nizarani Izanti. 2019. Pemberian Ganti Rugi Klaim Asuransi Ganda Terhadap Nasabah No. Polis Asuransi: 4254520564 Dan No. Polis Asuransi: 4240070179 Oleh PT. AJ. Manulife Pada Asuransi Kesehatan Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian, Skripsi, Bandung: Universitas Pasundan.

Hartono, Broto. 2005. Prinsip Utmost Good Faith dalam Pelaksanaan Perjanjian Asuransi Jiwa PT. ASURANSI JIWASRAYA (Persero) di Regional Office Semarang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hilal, Rafi,Alfatta. 2019. Analisis Penyebab Penolakan Klaim Nasabah Oleh Perusahaan Asuransi. Skripsi. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Rairy.

Husain, Fajrin. 2016. Perlindungan Hukum terhadap Pemegang Polis Asuransi Menurut UU No. 40 tahun 2014 tentang Perasuransian. Jurnal Lex Crimen. Vol. 5 No. 6.

Ismanto, Kuat. 2012. Principle Of Utmost Good Faith Dalam Perjanjian Asuransi, Jurnal. Pekalongan: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).

Khalieqy, Abidah El. 2021. Akibat Hukum Bagi Nasabah Asuransi Selaku Debitur Trhadap Penolakan Klaim Asuransi Jiwa, Jurnal Ilmiah Hukum Kenotariatan. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Kurniasi, Ika, Dkk. 2015. Tanggung Jawab PT. Bank Negara Indonesia (Persero) TBK Selaku Pemegang Polis Atas Penolakan Klaim Asuransi Nasabah.

Jurnal Hukum. Makasar : Universitas Hasanuddin.

Lorentina, Agnes Br. Sembiring. 2021 Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi Ditinjau Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 TentangENTANG PerlindunganERLINDUNGAN Konsumen Dan Undang-Undang Nomor 40 TAHUN 2014 Tentang Perasuransian (Studi Pada Pt Asuransi Allianz Utama Indonesia (AAUI). Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Marsidah. 2019. Bentuk Klausula-Klausula Baku Dalam Perjanjian Kredit Bank.

Jurnal. Sumatera Selatan : Universitas Palembang.

Muchsin. 2003. Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia.

Disertasi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Naufaldi, Fadhiel. 2020. Tanggung Gugat Tertanggung Terhadap Penolakan Klaim Asuransi Jiwa PT. Panin Dai Ichi Life. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia.

Nugraha, Farid Setya. 2018. Prosedur Penanganan Klaim Asuransi Kredit Pada PT Asuransi Bangun Askrida, Jurnal. Yogyakarta.

Paendong, Henky K. V. 2013. Perlindungan Pemegang Polis Pada Asuransi Jiwa Di Kaitkan Dengan Nilai Investasi. Jurnal. Vol.I/No.6/Oktober-Desember.

Pandansari, Neo Yessi. 2009. Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Asuransi Kecelakaan Diri, Tesis, Semarang : Universitas Diponegoro.

Pawitri, Rosiani Niti. 2017. Kedudukan dan Perlindungan Hukum Pemegang Polis pada Perusahaan Asuransi yang Pailit Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, Vol. 23 No. 1.

P. Halomoan, Kriatof. 2010. Peranan Lembaga Asuransi dalam Pemberian Kredit Perbankan (Studi Pada PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk Cabang Kabanjahe). Tesis. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Pohan, Nur Elfira Nirmala. 2016. Analisa Hukum Atas Kedudukan Kreditur Lain dalam Upaya Hukum Kasas ipada Perkara Kepailitan (Studi Terhadap Tiga Putusan MahkamahAgung). Tesis. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Pratama, Raditya. 2017. Tinjauan Yuridis Terhadap Asuransi Kredit Menurut Hukum Positif Indonesia, Universitas Mataram: Jurnal Ilmiah, Mataram.

