• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Usaha Keripik Singkong

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 21-0)

BAB II RENCANA USAHA

A. Deskripsi Usaha

1. Tujuan Usaha Keripik Singkong

Untuk menjalankan usaha keripik singkong ini, saya memilihnya dengan cermat karena usaha ini mudah dijalankan dan di sisi lain sebagai pembelajaran saya untuk menjalankan usaha lainnya karena saya lebih berminat dan untuk mengembangkan kemampuan berwirausaha.

Dilihat dari peluang usaha keripik singkong ini, banyaknya pesaing yang sejenis maupun yang tidak sejenis telah banyak. Tetapi dilihat dari pasarnya juga sangat berpeluang besar untuk mengembangkan usaha dan memenuhi kebutuhan keripik singkong ini karena banyaknya lokasi warnet (warung internet), burjo (warung 24 jam), kantin, rental ps yang berada di berbagai tempat di daerah Yogyakarta. Maka bisnis ini dijalankan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam menikmati makanan ringan disaat mereka sedang beraktivitas maupun bersantai.

Selain itu, saya sebagai pemilik usaha ini juga ingin mendapatkan keuntungan yang besar dan juga saya ingin menjadi seorang wirausaha yang bisa menghasilkan pemasukan pribadi.

Adapun hal lain yang mendorong untuk menjalankan bisnis ini adalah bahan baku yang akan digunakan sangat mudah didapat dan harganya pun sangat murah kemudian kebutuhan modal juga tidak besar. Oleh karena itu, saya berminat untuk mencoba menjalankan dan mengembangkan usaha keripik singkong ini dengan membuka toko oleh-oleh atau outlet khusus singkong.

4

2. Sejarah Usaha

Ada 2 mata kuliah yang memotivasi saya untuk mengembangkan usaha keripik singkong Tela’Qu, yaitu mata kuliah Kewirausahaan dan mata kuliah SBM.

Kedua mata kuliah ini memberikan dasar yang kuat karena masing-masing mata kuliah membicarakan usaha kecil. Maka dari itu, saya mengambil tugas akhir pengembangan bisnis agar saya dapat memperoleh banyak hal dan dapat saya terapkan sebagai dasar untuk membangun usaha saat saya lulus nanti. Selain itu, banyak pengetahuan yang saya dapatkan di meja kuliah yang saya jadikan dasar untuk menjalankan usaha ini dan saya terapkan di usaha ini seperti cara memproduksi, cara memasarkan, cara bersaing, cara pembiayaan, cara penjualan dan sebagainya.

Semuanya berawal saat saya melihat lingkungan di daerah Kulon Progo yang banyak menanam singkong dan digunakan untuk membuat makanan yang terbuat dari singkong itu sendiri seperti, slondok, keripik, gatot, tape singkong rebus dan goreng bahkan yang lainnya. Selain digunakan untuk membuat makanan, masyarakat disana juga menjualnya dipasar. Keluarga saya sendiri, bude saya juga memanfaatkan singkong untuk membuat makanan dan dijual.

Selain itu, awal saya tertarik dengan usaha ini, ketika saya membantu kakek atau mbah saya di kebun untuk memanen singkong kemudian saya berpikir untuk menjalankan usaha ini dalam menyelesaikan tugas akhir pengembangan bisnis karena untuk menjalankan usaha ini dibutuhkan modal yang tidak besar, sangat mudah dilaksanakan, bahan baku yang mudah didapat dan murah.

Akhirnya saya akan mencoba menjalankan usaha keripik singkong ini dan setelah saya lulus, usaha ini akan saya kembangkan. Adapun hal lain yang mendukung saya untuk mencoba menjalankan usaha keripik singkong ini adalah bahan baku yang mudah didapat di daerah Kulon Progo, harga bahan baku yang murah dan kualitas bahan baku yang baik. Untuk mendapatkan bahan baku yang banyak dan berkualitas tidak memerlukan modal yang besar karena harga 1 kg singkong hanya Rp 1.500,00 ada juga yang menjual Rp 2.000,00.

