BAB II RENCANA USAHA
C. Analisis Industri dan Persaingan
4. Analisis Posisi Usaha dalam Peta Persaingan
Dalam mendirikan suatu usaha apapun pastinya akan selalu mengenal akan adanya persaingan yang terjadi. Untuk usaha keripik singkong ini memiliki banyak pesaing. Usaha ini berada pada posisi sebagai follower (pengikut), karena sudah banyak makanan cemilan yang ditawarkan kepada konsumen. Para pesaing ini biasanya sudah memiliki pelanggan tetap dan rasanya pun enak.
D. Rencana Program Produk dan Pemasaran 1. Ide Produk yang akan dikembangkan
Produk yang akan dihasilkan adalah keripik singkong dengan berbagai ragam bentuk dan rasa. Produk ini akan dikemas dengan plastik putih dengan label nama perusahaan dan profil perusahaan (nomor telpon, alamat maupun email). Kemudian produk ini akan dititipkan di warnet, burjo, rental ps, outlet cemilan yang menjual makanan ringan. Untuk awalnya akan dimulai dengan menitipkan 10 bungkus per tempat yang dituju dengan 10 tempat penitipan.
Kemudian, selama waktu berjalan dan setelah kurang lebih 3 hari produk akan ditarik untuk diganti dengan yang baru. Jika habis maka akan ditambahkan.
Dalam usaha keripik singkong ini yang menjadi tujuan dari program pemasaran usaha keripik singkong ini adalah dengan pembuatan pamflet dengan harapan pendapatan akan meningkat tiap bulannya, pelanggan bertambah, meningkatnya permintaan akan keripik singkong dan produk lebih dikenal di pasar.
2. Siklus Hidup Produk
Sebuah usaha pasti mengalami sebuah perputaran siklus, tetapi waktu perputaran siklus tidak sama antara usaha yang satu dengan usaha yang lain. Ada tiga siklus yang berputar di dalam suatu usaha yakni:
Siklus 1 : masa lahirnya usaha melalui produknya ( perkenalan ).
Siklus 2 : masa perkembangan usaha hingga mencapai puncak perkembangan ( pertumbuhan ).
Siklus 3 : masa menurunnya siklus ( penurunan ).
Produk keripik singkong ini akan dijaga kualitasnya yang tahan lama karena keripik singkong ini dalam bentuk makanan kering dan dibungkus secara rapi.
3. Rencana Distribusi dan Promosi a. Rencana Distribusi
1. Lokasi Usaha
Lokasi yang akan dipergunakan untuk kelangsungan bisnis ini ada 2 tempat yang sangat strategis. Lokasi yang digunakan sebagai tempat produksi terletak di daerah Kulon Progo karena dekat dengan bahan baku dan mudah mendapatkan bahan baku ubinya
kemudian lokasi yang ke 2 terletak di daerah Dusun Cepit yang dijadikan sebagai tempat pemasaran dan promosi keripik singkong tersebut. Dengan adanya 2 lahan ini akan membantu dalam menjalankan bisnis ini dengan sebaik-baiknya dan waktu berjalan mendapatkan laba yang sangat menguntungkan.
2. Supplier Bahan Baku
Supplier atau pemasok yang membantu dalam penyediaan bahan baku adalah petani ubi yang berada di daerah Ngelebeng, Kelurahan Banjar Asri, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo Yogyakarta. Karena saya bisa langsung menentukan kriteria ubi yang akan saya ambil untuk diolah menjadi keripik singkong.
