• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN SIPISO- PISO DAN TONGGING DALAM RANGKA PEMBANGUNAN PARIWISATA DANAU TOBA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN SIPISO- PISO DAN TONGGING DALAM RANGKA PEMBANGUNAN PARIWISATA DANAU TOBA SKRIPSI"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN SIPISO- PISO DAN TONGGING DALAM RANGKA PEMBANGUNAN

PARIWISATA DANAU TOBA

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Sosial Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

Ema Kartika Br S

130903180

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJ UAN Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh : Nama : Ema Kartika Br S

NIM : 130903136

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Sipiso- piso dan Tongging dalam Rangka Pembangunan Pariwisata Danau Toba .

Medan, 17 Januari 2017

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Rasudyn Ginting, M.Si

NIP. 195908141986011002 NIP. 195908141986011002 Drs. Rasudyn Ginting, M.Si

(3)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJ EK WISATA AIR TERJ UN SIPISO- PISO DAN TONGGING DALAM RANGKA PEMBANGUNAN

PARIWISATA DANAU TOBA

Nama : Ema Kar tika Br S

Depar temen : Ilmu Administr asi Negar a Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas : Univer sitas Sumater a Utar a (USU) Dosen Pembimbing : Dr s. Rasudyn Ginting, M.Si

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat strategis dan berperan dalam mendukung program-program pembangunan. Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang memiliki perencanaan, strategi, pembiayaan dan juga partisipasi dari masyarakat itu sendiri. Dalam pengembangan suatu objek wisata yang sangat perlu diperhatikan adalah strategi, strategi yang tepat sasaran akan mempermudah proses pengembangan suatu objek. Ada Empat tingkatan strategi yaitu enterprise strategy, corporate strategy, business strategy. Keempat strategi ini memiliki peranan yang cukup penting. Dalam strategi ada pula perumusan strategi dimana dalam pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif harus mampu merumuskan dan mengalisis Kekuatan, kelemahan, peluang, maupun ancaman atau sering di sebut dengan Analisis SWOT.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan melakukan wawancara langsung terhadap 32 orang informan yang terdiri dari 22 0rang masyarakat yang bertempat tinggal di air terjun Sipiso-piso dan Tongging 2 orang pegawai Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo serta 8 orang pengunjung objek wisata air terjun Sipiso-piso dan Tongging Teknik pengumpulan data dengan pengumpulan data primer berupa wawancara dan observasi dilapangan, dan pengumpulan data sekunder berupa dokumentasi dan studi kepustakaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan ini diperoleh kesimpualn bahwa sesuai dengan dengan alat analisis dari 4 tingkatan strategy yakni enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan functional strategy serta analisis SWOT, strategi yang diterapkan sudah baik namun ada beberapa indikator penilaian yang masih mendapatkan nilai kurang baik dari masyarakat. Sehingga diharapkan kedepannya rekomendasi juga saran yang diberikan mampu menjawab tantangan-tantangan masyarakat dalam meningkatkan pengembangan objek wisata tersebut.

Kata kunci : Strategi, Pengembangan pariwisata , Analisis SWOT

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang senantiasa membimbing dan menyertai penulis selama proses pengerjaan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Str ategi Pengembangan Objek WisataAir Ter jun Sipiso-Piso Dan Tongging Dalam Rangka Pembangunan Par iwisata Danau Toba.”

Penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada kedua orang tua tersayang Ibu Rustina Br Ginting dan Bapak Rosman Sinulingga yang dengan tulus, sabar, dan penuh kasih sayang telah membesarkan, mendidik, membimbing, dan memberikan dukungan yang terbaik baik moril dan material serta yang selalu mendoakan penulis hingga sampai saat ini. Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada abang kandung saya Joppy Kheristian sinulingga yang luar biasa berjasa bagi penulis dalam menginspirasi dan memotivasi penulis agar mampu mengerjakan skripsi ini dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung, kepada yang terhormat:

1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si.