3. Profil Usaha

Nama Usaha : TELA’QU Bidang Usaha : Dagang

Jenis Produk : Keripik Singkong

Alamat Usaha : Desa Ngelebeng, Kelurahan Banjar Asri, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta

Nomor Telepon : 08995008884 (sms/telepon) Alamat email : [email protected]

Alasan saya memilih nama TELA’QU karena saya melihat dari filosofi, ada 2 produk yang menggunakan nama TELA yaitu TELA-TELA dan Q’TELA mendapatkan respon dari masyarakat yang sangat baik dengan menguasai pasar cemilan dengan bahan baku singkong. Saya berharap dengan saya memilih nama TELA’QU, usaha saya dapat mengikuti jejak kedua produk tersebut.

4. Profil Pengelola

Nama Pemilik : Nikomedes Andaryanto Dwi Nugroho

Jabatan : Pimpinan

Tempat tanggal lahir : Belinyu-Bangka Belitung, 15 September 1988 Alamat Rumah : Cepit, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta (kost) Nomor Telepon : 08995008884 (sms/telepon)

Alamat email : [email protected]

5. Bentuk Kepemilikan Usaha

Nama Usaha : TELA’QU

Status : Kantor Tunggal

Kegiatan Usaha pokok : Pembuatan keripik singkong

Alamat Usaha : Cepit, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Nomor Telepon : 08995008884 (sms/telpon)

Alamat email : [email protected]

6. Struktur Organisasi

Bisnis ini merupakan usaha baru dan usaha perorangan. Bisnis ini memiliki struktur organisasi yang sederhana. Disebut struktur yang sederhana karena pemilik bisnis sekaligus menangani proses produksi, distribusi, penjualan, pemasaran, dan keuangannya yang merangkap sebagai pengelola usaha ini.

7. Keungulan Usaha Keripik Singkong TELA’QU

Bisa dikatakan bahwa mengelola bisnis singkong sebenarnya sangatlah simpel dan gampang, setiap orang bisa mengembangkan bisnis ini dengan mudah. Bisnis yang saya jalankan ini memiliki keunggulan yang sangat berbeda denga bisnis yang serupa. Bisnis yang saya jalankan ini, mempunyai berbagai ragam bentuk dan cita rasa, bentuk kemasan yang menarik dan juga dari sisi harga pun juga menarik.

Adapun yang menjadi keunggulan dari bisnis ini adalah :

• Bahan baku mudah didapatkan dan murah

• Proses produksi sederhana

• Produk yang dihasilkan berkualitas dengan contoh; renyah, gurih, tanpa bahan pengawet

• Harga yang ditawarkan terjangkau dan murah; harganya Rp 1000,00

• Keripik singkong dapat dititipkan pada tempat-tempat yang banyak dikunjungi orang banyak, misalnya : warung burjo, warnet, rental ps, kantin, outlet cemilan.

8. Keterampilan Sumber Daya Manusia

Untuk menjalankan bisnis ini sumber daya manusia yang dibutuhkan 4 orang.

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis ini memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah ubi menjadi keripik. Melalui bisnis ini, saya juga bisa mengajarkan kepada saudara-saudara saya yang tinggal di pedesaan dalam memanfaatkan ubi sebagai peluang bisnis yang bagus dan menjanjikan.

B. Analis Pasar 1. Kondisi Pasar

a. Konsumen Aktual

Konsumen aktual dari bisnis ini adalah konsumen akhir yang mengkonsumsi produk keripik singkong cemilan lain : seperti konsumen yang memiliki usaha warnet, burjo, rental ps, outlet cemilan, pasar tradisional, pasar modern, warung-warung makan, warung-warung kecil dan mungkin juga bisa mereka yang membutuhkan keripik singkong yang berdomisili di daerah Yogyakarta.

b. Konsumen Potensial

Konsumen potensial dari bisnis ini adalah konsumen yang memiliki daya beli dan mengetahui adanya produk keripik ini yang mempunyai keinginan untuk membeli produk yang ditawarkan TELA”QU yang berada di daerah Yogyakarta.

c. Pasar Sasaran

Pasar sasaran dari bisnis ini adalah mereka yang membutuhkan keripik singkong sebagai makanan cemilan yang dapat menemani saat bersantai maupun beraktivitas yang tidak hanya makan makanan pokok tetapi juga menikmati cemilan yang berada di daerah Yogyakarta. Pasar sasarannya adalah burjo, warnet, rental ps dan outlet cemilan.

