• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Komoditas

ANALISIS PROSPEKTIF

Kejadian Hipotetis

Analisis prospektif dilakukan untuk mengetahui prospek agroindustri pangan di Propinsi Jambi. Analisis didasarkan pada peramalan jalur perubahan yang dilalui oleh masing-masing parameter peramal dalam proses evolusi sistem dalam kurun waktu 5 - 20 tahun yang akan datang. Sebagai parameter peramal digunakan parameter eksplikatif (parameter pada Sektor 4) yang diperoleh dari hasil analisis struktural yang terdiri dari: Karakteristik Usaha, Jaringan Usaha, Status Teknologi, Infrastruktur, Penyelenggara Pemerintahan, dan Sosial Ekonomi Masyarakat.

Proses peramalan dimulai dengan mensintesis dua kejadian (event, E) hipotetis untuk masing-masing parameter peramal. Dengan demikian, dari 6 para- meter eksplikatif dapat disintesis 12 kejadian hipotetis. Agar dapat memberikan gambaran proses evolusi sistem agroindustri pangan pada masa 5 - 20 tahun mendatang, kedua belas kejadian hipotetis tersebut disintesis dalam bentuk kejadian yang paling diharapkan dapat dicapai dalam kurun waktu 20 tahun mendatang. Kedua belas kejadian hipotetis tersebut dapat dilihat pada Tabel 47.

Selanjutnya dilakukan peramalan peluang (probability, p) terjadinya kejadian bebas/tunggal dari masing-masing kejadian hipotetis. Prediksi peluang kejadian digunakan untuk memperoleh gambaran (mental map) jalur perubahan yang dilalui oleh masing-masing parameter peramal secara tunggal/bebas selama proses evolusi sistem berlangsung. Peramalan peluang kejadian hipotetis menggunakan indikator tahap evolusi parameter sistem (Lampiran 11). Hasil prediksi dalam bentuk gambaran secara grafis dari proses evolusi dari masing- masing parameter peramal secara tunggal/bebas dalam kurun waktu 5 - 20 tahun yang akan datang dapat dilihat pada Gambar 55 - 63.

Tabel 47. Daftar kejadian hipotetis Parameter

Peramal Kejadian Hipotetis

E01: Karakteristik Usahatani

Tidak ada lagi usahatani yang bersifat subsisten, tetapi sudah berkem- bang menjadi usahatani komersial yang modern, berskala besar, efisien, inovatif dan berkelanjutan.

Karakteristik

Usaha E02: Karakteristik Perusahaan Pengolahan

Perusahaan pengolahan sudah mencapai skala dan lingkup ekonomi yang memungkinkan pertumbuhan mutu produk dan pasar yang stabil dan berkelanjutan, serta responsif terhadap perubahan.

E03: Jaringan Kemitraan

Keterkaitan dan kemitraan dalam sistem agroindustri yang didasarkan pada asas saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling mengun- tungkan sudah berhasil menjalin integrasi sinergis, strategis dan berkelanjutan.

Jaringan Usaha

E04: Kerjasama Teknologi

Sudah terjalin kerjasama teknologi dalam pengembangan created factor dan proses produksi yang memungkinkan terciptanya produk inovatif unggulan.

E05: Status Technoware

Perusahaan pengolahan sudah memanfaatkan teknologi tinggi (compu- terized and integrated technology) untuk menghasilkan produk inovatif unggulan berdaya saing tinggi.

Status Teknologi

E06: Status Humanware

SDM perusahaan pengolahan sudah mampu berinovasi untuk mencip- takan produk inovatif unggulan berdaya saing tinggi.

E07: Infrastruktur Wilayah

Infrastruktur dasar dan utilitas industri, serta infrastruktur sistem infor- masi sudah berkembang sesuai dengan kebutuhan pembangunan agro- industri.

Infrastruktur dan Tata Ruang

E08: Pewilayahan Sentra Produksi

Pewilayahan komoditas unggulan dalam bentuk kawasan sentra pro- duksi sudah sesuai dengan kondisi agroekologi wilayah, serta telah men- capai skala dan lingkup ekonomi yang memungkinkan untuk mempro- duksi komoditas unggulan secara efisien dan berkelanjutan.

E09: Kualitas Kebijakan

Pemerintah sudah dapat menciptakan kebijakan dan program yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan agroindustri.

