• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan SDM

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 68-0)

BAB II RENCANA USAHA

A. Deskripsi Usaha

8. Keterampilan SDM

Untuk menjalankan bisnis ini sumber daya manusia yang dibutuhkan tidak memiliki kriteria khusus hanya saja sumber daya manusia memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah ubi menjadi keripik dan dapat melakukan inovasi terhadap bahan baku ubi. Dengan bisnis ini, saya juga bisa mengajarkan kepada saudara-saudara saya yang tinggal di pedesaan dalam memanfaatkan ubi sebagai peluang bisnis yang bagus dan menjanjikan.

Tidak menutup kemungkinan, tidak hanya dengan ubi saja mereka dapat menerapkan bisnis ini tetapi dengan hasil kebun lainnya pun mereka dapat juga menjalankannya sebagai bisnis.

B. Rencana Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual Januari-April 2011 1. Laporan Laba/Rugi Januari-April 2011

Tabel IV.1 Laporan Laba/Rugi

TELA’QU Januari – April 2011

Bulan Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Pendapatan Rp 400.000,00 Rp 600.000,00 Rp 800.000,00 Rp 1.000.000,00 Total

Pendapatan

Rp 400.000,00 Rp 600.000,00 Rp 800.000,00 Rp 1.000.000,00

HPP

Persediaan Awal

- - - -

Pembelian Rp 134.000,00 Rp 244.000,00 Rp 346.000,00 Rp 480.000,00

Tersedia dijual - - - -

Persediaan Akhir

- - - -

HPP Rp 134.000,00 Rp 244.000,00 Rp 346.000,00 Rp 480.000,00 Laba Kotor Rp 266.000,00 Rp 356.000,00 Rp 454.000,00 Rp 520.000,00

Biaya Operasional

Transportasi Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Promosi Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Pulsa Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Total Biaya Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Laba Bersih Rp 203.500,00 Rp 293.500,00 Rp 391.500,00 Rp 457.500,00

2. Laporan Neraca Januari-April 20111

Laba ditahan Rp 203.500,00 Modal Rp 2.315.000,00 + Rp 2.518.500,00

Keterangan :

¾ Aktiva (kas) dan pasiva (modal sendiri) diperoleh dari modal awal yang di tambah dengan laba/rugi yang diperoleh.

Tabel IV. 3 Laporan Neraca

TELA’QU

Tahap II Februari 2011

Aktiva Pasiva

Keterangan :

¾ Kas Januari + kas Februari

¾ Aktiva tetap dari modal awal

Tabel IV. 4 Laporan Neraca

TELA’QU Tahap III Maret 2011

Aktiva Pasiva

Kas Rp 685.000,00 Aktiva Tetap Rp 2.518.500,00 + Rp 3.203.500,00

Laba ditahan Rp 391.500,00 Modal Rp 2.812.000,00 + Rp 3.203.500,00

Keterangan :

¾ Kas Februari + kas Maret

¾ Aktiva tetap dari modal akhir Februari

Tabel IV. 5 Laporan Neraca

TELA’QU Tahap IV April 2011

Aktiva Pasiva

Kas Rp 849.000,00 Aktiva Tetap Rp 2.812.000,00 + Rp 3.661.000,00

Laba ditahan Rp 457.500,00 Modal Rp 3.203.500,00 + Rp 3.661.000,00

Keterangan :

¾ Kas Maret + Kas April

¾ Aktiva Tetap dari modal akhir Maret

Tabel IV.6 TELA’QU

Pertumbuhan Modal dan Laba Bulan Januari – April 2011

Tahap Modal Laba % Laba

Tahap I Rp 2.518.500,00 Rp 203.500,00 8.08%

Tahap II Rp 2.812.000,00 Rp 293.500,00 10.43%

Tahap III Rp 3.203.500,00 Rp 391.500,00 12.22%

Tahap IV Rp 3661.000,00 Rp 457.500,00 12.49%

Keterangan : kenaikan laba stabil karena tiap bulan terjadi kenaikan biaya bahan baku dan biaya proses produksi.

