BAB II RENCANA USAHA
A. Deskripsi Usaha
5. Bentuk Kepemilikan Usaha
Nama Usaha : TELA’QU
Status : Kantor Tunggal
Kegiatan Usaha pokok : Pembuatan keripik singkong
Alamat Usaha : Cepit, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Nomor Telepon : 08995008884 (sms/telpon)
Alamat email : [email protected]
6. Struktur Organisasi
Bisnis ini merupakan usaha baru dan usaha perorangan. Bisnis ini memiliki struktur organisasi yang sederhana. Disebut struktur yang sederhana karena pemilik bisnis sekaligus menangani proses produksi, distribusi, penjualan, pemasaran, dan keuangannya yang merangkap sebagai pengelola usaha ini.
7. Keungulan Usaha Keripik Singkong TELA’QU
Bisa dikatakan bahwa mengelola bisnis singkong sebenarnya sangatlah simpel dan gampang, setiap orang bisa mengembangkan bisnis ini dengan mudah. Bisnis yang saya jalankan ini memiliki keunggulan yang sangat berbeda denga bisnis yang serupa. Bisnis yang saya jalankan ini, mempunyai berbagai ragam bentuk dan cita rasa, bentuk kemasan yang menarik dan juga dari sisi harga pun juga menarik.
Adapun yang menjadi keunggulan dari bisnis ini adalah :
• Bahan baku mudah didapatkan dan murah
• Proses produksi sederhana
• Produk yang dihasilkan berkualitas dengan contoh; renyah, gurih, tanpa bahan pengawet
• Harga yang ditawarkan terjangkau dan murah; harganya Rp 1000,00
• Keripik singkong dapat dititipkan pada tempat-tempat yang banyak dikunjungi orang banyak, misalnya : warung burjo, warnet, rental ps, kantin, outlet cemilan.
8. Keterampilan Sumber Daya Manusia
Untuk menjalankan bisnis ini sumber daya manusia yang dibutuhkan 4 orang.
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis ini memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah ubi menjadi keripik. Melalui bisnis ini, saya juga bisa mengajarkan kepada saudara-saudara saya yang tinggal di pedesaan dalam memanfaatkan ubi sebagai peluang bisnis yang bagus dan menjanjikan.
B. Analis Pasar 1. Kondisi Pasar
a. Konsumen Aktual
Konsumen aktual dari bisnis ini adalah konsumen akhir yang mengkonsumsi produk keripik singkong cemilan lain : seperti konsumen yang memiliki usaha warnet, burjo, rental ps, outlet cemilan, pasar tradisional, pasar modern, warung-warung makan, warung-warung kecil dan mungkin juga bisa mereka yang membutuhkan keripik singkong yang berdomisili di daerah Yogyakarta.
b. Konsumen Potensial
Konsumen potensial dari bisnis ini adalah konsumen yang memiliki daya beli dan mengetahui adanya produk keripik ini yang mempunyai keinginan untuk membeli produk yang ditawarkan TELA”QU yang berada di daerah Yogyakarta.
c. Pasar Sasaran
Pasar sasaran dari bisnis ini adalah mereka yang membutuhkan keripik singkong sebagai makanan cemilan yang dapat menemani saat bersantai maupun beraktivitas yang tidak hanya makan makanan pokok tetapi juga menikmati cemilan yang berada di daerah Yogyakarta. Pasar sasarannya adalah burjo, warnet, rental ps dan outlet cemilan.
2. Perilaku Pasar
a. Pola perilaku pasar sasaran
Perilaku konsumen makanan kecil (cemilan) sangat bervariasi. Hal ini karena latar belakang masyarakat yang berbeda-beda, baik tingkat pendidikan, pendapatan, maupun pengaruh lingkungan eksternal.
b. Pihak-pihak yang terlibat 1. Pencetus Ide ( Inisiator)
Pencetus ( Inisiator) adalah orang yang berjasa dalam membangun usaha itu. Sebagai pencetus atau inisiatornya adalah saya sendiri sebagai pencetusnya. Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi ide saya untuk menjalankan usaha ini, yaitu saya melihat singkong ataupun ubi yang mempunyai nilai jual yang sangat tinggi dan dapat dilakukan inovasi secara terus menerus hanya dijadikan sebagai bahan yang mempunyai nilai jual rendah contohnya, ubi dimanfaatkan sebagai makanan hewan. Oleh karena itu, saya mencoba untuk mengembangkan singkong maupun ubi menjadi produk yang mempuyai harga jual tinggi yang berkualitas.
