• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROYEKSI PERUBAHAN IKLIM DENGAN RCP 4.5 DAN 8.5 DI WILAYAH MAJENE TAHUN 2011

Dalam dokumen Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofi (Halaman 171-174)

Eva Prameuthia

Jurusan Klimatologi, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) Jakarta Email : prameuthia0123@gmail.com

ABSTRAK

Perubahan iklim akhir-akhir ini menjadi topik yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Letak Indonesia yang berada di wilayah tropis dan terdiri dari pulau dan kepulauan menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca. IPCC telah menyusun beberapa skenario iklim untuk mengetahui proyeksi iklim global dan regional hingga tahun 2100 yang disebut sebagai Representative Concentration Pathways (RCP).

Dalam tulisan ini digunakan data RCP 4.5 dan RCP 8.5 untuk mengkaji bagaimana proyeksi perubahan iklim di wilayah Majene periode 2011 – 2050 dengan parameter curah hujan, suhu rata-rata, suhu maksimum dan suhu minimum bulanan. Data historical model wilayah Sulawesi dari Cordex periode 1983 – 2005 digunakan sebagai data pembanding terhadap data observasi dan diolah menggunakan regresi stepwise sehingga menghasilkan persamaan regresi. Data RCP 4.5 dan RCP 8.5 selanjutnya dimasukkan ke dalam persamaan regresi tersebut untuk menghasilkan data proyeksi perubahan iklim. Data observasi periode 1983 – 2010 juga diplot untuk melihat kecenderungan data tersebut.

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tren proyeksi iklim yang dihasilkan oleh RCP 4.5 dan RCP 8.5 umumnya memiliki pola yang sama dengan data observasinya, kecuali untuk proyeksi tahun 2046-2050 yang memiliki pola dan nilai yang sangat berbeda. Walaupun terjadi perubahan pola pada tahun 2045-2050 yang signifikan, namun belum mengindikasikan perubahan iklim.

Kata Kunci: Proyeksi, Perubahan Iklim, Regresi Stepwise, Tren

ABSTRACT

Climate change lately become a very interesting topic for discussion. Indonesia is located in the tropical region and consists of the islands that cause of Indonesia vulnerable to climate change / weather. The IPCC has compiled several climate scenarios to determine global and regional climate projections to 2100 are referred to as Representative Concentration Pathways (RCP).

This paper used RCP 4.5 and RCP 8.5 data to examine climate change projections in the Majene for period 2011-2050 with the parameters of rainfall, average temperature, maximum temperature and minimum temperature monthly. Historical data models Sulawesi region of Cordex the period 1983 - 2005 is used as comparative data on observed data and processed using stepwise regression resulting regression equation. Data RCP 4.5 and 8.5 RCP subsequently incorporated into the regression equation to generate the data projections of climate change. Data observation period 1983 - 2010 is also plotted to view trend data.

The results of data processing show that the trend of climate projections produced by the RCP 4.5 and RCP 8.5 generally have the same pattern with the data observations, except for the years 2046 to 2050 projections that have patterns and values are very different. Although there is a change in the pattern of significant 2045-2050, but has not indicated climate change.

167

1.1 Latar Belakang

Perubahan iklim akhir-akhir ini menjadi topik yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Letak Indonesia yang berada di wilayah tropis dengan ragam kepulauan yang membentang terletak di antara dua benua (Benua Asia dan Benua Australia) dan dua samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia), serta terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur serta terdapat banyak selat dan teluk menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim atau cuaca (BMKG, 2011). Perubahan iklim menurut IPCC (2001) dalam Novita (2014) mengacu pada perubahan rata-rata kondisi iklim dan variabilitasnya yang dapat diidentifikasi secara statistik yang terjadi secara persisten dalam waktu yang lama (biasanya dekade atau lebih). Perubahan iklim berlangsung dalam waktu lama dan berubah secara lambat, karena berbagai peristiwa ekstrim yang berlangsung terus- menerus (Aldrian, 2011). Perubahan iklim dapat disebabkan oleh proses alami dan aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktivitas manusia dalam bidang transportasi dan industri yang menghasilkan emisi dari bahan bakar fosil dapat meningkatkan produksi gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan global sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan iklim.

. IPCC (Intergovermental Panel on

Climate Change) telah menyusun beberapa

skenario iklim untuk mengetahui proyeksi iklim global dan regional hingga tahun 2100. Skenario iklim merupakan representasi logis mengenai perkembangan masa depan yang koheren dan konsisten terhadap asumsi gas rumah kaca yang akan datang. IPCC sejauh ini telah mengeluarkan 5 laporan penilaian (Assignment Report). Dalam laporan penilaian kelima, IPCC menggunakan skenario yang disebut dengan

Representative Concentration Pathways

(RCP) yang menggambarkan radiative

forcing yang akan diterima oleh bumi.

Terdapat 4 skenario RCP yang ditawarkan dalam IPCC AR5: RCP 2.6 (strategi

usual); RCP 6.0 (menengah-tinggi) dan RCP 4.5 (menengah-rendah).