Gambar.4.1 Diagram Batang Pertumbuhan Laba

C. Proses dan Hasil Implementasi Program Pengembangan Januari - April 2011 Rencana program-program yang akan dilakukan untuk jangka waktu 4 bulan ke depan dalam pengembangan usaha keripik singkong ini yaitu promosi yang terus menerus, menambah alat-alat produksi, menambah karyawan, menambah tempat tujuan pemasaran di daerah Yogyakarta, melakukan inovasi dengan bahan baku ubi dengan pembuatan jus ubi serta menambah pendanaan.

1. Program Pemasaran

ƒ Promosi

Dalam menjalankan usaha keripik singkong ini, dilakukan program pemasaran yaitu promosi melalui mulut ke mulut dan juga melalui media offline dengan pembuatan pamflet sederhana. Ini bertujuan untuk lebih mengenalkan produk keripik singkong ini kepada para konsumen dan pasar ke berbagai tempat. Pelaksanaan program ini dilakukan pada bulan pertama Januri 2011 sampai April 2011. Hasil yang akan didapat adalah adanya kenaikan dalam penjualan produk keripik singkong.

ƒ Delivery order

Proses untuk pelaksanaan program delivery ini, kami menggunakan sepeda motor yang memang telah dipersiapkan untuk mengantarkan pesanan dan menitipkan produk ke konsumen. Program delivery ini, kami lakukan sebagai kemudahan dan kenyamanan konsumen maupun tempat penitipan yang menjadi mitra yang berada di dalam daerah Yogyakarta. Program delivery ini telah kami lakukan saat usaha keripik singkong awal dijalankan.

2. Program operasi

Proses pelaksanaan program operasi pengembangan usaha keripik singkong telah kami rencanakan untuk menambah alat-alat produksi seperti parutan ubi, baskom dan kompor gas. Dengan menambah alat produksi ini maka dapat menggantikan peralatan yang telah rusak ata pun peralatan yang belum lengkap.

Penambahan alat produksi ini kami laksanakan pada bulan Februari 2011. Alat produksi ini akan kami gunakan sebagai alat untuk memarut ubi menjadi tipis-tipis sehingga apa yang menjadi harapan kami yaitu memaksimalkan produk yang kami tawarkan sesuai dengan harapan kami.

Dengan diadakannya program operasi ini dimaksudkan bahwa harapan yang ingin dicapai dapat terwujud sesuai dengan harapan yaitu menciptakan produk yang berkualitas baik.

3. Program Sumber Daya Manusia

Proses pelaksanaan program sumber daya manusia untuk pengembangan usaha keripik singkong adalah penambahan jumlah tenaga kerja. Kami akan mencari seseorang yang mau membantu dan mempunyai keahlian dalam pembuatan keripik singkong yang baik. Proses program ini akan kami laksanakan pada bulan Maret 2011.

Dalam program ini saya hanya menambah 1 tenaga kerja saja karena dalam proses produksi, kami mengalami sedikit kesulitan dalam membagi tugas.

4. Program Keuangan

Proses pelaksanaan program rencana keuangan dimulai pada bulan Februari 2011, karena pada bulan pertama, Januari 2011, kami hanya mencatat sebagian saja transaksi yang kami lakukan.

Kami menyusun rencana untuk program-program yang akan kami lakukan selama 4 bulan, Januari – April 2011. Untuk melaksanakan pengembangan usaha keripik singkong, kami merencanakan untuk dana peralatan, promosi, dan operasi yang kami ambil dari modal yang telah kami tambahkan agar program yang kami rencanakan dapat berjalan lancar.

BAB V

EVALUASI PENGEMBANGAN USAHA

A. Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha Januari – April 2011 : Rencana VS Aktual

Tabel V.1

Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha Januari – Mei 2011 : Rencana VS Aktual

NO Indikator Utama Rencana Aktual

1 Pasar Aktual, Potensial dan Sasaran.

Pasar aktual : pasar tradisional, warung-warung makan, toko kecil, mahasiswa, burjo, warnet, rental ps, outlet cemilan.

Pasar potensial : burjo, warnet, rental ps, outlet cemilan.

Pasar sasaran : burjo, warnet, rental ps, outlet cemilan.