2. Keluarga
Dalam menjalankan bisnis ini, keluarga di Kulon Progo menjadi bagian dalam membantu menjalankan bisnis ini. Mereka yang membantu saya khusunya dalam proses produksi keripik singkong.
3. Konsumen
Konsumen atau pembeli adalah orang yang memiliki kemampuan untuk membeli barang yang ditawarkan. Pembeli merupakan target utama dari penjualan produk ini. Calon pembeli yang menjadi sasaran yang terfokus adalah warnet, warung burjo, rental ps dan outlet cemilan.
Keempat tujuan pemasaran tersebut menjadi perantara untuk menjual produk keripik singkong ini kepada para calon pembeli. Hal ini juga dimudahkan dalam hal penitipan produk karena pemilik perusahaan telah mendapatkan relasi yang mempunyai warnet, warung burjo, rental ps dan outlet cemilan.
4. Perantara
Dalam usaha keripik singkong ini dibutuhkan perantara untuk memasarkan produk keripik singkong ini antara lain: warung burjo, rental ps, warnet dan outlet cemilan.
C. Analis Industri dan Persaingan 1. Pesaing
Dengan menjalankan bisnis, telah banyak para pesaing yang telah memulai bisnis ini terlebih dahulu dan juga usaha cemilan ini pun terdapat di mana-mana baik cemilan keripik ubi atau jenis cemilan lainnya seperti, gorengan
(tahu,tempe,bakwan), kerupuk (kaleng atau bungkus), roti, cemilan keju dan sebagainya.
2. Kekuatan dan Kelemahan Pesaing Usaha Keripik Singkong TELA’QU Kekuatan:
- telah mendapatkan pelanggan - tujuan pemasaran telah jelas
- mereka mempunyai show room yang khusus menjual cemilan
- mereka sudah terlebih dahulu menjalankan bisnis ini sehingga sudah mengenal bisnis ini
Kelemahan:
- Kebanyakan mereka hanya menawarkan satu ragam rasa saja
- produk yang ditawarkan kurang menarik dalam hal pengemasan produk - minimnya inovasi produk keripik singkong
- banyaknya persaingan dengan produk cemilan lain
3. Analisis Keketatan dalam Persaingan
Dari segi persaingan, sudah banyak berbagai macam makanan cemilan yang telah banyak dijual di mana-mana dengan harga yang terjangkau dengan rasa yang menarik. Penjualan makanan cemilan keripik singkong yang saya tawarkan dengan berbagai macam rasa, bentuk yang menarik dan dari segi harga sangat menarik.
Walaupun semakin banyak makanan cemilan yang ditawarkan kepada konsumen, saya siap bersaing dengan produk makanan cemilan yang sudah dijalankan lebih dahulu oleh para pesaing karena saya menawarkan produk yang sangat menarik dan unik.
4. Analisis Posisi Usaha dalam Peta Persaingan
Dalam mendirikan suatu usaha apapun pastinya akan selalu mengenal akan adanya persaingan yang terjadi. Untuk usaha keripik singkong ini memiliki banyak pesaing. Usaha ini berada pada posisi sebagai follower (pengikut), karena sudah banyak makanan cemilan yang ditawarkan kepada konsumen. Para pesaing ini biasanya sudah memiliki pelanggan tetap dan rasanya pun enak.
D. Rencana Program Produk dan Pemasaran 1. Ide Produk yang akan dikembangkan
Produk yang akan dihasilkan adalah keripik singkong dengan berbagai ragam bentuk dan rasa. Produk ini akan dikemas dengan plastik putih dengan label nama perusahaan dan profil perusahaan (nomor telpon, alamat maupun email). Kemudian produk ini akan dititipkan di warnet, burjo, rental ps, outlet cemilan yang menjual makanan ringan. Untuk awalnya akan dimulai dengan menitipkan 10 bungkus per tempat yang dituju dengan 10 tempat penitipan.
Kemudian, selama waktu berjalan dan setelah kurang lebih 3 hari produk akan ditarik untuk diganti dengan yang baru. Jika habis maka akan ditambahkan.