b. Rencana Promosi
Promosi adalah pengenalan produk dan jasa kepada konsumen. Promosi ini bertujuan utuk menarik minat dan image yang baik dari para calon konsumen kepada produk yang akan berakhir dengan keputusan untuk membeli suatu produk. Cara awal yang dapat digunakan untuk memperkenalkan usaha ini adalah awalnya dari mulut ke mulut kemudian melakukan penitipan pada tempat penitipan produk yang dimaksud dengan memberi informasi kepada calon konsumen. Selain itu, untuk lebih mengembangkan bisnis ini promosi dilakukan melalui media famplet. Rencana promosi ini akan dilaksanakan pada bulan Januari – April 2011 dengan biaya sebesar Rp 100.000,00. Dengan banyaknya
tempat penitipan produk ini maka akan mudah dilakukan promosi secara tidak langsung dengan dasar kualitas produk yang baik dan juga disertai alamat, telepon dan email yang dapat membantu proses promosi usaha ini. Produk ini akan dititipkan di warnet, burjo, rental ps, outlet cemilan serta kantin yang menjual makanan ringan. Untuk awalnya pada bulan Januari 2011 akan dimulai dengan menitipkan 40 bungkus per tempat selama 1 bulan di 10 tempat penitipan.
Kemudian, selama waktu berjalan dan setelah kurang lebih 3-5 hari produk akan ditarik untuk diganti dengan yang baru. Jika habis maka akan ditambahkan. Jika adanya perkembangan, produk yang dibuat akan ditambahkan. Selain itu, adanya inovasi produk keripik singkong dan juga tujuan tempat penitipan produk juga ditambahkan.
4. Kekayaan Intelektual
Kekayaan intelektual di bisnis singkong ini dengan sistem pemasaran dan produksi yang sangat mudah dan sederhana. Sistem pemasaran hanya dititipkan di tujuan pemasaran sedangkan produksinya dengan menggunakan bahan baku yang sangat mudah didapat serta bumbu masakan yang mudah didapat dan juga menggunakan sistem penggorengan yang sederhana.
E. Rencana Operasi dan Sumber Daya Manusia 1. Proses Produksi
Bahan baku yang dibutuhkan adalah ubi tanah yang masih segar, mulus, berukuran sedang yang ditanam ± 4 bulan sebelumnya untuk dicabut kemudian setelah itu tidak langsung ditinggalkan dengan tanah kosong selanjutnya untuk menghemat waktu, batang ubi dipotong-potong lagi dengan ukuran ± 30 cm dan ditanamkan ke tanah kembali untuk menghasilkan ubi untuk ± 4 bulan selanjutnya.
Ubi tanah yang telah dicabut tadi dikupas kulitnya kemudian ubi yang sudah dikupas direndam dalam air bersih dengan tujuan agar menghindari kontak oksida dengan udara oleh enzim polifenolase yang dapat mengubah senyawa polifenol yang menyebabkan adanya bercak hitam pada ubi tersebut kemudian ubi dipotong setengah dari ukuran aslinya agar saat ubi diparut nanti akan lebih mudah dilanjutkan dengan mencuci ubi tadi untuk menjaga kebersihan dari hasil produk ini.
Setelah semua ubi yang ada dikupas dan dipotong kemudian ubi tadi diparut dengan tipis. Selanjutnya akan dipaparkan proses pembuatan keripik singkong ini:
Penggorengan
Pengemasan Singkong direndam air
kapur
Pemberian bumbu
Perebusan Rajang singkong
Bagan II.1. Proses Produksi Keripik Singkong Keterangan :
a. Rajang singkong dengan ketebalan yang rata menggunakan alat parut atau memakai mesin rajang.
b. Keripik singkong yang masih mentah direndam dalam air yang telah diberi kapur sirih. Tujuannya untuk membuat rasa keripik menjadi gurih dan renyah.
Perendaman dengan air sirih dilakukan selama 3 hari. Kemudian dilanjutkan
dengan pencucian lagi agar sisa-sisa kapur sirih dan bau yang kurang enak dapat hilang.
c. Dilanjutkan perebusan dalam air mendidih dengan waktu singkat selama 5 menit. Tujuannya untuk menghentikan enzim oksidasi yang menyebabkan warna ketela menjadi coklat. Pada perebusan tahap ini, waktu dan temperature harus dikendalikan agar keripik mentah tidak menjadi matang. Setelah semua selesai, keripik mentah tadi dirajang agar mengurangi kadar air disaat penggorengan.
d. Pemberian bumbu, bumbu diberikan secukupnya kemudian diberi air secukupnya sambil diaduk sampai merata. Bumbu tersebut ditaburkan pada keripik yang masih mentah yang telah direbus dan ditiriskan.
e. Penggorengan, untuk mendapatkan hasil keripik yang baik (gurih dan renyah) harus digoreng dengan minyak goreng yang telah panas sampai matang.