Pasar sasaran : burjo, warnet, rental ps, outlet cemilan

2. Pola Perilaku Pasar Sasaran. Warung burjo : warung burjo mengambil 10 produk saja karena telah banyak produk yang dititipkan oleh produk lain.

Warnet : warnet mengambil 10 produk keripik singkong.

Rental ps : rental ps mengambil 10 produk keripik singkong.

Warung burjo : penitipan di warung burjo tiap minggunya bisa bertambah antara 15-25 produk.

Warnet : penitipan di warnet tiap minggunya bisa bertambah antara 15-25 produk.

60

Outlet cemilan : penitipan di outlet cemilan dititipkan 10 produk saja karena sudah banyak model cemilan yang ada disana.

Rental ps : penitipan di rental ps selalu bertambah karena semakin banyak orang yang bermain ps.

Bertambahnya antara kerupuk plastik dan kaleng, roti, kacang bawang dan pedas, keripik kentang, pisang molen, naget, risoles.

Gorengan, kerupuk plastik dan gelas, roti, kacang bawang dan pedas, keripik kentang, pisang molen, naget, risoles.

4. Produk yang ditawarkan Keripik singkong gurih, keripik singkong pedas dan keripik singkong krispy yang dibungkus dengan plastik dan terbungkus rapi yang ditawarkan dengan harga Rp 1000,00

Keripik singkong gurih, keripik singkong pedas dan keripik singkong krispy yang dibungkus dengan plastik dan terbungkus rapi yang ditawarkan dengan harga Rp 1000,00

5. Proses produksi Singkong dirajang, singkong direndam, pemberian bumbu,

6. Proses penjualan Saya datang ke burjo, warnet, rental ps, dan outlet cemilan untuk menitipkan produk keripik singkong untuk dijual kepada konsumen. Harga produk yang ditawarkan Rp 1000,00/bungkus.

Biasanya burjo, warnet, rental ps dan outlet cemilan mengambil keuntungan Rp 200,- sampai Rp 500,- sehingga produk dijual antara Rp 1.200 – Rp 1.500 per bungkus.

Saya datang ke burjo, warnet, rental ps, dan outlet cemilan untuk rental ps dan outlet cemilan mengambil keuntungan Rp 200,- sampai Rp 500,- sehingga produk dijual antara Rp 1.200 – Rp 1.500 per bungkus.

7. Keterampilan SDM Berhubung usaha ini bersifat kekeluargaan maka usaha ini dikerjakan dengan sistem membantu tanpa adanya gaji atau upah. Mengenai keterampilan SDM, karyawan tidak memiliki keahlian khusus hanya saja mempunyai keterampilan dalam membuat keripik singkong yang baik.

Berhubung usaha ini bersifat kekeluargaan maka usaha ini dikerjakan dengan sistem membantu tanpa adanya gaji atau

upah. Mengenai keterampilan SDM, karyawan tidak memiliki keahlian khusus hanya saja mempunyai keterampilan dalam membuat keripik singkong yang baik.

8. Penjualan, biaya, laba Tahap I :

penjualan = Rp 400.000,00 biaya = Rp 196.500,00 laba = Rp 203.500,00

Tahap I :

penjualan = Rp 400.000,00 biaya = Rp 196.500,00 laba = Rp 203.500,00

Tahap II :

penjualan = Rp 600.000,00 biaya = Rp 306.500,00 laba = Rp 293.500,00 Tahap III :

penjualan = Rp 800.000,00 biaya = Rp 408.500,00 laba = Rp 391.500,00 Tahap IV :

penjualan = Rp 1000.000,00 biaya = Rp 542.500,00 laba = Rp 457.500,00

Tahap II :

penjualan = Rp 600.000,00 biaya = Rp 306.500,00 laba = Rp 293.500,00 Tahap III :

penjualan = Rp 800.000,00 biaya = Rp 408.500,00 laba = Rp 391.500,00 Tahap IV :

penjualan=Rp 1000.000,00 biaya = Rp 542.500,00 laba = Rp 457.500,00

1. Pasar sasaran

Setelah saya melakukan perkiraan dan pengamatan pengembangan usaha keripik singkong TELA”QU selama 4 bulan ternyata pasar sasaran untuk usaha keripik singkong TELA”QU masih sama dengan apa yang saya amati selama 4 bulan ini. Pasar aktual usaha keripik singkong TELA”QU yaitu pasar tradisional, warung-warung makan, toko kecil, mahasiswa, burjo, warnet, rental ps, outlet cemilan sedangkan untuk pasar potensial usaha keripik singkong TELA”QU adalah warnet, warung burjo, outlet cemilan dan rental ps.