Dalam usaha keripik singkong ini yang menjadi tujuan dari program pemasaran usaha keripik singkong ini adalah dengan pembuatan pamflet dengan harapan pendapatan akan meningkat tiap bulannya, pelanggan bertambah, meningkatnya permintaan akan keripik singkong dan produk lebih dikenal di pasar.
2. Siklus Hidup Produk
Sebuah usaha pasti mengalami sebuah perputaran siklus, tetapi waktu perputaran siklus tidak sama antara usaha yang satu dengan usaha yang lain. Ada tiga siklus yang berputar di dalam suatu usaha yakni:
Siklus 1 : masa lahirnya usaha melalui produknya ( perkenalan ).
Siklus 2 : masa perkembangan usaha hingga mencapai puncak perkembangan ( pertumbuhan ).
Siklus 3 : masa menurunnya siklus ( penurunan ).
Produk keripik singkong ini akan dijaga kualitasnya yang tahan lama karena keripik singkong ini dalam bentuk makanan kering dan dibungkus secara rapi.
3. Rencana Distribusi dan Promosi a. Rencana Distribusi
1. Lokasi Usaha
Lokasi yang akan dipergunakan untuk kelangsungan bisnis ini ada 2 tempat yang sangat strategis. Lokasi yang digunakan sebagai tempat produksi terletak di daerah Kulon Progo karena dekat dengan bahan baku dan mudah mendapatkan bahan baku ubinya
kemudian lokasi yang ke 2 terletak di daerah Dusun Cepit yang dijadikan sebagai tempat pemasaran dan promosi keripik singkong tersebut. Dengan adanya 2 lahan ini akan membantu dalam menjalankan bisnis ini dengan sebaik-baiknya dan waktu berjalan mendapatkan laba yang sangat menguntungkan.
2. Supplier Bahan Baku
Supplier atau pemasok yang membantu dalam penyediaan bahan baku adalah petani ubi yang berada di daerah Ngelebeng, Kelurahan Banjar Asri, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo Yogyakarta. Karena saya bisa langsung menentukan kriteria ubi yang akan saya ambil untuk diolah menjadi keripik singkong.
b. Rencana Promosi
Promosi adalah pengenalan produk dan jasa kepada konsumen. Promosi ini bertujuan utuk menarik minat dan image yang baik dari para calon konsumen kepada produk yang akan berakhir dengan keputusan untuk membeli suatu produk. Cara awal yang dapat digunakan untuk memperkenalkan usaha ini adalah awalnya dari mulut ke mulut kemudian melakukan penitipan pada tempat penitipan produk yang dimaksud dengan memberi informasi kepada calon konsumen. Selain itu, untuk lebih mengembangkan bisnis ini promosi dilakukan melalui media famplet. Rencana promosi ini akan dilaksanakan pada bulan Januari – April 2011 dengan biaya sebesar Rp 100.000,00. Dengan banyaknya
tempat penitipan produk ini maka akan mudah dilakukan promosi secara tidak langsung dengan dasar kualitas produk yang baik dan juga disertai alamat, telepon dan email yang dapat membantu proses promosi usaha ini. Produk ini akan dititipkan di warnet, burjo, rental ps, outlet cemilan serta kantin yang menjual makanan ringan. Untuk awalnya pada bulan Januari 2011 akan dimulai dengan menitipkan 40 bungkus per tempat selama 1 bulan di 10 tempat penitipan.
Kemudian, selama waktu berjalan dan setelah kurang lebih 3-5 hari produk akan ditarik untuk diganti dengan yang baru. Jika habis maka akan ditambahkan. Jika adanya perkembangan, produk yang dibuat akan ditambahkan. Selain itu, adanya inovasi produk keripik singkong dan juga tujuan tempat penitipan produk juga ditambahkan.
4. Kekayaan Intelektual
Kekayaan intelektual di bisnis singkong ini dengan sistem pemasaran dan produksi yang sangat mudah dan sederhana. Sistem pemasaran hanya dititipkan di tujuan pemasaran sedangkan produksinya dengan menggunakan bahan baku yang sangat mudah didapat serta bumbu masakan yang mudah didapat dan juga menggunakan sistem penggorengan yang sederhana.
E. Rencana Operasi dan Sumber Daya Manusia 1. Proses Produksi
Bahan baku yang dibutuhkan adalah ubi tanah yang masih segar, mulus, berukuran sedang yang ditanam ± 4 bulan sebelumnya untuk dicabut kemudian setelah itu tidak langsung ditinggalkan dengan tanah kosong selanjutnya untuk menghemat waktu, batang ubi dipotong-potong lagi dengan ukuran ± 30 cm dan ditanamkan ke tanah kembali untuk menghasilkan ubi untuk ± 4 bulan selanjutnya.
