• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan tuntutan sarana yang di maksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran, dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua obyek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kualitatif menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah di susun suatu standar wisata yang baku baik secara nasional maupun internasional, sehingga penyediaan sarana wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan disediakan.

Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pemerintah maupun pengusaha. Ada banyak jenis-jenis pariwisata seperti wisata Budaya, wisata Maritim atau Bahari, wisata Cagar Alam, wisata Konvensi, wisata Pertanian dan, wisata Pilgrim. Seluruh jenis wiasata itu dapat berkembang bila ada Pelaku pariwisata yang membantu proses pengembanagn dari objek wisata itu sendiri. Adapun yang menjadi Pelaku pariwisata itu sendiri

adalah wisatawan, Industri pariwisata, pemerintah, Masyarakat Lokal, dan lembaga Swadaya Masyarakat. Kelima pelaku pariwisata tersebut memiliki peran yang sangat penting didalam menunjang pengembangan suatu objek wisata baik objek dan daya tarik wisata alam, maupun objek dandaya tarik wisata sosial budaya. Pariwisata sendiri dipandang sebagai suatu sistem yang memiliki elemen-elemen yakni yang pertama elemen-elemen utama, yakni elemen-elemen yang terkait dengan objek dan juga penduduk asli dari pelaku wisata tersebut. Kedua Elemen prasyarat terkait dengan proses berlangsungnya kegiatan pariwisata yakni pengangkutan.

Ketiga, Penunjang adalah elemen pariwisata yang terkait Informasi, promosi, akomodasi, rumah makan, lembaga keuangan, dan juga sektor informal (penjaja cenderamata, pramuwisata, dan pedagang keliling). Seluruh elemen tersebut berkaitan satu dengan yang lain dalam pengembangan pariwisata.

F. Definisi Konsep

Menurut Singarimbun, konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial.24

1. Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Untuk menghindari batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep, guna menghindari adanya salah pengertian maka defenisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

strategi dapat didefenisikan menetapkan arah kepada “manajemen”.

Dalam artian orang tentang sumber daya didalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan dalam pasar

2. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk melakukan aktivitas.

3. Pengembangan pariwisata adalah usaha menjamin agar sumber daya alam, sosial dan budaya yang dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata agar dapat dinikmati pada saat ini bahkan untuk masa depan.

24 Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3 ES, hal 33

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran dan karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, dan struktur organisasi.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisika hasil data yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi serta hasil analisisnya.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini memuat tentang kajian dan analisis data yang diperoleh saat penelitian dan memberikan interprestasi atas permasalahan yang diteliti.

BAB VI PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan berisi jawaban atas masalah yang dikemukakan serta pemecahan masalah yang dinyatakan dalam bentuk saran.

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Berangkat dari uraian serta penjelasan tujuan penelitian maupun kerangka teori yang sudah dijelaskan diatas, maka peneliti menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian ini memberikan gambaran yang detail mengenai gejala dan fenomena. Tujuan dasar penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.25

Penelitian Kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal populasi dan sampel. Menurut Suyanto, informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu

B. Informan Penelitian

26

1. Informan Kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

:

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

25 Sudarwan Danin. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif; Ancangan Metodologi Presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora. Bandung: Pustaka Setia, hal 41

26 Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta:

Prenada, hal 172

3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan kunci: masyarakat lokal yang bertempat tinggal di Tongging dan di air terjun Sipiso-piso serta masyarakat yang berkaitan langsung dengan kegiatan wisata Tongging dan di Sipiso-piso.

2. Informan Utama: Kepala Bagian Pengembangan Pariwisata Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Karo dan Kepala Bidang Objek Tongging dan Sipiso-piso.

3. Informan tambahan : Para pengunjung wisata Tongging dan di Sipiso-piso yang sedang berada di Tongging dan wisatawan yang berkunjung ke air terjun Sipiso-piso.

C. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut defenisi Bodgan dan Taylor, penelitian kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, atau organisasi

tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.27

1. Objek wisata air terjun Sipiso-piso dan Tongging di Desa Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

D. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang dilakukan peneliti yaitu berada di Kabupaten Karo. Penelitian akan dilaksanakan di:

2. Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Karo, Jalan Gundaling nomor 1 Berastagi Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Telepon (0628) - 91558 Lokasi penelitian diatas menjadi pertimbangan peneliti karena berkaitan dengan penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan sumber data yang terdiri dari data primer dan data sekunder.

a) Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Dalam pengambilan data, peneliti mengumpulkan dengan tehnik wawancara.

Wawancara merupakan pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan langsung kepada responden guna memperoleh keterangan dalam menyimpulkan data yang terkumpul.

b) Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Data tersebut dapat diperoleh melalui catatan atau dokumentasi, buku, dan literatur lain yang berhubungan dengan judul penelitian ini.

27 Lexy J Moleong. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, hal 27

F. Tehnik Analisis Data

Tahap selanjutnya yaitu menganalisis data yang diperoleh dari sumber-sumber yang digunakan dalam tehnik pengumpulan data. Adapun tehnik analisis data adalah tehnik analisis data kualitatif yaitu dengan menekankan analisis pada sebuah proses pengambilan kesimpulan secara induktif dan deduktif serta analisis pada fenomena yang sedang diamati dengan menggunakan metode ilmiah.28

G. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti tetap berpedoman terhadap etika penelitian. Etika penelitian adalah prinsip-prinsip etik dalam pengelolaan penelitian dimulai dari penetapan topik dan masalah sampai penyajian hasil penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian, etia penelitian digunakan pada setiap tahap penelitian. Dalam penyusunan proposal, peneliti mencari referensi buku guna melengkapi teori yang akan peneliti bawa dalam penelitian dan penulisannnya dengan jujur.

28 Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya.

Jakarta: PT Kencana, 2009 hal 153

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Kondisi Geografis dan Batas Administrasi

Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 120-1.420 Meter di atas permukaan laut. Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang berpotensi sebagai daerah pertanian dan pariwisata. Dataran Tinggi Karo memiliki alam pegunungan dengan udara yang sejuk dan berbagai keindahan dan daya tarik wisata. Kabupaten Karo berjarak 46 Km dari kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Karo memiliki dua buah gunung berapi aktif yaitu Gunung Sinabung 2.454 Meter dpl dan Gunung Sibayak 2.172 Meter dpl. Daya tarik wisata utama daerah ini adalah alam pegunungan, panorama, danau, sungai, peninggalan budaya dan atraksi seni budaya.

Secara geografis letak Kabupaten Karo berada di antara 2º50’-3º19’

Lintang Utara dan 97º55’-98º38’ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 Km² atau 2,97% dari luas Provinsi Sumatera Utara dengan total jumlah penduduk 311.012 jiwa yang tersebar di 17 kecamatan.

Adapun batas-batas wilayahnya yaitu :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang.

b. Sebelah Selatan : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir.

c. Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungan

d. Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Nangroe Aceh Darusalam

B. Objek Wisata di Kabupaten Karo

Objek wisata di Kabupaten Karo dibagi menjadi 3(tiga) kawasan, yaitu:

3) Kawasan Wisata Sibayak

a) Air terjun Sikulikap

Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 30 m. Tempat ini di kelilingi hutan hujan tropis tempat Gibon bergantungan yang kadang kala berteriak sahut-sahutan. Disekitar lokasi ini terdapat kupu-kupu yang berwarna-warni. Jarak dari kota Berastagi ke Objek Wisata ini 11 Km dan dapat ditempuh dengan menggunakan bus besar ataupun kecil tujuan Medan-Berastagi.

b) Panorama Doulu

Panorama Doulu terletak tidak jauh dari Kota Berastagi.