Goreng singkong yang sudah kering ke wajan pertama sampai terlihat pinggiran singkong sedikit mengembang. Penggorengan dilakukan dengan wajan, sotil dan kompor gas dengan api yang disesuaikan.
f. Pengemasan, keripik yang sudah jadi dibungkus setelah dingin menggunakan plastik yang telah ada label perusahaan. Setelah dibungkus dengan plastik, plastik ditutup dengan menggunakan api lilin.
2. Keterampilan Sumber Daya Manusia
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis ini memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah ubi menjadi keripik yang berkualitas baik dengan berbagai macam rasa.
3. Peralatan dan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan Tabel II.1
a. Peralatan yang Sudah Dimiliki
NO ITEM JUMLAH SATUAN HARGA
SATUAN
TOTAL
1 Cangkul 2 Buah Rp 15.000,00 Rp 30.000,00 2 Sabit atau parang 2 Buah Rp 10.000,00 Rp 20.000,00
3 Ember 3 Buah Rp 5.000,00 Rp 15.000,00
4 Alat parut 3 Buah Rp 4.000,00 Rp 12.000,00 5 Baskom besar 2 Buah Rp 8000,00 Rp 16.000,00 6 Kompor gas 1 Buah Rp 200.000,00 Rp 200.000,00 7 Penggorengan 2 Buah Rp 5000,00 Rp 10.000,00
8 Sotil 3 Buah Rp 3.000,00 Rp 9.000,00
9 Penyaring 2 Buah Rp 3.000,00 Rp 3.000,00
JUMLAH Rp 315.000,00
b. Sumber Daya Manusia
Untuk awal menjalankan bisnis ini, sumber daya manusia yang dibutuhkan masih sangat sedikit yaitu 4 orang tenaga kerja karena belum banyak pekerjaan yang banyak dilakukan. Hanya saja untuk menjalankan bisnis ini dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman dengan usaha ubi ini agar menghasilkan produk yang baik dan menarik bagi para calon pelanggan.
F. Rencana Keuangan
1. Kebutuhan Pendanaan
Bisnis ini dibuat dengan usaha modal yang cukup kecil dikarenakan semua bahan baku, peralatan maupun perlengkapan yang dibutuhkan telah tersedia walaupun belum semua tersedia. Modal awal yang dikeluarkan sebesar Rp 2.315.000,00 dari modal sendiri. Modal ini berasal dari orang tua saya yang mendukung bisnis ini berjalan karena mempunyai prospek yang bagus.
Modal ini dipergunakan untuk melengkapi peralatan maupun perlengkapan yang masih kurang karena peralatan dan perlengkapan untuk menjalankan bisnis ini telah tersedia tapi masih kurang. Selain itu, modal yang telah ada ini akan dipergunakan untuk melakukan pemasaran produk dengan pembuatan pamflet. Dimungkinkan juga modal akan digunakan untuk keperluan operasional lainnya dan juga modal akan digunakan untuk mengganti peralatan maupun perlengkapan yang baru.
2. Penggunaan Dana
Dana yang telah tersedia sebesar Rp 2.315.000,00 untuk menjalankan usaha ini akan difokuskan pada aspek operasionalnya seperti penambahan peralatan, perlengkapan, dan juga transportasi untuk melakukan program pemasaran dan untuk penambahan bahan baku.