2. Perilaku Pasar

a. Pola perilaku pasar sasaran

Perilaku konsumen makanan kecil (cemilan) sangat bervariasi. Hal ini karena latar belakang masyarakat yang berbeda-beda, baik tingkat pendidikan, pendapatan, maupun pengaruh lingkungan eksternal.

b. Pihak-pihak yang terlibat 1. Pencetus Ide ( Inisiator)

Pencetus ( Inisiator) adalah orang yang berjasa dalam membangun usaha itu. Sebagai pencetus atau inisiatornya adalah saya sendiri sebagai pencetusnya. Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi ide saya untuk menjalankan usaha ini, yaitu saya melihat singkong ataupun ubi yang mempunyai nilai jual yang sangat tinggi dan dapat dilakukan inovasi secara terus menerus hanya dijadikan sebagai bahan yang mempunyai nilai jual rendah contohnya, ubi dimanfaatkan sebagai makanan hewan. Oleh karena itu, saya mencoba untuk mengembangkan singkong maupun ubi menjadi produk yang mempuyai harga jual tinggi yang berkualitas.

2. Keluarga

Dalam menjalankan bisnis ini, keluarga di Kulon Progo menjadi bagian dalam membantu menjalankan bisnis ini. Mereka yang membantu saya khusunya dalam proses produksi keripik singkong.

3. Konsumen

Konsumen atau pembeli adalah orang yang memiliki kemampuan untuk membeli barang yang ditawarkan. Pembeli merupakan target utama dari penjualan produk ini. Calon pembeli yang menjadi sasaran yang terfokus adalah warnet, warung burjo, rental ps dan outlet cemilan.

Keempat tujuan pemasaran tersebut menjadi perantara untuk menjual produk keripik singkong ini kepada para calon pembeli. Hal ini juga dimudahkan dalam hal penitipan produk karena pemilik perusahaan telah mendapatkan relasi yang mempunyai warnet, warung burjo, rental ps dan outlet cemilan.

4. Perantara

Dalam usaha keripik singkong ini dibutuhkan perantara untuk memasarkan produk keripik singkong ini antara lain: warung burjo, rental ps, warnet dan outlet cemilan.

C. Analis Industri dan Persaingan 1. Pesaing

Dengan menjalankan bisnis, telah banyak para pesaing yang telah memulai bisnis ini terlebih dahulu dan juga usaha cemilan ini pun terdapat di mana-mana baik cemilan keripik ubi atau jenis cemilan lainnya seperti, gorengan

(tahu,tempe,bakwan), kerupuk (kaleng atau bungkus), roti, cemilan keju dan sebagainya.

2. Kekuatan dan Kelemahan Pesaing Usaha Keripik Singkong TELA’QU Kekuatan:

- telah mendapatkan pelanggan - tujuan pemasaran telah jelas

- mereka mempunyai show room yang khusus menjual cemilan

- mereka sudah terlebih dahulu menjalankan bisnis ini sehingga sudah mengenal bisnis ini

Kelemahan:

- Kebanyakan mereka hanya menawarkan satu ragam rasa saja

- produk yang ditawarkan kurang menarik dalam hal pengemasan produk - minimnya inovasi produk keripik singkong

- banyaknya persaingan dengan produk cemilan lain

3. Analisis Keketatan dalam Persaingan

Dari segi persaingan, sudah banyak berbagai macam makanan cemilan yang telah banyak dijual di mana-mana dengan harga yang terjangkau dengan rasa yang menarik. Penjualan makanan cemilan keripik singkong yang saya tawarkan dengan berbagai macam rasa, bentuk yang menarik dan dari segi harga sangat menarik.

