• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

3. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2011: 105).Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.

Laporan keuangan adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya.Laporan ini memuat laporan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat mengenai prospek-prospek perusahaan dimasa mendatang.Di dalam laporan keuangan ada dua jenis informasi yang diberikan.

Pertama, yaitu bagian variabel seringkali disajikan sebagai surat dari direktur utama, yang menguraikan hasil operasi perusahaan selama tahun dan membahas perkembangan-perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi dimasa mendatang. Kedua, laporan tahunan yang menyajikan empat laporan keuangan dasar neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan dan laporan arus kas (Rodoni, 2010: 13).

Laporan keuangan merupakan alat penguji daripekerjaan bagian pembukuan yang digunakan untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan.Dari laporan keuangan, dapat diketahui posisi euangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan summary proses perhitungan setiap tutup pembukuan yang digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan (Mulyawan, 2015: 83).

Laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada yang dimasukkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (asset) dan kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas asset dan kewajiban selama periode tertentu sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum (Pasrizal, 2014: 2).

b. Tujuan Laporan Keuangan

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala.

Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan (Kasmir, 2011: 10).

Sejalan dengan perkembangan kepentingan kelompok pemakai informasi maka pelaporan keuangan diperluas dengan tujuan sebagai berikut: (Samryn, 2012: 33)

1) Membuat keputusan investasi dan kredit. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk membuat keputusan investasi atau keputusan kredit tanpa harus membuat lebih dari satu laporan keuangan untuk satu periode akuntansi.

2) Menilai prospek arus kas. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat digunakan untuk menilai potensi arus kas di masa yang akan datang.

3) Melaporkan sumber daya perusahaan, klaim atassumber daya tersebut, dan perubahan-perubahan di dalamnya. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat menjelaskan kekayaan perusahaan, kepemilikan dan/atau pihak-pihak yang masih berhak atas sumber daya tersebut. Informasi yang disajikan juga dapat menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi atas sumber daya tersebut selama satu periode akuntansi yang dilaporkan.

4) Melaporkan sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas para pemilik.

5) Melaporkan kinerja dan laba perusahaan. Laporan keuangan digunakan untuk mengukur prestasi manajemen dengan selisih antara pendapatan dan beban dalam periode akuntansi yang sama.

6) Menilai likuiditas, solvabilitas dan arus dana. Laporan keuangan dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan melunasi utang jangka pendek, jangka panjang dan arus dana.

7) Menilai pengelolaan dan kinerja manajemen.

8) Menjelaskan dan menafsirkan informasi keuangan.

Menurut SFAC No. 1, tujuan pelaporan keuangan untuk organisasi pencari laba (profit organization) adalah: (Hery, 2009: 40) 1) Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor dan

pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit dan lainnya.

2) Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan kreditor serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu dan prospek penerimaan kas dari deviden atau jumlah bunga dan juga jumlah penerimaan dari penjualan, piutang atau saham, dan pinjaman yang jatuh tempo.

3) Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa dan keadaan lain terhadap aktiva dan kewajiban.

4) Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu periode.

5) Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang transaksi yang mempengaruhi modal, termasuk deviden dan pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan.

6) Memberkan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya.

7) Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.

c. Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik merupakan ciri khas yang memberikan informasi laporan keuangan bagi pemakai. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut. Sesuai dengan itu, ada beberapa standar kualitas yang harus dipenuhi yaitu: (Pura, 2013: 11)

1) Dapat Dipahami

Laporan keuangan disajikan dengan cara mudah dipahami, dengan anggapan bahwa pemakaiannya telah memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis.

2) Relevan

Relevan adalah bahwa informasi keuangan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan pemakai dan dapat membantu pemakai dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu serta masa yang akan datang.

3) Keandaan/Reliabilitas

Informasi keuangan yang dihasilkan suatu perusahaan harus diuji kebenarannya oleh seorang pengukur yang independen dengan metode pengukuran yang tetap.

4) Dapat Dibandingkan/Komparabilitas

Penyajian laporan keuangan dapat membandingkan laporan keuangan antarperiode, sehingga dapat mengidentifikasi kecendrungan posisi dan kinerja keuangan.

5) Netral

Informasi keuangan harus ditujukan kepada tujuan umum pengguna, bukan ditujukan kepada pihak tertentu saja.Laporan

keuangan tidak boleh berpihak pada salah satu pengguna laporan keuangan tersebut.

6) Tepat Waktu

Laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin, bukan ditujukan sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan sesuai dengan waktu dibutuhkannya informasi tersebut.

7) Lengkap

Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang penting, sekaligus menyajikannya fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya.

d. Sifat Laporan Keuangan

Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku.

Demikian pula dalam hal penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu sendiri.

Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat: (Kasmir, 2011: 11)

1) Bersifat historis

Bersifat historis artinya bahwa lapora keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun ke belakang.

2) Menyeluruh

Bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.

e. Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Pihak-pihak yang memerlukan laporan keuangan adalah sebagai berikut: (Mulyawan, 2015: 97)

1) Pemilik perusahaan

Bagi pemilik perusahan, laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui:

a) Prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen b) Hasil deviden yang akan diterima

c) Posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya d) Nilai saham dan laba per lembar saham

e) Dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan pada masa datang

f) Dasar untuk mempertimbangkan, menambah atau mengurangi investasi.

