• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Keuangan

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 57-0)

BAB III RENCANA IMPLEMENTASI

D. Program Keuangan

Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya seefektif, seefisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Program yang akan dilakukan dalam menjalankan usaha ini adalah hanya melakukan penambahan modal saja sebesar Rp 500.000,00.

TABEL III.1

RENCANA IMPLEMENTASI JANUARI – APRIL 2011 Jenis

Indikator Keberhasilan Sub - Program

• Mendapatkan pembeli dan pelanggan.

• Meningkatnya permintaan akan keripik singkong.

• Omzet meningkat 2 PENJUALAN Penitipan produk Menciptakan

pembeli menjadi pelanggan

Dilakukan

setiap bulan Rp 100.000,00 (transportasi 4

bulan)

• Laba meningkat.

• Bertambahnya pembeli dan pelanggan.

April 2011 Rp 100.000,00 (transportasi 4

bulan)

• Meningkatnya laba

• Meningkatnya pembeli dan pelanggan

• Meningkatnya permintaan akan keripik singkong

Rencana

April 2011 Rp 500.000,00

• Membeli peralatan yang baru.

Rencana

BAB IV

RENCANA PROSES DAN PENGEMBANGAN USAHA

A. Kondisi Aktual Beberapa Indikator Utama Pengembangan Usaha 1. Pasar aktual, potensial, dan sasaran

a. Pasar aktual

Konsumen aktual usaha ini adalah semua konsumen cemilan keripik singkong yang ada di warung internet, burjo, rental ps, dan outlet cemilan yang ada di Yogyakarta. Ciri-ciri pasar aktual usaha ini, yaitu :

• Pemilik warung internet, burjo, rental ps, dan outlet cemilan

• Konsumen yang membutuhkan cemilan keripik singkong.

b. Pasar potensial

Konsumen potensial adalah konsumen yang mempunyai keinginan dan mau untuk membeli produk keripik singkong yang ditawarkan. Salah satu contoh konsumen potensial adalah konsumen yang di burjo, internet dan rental ps maupun outlet cemilan.

c. Pasar sasaran

Pasar sasaran adalah mereka yang memiliki kebutuhan akan keripik singkong sebagai makanan cemilan yang dapat menemani saat bersantai maupun beraktivitas.

Setelah mengetahui dan menentukan pasar aktual dan pasar potensial, maka dapat pula menentukan pasar sasaran dari usaha keripik singkong ini, diantaranya, burjo pak roni, burjo karisma, burjo pojok, burjo pamungkas,

43

warnet cheetos, warnet prayan, rental ps 3, rental ps inzomnia, outlet cemilan sarah dan snack dan outlet cemilan jogja snack.

2. Pola Perilaku Pasar Sasaran

a. Menginginkan poduk yang enak, gurih dan lezat tetapi harganya tetap murah.

Sebelum melakukan penitipan, dilakukan pendataan tempat mana yang akan dititipkan keripik singkong dan juga dilakukan kesepakatan harga dari pemilik usaha keripik singkong ini. Konsumen menginginkan produk yang enak, gurih dan lezat dengan harga yang tetap murah agar konsumen puas.

b. Memiliki kemauan untuk membelanjakan uangnya.

Para calon yang menikmati keripik singkong ini mempunyai kemauan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk keripik singkong. Harga yang ditawarkan pemilik pun sangat terjangkau hanya Rp 1000,00 perbungkusnya dengan berbagai rasa. Daya beli yang dimiliki oleh semua kalangan.

3. Analisis Industri dan Persaingan

Setelah melakukan usaha ini di bulan pertama (Januari 2011) dengan penitipan dibeberapa tempat ditemukan beberapa pesaing sejenis maupun pesaing yang tidak sejenis yang juga menawarkan makanan cemilan. Pesaing menitipkan produknya dibanyak tempat dan juga produk yang dititipkan dalam jumlah banyak karena mereka telah lebih dulu menjalankan usaha ini dan mereka telah mendapatkan

banyak pelanggan tetap. Selain itu, dari kemasan produk mereka yang sangat menarik dan didukung oleh peresmian dari Departemen Kesehatan.