Walaupun semakin banyak makanan cemilan yang ditawarkan kepada konsumen, saya siap bersaing dengan produk makanan cemilan yang sudah dijalankan lebih dahulu oleh para pesaing karena saya menawarkan produk yang sangat menarik dan unik.

4. Analisis Posisi Usaha dalam Peta Persaingan

Dalam mendirikan suatu usaha apapun pastinya akan selalu mengenal akan adanya persaingan yang terjadi. Untuk usaha keripik singkong ini memiliki banyak pesaing. Usaha ini berada pada posisi sebagai follower (pengikut), karena sudah banyak makanan cemilan yang ditawarkan kepada konsumen. Para pesaing ini biasanya sudah memiliki pelanggan tetap dan rasanya pun enak.

D. Rencana Program Produk dan Pemasaran 1. Ide Produk yang akan dikembangkan

Produk yang akan dihasilkan adalah keripik singkong dengan berbagai ragam bentuk dan rasa. Produk ini akan dikemas dengan plastik putih dengan label nama perusahaan dan profil perusahaan (nomor telpon, alamat maupun email). Kemudian produk ini akan dititipkan di warnet, burjo, rental ps, outlet cemilan yang menjual makanan ringan. Untuk awalnya akan dimulai dengan menitipkan 10 bungkus per tempat yang dituju dengan 10 tempat penitipan.

Kemudian, selama waktu berjalan dan setelah kurang lebih 3 hari produk akan ditarik untuk diganti dengan yang baru. Jika habis maka akan ditambahkan.

Dalam usaha keripik singkong ini yang menjadi tujuan dari program pemasaran usaha keripik singkong ini adalah dengan pembuatan pamflet dengan harapan pendapatan akan meningkat tiap bulannya, pelanggan bertambah, meningkatnya permintaan akan keripik singkong dan produk lebih dikenal di pasar.

2. Siklus Hidup Produk

Sebuah usaha pasti mengalami sebuah perputaran siklus, tetapi waktu perputaran siklus tidak sama antara usaha yang satu dengan usaha yang lain. Ada tiga siklus yang berputar di dalam suatu usaha yakni:

Siklus 1 : masa lahirnya usaha melalui produknya ( perkenalan ).

Siklus 2 : masa perkembangan usaha hingga mencapai puncak perkembangan ( pertumbuhan ).

Siklus 3 : masa menurunnya siklus ( penurunan ).

Produk keripik singkong ini akan dijaga kualitasnya yang tahan lama karena keripik singkong ini dalam bentuk makanan kering dan dibungkus secara rapi.

3. Rencana Distribusi dan Promosi a. Rencana Distribusi

1. Lokasi Usaha

Lokasi yang akan dipergunakan untuk kelangsungan bisnis ini ada 2 tempat yang sangat strategis. Lokasi yang digunakan sebagai tempat produksi terletak di daerah Kulon Progo karena dekat dengan bahan baku dan mudah mendapatkan bahan baku ubinya

kemudian lokasi yang ke 2 terletak di daerah Dusun Cepit yang dijadikan sebagai tempat pemasaran dan promosi keripik singkong tersebut. Dengan adanya 2 lahan ini akan membantu dalam menjalankan bisnis ini dengan sebaik-baiknya dan waktu berjalan mendapatkan laba yang sangat menguntungkan.

2. Supplier Bahan Baku

Supplier atau pemasok yang membantu dalam penyediaan bahan baku adalah petani ubi yang berada di daerah Ngelebeng, Kelurahan Banjar Asri, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo Yogyakarta. Karena saya bisa langsung menentukan kriteria ubi yang akan saya ambil untuk diolah menjadi keripik singkong.