RCP 8.5 merupakan proyeksi iklim yang menskenariokan dimana tidak ada upaya manusia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, sedangkan RCP 4.5 merupakan proyeksi iklim yang menskenariokan dimana ada upaya manusia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Menurut IPCC, 2013 dalam Nuraini, 2014 Radiative

forcing (RF) adalah ukuran perubahan

bersih dalam keseimbangan energi dari sistem Bumi dalam menanggapi beberapa gangguan eksternal dengan satuan watt per meter persegi (Wm-2). Sumber radiasi terbesar adalah antropogenik (aktivitas manusia), hanya sedikit radiasi yang diakibatkan oleh aktivitas alam (radiasi matahari dan gunung berapi). Radiasi terbesar akibat aktivitas manusia adalah dari GRK dengan konsentrasi terbesar adalah CO2 dan CH4.

Kabupaten Majene merupakan salah satu dari lima kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang terletak pada posisi

2°38’45” LS - 3°38’15” LS dan 118°45’00” BT - 119°4’45” BT, serta berbatasan langsung dengan Teluk Mandar di sebelah Selatan, Selat Makassar di sebelah Barat, Kabupaten Mamuju di sebelah Utara, dan Kabupaten Polewali Mandar di sebelah Timur. Wilayah ini berada pada ketinggian yang bervariasi antara 0 – 1.600 meter di atas permukaan laut dengan topografi yang sebagian besar merupakan lahan perbukitan berupa daratan aluvial pantai dan batuan gamping sehingga potensi aliran sungai gunung dan mata air terbatas, terutama di musim kemarau. Wilayah Majene memiliki pola curah hujan monsunal yang tergolong kering menurut Peta Iklim Oldeman, dengan variasi jumlah bulan basah hanya sekitar 2-3 bulan dan jumlah curah hujan tahunan hanya sekitar 1.000 mm/tahun. Suhu udara berkisar antara 21°C sampai 34°C dengan jumlah hari hujan 208 hari/tahun.

Perubahan iklim dapat

mengakibatkan penurunan curah hujan untuk bulan kering dan peningkatan curah hujan di bulan basah sehingga

168

menyebabkan kekeringan maupun bencana alam lainnya. Perubahan suhu yang drastis juga dapat mengakibatkan merebaknya wabah penyakit. Selain itu, sektor pertanian dan perkebunan di wilayah tersebut sangat bergantung pada curah hujan, mengingat ketersediaan mata air yang terbatas. Proyeksi perubahan iklim di wilayah Majene perlu dikaji untuk melihat bagaimana gambaran kondisi iklim kedepan agar dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan

kebijakan, khususnya kegiatan adaptasi dan mitigasi. Proyeksi perubahan iklim di wilayah Majene ditinjau dari tren data observasi maupun tren data proyeksi iklim berdasarkan skenario RCP untuk tahun 2011 – 2050 untuk parameter curah hujan dan suhu udara.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Mengetahui bagaimana

tren/kecenderungan data observasi di wilayah Majene

 Mengetahui bagaimana

tren/kecenderungan proyeksi iklim di wilayah Majene dengan RCP 4.5 dan RCP 8.5

 Mengetahui apakah terjadi perubahan iklim di wilayah Majene

2.

DATA DAN METODE

2.1 Data

Data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Data observasi berupa data bulanan untuk parameter curah hujan, suhu rata-rata, suhu maksimum dan suhu minimum Stasiun Meteorologi Majene dengan periode Januari 1983 – Desember 2010. (Sumber: Stasiun Meteorologi Majene)

b. Data Historical Model GCM periode Januari 1981 – Desember 2005 yang digunakan sebagai data pembanding dengan data observasi untuk membuat

persamaan model prediksi. (Sumber:

http://cordex-ea.climate.go.kr/)

c. Data RCP 4.5 dan RCP 8.5 Periode Januari 2011 – Desember 2050 yang digunakan untuk pembuatan proyeksi iklim. (Sumber: http://cordex- ea.climate.go.kr/)

Data Historical Model GCM serta data RCP 4.5 dan RCP 8.5 merupakan data untuk wilayah pulau Sulawesi dengan koordinat 6,3° LS – 2,7° LU dan 118,2° LS - 125,9° BT yang terdiri atas 340 titik. Data

Historical Model GCM kemudian

dibandingkan dengan data observasi menggunakan metode regresi stepwise sehingga menghasilkan persamaan regresi. Data proyeksi RCP 4.5 dan RCP 8.5 kemudian dimasukkan kedalam persamaan regresi yang telah diperoleh. Hasil proyeksi yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis tren dalam bentuk grafik tren.

2.2 Metode

Metode yang digunakan adalah sebagai berikut.

2.2.1 Rata-rata (Mean)

Untuk mengetahui bagaimana pola bulanan dari masing-masing data,

digunakan metode rata-rata dengan rumus sebagai berikut (Spiegel, 1992 dalam Novita, 2014).

dengan : x = rata-rata xi = data

n = banyak data

2.2.2 Analisis Tren

Trend merupakan arah pergerakan time series dalam jangka panjang, bisa naik atau turun. Supranto (2008) mengatakan bahwa terdapat 4 metode untuk menentukan garis tren, salah satunya adalah metode tangan bebas (free hand method). Adapun langkah-langkah untuk menentukan garis

trend dengan metode tangan bebas adalah

sebagai berikut:

a. Buat sumbu tegak Y dan sumbu mendatar X

169

Dalam dokumen Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofi (Halaman 171-174)