Untuk lebih menanggapi adanya pesaing yang lebih tangguh, saya sebagai pemilik melakukan strategi pemasaran dimana dari kemasan dibuat lebih menarik yaitu dengan mendesain kemasan lebih menarik dengan warna dan gambar yang lebih mencolok, pemilik membuat produk keripik singkong dengan aneka ragam rasa, dan juga membuat keripik singkong dengan bentuk yang menarik. Selain menjual keripik singkong melalui warung internet, burjo, rental ps, kantin dan outlet cemilan, pemilik juga berkonsentrasi pada pembuatan pamflet untuk lebih mendukung pemasaran keripik singkong ini. Strategi lain yang dilakukan yakni meninggalkan contact person kepada tempat penitipan, ini dikarenakan saat warnet, burjo, kantin, rental ps dan tempat penitipan lainya membutuhkan adanya cemilan, dapat menghubungi saya langsung dan tidak mencari penyuplai produk cemilan yang lain.

4. Produk yang Ditawarkan ke Pasar

Dari perencanaan yang telah dibuat dari bulan pertama, Januari 2011, produk yang ditawarkan oleh TELA’QU ini adalah produk keripik singkong dengan rasa yang beragam dengan bahan baku ubi putih dan ubi ungu . Selain itu, dalam waktu berjalan TELA’QU juga sedikit melakukan inovasi yang nantinya juga akan ditawarkan pada konsumen yaitu dengan pembuatan jus ubi, inovasi ini dalam proses mencoba karena masih mencari racikan yang cocok dengan pasar yang berada di daerah Yogyakarta.

Keripik rasa keju Keripik rasa setan (sangat pedas)

Keripik rasa balado Keripik rasa pedas manis Gambar IV.1. Keripik Singkong dengan Berbagai Rasa

5. Proses Produksi

Bahan baku yang dibutuhkan adalah ubi tanah yang masih segar, mulus, berukuran sedang yang ditanam ± 4 bulan sebelumnya untuk dicabut kemudian setelah itu tidak langsung ditinggalkan dengan tanah kosong selanjutnya untuk menghemat waktu, batang ubi dipotong-potong lagi dengan ukuran ± 30 cm dan ditanamkan ke tanah kembali untuk menghasilkan ubi untuk ± 4 bulan selanjutnya.

Ubi tanah yang telah dicabut tadi dikupas kulitnya kemudian ubi yang sudah dikupas direndam dalam air bersih dengan tujuan agar menghindari kontak oksida dengan udara oleh enzim polifenolase yang dapat mengubah senyawa polifenol yang menyebabkan adanya bercak hitam pada ubi tersebut kemudian ubi dipotong setengah

dari ukuran aslinya agar saat ubi diparut nanti akan lebih mudah dilanjutkan dengan mencuci ubi tadi untuk menjaga kebersihan dari hasil produk ini. Setelah semua ubi yang ada dikupas dan dipotong kemudian ubi tadi diparut dengan tipis. Selanjutnya akan dipaparkan proses pembuatan keripik singkong ini:

Ubi dicabut ubi yang dicabut ubi dikupas

Keripik yang sudah jadi keripik yang telah ubi digoreng dan dikasih

dan siap dijual jadi bumbu Gambar IV.2. Proses Produksi Keripik Singkong

Penjelasan:

a. Rajang singkong dengan ketebalan yang rata menggunakan alat parut atau memakai mesin rajang.

b. Keripik singkong yang masih mentah direndam dalam air yang telah diberi kapur sirih. Tujuannya untuk membuat rasa keripik menjadi gurih dan renyah.

Perendaman dengan air sirih dilakukan selama 3 hari. Kemudian dilanjutkan dengan pencucian lagi agar sisa-sisa kapur sirih dan bau yang kurang enak dapat hilang.

c. Dilanjutkan perebusan dalam air mendidih dengan waktu singkat selama 5 menit.