b. Rencana Promosi

Promosi adalah pengenalan produk dan jasa kepada konsumen. Promosi ini bertujuan utuk menarik minat dan image yang baik dari para calon konsumen kepada produk yang akan berakhir dengan keputusan untuk membeli suatu produk. Cara awal yang dapat digunakan untuk memperkenalkan usaha ini adalah awalnya dari mulut ke mulut kemudian melakukan penitipan pada tempat penitipan produk yang dimaksud dengan memberi informasi kepada calon konsumen. Selain itu, untuk lebih mengembangkan bisnis ini promosi dilakukan melalui media famplet. Rencana promosi ini akan dilaksanakan pada bulan Januari – April 2011 dengan biaya sebesar Rp 100.000,00. Dengan banyaknya

tempat penitipan produk ini maka akan mudah dilakukan promosi secara tidak langsung dengan dasar kualitas produk yang baik dan juga disertai alamat, telepon dan email yang dapat membantu proses promosi usaha ini. Produk ini akan dititipkan di warnet, burjo, rental ps, outlet cemilan serta kantin yang menjual makanan ringan. Untuk awalnya pada bulan Januari 2011 akan dimulai dengan menitipkan 40 bungkus per tempat selama 1 bulan di 10 tempat penitipan.

Kemudian, selama waktu berjalan dan setelah kurang lebih 3-5 hari produk akan ditarik untuk diganti dengan yang baru. Jika habis maka akan ditambahkan. Jika adanya perkembangan, produk yang dibuat akan ditambahkan. Selain itu, adanya inovasi produk keripik singkong dan juga tujuan tempat penitipan produk juga ditambahkan.

4. Kekayaan Intelektual

Kekayaan intelektual di bisnis singkong ini dengan sistem pemasaran dan produksi yang sangat mudah dan sederhana. Sistem pemasaran hanya dititipkan di tujuan pemasaran sedangkan produksinya dengan menggunakan bahan baku yang sangat mudah didapat serta bumbu masakan yang mudah didapat dan juga menggunakan sistem penggorengan yang sederhana.

E. Rencana Operasi dan Sumber Daya Manusia 1. Proses Produksi

Bahan baku yang dibutuhkan adalah ubi tanah yang masih segar, mulus, berukuran sedang yang ditanam ± 4 bulan sebelumnya untuk dicabut kemudian setelah itu tidak langsung ditinggalkan dengan tanah kosong selanjutnya untuk menghemat waktu, batang ubi dipotong-potong lagi dengan ukuran ± 30 cm dan ditanamkan ke tanah kembali untuk menghasilkan ubi untuk ± 4 bulan selanjutnya.

Ubi tanah yang telah dicabut tadi dikupas kulitnya kemudian ubi yang sudah dikupas direndam dalam air bersih dengan tujuan agar menghindari kontak oksida dengan udara oleh enzim polifenolase yang dapat mengubah senyawa polifenol yang menyebabkan adanya bercak hitam pada ubi tersebut kemudian ubi dipotong setengah dari ukuran aslinya agar saat ubi diparut nanti akan lebih mudah dilanjutkan dengan mencuci ubi tadi untuk menjaga kebersihan dari hasil produk ini.

Setelah semua ubi yang ada dikupas dan dipotong kemudian ubi tadi diparut dengan tipis. Selanjutnya akan dipaparkan proses pembuatan keripik singkong ini:

Penggorengan

Pengemasan Singkong direndam air

kapur

Pemberian bumbu

Perebusan Rajang singkong

Bagan II.1. Proses Produksi Keripik Singkong Keterangan :

a. Rajang singkong dengan ketebalan yang rata menggunakan alat parut atau memakai mesin rajang.

b. Keripik singkong yang masih mentah direndam dalam air yang telah diberi kapur sirih. Tujuannya untuk membuat rasa keripik menjadi gurih dan renyah.

