• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

5. Analisis Rasio Keuangan

Atau secara sederhana rasio (ratio) disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya itulah dilihat perbandingannya dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dapat dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan. Penggunaan kata rasio ini sangta fleksibel penempatannya, dimana itu sangat dipengaruhi oleh apa dan dimana rasio itu dipergunakan yaitu disesuaikan dengan wilayah keilmuannya (Fahmi.2012: 170).

b. Defenisi Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka

yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2010: 93).

Hasil dari rasio keuangan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan atau sebaliknya. Di samping itu, juga untuk menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan (asset) secara efektif dan efesien (Kasmir, 2010: 94)

c. Defenisi Analisis Rasio

Analisis rasio adalah alat analisis yang digunakan dalam menjelaskan hubungan dari data keuangan, yaitu dengan membandingkan antara data yang satu dengan data lainnya. Analisis rasio dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk melihat/menganalisis tentang kesehatan dan kinerja keuangan perusahaan. Analisis yang dilakukan secara series dapat melihat bagaimana perkembangan kinerja keuangan perusahaan, sedangkan analisis secara cross section dapat melihat bagaimana kondisi kesehatan suatu perusahaan (Nofrivul, 2008: 6).

d. Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan yaitu: (Fahmi, 2013: 173)

1) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan

2) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan

3) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan 4) Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat

digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman

5) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.

e. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan memiliki keunggulan yaitu: (Fahmi, 2013: 173)

1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statstik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3) Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

4) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).

5) Menstandardisasi size perusahaan.

6) Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusaaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.

7) Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Dipergunakannya analisis rasio keuangan dalam melihat suatu perusahaan akan memberikan gambaran tentang keadaan perusahaan dapat disajikan sebagai alat prediksi bagi perusahaan tersebut di masa yang akan datang. Ini dikarenakan rasio keuangan juga memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi kreditor dan investor dalam memperkirakan bagaimana memperoleh kebutuhan dana serta seberapa besar dana sanggup diperoleh.

f. Kelemahan Analisis Rasio Keuangan

Ada beberapa kelemahan dengan dipergunakannya analisa secara rasio keuangan yaitu: (Fahmi, 2013: 174)

1) Penggunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relatif terhadap kondisi suatu perusahaan. Sisi relatif di sini yang di maksud bahwa seperti yang dikemukakan oleh Helfert dimana

rasio-rasio keuangan bukanlah merupakan kriteria mutlak. Pada kenyataannya, analisis rasio keuangan hanyalah suatu titik awal dalam analisis keuangan perusahaan.

2) Analisis rasio keuangan hanya dijadikan sebagai peringatan awal bukanlah kesimpulan akhir. Ini sebagaimana yang dikatakan oleh Friedlob dan Plewa menyebutkan analisis rasio tidak memberikan banyak jawaban kecuali menyediakan rambu-rambu tentang apa yang seharusnya diharapkan.

3) Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan dalam menganalisis adalah bersumber dari laporn keuangan perusahaan. Maka sangat memungkinkan data yang diperoleh tersebut adalah data yang angka-angkanya tidak memiliki tingkat keakuratan yang tinggi, dengan alas an mungkin saja data-data tersebut diubah dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan.

4) Pengukuran rasio keuangan banyak yang bersifat artificial.

Artificial disini artinya perhitungan rasio keuangan tersebut dilakukan oleh manusia, dan setiap pihak memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menempatkan ukuran dan terutama justifikasi dipergunakannya rasio-rasio tersebut. Dimana kadang kala justifikasi penggunaan rasio tersebut sering tidak mampu secara maksimal menjawab kasus-kasus yang dianalisis.

g. Bentuk-bentuk Rasio Keuangan

Perbandingan antara pos tertentu dan pos lainnya dalam laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok rasio.

Pengelompokan tersebut diperlukan untuk memperoleh informasi tertentu yang lebih spesifik dari laporan keuangan (Rudianto, 2013:

191). Rasio keuangan yang digunakan dapat dipilih dalam beberapa kelompok rasio, yaitu:

1) Rasio Likuiditas

Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban lancar dengan menggunakan elemen-elemen dari aktiva

lancar. Rasio ini mengambarkan posisi likuiditas perusahaan (Nofrivul, 2008: 11).

Tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas: (Kasmir, 2011: 132)

a) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.

b) Untuk mengukir kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dan aktiva lancar secara keseluruhan.

c) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang.

d) Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

e) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu: (Kasmir, 2011:

134)

a) Rasio lancar (Current Ratio) b) Rasio sangat lancar (Quick Ratio) c) Rasio kas (Cash Ratio)

d) Rasio perputaran kas

e) Inventory to net working capital 2) Rasio Solvabilitas

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya, disamping itu, rasio ini juga digunakan untuk melihat struktur modal serta pendanaan perusahaan. Dalam hal ini rasio ini digunakan sebagai alat untuk pengukuran kesehatan perusahaan serta mengetahui bagian pembiayaan perusahaan dengan menggunakan hutang (Nofrivul, 2008: 13).

Manfaat rasio solvabilitas atau laverageratio adalah:

(Kasmir, 2011: 154)

a) Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya

b) Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap

c) Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal

d) Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang

e) Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain: (Kasmir, 2011: 155)

a) Debt to asset ratio (debt ratio) b) Debt to equity ratio

c) Long term debt to equity ratio d) Tangible Asset Debt Coverage e) Current liabilities to net worth f) Times Interest Earned

g) Fixed charge coverage 3) Rasio Aktivitas

Rasio ini menggambarkan tingkat efesiensi dari penggunaan sumber data keuangan dalam menghasilkan output (penjualan). Dapat juga digunakan untuk melihat tingkat perputaran sumber daya keuangan menghasilkan output. Dengan memperhatikan rasio ini dapat diketahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan hasil yang wajar atas penggunaan sumber daya keuangan (Nofrivul, 2008: 18).

Berikut ini adalah beberapa tujuan yang hendak dicapai perusahaan dari penggunaan rasio aktivitas antara lain: (Kasmir, 2011: 173)

a) Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode.

b) Untuk menghitung hari rata-rta penagihan piutang, dimana hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.

c) Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.

d) Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode.

e) Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.

f) Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan di bandingkan dengan penjualan.

Berikut ini ada beberapa jenis-jenis rasio aktivitas yang diragkum dari beberapa ahli keuangan, yaitu: (Kasmir, 2011: 175) a) Receivable turn over

b) Days of receivable c) Inventory turn over d) Days of Inventory

e) Working capital turn over f) Fixed asset turn over g) Assets turn over 4) Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, baik untuk setiap rupiah penjualan yang telah dilakukan maupun terhadap penggunaan modal, baik modal secara keeluruhan (aktiva) maupun modal sendiri. Rasio ini juga untuk mengukur tingkat efesiensi dari penggunaan sumber daya

keuangan dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas adalah rasio kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam setiap penjualan. Atau bahagian laba yang diperoleh dalam setiap penjualan (Nofrivul, 2008: 22)

Para calon investor umumnya sebelum menanamkan modalnya ke perusahaan terlebih dahulu melihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Semakin besar laba, maka mereka akan menerima deviden yang semakin besar pula (Sirait, 2014 : 33)

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu: (Kasmir, 2011: 197) a) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh

perusahaan dalam satu periode tertentu

b) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang

c) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

d) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri

e) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah: (Kasmir, 2011: 199)

a) Profit margin (profit margin on sales) b) Return in investment (ROI)

c) Return on equity (ROE) d) Laba per lembar saham

Dokumen terkait