Ubi tanah yang telah dicabut tadi dikupas kulitnya kemudian ubi yang sudah dikupas direndam dalam air bersih dengan tujuan agar menghindari kontak oksida dengan udara oleh enzim polifenolase yang dapat mengubah senyawa polifenol yang menyebabkan adanya bercak hitam pada ubi tersebut kemudian ubi dipotong setengah dari ukuran aslinya agar saat ubi diparut nanti akan lebih mudah dilanjutkan dengan mencuci ubi tadi untuk menjaga kebersihan dari hasil produk ini.
Setelah semua ubi yang ada dikupas dan dipotong kemudian ubi tadi diparut dengan tipis. Selanjutnya akan dipaparkan proses pembuatan keripik singkong ini:
Penggorengan
Pengemasan Singkong direndam air
kapur
Pemberian bumbu
Perebusan Rajang singkong
Bagan II.1. Proses Produksi Keripik Singkong Keterangan :
a. Rajang singkong dengan ketebalan yang rata menggunakan alat parut atau memakai mesin rajang.
b. Keripik singkong yang masih mentah direndam dalam air yang telah diberi kapur sirih. Tujuannya untuk membuat rasa keripik menjadi gurih dan renyah.
Perendaman dengan air sirih dilakukan selama 3 hari. Kemudian dilanjutkan
dengan pencucian lagi agar sisa-sisa kapur sirih dan bau yang kurang enak dapat hilang.
c. Dilanjutkan perebusan dalam air mendidih dengan waktu singkat selama 5 menit. Tujuannya untuk menghentikan enzim oksidasi yang menyebabkan warna ketela menjadi coklat. Pada perebusan tahap ini, waktu dan temperature harus dikendalikan agar keripik mentah tidak menjadi matang. Setelah semua selesai, keripik mentah tadi dirajang agar mengurangi kadar air disaat penggorengan.
d. Pemberian bumbu, bumbu diberikan secukupnya kemudian diberi air secukupnya sambil diaduk sampai merata. Bumbu tersebut ditaburkan pada keripik yang masih mentah yang telah direbus dan ditiriskan.
e. Penggorengan, untuk mendapatkan hasil keripik yang baik (gurih dan renyah) harus digoreng dengan minyak goreng yang telah panas sampai matang.
Goreng singkong yang sudah kering ke wajan pertama sampai terlihat pinggiran singkong sedikit mengembang. Penggorengan dilakukan dengan wajan, sotil dan kompor gas dengan api yang disesuaikan.
f. Pengemasan, keripik yang sudah jadi dibungkus setelah dingin menggunakan plastik yang telah ada label perusahaan. Setelah dibungkus dengan plastik, plastik ditutup dengan menggunakan api lilin.
2. Keterampilan Sumber Daya Manusia
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis ini memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah ubi menjadi keripik yang berkualitas baik dengan berbagai macam rasa.
3. Peralatan dan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan Tabel II.1
a. Peralatan yang Sudah Dimiliki
NO ITEM JUMLAH SATUAN HARGA
SATUAN
TOTAL
1 Cangkul 2 Buah Rp 15.000,00 Rp 30.000,00 2 Sabit atau parang 2 Buah Rp 10.000,00 Rp 20.000,00
3 Ember 3 Buah Rp 5.000,00 Rp 15.000,00
4 Alat parut 3 Buah Rp 4.000,00 Rp 12.000,00 5 Baskom besar 2 Buah Rp 8000,00 Rp 16.000,00 6 Kompor gas 1 Buah Rp 200.000,00 Rp 200.000,00 7 Penggorengan 2 Buah Rp 5000,00 Rp 10.000,00
8 Sotil 3 Buah Rp 3.000,00 Rp 9.000,00
9 Penyaring 2 Buah Rp 3.000,00 Rp 3.000,00
JUMLAH Rp 315.000,00
b. Sumber Daya Manusia
Untuk awal menjalankan bisnis ini, sumber daya manusia yang dibutuhkan masih sangat sedikit yaitu 4 orang tenaga kerja karena belum banyak pekerjaan yang banyak dilakukan. Hanya saja untuk menjalankan bisnis ini dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman dengan usaha ubi ini agar menghasilkan produk yang baik dan menarik bagi para calon pelanggan.