Untuk pasar sasaran keripik singkong TELA”QU sama dengan apa yang telah diperkirakan dan yang telah saya amati. Sehingga perencanaan dan aktual telah tercapai sesuai tujuan.

2. Pola Perilaku Pasar Sasaran

Pola perilaku pasar sasaran dari penjualan keripik singkong TELA’QU sangatlah berbeda antara perencanaan dan aktual. Dalam aktualnya setiap penitipan akan selalu bertambah antara 15-25 produk yang akan dititipkan. Ini merupakan perbedaan yang yang positif antara perencanaan dan aktual yang dapat memberikan laba yang meningkat.

3. Analisis Industri dan Persaingan

Analisis industri dan persaingan usaha keripik singkong TELA’QU telah sama antara perencanaan dan aktual. Para pesaing itu sendiri adalah mereka yang memiliki usaha sejenis seperti gorengan, kerupuk plastik dan kaleng, roti, kacang bawang dan pedas, keripik kentang, pisang molen, naget, risoles.

4. Produk yang Ditawarkan ke Pasar

Produk yang ditawarkan ke pasar sudah sama antara rencana dan aktual yaitu penjualan keripik singkong rasa keju, keripik singkong setan, keripik singkong rasa balado dan keripik singkong rasa pedas manis yang dibungkus dengan plastik dan terbungkus rapi yang ditawarkan dengan harga Rp 1000,00.

5. Proses Produksi

Proses produksi antara perencanaan dan aktual telah sama yaitu singkong dirajang, singkong direndam, pemberian bumbu, perebusan, penggorengan, pengemasan.

6. Proses Penjualan

Proses penjualan antara rencana dan aktual sudah sama, yaitu Saya datang ke burjo, warnet, rental ps, dan outlet cemilan untuk menitipkan produk keripik singkong untuk dijual kepada konsumen. Harga produk yang ditawarkan Rp 1000,00/bungkus.

Biasanya burjo, warnet, rental ps dan outlet cemilan mengambil keuntungan Rp 200,- sampai Rp 500,- sehingga produk dijual antara Rp 1.200 – Rp 1.500 per bungkus.

7. Keterampilan SDM

Keterampilan SDM sudah sama antara rencana dan aktual. Berhubung usaha ini bersifat kekeluargaan maka usaha ini dikerjakan dengan sistem membantu tanpa adanya gaji atau upah. Mengenai keterampilan SDM, karyawan tidak memiliki keahlian khusus hanya saja mempunyai keterampilan dalam membuat keripik singkong yang baik.

8. Penjualan, Biaya, dan Laba

Tahap I : penjualan = Rp 400.000,00 biaya = Rp 196.500,00 laba = Rp 203.500,00 Tahap II : penjualan = Rp 600.000,00 biaya = Rp 306.500,00 laba = Rp 293.500,00 Tahap III : penjualan = Rp 800.000,00 biaya = Rp 408.500,00 laba = Rp 391.500,00 Tahap IV : penjualan = Rp 1000.000,00 biaya = Rp 542.500,00 laba = Rp 457.500,00

B. Evaluasi Kinerja Keuangan : Rencana vs Aktual 1. Laporan Laba/Rugi Januari-April 2011

Tabel V.2 Laporan Laba/Rugi

TELA’QU Januari – April 2011

Bulan Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Pendapatan Rp 400.000,00 Rp 600.000,00 Rp 800.000,00 Rp 1.000.000,00 Total

Pendapatan

Rp 400.000,00 Rp 600.000,00 Rp 800.000,00 Rp 1.000.000,00

HPP

Persediaan Awal

- - - -

Pembelian Rp 134.000,00 Rp 244.000,00 Rp 346.000,00 Rp 480.000,00

Tersedia dijual - - - -

Persediaan Akhir

- - - -

HPP Rp 134.000,00 Rp 244.000,00 Rp 346.000,00 Rp 480.000,00 Laba Kotor Rp 266.000,00 Rp 356.000,00 Rp 454.000,00 Rp 520.000,00