2.1. Alokasi Penggunaan Dana Tahap I pada Bulan Januari 2011 1. Biaya bahan baku
• Ubi kayu 15 kg @Rp 2000,00 = Rp 30.000,00
• Biaya pengangkutan bahan baku = Rp 10.000,00 + Total biaya bahan baku = Rp 40.000,00 2. Biaya proses produksi
• Minyak goreng 3 kg @Rp 8000,00 = Rp 24.000,00
• Bumbu = Rp 25.000,00
• Gas elpigi 3kg 2 @ Rp17.000,00 = Rp 34.000,00
• Kapur 1 plastik @ Rp 3000,00 = Rp 3000,00
• Lilin 1 bugkus @ Rp 3000,00 = Rp 3000,00
• Plastik @ Rp 5000,00 = Rp 5000,00 +
Total biaya produksi Rp 94.000,00
3. Biaya pemasaran
• Transportasi = Rp 25.000,00
• Promosi = Rp 25.000,00
• Pulsa dan Internet = Rp 12.500,00 +
Total biaya pemasaran Rp 62.500,00 Total penggunaan dana tahap I Rp 196.500,00 Sisa dana tahap I = Rp 2.315.000,00 – Rp 196.500,00 = Rp 2.118 .500,00
Tabel II.2
Rincian Hasil Penjualan Tahap I bulan Januari 2011 Tempat Penitipan Jumlah Penitipan
(bungkus)
Burjo Pamungkas 40 Rp 1000,00 Rp 40.000,00
Warnet Cheetos 40 Rp 1000,00 Rp 40.000,00
Total Penjualan Rp 400.000,00
Penjualan dilakukan 1 minggu sekali dengan penitipan 10 produk. Jadi, selama 1 bulan dilakukan 4 kali penitipan dengan 40 produk. Diasumsikan bahwa semua produk yang dititipkan habis terjual. Setelah melihat hasil penjualan yang di atas, maka dapat dihitung laba dan perubahan modal, sebagai berikut :
Modal awal = Rp 2.315.000,00 Dana yang digunakan = Rp 196.500,00 – Sisa modal = Rp 2.118.500,00
Hasil penjualan = Rp 400.000,00 Dana yang digunakan = Rp 196.500,00 – Laba bersih = Rp 203.500,00
Perubahan modal Januari 2011
Modal awal = Rp 2.315.000,00 Laba bersih = Rp 203.500,00 + Pendapatan tahap I = Rp 2.518.500,00
o Pendapatan tahap I dipergunakan sebagai modal operasional tahap II.
2.2. Alokasi Penggunaan Dana pada Bulan Februari 2011 1. Biaya bahan baku
• Ubi kayu 25 kg @Rp 2000,00 = Rp 50.000,00
• Biaya pengangkutan bahan baku = Rp 10.000,00 + Total biaya bahan baku = Rp 60.000,00
2. Biaya proses produksi
• Minyak goreng 6 kg @Rp 8000,00 = Rp 48.000,00
• Bumbu = Rp 35.000,00
• Gas elpigi 3kg 4 @ Rp17.000,00 = Rp 68.000,00
• Kapur 5 plastik @ Rp 3000,00 = Rp 15.000,00
• Lilin 1 bugkus @ Rp 3000,00 = Rp 3000,00
• Plastik 3@ Rp 5000,00 = Rp 15.000,00 +
Total biaya produksi Rp 184.000,00
3. Biaya pemasaran
• Transportasi = Rp 25.000,00
• Promosi = Rp 25.000,00
• Pulsa dan Internet = Rp 12.500,00 +
Total biaya pemasaran Rp 62.500,00 Total penggunaan dana tahap II Rp 306.500,00 Sisa dana tahap II = Rp 2.518.500,00 – Rp 306.500,00 = Rp 2.212.000,00
Tabel II.3
Rincian Hasil Penjualan Tahap II bulan Februari 2011 Tempat Penitipan Jumlah Penitipan
(bungkus)
Burjo Pamungkas 60 Rp 1000,00 Rp 60.000,00
Warnet Cheetos 60 Rp 1000,00 Rp 60.000,00
Total Penjualan Rp 600.000,00
Penjualan dilakukan 1 minggu sekali dengan penitipan 15 produk. Jadi, selama 1 bulan dilakukan 4 kali penitipan dengan 60 produk. Diasumsikan bahwa semua produk yang dititipkan habis terjual. Setelah melihat hasil penjualan yang di atas, maka dapat dihitung laba dan perubahan modal, sebagai berikut :
Modal Februari 2011 = Rp 2.518.500,00 Dana yang digunakan = Rp 306.500,00 – Sisa modal = Rp 2.212.000,00
Hasil penjualan = Rp 600.000,00 Dana yang digunakan = Rp 306.500,00 – Laba bersih = Rp 293.500,00
Perubahan modal Februari 2011
Modal Februari 2011 = Rp 2.518.500,00 Laba bersih = Rp 293.500,00 + Pendapatan tahap II = Rp 2.812.000,00
o Pendapatan tahap II dipergunakan sebagai modal operasional tahap III.