F. Rencana Keuangan
1. Kebutuhan Pendanaan
Bisnis ini dibuat dengan usaha modal yang cukup kecil dikarenakan semua bahan baku, peralatan maupun perlengkapan yang dibutuhkan telah tersedia walaupun belum semua tersedia. Modal awal yang dikeluarkan sebesar Rp 2.315.000,00 dari modal sendiri. Modal ini berasal dari orang tua saya yang mendukung bisnis ini berjalan karena mempunyai prospek yang bagus.
Modal ini dipergunakan untuk melengkapi peralatan maupun perlengkapan yang masih kurang karena peralatan dan perlengkapan untuk menjalankan bisnis ini telah tersedia tapi masih kurang. Selain itu, modal yang telah ada ini akan dipergunakan untuk melakukan pemasaran produk dengan pembuatan pamflet. Dimungkinkan juga modal akan digunakan untuk keperluan operasional lainnya dan juga modal akan digunakan untuk mengganti peralatan maupun perlengkapan yang baru.
2. Penggunaan Dana
Dana yang telah tersedia sebesar Rp 2.315.000,00 untuk menjalankan usaha ini akan difokuskan pada aspek operasionalnya seperti penambahan peralatan, perlengkapan, dan juga transportasi untuk melakukan program pemasaran dan untuk penambahan bahan baku.
2.1. Alokasi Penggunaan Dana Tahap I pada Bulan Januari 2011 1. Biaya bahan baku
• Ubi kayu 15 kg @Rp 2000,00 = Rp 30.000,00
• Biaya pengangkutan bahan baku = Rp 10.000,00 + Total biaya bahan baku = Rp 40.000,00 2. Biaya proses produksi
• Minyak goreng 3 kg @Rp 8000,00 = Rp 24.000,00
• Bumbu = Rp 25.000,00
• Gas elpigi 3kg 2 @ Rp17.000,00 = Rp 34.000,00
• Kapur 1 plastik @ Rp 3000,00 = Rp 3000,00
• Lilin 1 bugkus @ Rp 3000,00 = Rp 3000,00
• Plastik @ Rp 5000,00 = Rp 5000,00 +
Total biaya produksi Rp 94.000,00
3. Biaya pemasaran
• Transportasi = Rp 25.000,00
• Promosi = Rp 25.000,00
• Pulsa dan Internet = Rp 12.500,00 +
Total biaya pemasaran Rp 62.500,00 Total penggunaan dana tahap I Rp 196.500,00 Sisa dana tahap I = Rp 2.315.000,00 – Rp 196.500,00 = Rp 2.118 .500,00
Tabel II.2
Rincian Hasil Penjualan Tahap I bulan Januari 2011 Tempat Penitipan Jumlah Penitipan
(bungkus)
Burjo Pamungkas 40 Rp 1000,00 Rp 40.000,00
Warnet Cheetos 40 Rp 1000,00 Rp 40.000,00
Total Penjualan Rp 400.000,00
Penjualan dilakukan 1 minggu sekali dengan penitipan 10 produk. Jadi, selama 1 bulan dilakukan 4 kali penitipan dengan 40 produk. Diasumsikan bahwa semua produk yang dititipkan habis terjual. Setelah melihat hasil penjualan yang di atas, maka dapat dihitung laba dan perubahan modal, sebagai berikut :
Modal awal = Rp 2.315.000,00 Dana yang digunakan = Rp 196.500,00 – Sisa modal = Rp 2.118.500,00
Hasil penjualan = Rp 400.000,00 Dana yang digunakan = Rp 196.500,00 – Laba bersih = Rp 203.500,00
Perubahan modal Januari 2011
Modal awal = Rp 2.315.000,00 Laba bersih = Rp 203.500,00 + Pendapatan tahap I = Rp 2.518.500,00
o Pendapatan tahap I dipergunakan sebagai modal operasional tahap II.