Biaya Operasional

Transportasi Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Promosi Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Pulsa Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Total Biaya Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Laba Bersih Rp 203.500,00 Rp 293.500,00 Rp 391.500,00 Rp 457.500,00

2. Laporan Neraca Januari-April 2011

Tabel V.3 Laporan Neraca

TELA’QU Tahap I Januari 2011

Aktiva Pasiva

Kas Rp 203.500,00 Aktiva Tetap Rp 2.315.000,00 + Rp 2.518.500,00

Laba ditahan Rp 203.500,00 Modal Rp 2.315.000,00 + Rp 2.518.500,00

Keterangan :

¾ Aktiva (kas) dan pasiva (modal sendiri) diperoleh dari modal awal yang di tambah dengan laba/rugi yang diperoleh.

Tabel V.4 Laporan Neraca

TELA’QU

Tahap II Februari 2011

Aktiva Pasiva

¾ Aktiva tetap dari modal awal

Tabel V.5 Laporan Neraca

TELA’QU Tahap III Maret 2011

Aktiva Pasiva

Keterangan :

¾ Kas Februari + kas Maret

¾ Aktiva tetap dari modal akhir Februari

Tabel V.6 Laporan Neraca

TELA’QU Tahap IV April 2011

Aktiva Pasiva

Kas Rp 849.000,00 Aktiva Tetap Rp 2.812.000,00 + Rp 3.661.000,00

Laba ditahan Rp 457.500,00 Modal Rp 3.203.500,00 + Rp 3.661.000,00

Keterangan :

¾ Kas Maret + Kas April

¾ Aktiva Tetap dari modal akhir Maret

Tabel V.7 TELA’QU

Pertumbuhan Modal dan Laba Bulan Januari – April 2011

Tahap Modal Laba % Laba

Tahap I Rp 2.518.500,00 Rp 203.500,00 8.08%

Tahap II Rp 2.812.000,00 Rp 293.500,00 10.43%

Tahap III Rp 3.203.500,00 Rp 391.500,00 12.22%

Tahap IV Rp 3661.000,00 Rp 457.500,00 12.49%

Keterangan : kenaikan laba stabil karena tiap bulan terjadi kenaikan biaya bahan baku dan biaya proses produksi.

Gambar.5.1 Diagram Batang Pertumbuhan Laba

C. Evaluasi Implementasi Program

Tabel V.8

Indikator Utama Pengembangan Usaha Bulan Januari – April 2011 : Rencana vs Aktual

No. Program

Pengembangan Rencana Aktual

1 Pemasaran Pembuatan iklan melalui pembuatan pamflet dilakukan untuk menciptakan minat pembeli dan mempromosikan produk yang dilakukan pada bulan Januari-April 2011 dengan biaya Rp 20.000,00 yang dilakukan dalam 2 kali dalam sebulan.

Indikator keberhasilannya adalah mendapatkan pembeli dan pelanggan, meningkatnya permintaan akan keripik singkong dan omzet meningkat.

Pembuatan iklan melalui dalam 2 kali dalam sebulan.

Indikator keberhasilannya adalah mendapatkan pembeli dan pelanggan, meningkatnya permintaan akan keripik singkong dan omzet meningkat.

Penjualan dengan melakukan penitipan di warnet, burjo, rental ps,outlet cemilan yang bertujuan untuk menciptakan pembeli menjadi pelanggan, penjualan ini dilakukan 4

Penjualan dengan melakukan penitipan di

warnet, burjo, rental ps,outlet cemilan yang bertujuan

kali dalam sebulan dengan biaya transportasi Rp 100.000,00

Indikator keberhasilannya adalah laba meningkat, bertambahnya pembeli dan pelanggan.

untuk menciptakan pembeli menjadi pelanggan, penjualan ini

dilakukan 4 kali dalam sebulan dengan biaya

2. Operasi Menambah tempat penitipan produk dengan tujuan menambah pembeli atau pelanggan yang dilakukan pada bulan Februari dengan biaya Rp 100.000,00 Indikator keberhasilannya adalah menigkatkan laba, menambah pembeli atau pelanggan, meningkatnya permintaan akan keripik singkong.