2) Menejemen perusahaan

Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan digunakan untuk:

a) Mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik

b) Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, devisi, bagian atau segmen tertentu

c) Mengukur tingkat efesiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, devisi, bagian atau segmen

d) Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggungjawab

e) Menjadi bahan pertimbangan dan menentukan perlu tidaknya diambil kebijakan baru

f) Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, anggaran dasar, pasar modal dan lembaga regulator lainnya.

3) Investor

Bagi investor, laporan keuangan dimaksudkan untuk:

a) Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

b) Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan c) Menilai kemungkinan menanamkan divestasi (menarik

investasi) dari perusahaan

d) Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan pada masa datang.

4) Kreditur dan banker

Bagi kreditur, banker atau supplier, laporan keuangan digunakan untuk:

a) Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

b) Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan

c) Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan

d) Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit e) Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit

yang sudah disepakati.

5) Pemerintah dan regulator

Bagi pemerintah atau regulator, laporan keuangan bertujuan untuk:

a) Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar b) Dasar dalam penetapan kebijakan baru

c) Menilai perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain d) Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan e) Bahan penyusunan data dan statistik.

6) Analisi, akademisi, pusat data statistik

Bagi para analisi, akademis dan lembaga-lembaga pengumpulan data bisnis, laporan keuangan merupakan sumber informasi primer yang diolah sehingga menghasilkan informasi

yang bermanfaat bagi analisis, ilmu pengetahuan dan komoditas informasi.

f. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak terdiri atas Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Bagian Laba yang Ditahan atau Laporan Perubahan Modal Sendiri, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan atau Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (Jumingan, 2014: 4).

Neraca menggambarkan kondisi keuangan dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, umumnya pada akhir tahun saat penutupan buku. Neraca ini memuat aktiva (harta kekayaan yang dimiliki perusahaan), utang (kewajiban perusahaan untuk membayar dengan uang atau aktiva lain kepada pihak lain pada waktu tertentu yang akan datang) dan modal sendiri (kelebihan aktiva di atas utang).

Laporan Laba Rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa dan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut. Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu (umumnya satu tahun).

Singkatnya, laporan ini merupakan laporan aktivitas dan hasil dari aktivitas itu, atau merupakan ringkasan yang logis dari penghasilan dan biaya dari suatu perusahaan untuk periode tertentu (Jumingan, 2014:

4).

Laporan Bagian Laba yang Ditahan, digunakan dalam perusahaan berbentuk perseroan, menunjukkan suatu analisis perusahan besarnya bagian laba yang ditahan selama jangka waktu tertentu. Adapun Laporan Modal Sendiri diperuntukkan bagi

perusahaan perseorangan dan bentuk persekutuan, meringkaskan perubahan besarnya modal pemilik atau modal pemilik selama periode tertentu (Jumingan, 2014: 5).

Laporan Perubahan Posisi Keungan memperlihatkan aliran modal kerja selama periode tertentu. Laporan ini memperlihatkan sumber-sumber dari mana modal kerja telah diperoleh dan penggunaan atau pengeluaran modal kerja yang telah dilakukan selama jangka waktu tertentu (Jumingan, 2014: 5).

g. Keterbatasan Laporan Keuangan

Kita mengakui bahwa laporan keuangan yang telah disusun sedemikian rupa terlihat sempurna dan meyakinkan. Di balik itu semua sebenarnya ada beberapa ketidaktepatan terutama dalam jumlah yang telah kita susun akibat berbagai faktor. Sebagai contoh banyaknya pendapat pribadi yang masuk, atau penilaian berdasarkan nilai historis.

Masalah seperti ini kita sebut sebagai keterbatasan kita dalam menyusun laporan keuangan. Namun, semua ini tidak akan mempengaruhi laporan keuangan secara langsung dan juga tidak akan menghambat kita dalam menyusun laporan keuangan (Kasmir, 2011:

15).

Dalam praktiknya hal-hal dan jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam neraca belum tentu menunjukkan nilai yang realisasi (likuidasi).Hal ini disebabkan karena penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari pendapat pribadi, baik oleh manajemen maupun akuntan. Laporan keuangan juga bukan laporan final dan sifatnya hanya sementara waktu saja (Kasmir, 2011: 15).

Oleh karena itu,setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan tertentu. Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan: (Kasmir, 2011: 16)

1) Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.

2) Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak tertentu saja.

3) Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

4) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling rendah.

5) Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilaukan agar dapat menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan berbagai kondisi dari berbagai sektor terus terjadi. Artinya selama laporan keuangan disusun yang dianggap telah memenuhi syarat sebagai suatu laporan keuangan (Kasmir, 2011: 17)

h. Periode Laporan Keuangan

Untuk memudahkan penggunaan laporan keuangan dalam penilaian kinerja perusahaan maka laporan keuangan dapat diajikan dalam cakupan periode waktu tertentu secara konsisten. Sebuah perusahaan dpat memilih periode tahunan pelaporan keuangan menurut tahun kalender atau tahun lain yang dipilih (Samryn, 2012: 46).

1) Tahun kalender.

Jika menggunakan tahun kalender maka periode laporan keuangan dapat dimulai dari 1 Januari dengan 31 Desember setiap tahun.

Periode akuntansi seperti ini disebut tahun kalender atau tahun takwim karena meliputi periode yang sama dengan kalender.

2) Tahun buku.

Karena suatu alasan tertentu maka periode akuntansi dapat dipilih untuk periode 12 bulan tanpa mengikuti tahun menerut kalender.

Penggunaan tahun seperti ini bisa disebabkan mengikuti tahun pajak yang ditetapkan pemerintah, atau mengikuti periode pelaporan keuangan yang digunakan oleh kantor pusat yang ada di luar negeri.

Dokumen terkait