2.3. Alokasi Penggunaan Dana pada Tahap III Bulan Maret 2011 1. Biaya bahan baku
• Ubi kayu 30 kg @Rp 2000,00 = Rp 60.000,00
• Biaya pengangkutan bahan baku = Rp 10.000,00 + Total biaya bahan baku = Rp 70.000,00 2. Biaya proses produksi
• Minyak goreng 9 kg @Rp 8000,00 = Rp 72.000,00
• Bumbu = Rp 50.000,00
• Gas elpigi 3kg 6 @ Rp17.000,00 = Rp 102.000,00
• Kapur 8 plastik @ Rp 3000,00 = Rp 24.000,00
• Lilin 1 bugkus @ Rp 3000,00 = Rp 3000,00
• Plastik 5@ Rp 5000,00 = Rp 25.000,00 +
Total biaya produksi Rp 276.000,00
3. Biaya pemasaran Sisa dana tahap III = Rp 2.812.000,00 – Rp 408.500,00 = Rp 2.403.500,00
Tabel II.4
Rincian Hasil Penjualan Tahap III bulan Maret 2011 Tempat Penitipan Jumlah Penitipan
(bungkus)
Burjo Pamungkas 80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Warnet Cheetos 80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Warnet Prayan 80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Rental PS III 80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Rental PS Inzomnia 80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Outlet cemilan Sarah dan Snack
80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Outlet cemilan Jogja Snack
80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Total Penjualan Rp 800.000,00
Penjualan dilakukan 1 minggu sekali dengan penitipan 20 produk. Jadi, selama 1 bulan dilakukan 4 kali penitipan dengan 80 produk. Diasumsikan bahwa semua produk yang dititipkan habis terjual. Setelah melihat hasil penjualan yang di atas, maka dapat dihitung laba dan perubahan modal, sebagai berikut :
Modal Maret 2011 = Rp 2.812.000,00 Dana yang digunakan = Rp 408.500,00 – Sisa modal = Rp 2.403.500,00
Hasil penjualan = Rp 800.000,00 Dana yang digunakan = Rp 408.500,00 – Laba bersih = Rp 391.500,00
Perubahan modal Maret 2011
Modal Maret 2011 = Rp 2.812.000,00 Laba bersih = Rp 391.500,00 + Pendapatan tahap III = Rp 3.203.500,00
o Pendapatan tahap III dipergunakan sebagai modal operasional tahap IV.