Menambah tempat

3 Keuangan Penambahan modal usaha dengan tujuan menambah peralatan maupun perlengkapan yang masih kurang atau pun mengganti yang sudah rusak.

Dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2011 dengan biaya Rp 500.000,00

Indikator keberhasilannya adalah

membeli peralatan baru, pembuatan keripik singkong cepat dengan jumlah yang banyak dengan kualitas yang baik pula. dengan kualitas yang baik pula.

4 SDM Menambah 1 karyawan dengan tujuan proses yang dijalankan semakin baik dan lancar yang dilaksankan pada bulan Maret 2011. Program ini tidak menggunakan biaya karena usaha ini dengan sistem dibantu oleh saudara sendiri.

Indikator keberhasilannya adalah produksi cepat dengan kualitas yang baik pula.

Menambah 1 karyawan dengan tujuan proses yang dijalankan semakin baik dan lancar yang dilaksankan pada bulan Maret 2011. Program ini tidak menggunakan biaya karena usaha ini dengan sistem dibantu oleh saudara sendiri.

Indikator keberhasilannya adalah produksi cepat dengan kualitas yang baik pula.

D. Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya

Setiap menjalankan suatu usaha pasti adanya hambatan yang dialami, hanya saja ada cara-cara dalam mengatasi hambatan itu. Begitu pula dengan usaha keripik singkong TELA’QU ini juga mengalami beberapa hambatan. Hambatan yang saya alami dalam mengembangkan usaha ini adalah dalam hal mengelola bahan baku, jika bahan baku dibiarkan terlalu lama dan tidak diproses maka bahan baku akan membusuk dan hanya digunakan sebagai makanan ternak. Cara mengatasinya, saya hanya mengambil sedikit bahan baku untuk diproses dengan kata lain diambil secukupnya saja dan jika kurang dapat diambil dikebun kembali. Kemudian hambatan yang saya hadapi lagi adalah memprediksi peluang dari usaha cemilan ini. Cara mengatasinya adalah berkonsultasi atau pun bertanya langsung dengan yang pernah menjalankan usaha ini. Hambatan lain adalah sulitnya membuat laporan keungannya karena dalam artikel ini hanya dipaparkan rencana saja. Cara mengatasinya saya membuat prediksi sementara faktor keuangannya dengan melihat situasi yang ada di pasar.

E. Refleksi

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yag sudah kita lakukan di masa yang lalu. (Nurhadi 2004: 51).

Dari sumber lain mengatakan bahwa refleksi berarti sebuah proses menemukan makna dari pengalaman yang telah dilalui.

Awal munculnya gagasan untuk menjalankan usaha keripik singkong TELA’QU ini adalah ketika saya melihat masyarakat di lingkungan daerah Kulon Progo yang banyak menanam singkong dan hanya digunakan untuk membuat makanan yang terbuat dari singkong itu sendiri seperti, slondok, keripik, gatot, tape, singkong rebus dan goreng bahkan yang lainnya. Saya merasa tertantang untuk membuat singkong atau ubi menjadi produk yang mempunyai nilai lebih. Karena kebanyakan orang menilai singkong atau ubi merupakan bahan yang tidak dapat dikembangkan atau dengan kata lain, tidak memiliki nilai jual. Tidak ada pikiran lain untuk memilih usaha lain yang akan saya jalankan dalam menyelesaikan tugas akhir ini, saya langsung memilih untuk menjalankan usaha keripik singkong ini. Adanya kemantapan dari dalam diri saya untuk menjalankan usaha ini karena usaha ini bersifat “gampang-gampang susah”.

