• Tidak ada hasil yang ditemukan

141 mengetahui tanggal – tanggal kejadian

Dalam dokumen Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofi (Halaman 146-150)

angin bahorok selain tanggal 20 Juni 2013. Dalam tabel di atas diketahui bahwa tanggal pada kotak merah menunjukkan kondisi cuaca yang mirip dengan kondisi cuaca saat terjadi angin bahorok 20 Juni 2013, sehingga didapat tanggal – tanggal berikut :

• 10 – 12 Mei 2013 • 18 – 24 Juni 2013

4.2 ANALISIS STREAMLINE

Gambar 2. dan Gambar 3. Streamline pada saat kejadian angin bahorok di bulan Mei dan

Juni 2013

Sumber : www.bom.gov.au

Pada tanggal tersebut angin lapisan 850 mb untuk wilayah Sumatera bagian utara bertiup dari arah barat daya , atau dari arah Samudera Hindia. Hal ini termasuk angin di wilayah perbukitan yang bertiup dari barat sampai barat daya.

Terdapat gangguan cuaca pada tanggal – tanggal tersebut yaitu :

• Adanya Siklon Tropis “Jamala” pada tanggal 10 Mei 2013 di perairan barat daya Sumatera, dengan posisi di koordinat 9° LS 89° BT, kecepatan angin maksimum 35 knots dan pusat tekanan 995 mb

perairan barat laut Sumatera pada tanggal 9 dan 10 Mei 2013 yang kemudian berkembang menjadi siklon tropis “Mahasen” pada tanggal 11 Mei 2013 dengan posisi 10° LU 90° BT, kecepatan angin maksimum 45 knots dan pusat badai 989 mb.

• Pusat tekanan rendah pada tanggal 17 Juni 2013 , yang berkembang menjadi siklon tropis “Leepi” pada tanggal 18 Juni 2013, dengan koordinat 17° LU 126° BT, kecepatan angin maksimum 35 knot, pusat siklon 998 mb dan bergerak ke utara. Kondisi ini memiliki keterkaitan dengan angin baratan yang melalui Sumatera Utara.

• Pusat tekanan rendah pada tanggal 19 Juni 2013 yang berkembang menjadi siklon tropis “Babinca” pada tanggal 21 Juni 2013 dengan koordinat pusat siklon 19° LU 116° BT , tekanan pusat 998 mb , kecepatan angin maksimum 35 knot, bergerak ke arah barat laut. Siklon tropis “Babinca” aktif sampai 24 Juni 2013.

Dari kondisi di atas maka dapat kita ketahui bahwa dari arus udara secara umum di lapisan 850 mb mendukung terjadinya angin Bahorok, di mana angin bertiup dari arah barat daya sehingga angin akan dipaksa naik melewati pegunungan Bukit Barisan dan turun ke arah timur.

4.3 ANALISIS UDARA

PERMUKAAN

4.3.1 Analisis Beda Tekanan Sibolga dan Polonia

a.Peningkatan beda tekanan antara Stasiun Meteorologi Sibolga dengan Stasiun Meteorologi Polonia

142

Gambar 4. Grafik selisih tekanan antara Stasiun Meteorologi Sibolga dengan Stasiun Meteorologi Polonia dalam satuan milibar untuk

bulan Mei 2013. Garis merah menunjukkan rentang waktu kejadian.

Gambar 5. Selisih tekanan udara muka laut rata – rata harian Sibolga dan Polonia. Garis merah

menunjukkan rentang waktu kejadian.

Dari kedua grafik tersebut dapat diketahui bahwa ketika kejadian angin bahorok selisih tekanan antara Sibolga dan Polonia meningkat, menunjukkan adanya gradien tekanan yang lebih besar dari waktu – waktu sebelum ataupun sesudahnya.

4.3.2 Analisis Suhu Udara Permukaan

Gambar 6. Grafik suhu udara Stasiun Meteorologi Polonia bulan Mei 2013. Garis

merah menunjukkan rentang kejadian.

Gambar 7. Grafik suhu udara Stasiun Meteorologi Polonia bulan Juni 2013. Garis

merah menunjukkan rentang kejadian.

Berdasar dua grafik di atas maka dapat diketahui bahwa suhu udara di Polonia (Medan) sebagai daerah di belakang bukit (leeward) meningkat ketika kejadian angin bahorok. Peningkatan rata – rata ialah sekitar 2 derajat Celcius dari kondisi biasa.

143

Gambar 8. Grafik RH rata – rata harian Stasiun Meteorologi Polonia Medan bulan Mei 2013. Garis merah menunjukkan waktu kejadian angin

bahorok.