2.4. Alokasi Penggunaan Dana pada Tahap IV Bulan April 2011 1. Biaya bahan baku
• Ubi kayu 50 kg @Rp 2000,00 = Rp 100.000,00
• Biaya pengangkutan bahan baku = Rp 10.000,00 + Total biaya bahan baku = Rp 110.000,00
2. Biaya proses produksi
• Minyak goreng 12 kg @Rp 8000,00 = Rp 96.000,00
• Bumbu = Rp 65.000,00
• Gas elpigi 3kg 8 @ Rp17.000,00 = Rp 136.000,00
• Kapur 10 plastik @ Rp 3000,00 = Rp 30.000,00
• Lilin 1 bugkus @ Rp 3000,00 = Rp 3000,00
• Plastik 8@ Rp 5000,00 = Rp 40.000,00 +
Total biaya produksi Rp 370.000,00
3. Biaya pemasaran
• Transportasi = Rp 25.000,00
• Promosi = Rp 25.000,00
• Pulsa dan Internet = Rp 12.500,00 +
Total biaya pemasaran Rp 62.500,00 Total penggunaan dana tahap IV Rp 542.500,00 Sisa dana = Rp 3.203.500,00 – Rp 542.500,00 = Rp 2.661.000,00
Tabel II.5
Rincian Hasil Penjualan Tahap IV bulan April 2011
Tempat Penitipan Jumlah Penitipan (bungkus)
Harga Jual per Bungkus
Jumlah
Burjo Pak Roni 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Burjo Karisma 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Burjo Pojok 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Burjo Pamungkas 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Warnet Cheetos 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Warnet Prayan 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Rental PS III 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Rental PS Inzomnia 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00 Outlet cemilan Sarah dan
Snack
100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Outlet cemilan Jogja Snack
100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Total Penjualan Rp 1.000.000,00
Penjualan dilakukan 1 minggu sekali dengan penitipan 25 produk. Jadi, selama 1 bulan dilakukan 4 kali penitipan dengan 100 produk. Diasumsikan bahwa semua produk yang dititipkan habis terjual. Setelah melihat hasil penjualan yang di atas, maka dapat dihitung laba dan perubahan modal, sebagai berikut :
Modal April 2011 = Rp 3.203.500,00 Dana yang digunakan = Rp 542.500,00 – Sisa modal = Rp 2.661.000,00
Hasil penjualan = Rp 1.000.000,00 Dana yang digunakan = Rp 542.500,00 – Laba bersih = Rp 457.500,00
Perubahan modal April 2011
Modal Maret 2011 = Rp 3.203.500,00 Laba bersih = Rp 457.500,00 + Modal akhir April 2011 = Rp 3.661.000,00 Yang tidak terpakai
Tabel II.6
Laporan Singkat Bulan Januari – April 2011
Bulan Pendapatan HPP Laba Kotor Biaya Operasi Laba Bersih Januari 2011 Rp 400.000,00 Rp 134.000,00 Rp 266.000,00 Rp 62.500,00 Rp 203.500,00 Februari 2011 Rp 600.000,00 Rp 244.000,00 Rp 356.000,00 Rp 62.500,00 Rp 293.500,00 Maret 2011 Rp 800.000,00 Rp 346.000,00 Rp 454.000,00 Rp 62.500,00 Rp 391.500,00 April 2011 Rp 1.000.000,00 Rp 480.000,00 Rp 520.000,00 Rp 62.500,00 Rp 457.500,00
Total Rp 1.204.000,00 Rp 1.596.000,00 Rp 250.000,00 Rp 1.546.000,00
Keterangan :
HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhir Laba kotor = Pendapatan – HPP
Laba Bersih = Pendapatan – HPP – Biaya Operasi
Tabel II.7 Laporan Laba/Rugi
TELA’QU Januari – April 2011
Bulan Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Pendapatan Rp 400.000,00 Rp 600.000,00 Rp 800.000,00 Rp 1.000.000,00 Total
Pendapatan
Rp 400.000,00 Rp 600.000,00 Rp 800.000,00 Rp 1.000.000,00
HPP
Persediaan Awal
- - - -
Pembelian Rp 134.000,00 Rp 244.000,00 Rp 346.000,00 Rp 480.000,00
Tersedia dijual - - - -
Persediaan Akhir
- - - -
HPP Rp 134.000,00 Rp 244.000,00 Rp 346.000,00 Rp 480.000,00 Laba Kotor Rp 266.000,00 Rp 356.000,00 Rp 454.000,00 Rp 520.000,00
Biaya Operasional
Transportasi Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Promosi Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Pulsa Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Total Biaya Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Laba Bersih Rp 203.500,00 Rp 293.500,00 Rp 391.500,00 Rp 457.500,00
Keterangan :