2.2. Alokasi Penggunaan Dana pada Bulan Februari 2011 1. Biaya bahan baku
• Ubi kayu 25 kg @Rp 2000,00 = Rp 50.000,00
• Biaya pengangkutan bahan baku = Rp 10.000,00 + Total biaya bahan baku = Rp 60.000,00
2. Biaya proses produksi
• Minyak goreng 6 kg @Rp 8000,00 = Rp 48.000,00
• Bumbu = Rp 35.000,00
• Gas elpigi 3kg 4 @ Rp17.000,00 = Rp 68.000,00
• Kapur 5 plastik @ Rp 3000,00 = Rp 15.000,00
• Lilin 1 bugkus @ Rp 3000,00 = Rp 3000,00
• Plastik 3@ Rp 5000,00 = Rp 15.000,00 +
Total biaya produksi Rp 184.000,00
3. Biaya pemasaran
• Transportasi = Rp 25.000,00
• Promosi = Rp 25.000,00
• Pulsa dan Internet = Rp 12.500,00 +
Total biaya pemasaran Rp 62.500,00 Total penggunaan dana tahap II Rp 306.500,00 Sisa dana tahap II = Rp 2.518.500,00 – Rp 306.500,00 = Rp 2.212.000,00
Tabel II.3
Rincian Hasil Penjualan Tahap II bulan Februari 2011 Tempat Penitipan Jumlah Penitipan
(bungkus)
Burjo Pamungkas 60 Rp 1000,00 Rp 60.000,00
Warnet Cheetos 60 Rp 1000,00 Rp 60.000,00
Total Penjualan Rp 600.000,00
Penjualan dilakukan 1 minggu sekali dengan penitipan 15 produk. Jadi, selama 1 bulan dilakukan 4 kali penitipan dengan 60 produk. Diasumsikan bahwa semua produk yang dititipkan habis terjual. Setelah melihat hasil penjualan yang di atas, maka dapat dihitung laba dan perubahan modal, sebagai berikut :
Modal Februari 2011 = Rp 2.518.500,00 Dana yang digunakan = Rp 306.500,00 – Sisa modal = Rp 2.212.000,00
Hasil penjualan = Rp 600.000,00 Dana yang digunakan = Rp 306.500,00 – Laba bersih = Rp 293.500,00
Perubahan modal Februari 2011
Modal Februari 2011 = Rp 2.518.500,00 Laba bersih = Rp 293.500,00 + Pendapatan tahap II = Rp 2.812.000,00
o Pendapatan tahap II dipergunakan sebagai modal operasional tahap III.
2.3. Alokasi Penggunaan Dana pada Tahap III Bulan Maret 2011 1. Biaya bahan baku
• Ubi kayu 30 kg @Rp 2000,00 = Rp 60.000,00
• Biaya pengangkutan bahan baku = Rp 10.000,00 + Total biaya bahan baku = Rp 70.000,00 2. Biaya proses produksi
• Minyak goreng 9 kg @Rp 8000,00 = Rp 72.000,00
• Bumbu = Rp 50.000,00
• Gas elpigi 3kg 6 @ Rp17.000,00 = Rp 102.000,00
• Kapur 8 plastik @ Rp 3000,00 = Rp 24.000,00
• Lilin 1 bugkus @ Rp 3000,00 = Rp 3000,00
• Plastik 5@ Rp 5000,00 = Rp 25.000,00 +
Total biaya produksi Rp 276.000,00
3. Biaya pemasaran Sisa dana tahap III = Rp 2.812.000,00 – Rp 408.500,00 = Rp 2.403.500,00
Tabel II.4
Rincian Hasil Penjualan Tahap III bulan Maret 2011 Tempat Penitipan Jumlah Penitipan
(bungkus)
Burjo Pamungkas 80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Warnet Cheetos 80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Warnet Prayan 80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Rental PS III 80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Rental PS Inzomnia 80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Outlet cemilan Sarah dan Snack
80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Outlet cemilan Jogja Snack
80 Rp 1000,00 Rp 80.000,00
Total Penjualan Rp 800.000,00
Penjualan dilakukan 1 minggu sekali dengan penitipan 20 produk. Jadi, selama 1 bulan dilakukan 4 kali penitipan dengan 80 produk. Diasumsikan bahwa semua produk yang dititipkan habis terjual. Setelah melihat hasil penjualan yang di atas, maka dapat dihitung laba dan perubahan modal, sebagai berikut :
Modal Maret 2011 = Rp 2.812.000,00 Dana yang digunakan = Rp 408.500,00 – Sisa modal = Rp 2.403.500,00
Hasil penjualan = Rp 800.000,00 Dana yang digunakan = Rp 408.500,00 – Laba bersih = Rp 391.500,00
Perubahan modal Maret 2011
Modal Maret 2011 = Rp 2.812.000,00 Laba bersih = Rp 391.500,00 + Pendapatan tahap III = Rp 3.203.500,00
o Pendapatan tahap III dipergunakan sebagai modal operasional tahap IV.