Gambar 9. Grafik RH rata – rata harian Stasiun Meteorologi Polonia Medan bulan Juni 2013. Garis merah menunjukkan waktu kejadian angin

bahorok.

Dari kedua grafik di atas menunjukkan bahwa ketika kejadian angin bahorok, kelembaban relatif di wilayah belakang bukit menjadi sangat rendah. Grafik menunjukkan bahwa rata – rata harian mencapai 60% dari sebelum atau sesudahnya yang berkisar 80%.

4.3.4 Analisis Windrose Angin Permukaan

Saat kejadian angin bahorok, windrose angin permukaan di wilayah belakang bukit dalam hal ini ialah Stasiun Meteorologi

dominan bertiup dari arah barat dengan kecepatan mencapai 17 – 22 knot.

Gambar 10. Windrose angin permukaan Stasiun Meteorologi Polonia Medan pada tanggal 10 – 12 Mei 2013 (saat kejadian angin

bahorok).

Gambar 11. Windrose angin permukaan Stasiun Meteorologi Polonia Medan pada tanggal 18 – 24 Juni 2013 (saat kejadian).

4.4 ANALISIS SEBARAN CURAH HUJAN

Sebaran curah hujan pada saat kejadian menunjukkan bahwa wilayah di belakang bukit ialah kering dengan curah hujan 0 mm. Pada kejadian bulan Mei 2013, terlihat bahwa sudah turun hujan di daerah depan bukit sebagai hujan orografis. Berikut dua gambar sampel dari dua bulan kejadian tersebut

144

Gambar 12. Sebaran curah hujan Sumatera Utara saat kejadian angin bahorok bulan Mei

2013.

Gambar 13. Sebaran curah hujan Sumatera Utara 19 Juni 2013, saat kejadian angin

bahorok.

4.5 ANALISIS UDARA ATAS

Berdasarkan kondisi udara atas dengan melihat profil vertikal suhu, maka didapatkan bahwa kondisi atmosfer pada saat kejadian angin Bahorok ialah adanya inversi pada ketinggian di sekitar puncak bukit Barisan. Di mana tinggi Bukit Barisan ialah sekitar 2031 mdpl. Pada ketiga tanggal tersebut ditemukan bahwa terjadi lapisan inversi pada :

 Tanggal 8 Mei 2013 sampai dengan 9 Mei 2013 pukul 12 UTC tidak ada lapisan inversi.

 Tanggal 10 Mei 2013 – 00 UTC : 2134 mdpl (sebelum kejadian).

 Tanggal 10 Mei 2013 – 12 UTC : 2412 mdpl (saat masa awal kejadian).

 Tanggal 11 Mei 2013 – 00 UTC : 2974 mdpl.

 Tanggal 11 Mei 2013 – 12 UTC : 2848 mdpl.

 Tanggal 12 Mei 2013 – 00 UTC : 2943 mdpl

 Tanggal 12 Mei 2013 – 12 UTC : 3128 mdpl (masa akhir kejadian).

 Tanggal 13 Mei 2013 – 00 UTC : 7121 mdpl (setelah kejadian).

 Tanggal 14 Mei 2013 – 00 UTC : 3601 mdpl

 Tanggal 14 Mei 2013 – 12 UTC : Tidak ada

 Tanggal 15 Mei 2013 – 00 UTC : 5564 mdpl

 Tanggal 15 Mei 2013 – 12 UTC : 1474 mdpl

 Tanggal 16 Juni 2013 – 00 UTC : Tidak ada.

 Tanggal 16 Juni 2013 – 12 UTC : 1958 mdpl.

 Tanggal 17 Juni 2013 – 00 UTC : Tidak ada.

 Tanggal 17 Juni 2013 – 12 UTC : 3906 mdpl.

 Tanggal 18 Juni 2013 – 00 UTC : 2791 mdpl.

 Tanggal 18 Juni 2013 – 12 UTC : 4000 mdpl.

 Tanggal 19 Juni 2013 – 00 UTC : 3813 mdpl.

 Tanggal 19 Juni 2013 – 12 UTC : 3123 mdpl.

 Tanggal 20 Juni 2013 – 00 UTC : 2866 mdpl.

 Tanggal 21 Juni 2013 – 00 UTC : 1486 mdpl dan 2469 mdpl.

 Tanggal 21 Juni 2013 – 12 UTC : 3208 mdpl.

 Tanggal 24 Juni 2013 – 12 UTC :

7745 mdpl.

Sementara data dari tanggal 22 Juni – 25 Juni pukul 00 UTC NIL.

 Tanggal 25 Juni 2013 – 12 UTC : Tidak ada.

145

Dalam dokumen Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofi (Halaman 146-150)