1. Pendapatan diperoleh dari hasil penitipan produk keripik singkong.
2. Pembelian diperoleh dari pembelian peralatan dan bahan pembantu.
3. Biaya operasi diperoleh dari transportasi, promosi, internet dan pulsa.
Tabel II.8 Laporan Neraca
TELA’QU Tahap I Januari 2011
Aktiva Pasiva
Kas Rp 203.500,00 Aktiva Tetap Rp 2.315.000,00 + Rp 2.518.500,00
Laba ditahan Rp 203.500,00 Modal Rp 2.315.000,00 + Rp 2.518.500,00
Keterangan :
¾ Aktiva (kas) dan pasiva (modal sendiri) diperoleh dari modal awal yang di tambah dengan laba/rugi yang diperoleh.
Tabel II.9 Laporan Neraca
TELA’QU
Tahap II Februari 2011
Aktiva Pasiva
Kas Rp 497.000,00 Aktiva Tetap Rp 2.315.000,00 + Rp 2.812.000,00
Laba ditahan Rp 293.500,00 Modal Rp 2.518.500,00 + Rp 2.812.000,00
Keterangan :
¾ Kas Januari + kas Februari
¾ Aktiva tetap dari modal awal
Tabel II.10 Laporan Neraca
TELA’QU Tahap III Maret 2011
Aktiva Pasiva
Kas Rp 685.000,00 Aktiva Tetap Rp 2.518.500,00 + Rp 3.203.500,00
Laba ditahan Rp 391.500,00 Modal Rp 2.812.000,00 + Rp 3.203.500,00
Keterangan :
¾ Kas Februari + kas Maret
¾ Aktiva tetap dari modal akhir Februari
Tabel II.11 Laporan Neraca
TELA’QU Tahap IV April 2011
Aktiva Pasiva
Kas Rp 849.000,00 Aktiva Tetap Rp 2.812.000,00 + Rp 3.661.000,00
Laba ditahan Rp 457.500,00 Modal Rp 3.203.500,00 + Rp 3.661.000,00
Keterangan :
¾ Kas Maret + Kas April
¾ Aktiva Tetap dari modal akhir Maret
Tabel II.12 TELA’QU
Pertumbuhan Modal dan Laba Bulan Januari – April 2011
Tahap Modal Laba % Laba
Tahap I Rp 2.518.500,00 Rp 203.500,00 8.08%
Tahap II Rp 2.812.000,00 Rp 293.500,00 10.43%
Tahap III Rp 3.203.500,00 Rp 391.500,00 12.22%
Tahap IV Rp 3661.000,00 Rp 457.500,00 12.49%
Keterangan : kenaikan laba stabil karena tiap bulan terjadi kenaikan biaya bahan baku dan biaya proses produksi.
Gambar.2.1 Diagram Batang Pertumbuhan Laba
BAB III
RENCANA IMPLEMENTASI
Rencana implementasi untuk usaha keripik singkong TELA’QU akan diuraikan dalam bab ini. Untuk mengembangkan suatu usaha perlu perencanaan yang matang dan terorganisir secara baik agar program-program yang telah direncanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Tidak menutup kemungkinan rencana program-program yang telah direncanakan mengalami suatu kegagalan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Baik itu faktor dalam usaha yang akan dikembangkan juga faktor dari luar, misalnya faktor yang dipengaruhi oleh para konsumen ataupun pelanggan usaha ini.
Rencana program-program yang akan dilakukan untuk jangka waktu empat bulan kedepan dalam pengembangan bisnis ini berupa penambahan jumlah produksi,membuat laporan keuangan dan untuk jangka panjang akan direncanakan penjualan keripik singkong secara offline maupun online.