Dari tempat ini kita bisa melihat pemandangan Desa Bandar Baru dan Kota Medan yang indah dengan gemerlap indah lampu dimalam hari sambil meniKmati jagung bakar dan rebus serta makanan lainnya. Untuk sampai ke tempat ini, kita dapat menggunakan kenderaan roda dua ataupun roda empat. Di tempat ini kita juga dapat melihat monyet yang berkeliaran. Jarak dari Kota Berastagi 11 Km.

c) Lau Debuk-Debuk

Objek wisata ini merupakan pemandian air panas yang mata airnya bersumber dari perut bumi mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit gatal-gatal dan bisa dibuat sebagai pengganti mandi sauna. Pada waktu –waktu tertentu, ada kegiatan ritual seperti Erpangir Ku Lau yang bertujuan membersihkan diri dari roh-roh jahat dan niat-niat yang tidak baik. Jarak dari Kota Berastagi ke Objek Wisata ini 12 Km dan dapat menggunakan bus besar.

d) Air panas Alam Semangat Gunung

Objek wisata ini sebagai tempat pemandian air panas alam yang telah dikelola secara professional dalam bentuk kolam-kolam renang yang suhunya berbeda-beda sesuai dengan keinginan para wisatawan. Mata air ini bersumber dari perut bumi dan mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit gatal-gatal. Jarak dari Kota Berastagi ke Objek Wisata ini 14 Km dan dapat menggunakan bus besar.

e) Gunung Sibayak

Gunung berapi Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi diatas ketinggian 2.172 m dari permukaan laut. Dari puncak gunung terlihat kawah yang masih aktif mengeluarkan asap sulfatara dan pemandangan yang indah dan menawan. Jarak dari kota Berastagi ke tempat awal pendakian dari desa Jaranguda 8 Km. Lama pendakian diperkirakan 2 samapai 3 jam.

f) Bukit Gundaling

Bukit ini ditumbuhi oleh pohin kayu dan bunga-bungaan dan sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda yang merupakan tempat rekreasi bagi para wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Dari puncak bukit Gundaling terlihat panorama Kota Berastagi, Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak serta hamparan pertanian. Jarak dari kota Berastagi ke Bukit Gundaling 2 Km dan dapat di tempuh dengan menggunakan bus ukuran kecil dan besar.

g) Pasar buah Tradisional Berastagi

Pasar tradisional ini tidak jauh dari pusat kota Berastagi . pasar ini sangat menarik dikunjungi oleh para wisatawan karena ditempat ini tersedia berbagai jenis buah segar khas hasil pertanian Karo dan tersedia sayuran segar serta berbagai tanaman hias.

h) Taman Mejuah Juah Berastagi

Taman ini terletak di Kota Berastagi dengan luas sekitar 6 Ha. Tempat ini di tumbuhi oleh tanaman dan bunga-bungaan yang indah. Taman ini juga sering dijadikan sebagai tempat pagelaran seni tari Karo atau pergelaran event baik setiap bulan maupun setiap tahun. Selama hari minggu tempat ini selalu ramai dikunjungi, Tempat ini cocok untuk tempat rekreasi keluarga untuk

bersantai selain lokasi strategis juga biaya yang sangat murah membuat orang tak bosan-bosan untuk berkunjung.

i) Pasar Kaget Berastagi

Pasar Kaget Berastagi merupakan sentra kuliner yang beroperasi pada malam hari. Pasar kaget ini terletak di pusat Kota Berastagi berbentuk memanjang dimulai dari tugu Perjuangan Berast agi. Di pasar kaget ini tersedia berbagai jenis makanan khas Indonesia.

4) Kawasan Wisata Sinabung

a) Danau Lau Kawar

Danau ini memiliki luas 200 Ha. Diapit oleh alam pegunungan yang ditumbuhi pohon-pohon kayu hutan tropis dan di pinggiran dsnsu ini terbentang lahan seluas 3 Ha sebagai lokasi tempat berkemah. Di objek wisata ini dapat dilakukan kegiatan pendakian ke puncak Gunung Sinabung melewati hutan belantara.