Perendaman dengan air sirih dilakukan selama 3 hari. Kemudian dilanjutkan

dengan pencucian lagi agar sisa-sisa kapur sirih dan bau yang kurang enak dapat hilang.

c. Dilanjutkan perebusan dalam air mendidih dengan waktu singkat selama 5 menit. Tujuannya untuk menghentikan enzim oksidasi yang menyebabkan warna ketela menjadi coklat. Pada perebusan tahap ini, waktu dan temperature harus dikendalikan agar keripik mentah tidak menjadi matang. Setelah semua selesai, keripik mentah tadi dirajang agar mengurangi kadar air disaat penggorengan.

d. Pemberian bumbu, bumbu diberikan secukupnya kemudian diberi air secukupnya sambil diaduk sampai merata. Bumbu tersebut ditaburkan pada keripik yang masih mentah yang telah direbus dan ditiriskan.

e. Penggorengan, untuk mendapatkan hasil keripik yang baik (gurih dan renyah) harus digoreng dengan minyak goreng yang telah panas sampai matang.

Goreng singkong yang sudah kering ke wajan pertama sampai terlihat pinggiran singkong sedikit mengembang. Penggorengan dilakukan dengan wajan, sotil dan kompor gas dengan api yang disesuaikan.

f. Pengemasan, keripik yang sudah jadi dibungkus setelah dingin menggunakan plastik yang telah ada label perusahaan. Setelah dibungkus dengan plastik, plastik ditutup dengan menggunakan api lilin.

2. Keterampilan Sumber Daya Manusia

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis ini memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah ubi menjadi keripik yang berkualitas baik dengan berbagai macam rasa.

3. Peralatan dan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan Tabel II.1

a. Peralatan yang Sudah Dimiliki

NO ITEM JUMLAH SATUAN HARGA

SATUAN

TOTAL

1 Cangkul 2 Buah Rp 15.000,00 Rp 30.000,00 2 Sabit atau parang 2 Buah Rp 10.000,00 Rp 20.000,00

3 Ember 3 Buah Rp 5.000,00 Rp 15.000,00

4 Alat parut 3 Buah Rp 4.000,00 Rp 12.000,00 5 Baskom besar 2 Buah Rp 8000,00 Rp 16.000,00 6 Kompor gas 1 Buah Rp 200.000,00 Rp 200.000,00 7 Penggorengan 2 Buah Rp 5000,00 Rp 10.000,00

8 Sotil 3 Buah Rp 3.000,00 Rp 9.000,00

9 Penyaring 2 Buah Rp 3.000,00 Rp 3.000,00

JUMLAH Rp 315.000,00

b. Sumber Daya Manusia

Untuk awal menjalankan bisnis ini, sumber daya manusia yang dibutuhkan masih sangat sedikit yaitu 4 orang tenaga kerja karena belum banyak pekerjaan yang banyak dilakukan. Hanya saja untuk menjalankan bisnis ini dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman dengan usaha ubi ini agar menghasilkan produk yang baik dan menarik bagi para calon pelanggan.

F. Rencana Keuangan

1. Kebutuhan Pendanaan

Bisnis ini dibuat dengan usaha modal yang cukup kecil dikarenakan semua bahan baku, peralatan maupun perlengkapan yang dibutuhkan telah tersedia walaupun belum semua tersedia. Modal awal yang dikeluarkan sebesar Rp 2.315.000,00 dari modal sendiri. Modal ini berasal dari orang tua saya yang mendukung bisnis ini berjalan karena mempunyai prospek yang bagus.

Modal ini dipergunakan untuk melengkapi peralatan maupun perlengkapan yang masih kurang karena peralatan dan perlengkapan untuk menjalankan bisnis ini telah tersedia tapi masih kurang. Selain itu, modal yang telah ada ini akan dipergunakan untuk melakukan pemasaran produk dengan pembuatan pamflet. Dimungkinkan juga modal akan digunakan untuk keperluan operasional lainnya dan juga modal akan digunakan untuk mengganti peralatan maupun perlengkapan yang baru.

2. Penggunaan Dana

Dana yang telah tersedia sebesar Rp 2.315.000,00 untuk menjalankan usaha ini akan difokuskan pada aspek operasionalnya seperti penambahan peralatan, perlengkapan, dan juga transportasi untuk melakukan program pemasaran dan untuk penambahan bahan baku.