Penyeleng- garaan Pemerintahan

E10: Kualitas Penyelenggara Pemerintahan Daerah

Penyelenggara pemerintahan sudah mampu berfungsi sebagai fasilitator dan katalisator pembangunan agroindustri.

E11: Pendidikan Masyarakat

Tingkat pendidikan masyarakat sudah berada pada kualifikasi unggul dan mampu menghasilkan SDM terdidik dan terlatih, serta produktif, inovatif dan intuitif sesuai dengan kebutuhan pembangunan agroindustri. Kondisi

Sosial Ekonomi

Masyarakat E12: Preferensi, Pilihan dan Loyalitas Konsumen

Preferensi, pilihan dan loyalitas konsumen didasarkan pada nilai lebih (kualitas prima) dari produk.

Karakteristik Usaha

Karakteristik Usahatani

Dari hasil peramalan proses evolusi usahatani (Tabel 48) diketahui per- kembangan usahatani kelapa tertinggal 10 tahun dibandingkan dengan perkem- bangan usahatani kelapa sawit. Dalam kurun waktu sampai dengan 10 tahun mendatang, usahatani kelapa belum mampu berproduksi secara efisien. Sedang- kan dalam kurun waktu yang sama, usahatani kelapa sawit sudah berkembangan menjadi perkebunan modern dan efisien.

Tabel 48. Tahapan evolusi karakteristik usahatani kelapa dan kelapa sawit

Karakteristik Usahatani

Periode

(Tahun) Kelapa Kelapa Sawit

5 Skala ekonomi, tetapi belum efisien

Skala ekonomi dan efisien 10 Skala ekonomi, tetapi belum

efisien

Skala ekonomi, modern dan efisien

15 Skala ekonomi dan efisien Skala ekonomi, modern, efisien dan inovatif

20 Skala ekonomi, modern dan efisien

Skala ekonomi, modern, efisien, inovatif dan berkelanjutan Sumber: Data hasil penelitian.

Upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani kelapa dengan menggunakan pendekatan dan strategi pemanfaatan skala ekonomi (economic of scale) dan lingkup ekonomi (economic of scope) melalui investasi (investment- driven) diprediksi baru akan tercapai dalam kurun waktu 15 tahun yang akan datang. Sebelumnya, dalam periode waktu 5 - 10 tahun yang akan datang, peningkatan produktivitas usahatani kelapa masih bersumber dari faktor-faktor endowment (factors-driven). Dibutuhkan waktu lebih dari 20 tahun agar usaha- tani kelapa dapat menjadi perkebunan modern yang inovatif (innovation-driven). Adapun pada usahatani kelapa sawit, skala dan lingkup ekonomi yang sudah dicapai melalui investasi memungkinkan usahatani kelapa sawit tumbuh menjadi

perkebunan modern yang berproduksi secara efisien, inovatif dan berkelanjutan dalam kurun waktu 15 – 20 tahun yang akan datang (Gambar 55).

Gambar 55. Tahapan evolusi karakteristik usahatani

Karakteristik Perusahaan Pengolahan

Tahapan proses evolusi yang dilalui oleh perusahaan pengolahan (Gambar 56) memiliki pola yang sama dengan proses evolusi di tingkat usahatani (Gambar 55). Pada agroindustri kelapa, sebagaimana halnya dengan usahatani kelapa, dalam kurun waktu 5 – 10 tahun mendatang, pertumbuhan perusahaan pengolahan kelapa masih bersumber dari faktor-faktor endowment. Jaringan pemasaran masih dalam bentuk kontak informal ataupun sub-kontrak, baru pada periode 15 – 20 tahun akan datang, perusahaan pengolahan kelapa tumbuh atas dorongan inves- tasi, dan diprediksi dalam kurun waktu 20 tahun yang akan datang, perusahaan pengolahan kelapa baru mampu tumbuh stabil (Tabel 49).

Pada agroindustri kelapa sawit, skala dan lingkup ekonomi yang sudah dicapai melalui investasi pada saat sekarang memungkinkan bagi perusahaan pengolahan kelapa sawit untuk tumbuh stabil dan mampu beradaptasi terhadap perubahan faktor-faktor eksternal dalam kurun waktu 15 tahun mendatang dan mencapai puncak pertumbuhan dalam kurun waktu 20 tahun yang akan datang (Tabel 49 dan Gambar 56).

Tabel 49. Tahapan evolusi karakteristik perusahaan pengolahan

Karakteristik Perusahaan Pengolahan