Tujuannya untuk menghentikan enzim oksidasi yang menyebabkan warna ketela menjadi coklat. Pada perebusan tahap ini, waktu dan temperatur harus dikendalikan agar keripik mentah tidak menjadi matang. Setelah semua selesai, keripik mentah tadi dirajang agar mengurangi kadar air disaat penggorengan.

d. Pemberian bumbu, bumbu diberikan secukupnya kemudian diberi air secukupnya sambil diaduk sampai merata. Bumbu tersebut ditaburkan pada keripik yang masih mentah yang telah direbus dan ditiriskan.

e. Penggorengan, untuk mendapatkan hasil keripik yang baik (gurih dan renyah) harus digoreng dengan minyak goring yang telah panas sampai matang. Goreng singkong yang sudah kering ke wajan pertama sampai terlihat pinggiran singkong sedikit mengembang. Penggorengan dilakukan dengan wajan, sotil dan kompor gas dengan api yang disesuaikan.

f. Pengemasan, keripik yang sudah jadi dibungkus setelah dingin menggunakan plastik yang telah ada lebel perusahaan. Setelah dibungkus dengan plastik, plastik ditutup dengan menggunakan api lilin.

Dalam menjalankan usaha keripik singkong ini, bahan baku yang saya dapatkan sangat alami artinya langsung diambil dari perkebunan ubi milik pribadi dan tidak melalui pihak distributor bahan baku ubi. Dapat dikatakan juga saya

sebagai pemilik usaha ini telah menguasai dalam hal penyediaan bahan baku. Jika sewaktu-waktu akan membeli bahan baku ubi ini dari perkebunan ubi lainnya, dapat dibeli dengan harga yang murah.

Selain menjual produk keripik singkong, saya juga menawarkan bahan baku ubi ini ke pihak lain yang membutuhkan bahan baku ubi ini seperti pembuat selondok. Oleh karena itu, usaha ini tidak hanya berfokus untuk pengembangan dari bahan baku ini tetapi juga dapat berfokus dalam pengembangan bahan baku itu sendiri.

6. Proses Distribusi

TELA’QU

Mengantar produk

Outlet cemilan

Rental Play Station

Warnet Warung burjo

Konsumen P akhir

Bagan IV.1. Proses Distribusi

7. Proses Penjualan

Proses penjualan yang saya lakukan adalah dengan mengantarkan produk keripik singkong ini ke setiap tempat penitipan produk. Penitipan dilakukan di 10 tempat dengan 10 produk, harga yang saya tawarkan Rp 1000,00/bungkus.

8. Keterampilan SDM

Untuk menjalankan bisnis ini sumber daya manusia yang dibutuhkan tidak memiliki kriteria khusus hanya saja sumber daya manusia memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah ubi menjadi keripik dan dapat melakukan inovasi terhadap bahan baku ubi. Dengan bisnis ini, saya juga bisa mengajarkan kepada saudara-saudara saya yang tinggal di pedesaan dalam memanfaatkan ubi sebagai peluang bisnis yang bagus dan menjanjikan.

Tidak menutup kemungkinan, tidak hanya dengan ubi saja mereka dapat menerapkan bisnis ini tetapi dengan hasil kebun lainnya pun mereka dapat juga menjalankannya sebagai bisnis.

B. Rencana Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual Januari-April 2011 1. Laporan Laba/Rugi Januari-April 2011

Tabel IV.1 Laporan Laba/Rugi

TELA’QU Januari – April 2011

Bulan Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Pendapatan Rp 400.000,00 Rp 600.000,00 Rp 800.000,00 Rp 1.000.000,00 Total

Pendapatan

Rp 400.000,00 Rp 600.000,00 Rp 800.000,00 Rp 1.000.000,00

HPP

Persediaan Awal

- - - -

Pembelian Rp 134.000,00 Rp 244.000,00 Rp 346.000,00 Rp 480.000,00

Tersedia dijual - - - -

Persediaan Akhir

- - - -

HPP Rp 134.000,00 Rp 244.000,00 Rp 346.000,00 Rp 480.000,00 Laba Kotor Rp 266.000,00 Rp 356.000,00 Rp 454.000,00 Rp 520.000,00

Biaya Operasional

Transportasi Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Promosi Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Pulsa Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Total Biaya Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Laba Bersih Rp 203.500,00 Rp 293.500,00 Rp 391.500,00 Rp 457.500,00

2. Laporan Neraca Januari-April 20111

Laba ditahan Rp 203.500,00 Modal Rp 2.315.000,00 + Rp 2.518.500,00

Keterangan :

¾ Aktiva (kas) dan pasiva (modal sendiri) diperoleh dari modal awal yang di tambah dengan laba/rugi yang diperoleh.

