• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Diah Isti Ridha Buari (2017) dengan judul Analisis Tingkat Kebangkrutan pada Perusahaan Manufakur di Bursa Efek Indonesia.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil analisis potensi kebangkrutan pada empat perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa lapora keuangan perusahaan dengan teknik pengumpulan data penelitian pustaka dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil dan kesimpulan pada analisis dengan menggunakan metode Altman Z-Score menunjukkan bahwa: (1) PT. Mayora Indah Tbk pada tahun 2013 dan 2014 berada dalam kondisi rawan kebangkrutan (abu-abu), namun tahun 2015 PT. Mayora Indah Tbk dapat memperbaiki kinerja keuangan sehingga berada dalam kategori sehat. (2) PT. Indofood Sukses Makmur tahun 2013 sampai 2015 berada dalam kondisi rawan kebangkrutan (abu-abu). (3) PT. wilmar Cahaya Indonesia Tbk tahun 2013 sampai dengan 2015 berada dalam kondisi sehat (tidak bengkrut). (4) PT.

Ultra Jaya Milk and Trading Company Tbk tahun 2013 sampai dengan 2015 berada dalam kondisi sehat.

Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian oleh Diah Isti Ridha Buari terletak pada tempat penelitian yang mengambil data 4 perusahaan sedangkan penulis hanya menggunakan 1 perusahaan.

Sedangkan persamaannya adalah sama-sama menggunakan metode Altman Z-Score untukmemprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Wulandari, Burhanuddin dan Rochmi Widiyanti (2017) dengan judul Analisis Prediksi Kebangkruta Menggunakan Metode Altman (Z-Score pada Perusahaan Farmasi (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi perusahaan menggunakan metode Alman Z-Score dalam memprdiksi potensi kebangkrutan pada 5 perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Pengambilan sampel menggunakan teknik

purposive sampling dengan sampel 5 perusahaan farmasi. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitaif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pada tahun 2011-2015 pada kelima perusahaan farmasi berasa dalam kategori sehat, nilai Z-Score seluruh perusahaan ≥ 2,99. (2) selanjutnya dari kelima perusahaan farmasi yang dianalisis PT. Merck Tbk pada tahun 2011, 2013 dan 2014 memiliki nilai Z-Score yag paing tinggi sebesar 8,45, 6,3, dan 5,93. (3) PT. Kalbe Farma Tbk pada tahun 2012 dan tahun 2015 memiliki nilai Z-Score paling tinggi sebesar 6,08 dan 5,93. Hasil dari penelitian ini diharapkan peruahaan farmasi dapat menjaga likuiditasnya dalam memenuhi semua kewajibannya sehingga menarik minat para investor dan kreditor perusahaan diharapkan dapat mnegelola aktiva untuk mengingkatkan penjualan dan menghasilkan laba.

Perbedaan penelitian yang penulis lakukan Fitria Wulandari, Burhanuddin dan Rochmi Widiyanti dengan peneliti adalah tempat penelitian, dan jenis penelitian.Sedangkan persamaannya adalah sama-sama menggunakan metode Altman Z-Score untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Pricilia Claudia Pangkey, Ivone S. Saerang dan Joubaert B. Maramis (2018) dengan judulAnalisis Prediksi Kebangkrutan dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score dan Metode Zmijewski Perusahaan Bangkrut yang Pernah Go Public di Bursa Efek Indonesia.

Setiap perusahaan tentu saja memiliki keinginan dan harapan untuk bertahan dalam dunia bisnis dan mapu mengasilkan keuntungan secara terus-menerus. Namun tak lepas dari harapan tersebut beberapa perusahaan besar yang sudah mampu bertahan bertahun-tahun ternyata pada akhirnya harus berhenti berproduksi dan mati dikarenakan terlilit hutang, gagal memiliki manajemen perusahaan yang baik serta memiliki laporan keuangan yang tidak sehat yang akhirnya mengakibatkan kebangkrutan. Seperti yang dialami PT. Dayaindo Resources

Internasional Tbk, PT. Surabaya Agung Industri Kertas dan Pulp Tbk dan PT. Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk. Tujuan dari penelitian ini yaitu utuk menganalisis prediksi kebangkrutan yang memiliki tingkat konsistensi paling akurat dari metode Altman (Z-Score) dan metode Zmijewski (X-Score) pada perusahaan bangkrut. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode Purposive sampling.Untuk mengukur keakuratan dari kedua metode ini digunakan standar deviasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Altman (Z-Score) yang lebih konsisten akurat disbanding dengan metode Zmijewski (X-Score).Diharapkan perusahaan mempunyai pimpinan-pimpinan yang kompeten dari perusahaan manufaktur dalam melihat risiko kebangkrutan untuk membantu mengambil keputusan atau kebijakan, agar dapat menyelamatkan dan mengindarkan perusahaan dari kebnagkrutan yang mengancam dikemudian hari.

Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian oleh Pricilia Claudia Pangkey, Ivone S. Saerang dan Joubaert B. Maramis terletak pada tempat penelitian, metode penelitian dan metode Zmiwjewski.Persamaan penelitian ini terletak pada metode Altman Z-Score untuk memprediksi kebangkrutann perusahaan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Anggita Prameswari, Irni Yunita dan Muhammad Azhari (2018) dengan judul Prediksi Kebangkrutan dengan Metode Altman Z-Score, Springate dan Zmijewski pada Perusahaan Delisting di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prdiksi kebangkrutan dengan menggunakan metode Altman Z-Score, Springate dan Zmijewski dalam menganalisis perusahaan yang telah didelisting di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Jenis metode yang digunakan di dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif . Populasi yang digunakan dalam penelitian ini aitu perusahaan yang telah didelisting di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2015,

dengan menggunakan pendekatan studi lapangan tiga tahun sebelum perusahaan didelisting. Teknik pengumpulan sampel menggunakan purpose sampling sebanyak sembilan perusahaan delisting pada Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan prediksi dari masing-masing metode. Kebanyakan perusahaan delisting diprediksi bangkrut sedikitnya sari salah satu metode.

Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian oleh Anggita Prameswari, Irni Yunita dan Muhammad Azhariterletak pada teknik pengambilan sampel dan metode untuk memprediksi perusahaan bangkrut yaitu metode Springate dan Zmijewski.Sedangkan persamaannya adalah metode Altman Z-Score untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan.

5. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arief Yuswanto Nugroho (2018) dengan judul Model Analisis Z-Score terhadap Prediksi Kebangkrutan.

Tujuan dari penelitian ini diharapkan mampu digunakan dalam memprediksi kebangkrutan dengan mengunakan metode analisa Altman Z-Score. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantutatif. Objek dari penelitian ini adalah PT. Garuda Indonesia Tbk dengan tahun pengamatan 2015-2017. Data dari penelitian ini berupa data sekundet dan sumber data diambil dari Bursa Efek Indonesia dalam bentuk laporan keuangan PT. Garuda Indonesia tahun 2015 sampai tahun 2017. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa vabiabel X1 (working capita / Total assets) tahun 2015 mempunyai nilai 0,047, tahun 2016 mempunyai nilai -0,0760 dan pada tahun 2017 mempunyai nilai -0,1781. Variabel X2 (retained earning / Total asset) tahun 2015 mempunyai nilai 0,0015, tahun 2016 mempunyai nilai 0,0013 dan tahun 2017 mempunyai nilai 0,0013.

Variabel X3 (earning before interest and taxes / Total asset) tahun 2015 mempunyai nilai 0,0057, tahun 2016 mempunyai nilai 0,0147 dan pada tahun 2017 mempunyai nilai -0,1314. Variabel X4 (market value equity/

book value of total liabilities) tahun 2015 mempunyai nilai 1,442, tahun

2016 mempunyai nilai 1,442 dan pada tahun 2017 mempunyai nilai 1,248.

Variabel X5 (sales / total asset) pada tahun 2015 mempunyai nilai 1,150, pada tahun 2016 mempunyai nilai 1,247 dan pada tahun 2017 mempunyai nilai 1,105. Untuk nilai Z-Score tahun 2015 mempunyai nilai 2,55, tahun 2016 mempunyai nilai 2,21 dan pada tahun 2017 mempunyai nilai 2,04.

Model prediksi Altman Z-Score mampu memprediksi kerugian laba dua tahun sebelum tahun 2017. Untuk nilai Z-Score tertinggi dimiliki tahun 2015 sebesar 2,55 dan nilai Z-Score terendah dimiliki tahun 2017 sebesar 2,04. Berdasarkan hasil penelitian maka bisa disimpulkan bahwa metode Altman Z-Score mampu menjawab prediksi kebangkrutan sebelum 2 tahun kondisi laba perusahaan mengalami penurunan.

Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian oleh Arief Yuswanto Nugroho terletak pada periode penelitian selama 3 tahun sedangkan penulis 5 tahun beserta tempat penelitian. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama menggunakan metode Altman Z-Score untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan.

Dokumen terkait