2.4. Alokasi Penggunaan Dana pada Tahap IV Bulan April 2011 1. Biaya bahan baku
• Ubi kayu 50 kg @Rp 2000,00 = Rp 100.000,00
• Biaya pengangkutan bahan baku = Rp 10.000,00 + Total biaya bahan baku = Rp 110.000,00
2. Biaya proses produksi
• Minyak goreng 12 kg @Rp 8000,00 = Rp 96.000,00
• Bumbu = Rp 65.000,00
• Gas elpigi 3kg 8 @ Rp17.000,00 = Rp 136.000,00
• Kapur 10 plastik @ Rp 3000,00 = Rp 30.000,00
• Lilin 1 bugkus @ Rp 3000,00 = Rp 3000,00
• Plastik 8@ Rp 5000,00 = Rp 40.000,00 +
Total biaya produksi Rp 370.000,00
3. Biaya pemasaran
• Transportasi = Rp 25.000,00
• Promosi = Rp 25.000,00
• Pulsa dan Internet = Rp 12.500,00 +
Total biaya pemasaran Rp 62.500,00 Total penggunaan dana tahap IV Rp 542.500,00 Sisa dana = Rp 3.203.500,00 – Rp 542.500,00 = Rp 2.661.000,00
Tabel II.5
Rincian Hasil Penjualan Tahap IV bulan April 2011
Tempat Penitipan Jumlah Penitipan (bungkus)
Harga Jual per Bungkus
Jumlah
Burjo Pak Roni 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Burjo Karisma 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Burjo Pojok 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Burjo Pamungkas 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Warnet Cheetos 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Warnet Prayan 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Rental PS III 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Rental PS Inzomnia 100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00 Outlet cemilan Sarah dan
Snack
100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Outlet cemilan Jogja Snack
100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00
Total Penjualan Rp 1.000.000,00
Penjualan dilakukan 1 minggu sekali dengan penitipan 25 produk. Jadi, selama 1 bulan dilakukan 4 kali penitipan dengan 100 produk. Diasumsikan bahwa semua produk yang dititipkan habis terjual. Setelah melihat hasil penjualan yang di atas, maka dapat dihitung laba dan perubahan modal, sebagai berikut :
Modal April 2011 = Rp 3.203.500,00 Dana yang digunakan = Rp 542.500,00 – Sisa modal = Rp 2.661.000,00
Hasil penjualan = Rp 1.000.000,00 Dana yang digunakan = Rp 542.500,00 – Laba bersih = Rp 457.500,00
Perubahan modal April 2011
Modal Maret 2011 = Rp 3.203.500,00 Laba bersih = Rp 457.500,00 + Modal akhir April 2011 = Rp 3.661.000,00 Yang tidak terpakai
Tabel II.6
Laporan Singkat Bulan Januari – April 2011
Bulan Pendapatan HPP Laba Kotor Biaya Operasi Laba Bersih Januari 2011 Rp 400.000,00 Rp 134.000,00 Rp 266.000,00 Rp 62.500,00 Rp 203.500,00 Februari 2011 Rp 600.000,00 Rp 244.000,00 Rp 356.000,00 Rp 62.500,00 Rp 293.500,00 Maret 2011 Rp 800.000,00 Rp 346.000,00 Rp 454.000,00 Rp 62.500,00 Rp 391.500,00 April 2011 Rp 1.000.000,00 Rp 480.000,00 Rp 520.000,00 Rp 62.500,00 Rp 457.500,00
Total Rp 1.204.000,00 Rp 1.596.000,00 Rp 250.000,00 Rp 1.546.000,00
Keterangan :
HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhir Laba kotor = Pendapatan – HPP
Laba Bersih = Pendapatan – HPP – Biaya Operasi
Tabel II.7 Laporan Laba/Rugi
TELA’QU Januari – April 2011
Bulan Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Pendapatan Rp 400.000,00 Rp 600.000,00 Rp 800.000,00 Rp 1.000.000,00
Bulan Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Pendapatan Rp 400.000,00 Rp 600.000,00 Rp 800.000,00 Rp 1.000.000,00