Tabel IV. 3 Laporan Neraca

TELA’QU

Tahap II Februari 2011

Aktiva Pasiva

Keterangan :

¾ Kas Januari + kas Februari

¾ Aktiva tetap dari modal awal

Tabel IV. 4 Laporan Neraca

TELA’QU Tahap III Maret 2011

Aktiva Pasiva

Kas Rp 685.000,00 Aktiva Tetap Rp 2.518.500,00 + Rp 3.203.500,00

Laba ditahan Rp 391.500,00 Modal Rp 2.812.000,00 + Rp 3.203.500,00

Keterangan :

¾ Kas Februari + kas Maret

¾ Aktiva tetap dari modal akhir Februari

Tabel IV. 5 Laporan Neraca

TELA’QU Tahap IV April 2011

Aktiva Pasiva

Kas Rp 849.000,00 Aktiva Tetap Rp 2.812.000,00 + Rp 3.661.000,00

Laba ditahan Rp 457.500,00 Modal Rp 3.203.500,00 + Rp 3.661.000,00

Keterangan :

¾ Kas Maret + Kas April

¾ Aktiva Tetap dari modal akhir Maret

Tabel IV.6 TELA’QU

Pertumbuhan Modal dan Laba Bulan Januari – April 2011

Tahap Modal Laba % Laba

Tahap I Rp 2.518.500,00 Rp 203.500,00 8.08%

Tahap II Rp 2.812.000,00 Rp 293.500,00 10.43%

Tahap III Rp 3.203.500,00 Rp 391.500,00 12.22%

Tahap IV Rp 3661.000,00 Rp 457.500,00 12.49%

Keterangan : kenaikan laba stabil karena tiap bulan terjadi kenaikan biaya bahan baku dan biaya proses produksi.

Gambar.4.1 Diagram Batang Pertumbuhan Laba

C. Proses dan Hasil Implementasi Program Pengembangan Januari - April 2011 Rencana program-program yang akan dilakukan untuk jangka waktu 4 bulan ke depan dalam pengembangan usaha keripik singkong ini yaitu promosi yang terus menerus, menambah alat-alat produksi, menambah karyawan, menambah tempat tujuan pemasaran di daerah Yogyakarta, melakukan inovasi dengan bahan baku ubi dengan pembuatan jus ubi serta menambah pendanaan.

1. Program Pemasaran

ƒ Promosi

Dalam menjalankan usaha keripik singkong ini, dilakukan program pemasaran yaitu promosi melalui mulut ke mulut dan juga melalui media offline dengan pembuatan pamflet sederhana. Ini bertujuan untuk lebih mengenalkan produk keripik singkong ini kepada para konsumen dan pasar ke berbagai tempat. Pelaksanaan program ini dilakukan pada bulan pertama Januri 2011 sampai April 2011. Hasil yang akan didapat adalah adanya kenaikan dalam penjualan produk keripik singkong.

ƒ Delivery order

Proses untuk pelaksanaan program delivery ini, kami menggunakan sepeda motor yang memang telah dipersiapkan untuk mengantarkan pesanan dan menitipkan produk ke konsumen. Program delivery ini, kami lakukan sebagai kemudahan dan kenyamanan konsumen maupun tempat penitipan yang menjadi mitra yang berada di dalam daerah Yogyakarta. Program delivery ini telah kami lakukan saat usaha keripik singkong awal dijalankan.

2. Program operasi

Proses pelaksanaan program operasi pengembangan usaha keripik singkong telah kami rencanakan untuk menambah alat-alat produksi seperti parutan ubi, baskom dan kompor gas. Dengan menambah alat produksi ini maka dapat menggantikan peralatan yang telah rusak ata pun peralatan yang belum lengkap.