A. Program Pemasaran
Implementasi pemasaran dalam bisnis keripik singkong ini merupakan tahap awal dalam mengambil langkah untuk merealisasikan rencana pemasaran ke dalam usaha nyata, yang juga menunjukkan siapa yang mengerjakan, apa yang dikerjakan, kapan, dan bagaimana melaksanakan perencanaan pemasaran. Dalam usaha keripik singkong ini yang menjadi tujuan dari program pemasaran usaha keripik singkong ini adalah dengan pembuatan pamflet sederhana yang juga dititipkan bersamaan dengan penitipan keripik singkong.
38
B. Program Operasi / Produksi
Produksi keripik singkong dilakukan tiap minggu karena penitipan keripik singkong juga dilakukan setiap minggu kemudian akan dititipkan 10 bungkus per tempat penitipan dengan 10 tempat penitipan. Untuk melancarkan setiap tahapnya, saya akan menambah beberapa peralatan yang membantu proses produksi seperti, kompor gas, gas elpigi, ember, dan baskom besar. Penambahan peralatan sesuai dengan kebutuhan operasi usaha ini.
C. Program Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer, dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam usaha keripik singkong ini menjadi tujuan dalam pengembangan usaha keripik singkong ini adalah menambah jumlah karyawan. Karena usaha keripik singkong ini merupakan suatu bisnis yang membutuhkan beberapa karyawan untuk melakukan proses produksi sehingga mencapai proses produksi yang efektif dan efisien. Tidak ada kriteria khusus dalam menambah karyawan hanya saja mempunyai keahlian dan ketrampilan.
Sangat diharapkan setelah menambah beberapa tenaga kerja, proses produksi semakin baik. Maka efek bagi para calon konsumen adalah para calon konsumen akan merasa lebih puas dari produk keripik singkong yang kami tawarkan untuk para calon konsumen.
D. Program Keuangan
Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya seefektif, seefisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Program yang akan dilakukan dalam menjalankan usaha ini adalah hanya melakukan penambahan modal saja sebesar Rp 500.000,00.
TABEL III.1
RENCANA IMPLEMENTASI JANUARI – APRIL 2011 Jenis
Indikator Keberhasilan Sub - Program
• Mendapatkan pembeli dan pelanggan.
• Meningkatnya permintaan akan keripik singkong.
• Omzet meningkat 2 PENJUALAN Penitipan produk Menciptakan
pembeli menjadi pelanggan
Dilakukan
setiap bulan Rp 100.000,00 (transportasi 4
bulan)
• Laba meningkat.
• Bertambahnya pembeli dan pelanggan.
April 2011 Rp 100.000,00 (transportasi 4
bulan)
• Meningkatnya laba
• Meningkatnya pembeli dan pelanggan
• Meningkatnya permintaan akan keripik singkong
Rencana
April 2011 Rp 500.000,00
• Membeli peralatan yang baru.
Rencana
BAB IV
RENCANA PROSES DAN PENGEMBANGAN USAHA
A. Kondisi Aktual Beberapa Indikator Utama Pengembangan Usaha 1. Pasar aktual, potensial, dan sasaran
a. Pasar aktual
Konsumen aktual usaha ini adalah semua konsumen cemilan keripik singkong yang ada di warung internet, burjo, rental ps, dan outlet cemilan yang ada di Yogyakarta. Ciri-ciri pasar aktual usaha ini, yaitu :
• Pemilik warung internet, burjo, rental ps, dan outlet cemilan
• Konsumen yang membutuhkan cemilan keripik singkong.
b. Pasar potensial
Konsumen potensial adalah konsumen yang mempunyai keinginan dan mau untuk membeli produk keripik singkong yang ditawarkan. Salah satu
Konsumen potensial adalah konsumen yang mempunyai keinginan dan mau untuk membeli produk keripik singkong yang ditawarkan. Salah satu