Untuk lebih memantapkan pilihan usaha keripik singkong ini, saya berusaha mencari informasi dan pengetahuan melalui buku-buku maupun internet. Banyak hal yang didapat dari buku-buku tersebut seperti awal menjalankan suatu usaha, cara mengelola suatu usaha yang dijalankan sampai pada mendapatkan hasil dari menjalankan suatu usaha. Teman-teman dan dosen pengajar mata kuliah pun menjadi sumber informasi dan pengetahuan yang baik. Setelah mendapatkan informasi yang cukup, saya mencoba mengamati langsung di lapangan. Saya bertanya langsung kepada orang yang

telah terjun dalam menjalankan usaha sejenis bahwa untuk mendapatkan bahan baku singkong sangat mudah dan harganya pun murah dan terjangkau. Kemudian dari sisi dalam menjalankan usahanya, keripik singkong belum dikenal oleh banyak orang sehingga produk keripik singkong kurang laku di pasarnya dan kalah bersaing dengan makanan cemilan yang lainnya yang lebih berkualitas. Harus dengan modal yang besar maka usaha ini akan tetap bertahan dengan berani melakukan inovasi terhadap singkong ini.

Setelah semuanya yakin untuk dijalankan maka saya meminta bantuan kepada saudara-saudara saya untuk membantu dalam memproduksi keripik singkong karena mereka sudah memiliki keahlian dalam membuat keripik singkong. Tanpa gaji atau upah mereka sanggup membantu saya untuk memjalankan usaha ini. Dengan modal yang pas-pasan sebesar Rp 2.000.000,00 saya memberanikan diri untuk memulai bisnis keripik singkong ini walau dengan pengalaman yang sedikit. Saya berpikir “kalau tidak berani mencoba kapan akan berhasil”.

Setelah semua rencana sudah matang maka saya merencanakan segala hal yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha ini. Dari persediaan peralatan yang akan digunakan telah tersedia tetapi belum lengkap, dari sisi produknya, produk berupa keripik singkong yang akan dikemas dengan menarik dan unik yang akan dititipkan di tempat penitipan seperti yang telah direncanakan adalah warnet, burjo, rental ps dan outlet cemilan. Untuk awalnya disetiap tempat dititipkan 10 produk terlebih dahulu guna melihat minat para calon pembeli. Jika ternyata habis maka produk yang dititipkan akan ditambahkan.

Jangka waktu penitipan produk keripik singkong selama 3-5 hari untuk menjaga kualitas

dari produk itu sendiri. Dari sisi promosi, saya akan membuat pamflet yang sederhana untuk lebih memperkenalkan produk ini pada calon konsumen.

Proses produksi mulai saya jalankan dengan menyediakan ubi tanah yamg masih segar, mulus, berukuran sedang yang ditanam kurang lebih 4 bulan. Ubi tanah yang dicabut tadi dikupas, direndam dalam air bersih agar bersih. Kemudian ubi dikupas dan dipotong dan diparut tipis-tipis selanjutnya singkong dirajang, singkong direndam dengan air kapur 3-5 menit agar keripiknya terasa gurih, pemberian bumbu sesuai dengan rasa yang ingin dibuat, perebusan, penggorengan dilakukan dengan sederhana, kemudian dilakukan proses akhir yaitu pengemasan produk dengan plastik. Dalam bulan pertama telah menghabiskan biaya sebesar Rp 196.500,00 yang digunakan untuk pembiayaan bahan baku, proses produksi dan biaya pemasaran. Keuntungan yang diperoleh pada bulan I adalah Rp 203.500,00. Pengeluaran biaya pada bulan ke 2 adalah Rp 306.500,00 dan laba yang didapat Rp 293.500,00. Pengeluaran biaya pada bulan ke 3 adalah Rp 408.500,00 dan laba yang didapat Rp 391.500,00. Pengeluaran biaya pada bulan ke 4 adalah Rp 542.500,00 dan laba yang didapat Rp 457.500,00.

Melihat kenaikan laba yang diperoleh dari tiap bulannya, saya kagum atas hasil yang didapat. Untuk mendukung usaha ini terus berkembang saya membuat sebuah pamflet sederhana yang membantu dalam hal pemasaran. Selain melalui pamflet,

Melihat kenaikan laba yang diperoleh dari tiap bulannya, saya kagum atas hasil yang didapat. Untuk mendukung usaha ini terus berkembang saya membuat sebuah pamflet sederhana yang membantu dalam hal pemasaran. Selain melalui pamflet,

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 68-0)