Penambahan alat produksi ini kami laksanakan pada bulan Februari 2011. Alat produksi ini akan kami gunakan sebagai alat untuk memarut ubi menjadi tipis-tipis sehingga apa yang menjadi harapan kami yaitu memaksimalkan produk yang kami tawarkan sesuai dengan harapan kami.

Dengan diadakannya program operasi ini dimaksudkan bahwa harapan yang ingin dicapai dapat terwujud sesuai dengan harapan yaitu menciptakan produk yang berkualitas baik.

3. Program Sumber Daya Manusia

Proses pelaksanaan program sumber daya manusia untuk pengembangan usaha keripik singkong adalah penambahan jumlah tenaga kerja. Kami akan mencari seseorang yang mau membantu dan mempunyai keahlian dalam pembuatan keripik singkong yang baik. Proses program ini akan kami laksanakan pada bulan Maret 2011.

Dalam program ini saya hanya menambah 1 tenaga kerja saja karena dalam proses produksi, kami mengalami sedikit kesulitan dalam membagi tugas.

4. Program Keuangan

Proses pelaksanaan program rencana keuangan dimulai pada bulan Februari 2011, karena pada bulan pertama, Januari 2011, kami hanya mencatat sebagian saja transaksi yang kami lakukan.

Kami menyusun rencana untuk program-program yang akan kami lakukan selama 4 bulan, Januari – April 2011. Untuk melaksanakan pengembangan usaha keripik singkong, kami merencanakan untuk dana peralatan, promosi, dan operasi yang kami ambil dari modal yang telah kami tambahkan agar program yang kami rencanakan dapat berjalan lancar.

BAB V

EVALUASI PENGEMBANGAN USAHA

A. Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha Januari – April 2011 : Rencana VS Aktual

Tabel V.1

Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha Januari – Mei 2011 : Rencana VS Aktual

NO Indikator Utama Rencana Aktual

1 Pasar Aktual, Potensial dan Sasaran.

Pasar aktual : pasar tradisional, warung-warung makan, toko kecil, mahasiswa, burjo, warnet, rental ps, outlet cemilan.

Pasar potensial : burjo, warnet, rental ps, outlet cemilan.

Pasar sasaran : burjo, warnet, rental ps, outlet cemilan.

Pasar sasaran : burjo, warnet, rental ps, outlet cemilan

2. Pola Perilaku Pasar Sasaran. Warung burjo : warung burjo mengambil 10 produk saja karena telah banyak produk yang dititipkan oleh produk lain.

Warnet : warnet mengambil 10 produk keripik singkong.

Rental ps : rental ps mengambil 10 produk keripik singkong.

Warung burjo : penitipan di warung burjo tiap minggunya bisa bertambah antara 15-25 produk.

Warnet : penitipan di warnet tiap minggunya bisa bertambah antara 15-25 produk.

60

Outlet cemilan : penitipan di outlet cemilan dititipkan 10 produk saja karena sudah banyak model cemilan yang ada disana.

Rental ps : penitipan di rental ps selalu bertambah karena semakin banyak orang yang bermain ps.

Bertambahnya antara kerupuk plastik dan kaleng, roti, kacang bawang dan pedas, keripik kentang, pisang molen, naget, risoles.

Gorengan, kerupuk plastik dan gelas, roti, kacang bawang dan pedas, keripik kentang, pisang molen, naget, risoles.

4. Produk yang ditawarkan Keripik singkong gurih, keripik singkong pedas dan keripik singkong krispy yang dibungkus dengan plastik dan terbungkus rapi yang ditawarkan dengan harga Rp 1000,00

Keripik singkong gurih, keripik singkong pedas dan keripik singkong krispy yang dibungkus dengan plastik dan terbungkus rapi yang ditawarkan dengan harga Rp 1000,00

5. Proses produksi Singkong dirajang, singkong direndam, pemberian bumbu,

6. Proses penjualan Saya datang ke burjo, warnet, rental ps, dan outlet cemilan untuk menitipkan produk keripik singkong untuk dijual kepada konsumen. Harga produk yang ditawarkan Rp 1000,00/bungkus.