2.1. Alokasi Penggunaan Dana Tahap I pada Bulan Januari 2011 1. Biaya bahan baku

• Ubi kayu 15 kg @Rp 2000,00 = Rp 30.000,00

• Biaya pengangkutan bahan baku = Rp 10.000,00 + Total biaya bahan baku = Rp 40.000,00 2. Biaya proses produksi

• Minyak goreng 3 kg @Rp 8000,00 = Rp 24.000,00

• Bumbu = Rp 25.000,00

• Gas elpigi 3kg 2 @ Rp17.000,00 = Rp 34.000,00

• Kapur 1 plastik @ Rp 3000,00 = Rp 3000,00

• Lilin 1 bugkus @ Rp 3000,00 = Rp 3000,00

• Plastik @ Rp 5000,00 = Rp 5000,00 +

Total biaya produksi Rp 94.000,00

3. Biaya pemasaran

• Transportasi = Rp 25.000,00

• Promosi = Rp 25.000,00

• Pulsa dan Internet = Rp 12.500,00 +

Total biaya pemasaran Rp 62.500,00 Total penggunaan dana tahap I Rp 196.500,00 Sisa dana tahap I = Rp 2.315.000,00 – Rp 196.500,00 = Rp 2.118 .500,00

Tabel II.2

Rincian Hasil Penjualan Tahap I bulan Januari 2011 Tempat Penitipan Jumlah Penitipan

(bungkus)

Burjo Pamungkas 40 Rp 1000,00 Rp 40.000,00

Warnet Cheetos 40 Rp 1000,00 Rp 40.000,00

Total Penjualan Rp 400.000,00

Penjualan dilakukan 1 minggu sekali dengan penitipan 10 produk. Jadi, selama 1 bulan dilakukan 4 kali penitipan dengan 40 produk. Diasumsikan bahwa semua produk yang dititipkan habis terjual. Setelah melihat hasil penjualan yang di atas, maka dapat dihitung laba dan perubahan modal, sebagai berikut :

Modal awal = Rp 2.315.000,00 Dana yang digunakan = Rp 196.500,00 – Sisa modal = Rp 2.118.500,00

Hasil penjualan = Rp 400.000,00 Dana yang digunakan = Rp 196.500,00 – Laba bersih = Rp 203.500,00

Perubahan modal Januari 2011

Modal awal = Rp 2.315.000,00 Laba bersih = Rp 203.500,00 + Pendapatan tahap I = Rp 2.518.500,00

o Pendapatan tahap I dipergunakan sebagai modal operasional tahap II.

2.2. Alokasi Penggunaan Dana pada Bulan Februari 2011 1. Biaya bahan baku

• Ubi kayu 25 kg @Rp 2000,00 = Rp 50.000,00

• Biaya pengangkutan bahan baku = Rp 10.000,00 + Total biaya bahan baku = Rp 60.000,00

2. Biaya proses produksi

• Minyak goreng 6 kg @Rp 8000,00 = Rp 48.000,00

• Bumbu = Rp 35.000,00

• Gas elpigi 3kg 4 @ Rp17.000,00 = Rp 68.000,00

• Kapur 5 plastik @ Rp 3000,00 = Rp 15.000,00

• Lilin 1 bugkus @ Rp 3000,00 = Rp 3000,00

• Plastik 3@ Rp 5000,00 = Rp 15.000,00 +

Total biaya produksi Rp 184.000,00

3. Biaya pemasaran

• Transportasi = Rp 25.000,00

• Promosi = Rp 25.000,00

• Pulsa dan Internet = Rp 12.500,00 +

Total biaya pemasaran Rp 62.500,00 Total penggunaan dana tahap II Rp 306.500,00 Sisa dana tahap II = Rp 2.518.500,00 – Rp 306.500,00 = Rp 2.212.000,00

Tabel II.3

Rincian Hasil Penjualan Tahap II bulan Februari 2011 Tempat Penitipan Jumlah Penitipan

(bungkus)

Burjo Pamungkas 60 Rp 1000,00 Rp 60.000,00

Warnet Cheetos 60 Rp 1000,00 Rp 60.000,00

Warnet Cheetos 60 Rp 1000,00 Rp 60.000,00

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 21-0)