Jarak dari kota Berastagi ke objek wisata ini 27 Km dan dapat menggunakan kenderaan roda 4 dan melintasi beberapa desa dan lahan pertanian(Agrowisata).

b) Gunung Sinabung

Gunung Sinabung berlokasi diatas Ketinggian 2.454 Meter dari permukaan laut. Pendakian melewati belantara tropis dan tebing yang penuh dengan tantangan, dan di puncak gunung terdapat hamparan untuk berkemah. Dari puncak gunung Sinabung terlihat kawah yang mengeluarkan asap Sulfatara serta pemandangan indah yang menawan. Jarak dari kota Berastagi ketempat awal pendakian Gunung Sinabung 27 Km yaitu dari desa Kuta Gugung , Lau Kawar. Waktu yang di tempuh untuk mendaki gunung ini 2-3 jam.

c) Desa Budaya Lingga

Di desa ini terdapat bangunan rumah tadat tradisional Karo yang berusia 250 Tahun yang dikenal dengan nama “Rumah Siwaluh Jabu” di huni oleh 8 kepala keluarga yang hidup berdampingan dengan keadaan damai dan tenteram. Bahan bangunan tradisional ini terbuat dari kayu bulat, papan, bambu dan beratap ijuk. Dalam pembuatan rumah adat ini tidak menggunakan paku dan dikerjakan oleh tenaga arsitektur masa lalu. Pada umumnya wisatawan yang sangat tertarik berkunjung ke desa budaya Lingga adalah wisatawan yang berasal dari Eropa. Jarak dari kota Berastagi ke Objek wisata ini 15 Km yang dapat ditempuh dengan menggunakan kenderaan umum dan juga kendaraan bus pariwisata.

d) Air Panas Payung

Objek wisata ini sebagai tempat pemandian air panas yang dikelola secara tradisional dalam bentuk kolam-kolam renang yang suhunya berbeda-beda sesuai dengan keinginan para pengunjung.

Mata air ini mengandung unsur belerang yang sangat rendah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Jarak dari kota Berastagi ke Air panas Payung ini 21 Km dan dapat ditempuh dengan kenderaan kecil.

e) Gua Liang Dahar

Gua Liang Dahar mempunyai 3 ruang besar dengan ukuran masing-masing 500 Meter persegi, 400 Meter persegi, 300 Meter persegi, serta ruang ukuran kecil lainnya. Di dalam gua terdapat mata air yang mengalir melalui terongan kecil ke desa Bekerah.

Jarak dari kota Berastagi ke objek wisata ini 40 Km, sampai ke desa Lau Buluh dapat menggunakan kendaraan roda 4 dan selanjutnya berjalan kaki 30 menit.

5) Kawasan wisata Sipiso-piso

a) Air terjun Sipiso-piso

Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilator belakangi panorama indah Danau Toba, bukit-bukit di tumbuhi pinus, bentangan pulau Samosir berwarna biru dan pematang sawah. Jarak dari kota Berastagi ke Objek wisata ini 35 Km. Untuk menuju objek wisata ini dapat menggunakan kenderaan ukuran kecil dan besar.

b) Gunung Sipiso-piso

Daerah wisata gunung Sipiso-piso dapat dipergunakan untuk olah raga dirgantara, lokasi untuk paralayang, dimana lokasi start dimulai dari puncak Gunung Sipiso-piso dan lokasi mendarat berada pada pinggiran Danau Toba- desa Tongging. Lokasi ini sudah lama dikenal sebagai lokasi olahraga air-paralayang. Lokasi ini berada 34 Km dari Berastagi. Pemandangan di lokasi ini sangat menarik dan menawan.

b. Tongging

Tongging adalah tempat yang nyaman untuk santai dan juga merupakan tempat yang menarik untuk di kunjungi. Berlokasi disebelah ujung utara Danau Toba dengan pemandangan yang sangat indah. Jalan yang curam dan berliku menuju Merek dari sebelah kanan jalan ini, kita dapat melihat keagungan air terjun Sipiso-piso. Letak Tongging sangat cocok sekali karena berada berada pada jalan utama menuju Medan –Berastagi dan Sidikalang-Kutacane dengan kawasan Nasinal Leuser atau ke Aceh Singkil yang terkenal dengan pulau banyak. Tongging berada ditengah-tengah daerah yang dialami tiga suku yaitu Karo, Batak Toba dan Pak-Pak yang bercampur baur dan menggunakan bahsa lokal dengan menggunakan dari ketiga suku tersebut.