Biasanya burjo, warnet, rental ps dan outlet cemilan mengambil keuntungan Rp 200,- sampai Rp 500,- sehingga produk dijual antara Rp 1.200 – Rp 1.500 per bungkus.

Saya datang ke burjo, warnet, rental ps, dan outlet cemilan untuk rental ps dan outlet cemilan mengambil keuntungan Rp 200,- sampai Rp 500,- sehingga produk dijual antara Rp 1.200 – Rp 1.500 per bungkus.

7. Keterampilan SDM Berhubung usaha ini bersifat kekeluargaan maka usaha ini dikerjakan dengan sistem membantu tanpa adanya gaji atau upah. Mengenai keterampilan SDM, karyawan tidak memiliki keahlian khusus hanya saja mempunyai keterampilan dalam membuat keripik singkong yang baik.

Berhubung usaha ini bersifat kekeluargaan maka usaha ini dikerjakan dengan sistem membantu tanpa adanya gaji atau

upah. Mengenai keterampilan SDM, karyawan tidak memiliki keahlian khusus hanya saja mempunyai keterampilan dalam membuat keripik singkong yang baik.

8. Penjualan, biaya, laba Tahap I :

penjualan = Rp 400.000,00 biaya = Rp 196.500,00 laba = Rp 203.500,00

Tahap I :

penjualan = Rp 400.000,00 biaya = Rp 196.500,00 laba = Rp 203.500,00

Tahap II :

penjualan = Rp 600.000,00 biaya = Rp 306.500,00 laba = Rp 293.500,00 Tahap III :

penjualan = Rp 800.000,00 biaya = Rp 408.500,00 laba = Rp 391.500,00 Tahap IV :

penjualan = Rp 1000.000,00 biaya = Rp 542.500,00 laba = Rp 457.500,00

Tahap II :

penjualan = Rp 600.000,00 biaya = Rp 306.500,00 laba = Rp 293.500,00 Tahap III :

penjualan = Rp 800.000,00 biaya = Rp 408.500,00 laba = Rp 391.500,00 Tahap IV :

penjualan=Rp 1000.000,00 biaya = Rp 542.500,00 laba = Rp 457.500,00

1. Pasar sasaran

Setelah saya melakukan perkiraan dan pengamatan pengembangan usaha keripik singkong TELA”QU selama 4 bulan ternyata pasar sasaran untuk usaha keripik singkong TELA”QU masih sama dengan apa yang saya amati selama 4 bulan ini. Pasar aktual usaha keripik singkong TELA”QU yaitu pasar tradisional, warung-warung makan, toko kecil, mahasiswa, burjo, warnet, rental ps, outlet cemilan sedangkan untuk pasar potensial usaha keripik singkong TELA”QU adalah warnet, warung burjo, outlet cemilan dan rental ps.

Untuk pasar sasaran keripik singkong TELA”QU sama dengan apa yang telah diperkirakan dan yang telah saya amati. Sehingga perencanaan dan aktual telah tercapai sesuai tujuan.

2. Pola Perilaku Pasar Sasaran

Pola perilaku pasar sasaran dari penjualan keripik singkong TELA’QU sangatlah berbeda antara perencanaan dan aktual. Dalam aktualnya setiap penitipan akan selalu bertambah antara 15-25 produk yang akan dititipkan. Ini merupakan perbedaan yang yang positif antara perencanaan dan aktual yang dapat memberikan laba yang meningkat.

3. Analisis Industri dan Persaingan

Analisis industri dan persaingan usaha keripik singkong TELA’QU telah sama antara perencanaan dan aktual. Para pesaing itu sendiri adalah mereka yang memiliki usaha sejenis seperti gorengan, kerupuk plastik dan kaleng, roti, kacang bawang dan pedas, keripik kentang, pisang molen, naget, risoles.

4. Produk yang Ditawarkan ke Pasar

Produk yang ditawarkan ke pasar sudah sama antara rencana dan aktual yaitu penjualan keripik singkong rasa keju, keripik singkong setan, keripik singkong rasa balado dan keripik singkong rasa pedas manis yang dibungkus dengan plastik dan terbungkus rapi yang ditawarkan dengan harga Rp 1000,00.