Pratiwi, Hilda. 2016. Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Dalam Pelaksanaan Pemberian Kredit Perbankan Dengan Adanya Syarat Banker’s Clause.

Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Purwiyantiningsih, Eti. 2008 Prinsip Itikad Baik Berdasarkan Pasal 251KUHD Dalam Asuransi Kerugian. Jurnal Dinamika Hukum. Volume 8. Nomor 3.

Santri, Selvi Harvia. 2017. Prinsip Utmost Good Faith Dalam Perjanjian Asuransi Kerugian, Skripsi. Riau: Universitas Islam Riau.

Saputra, Arikha. 2021. Tanggungjawab Asuransi Dalam Mekanisme Klaim Pada Perjanjian Asuransi Berdasarkan Prinsip Utmost Good Faith. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 1/ Februari.

Setiawati, Neneng Sri. 2018. Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi Dalam Menyelesaikan Sengketa Klaim Asuransi. Skripsi.

Semarang: UNTAG Semarang.

S, Fachrul Irfan. 2016. Tinjauan Yuridis Terhadap Asuransi Jiwa Dalam Proses Pelaksanaan Penyelesaian Klaim Pembayaran Asuransi Pada PT.

Asuransi Manulife Indonesia di Medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Silaban, Arti Clara. 2019. Pelaksanaan Klaim Asuransi Jiwa Terkait Dengan Syarat Dan Ketentuan Pengajuan Klaim (Studi Pada PT. Asuransi Jiwa Generali Indonesia). Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Simamora, Yohanes Sogar. 2005. Prinsip Hukum Kontrak dalam Pengadaan Barang dan Jasa. Disertasi. Surabaya: Universitas Airlangga.

Siregar, Zainul Akmal Siregar. 2019. Analisis Hukum Pemberian Fasilitas Kredit Dengan Jaminan Polis Asuransi Pada PT Asuransi Jiwasraya Medan, Skripsi, Medan : Universitas Muhamadiyyah Sumatera Utara.

Sulistyaningrum, Helena Primadianti.2017. Prinsip Itikad Baik (Pasal 251 KUHD) Dalam Hal Terjadinya Penolakan Klaim Asuransi Kepada

Tertanggung Sebagai Konsumen (Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen).Jurnal Ilimiah. Palembang:

Universitas Sriwijaya.

Sunarmi. 2012. Pemegang Polis Asuransi dan Kedudukan Hukumnya. Jurnal Ilmu Hukum. Vol. 3 No. 1.

Surbakti, Dede Aquari Irawan. 2018. Analisis Yuridis Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sebagai Pelindung Nasabah Perusahaan Asuransi.

Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Wati, Ni Putu Purnama.2021. Tanggung Jawab Pihak Asuransi Terhadap Perjanjian Kredit Bank Dalam Hal Debitur Meninggal Dunia, Junal Konstruksi Hukum, Denpasar : Universitas Warmadewa.

C. Internet

Allianz, Prinsip-Prinsip Asuransi, https://www.allianz.co.id/explore/pahami-

konsep-dan-prinsip-prinsip-asuransi-agar-kamu-bisa-menikmati-manfaatnya.html,diakses tanggal 21 Juli 2021.

Bayu, 5 Dasar Hukum Asuransi di Indonesia, https://dosenekonomi.com/

bisnis/asuransi/dasar-hukum-asuransi, diakses tanggal 09 Juni 2021.

D. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).

Putusan Pengadilan Negeri Padang Nomor 20/Pdt.G/2016/PN.Pdg.

Putusan Pengadilan Tinggi Padang Nomor 11/PDT/2018/PT.PDG.

Putusan Mahkamah Agung Nomor 3015 K/Pdt/2018.

E. Wawancara

Wawancara dengan Toynbe Murdani Napitupulu, Supervisor PT. BRI Life Kota Medan, pada tanggal 09 Juni 2021, pukul 09.30 WIB.