c. Dokan

Dokan merupakn sebuah desa yang indah memiliki rumah adat tradisional. Di desa ini terdapat bangunan rumah tadat tradisional Karo yang berusia 250 Tahun yang dikenal dengan nama “Rumah Siwaluh Jabu” di huni oleh 8 kepala keluarga yang hidup berdampingan dengan keadaan damai dan tenteram. Semua pemilik rumah adat tradisional karo mempunyai pemilik Di Dokan penduduknya termasuk ke dalam Marga Ginting.

d. Peninggalan sejarah Puntungan Meriam Putri Hijau

Bukti peninggalan sejarah Puntungan Meriam Putri Hijau dapat ditemui di Desa Suka Nalu dan Seberaya yang hingga sekarang oleh masyarakat sekitar masih dianggap mempunyai kekuatan magis dan setiap tahun dibersihkan, jarak dari kota Berastagi ke desa Suka Nalu 23 Km dank e desa seberaya 12 Km.

C. Objek Kajian Penelitian

1) Air terjun Sipiso-piso

Air terjun Sipiso-piso merupakan salah satu tempat wisata di Pulau Sumatera. Berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, yang tidak begitu jauh dari pemukiman penduduk Desa Tongging. Air terjun ini berada di perbukitan dengan ketinggian sekitar 800 mdpl dan dik elilingi oleh hutan pinus. Pengelolaan wisata alam air terjun ini dipegang oleh Pemerintah daerah Kabupaten Karo.

Dengan memiliki ketinggian sekitar 120 meter, Air terjun Sipiso-piso merupakan salah satu air terjun tertinggi di Indonesia. Dengan adanya air terjun ini, Kabupaten Karo menjadi salah satu tempat wisata yang paling diminati oleh para wisatawan domestik dan mancanegara.

Ketika anda berada pada kawasan wisata air terjun Sipiso-piso Anda akan terkagum-kagum dengan pesona air terjun Sipiso-piso, ketika Anda berada di Desa Tongging, tempat di mana air terjun ini berada. Sebelum Anda melihat air terjun ini dari dekat, berkunjunglah di gardu pandang yang terletak di puncak bukit. Anda akan melihat hamparan keindahan Tanah Karo. Dari gardu pandang ini juga, Anda dapat menikmati keindahan Pulau Samosir, pulau yang berada di tengah Danau Toba.

Setelah Anda puas menikmati pemandangan nan indah dari jauh, Anda dapat melanjutkan perjalanan menelusuri punggungan bukit untuk bercengkerama dengan keindahan air terjun Sipiso-piso. Namun, Anda tidak perlu khawatir dalam menelusuri punggungan bukit tersebut, karena sudah disediakan jalur yang berupa

anak tangga dan memang disediakan untuk para wisatawan. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam untuk mencapai dasar air terjun ini. Dalam perjalanan tersebut, jangan lupa untuk mengabadikan momen indah ini dengan berfoto-foto dengan latar belakang Danau Toba.

Sesampainya di dasar air terjun, arahkan pandangan Anda ke bukit-bukit yang ada di sekeliling air terjun. Dengan perpaduan hijaunya pepohonan pinus yang rimbun dan suara gemuruh air terjun, membuat suasana hati dan pikiran Anda terasa damai dan tenteram. Jangan lupa untuk membawa bekal makanan untuk dinikmati bersama keluarga Anda setelah lelah bermain air di air terjun sipiso-piso.

Air terjun Sipiso-piso berada di Desa Tongging, Kec. Merek, Kab.

Karo, Sumatra Utara. Kecamatan Merek terletak kurang lebih 24 km dari Kota

Karo, Sumatra Utara. Kecamatan Merek terletak kurang lebih 24 km dari Kota

Dokumen terkait