5. Proses Produksi

Proses produksi antara perencanaan dan aktual telah sama yaitu singkong dirajang, singkong direndam, pemberian bumbu, perebusan, penggorengan, pengemasan.

6. Proses Penjualan

Proses penjualan antara rencana dan aktual sudah sama, yaitu Saya datang ke burjo, warnet, rental ps, dan outlet cemilan untuk menitipkan produk keripik singkong untuk dijual kepada konsumen. Harga produk yang ditawarkan Rp 1000,00/bungkus.

Biasanya burjo, warnet, rental ps dan outlet cemilan mengambil keuntungan Rp 200,- sampai Rp 500,- sehingga produk dijual antara Rp 1.200 – Rp 1.500 per bungkus.

7. Keterampilan SDM

Keterampilan SDM sudah sama antara rencana dan aktual. Berhubung usaha ini bersifat kekeluargaan maka usaha ini dikerjakan dengan sistem membantu tanpa adanya gaji atau upah. Mengenai keterampilan SDM, karyawan tidak memiliki keahlian khusus hanya saja mempunyai keterampilan dalam membuat keripik singkong yang baik.

8. Penjualan, Biaya, dan Laba

Tahap I : penjualan = Rp 400.000,00 biaya = Rp 196.500,00 laba = Rp 203.500,00 Tahap II : penjualan = Rp 600.000,00 biaya = Rp 306.500,00 laba = Rp 293.500,00 Tahap III : penjualan = Rp 800.000,00 biaya = Rp 408.500,00 laba = Rp 391.500,00 Tahap IV : penjualan = Rp 1000.000,00 biaya = Rp 542.500,00 laba = Rp 457.500,00

B. Evaluasi Kinerja Keuangan : Rencana vs Aktual 1. Laporan Laba/Rugi Januari-April 2011

Tabel V.2 Laporan Laba/Rugi

TELA’QU Januari – April 2011

Bulan Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Pendapatan Rp 400.000,00 Rp 600.000,00 Rp 800.000,00 Rp 1.000.000,00 Total

Pendapatan

Rp 400.000,00 Rp 600.000,00 Rp 800.000,00 Rp 1.000.000,00

HPP

Persediaan Awal

- - - -

Pembelian Rp 134.000,00 Rp 244.000,00 Rp 346.000,00 Rp 480.000,00

Tersedia dijual - - - -

Persediaan Akhir

- - - -

HPP Rp 134.000,00 Rp 244.000,00 Rp 346.000,00 Rp 480.000,00 Laba Kotor Rp 266.000,00 Rp 356.000,00 Rp 454.000,00 Rp 520.000,00

Biaya Operasional

Transportasi Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Promosi Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Pulsa Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Rp 12.500,00 Total Biaya Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Rp 62.500,00 Laba Bersih Rp 203.500,00 Rp 293.500,00 Rp 391.500,00 Rp 457.500,00

2. Laporan Neraca Januari-April 2011

Tabel V.3 Laporan Neraca

TELA’QU Tahap I Januari 2011

Aktiva Pasiva

Kas Rp 203.500,00 Aktiva Tetap Rp 2.315.000,00 + Rp 2.518.500,00

Laba ditahan Rp 203.500,00 Modal Rp 2.315.000,00 + Rp 2.518.500,00

Keterangan :

¾ Aktiva (kas) dan pasiva (modal sendiri) diperoleh dari modal awal yang di tambah dengan laba/rugi yang diperoleh.

Tabel V.4 Laporan Neraca

TELA’QU

Tahap II Februari 2011

Aktiva Pasiva

¾ Aktiva tetap dari modal awal

Tabel V.5 Laporan Neraca

TELA’QU Tahap III Maret 2011

Aktiva Pasiva

Keterangan :

¾ Kas Februari + kas Maret

¾ Aktiva tetap dari modal akhir Februari

Tabel V.6 Laporan Neraca

TELA’QU Tahap IV April 2011

Aktiva Pasiva

Kas Rp 849.000,00 Aktiva Tetap Rp 2.812.000,00 + Rp 3.661.000,00

Laba ditahan Rp 457.500,00

Laba ditahan Rp 457.500,00

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 57-0)