2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(5)

3. Bapak Drs. Robinson Sembiring M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan yang membangun dan bimbingan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara selaku dosen wali yang telah memberi banyak ilmu dan kemudahan kepada penulis selama masa perkuliahan 5. Kepada dosen-dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU

yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Kepada Kepala Sub Bagian Pengembangan objek wisata Kabupaten Karo bapak Musa Ginting, SH yang sudah banyak memberikan waktu dan informasi kepada penulis.

7. Kepada Kepala Sub Bagian promosi pariwisata Kabupaten Karo bapak Piala Putera Tarigan,SE yang sudah banyak memberikan waktu dan informasi kepada penulis.

8. Buat semua pegawai di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo yang tealah dengan senang hati menerima dan memberi informasi kepada penulis.

9. Kepada Masyarakat air terjun Sipiso-piso dan Tongging yang telah banyak memberikan banyak Informasi dan pengalaman selama peneliti berada di lapangan.

10. Untuk Kak Dian Siregar dan Kak Mega yang telah membantu penulis dalam urusan surat-menyurat selama perkuliahan.

(6)

11. Terkhusus buat sahabatku “AN Group” Daniel Gurusinga, Devina Yolanda kacaribu, Mella dan Gita Tarigan. Terima kasih buat semua bantuan dan motivasinya. suksesss trussss...

12. Terimakasih buat “Kabaja Group” Yeni, Jessika, Yesika, Elysa, Malika, Deminar atas pengalaman dan motivasi selama perkuliahan.

13. Terimaksih buat patner BPH Magang Fuad dan Vivi atas semangat dan pengalamannya.

14. Terimaksih buat tim seperjuangan PKL Kelompok 2 “Tanjung Barus SQUAD” atas semangat, informasi dan pengalamannya.

15. Buat “Crew Sinasana Cafe Medan” yang telah banyak memberikan semangat dan rela lembur karena melihat saya yang sedang dalam tugas akhir. Semoga Sinasana Cafe semakin maju terusssss...

16. Buat Seluruh pengunjung “Sinasana Cafe” yang selalu memberikan semangat. Abang Davit, abang Ludin dkk, adek-adek dari SMA St.

Thomas 2 Medan, dll.

17. Buat Grup SMAku “ MBF COMMUNITY” Evan Lingga, Ruly Masdalena, Albert Pernando, Sungam Ginting, Atanta Prananda, Sehulina Sinulingga, dan Nosa Br Ginting. Jarak takkan memisahkan kita kawan...

18. Buat teman-teman Alumni SMP St. Xaverius 2 Kabanjahe terimakasih untuk semangatnya. Jalin komunikasi trussss...

19. Buat sahabatku Natalia Surbakti dan Renta yustari Gultom terimakasih buat semua pengalaman berharganya

20. Terkhusus buat abang kakak alumni Ilmu Administrasi Negara

(7)

21. Terkhusus dan teristimewa buat keluarga besar IMKA EGUANINTA FISIP USU terimakasih atas semua pembelajaran dan pengalamannya.

MAJU TERUSSSSS tetap peduli kepada kampung halaman kita.

22. Terkhusus buat teman-teman Aliansi Mahasiswa Karo Kota Medan dan luar Kota Medan yang selalu memberikan semangat.

22. Teristimewa buat adekkku Imanuel Bukit, Jeko Tarigan, Teridah Sembiring dan lainnya yang selalu memberi semangat. Cepat menyusul yaaaa...

23. Buat teman-teman Administrasi Negara 2013 yang tidak bisa disebut namanya satu persatu. Makasi yaaaaaa buat semuanya.

24. Buat teman- teman dari Komunitas “ Sahabat sinabung” terimakasih buat segala pengalaman dan telah mengajarkanku arti kepedulian terhadap sesama . Badai pasti berlalu...

25. Buat teman-teman dari “Gerakan Sejuta Buku Untuk Mereka” Merky Brahmana, Atanta, Sehulina, Sungam, Nosa, Ruly dan semuanya yang tidak dapat saya sebutkan.

26. Buat teman-teman “Saniogarih UI” yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi.

27. Buat seluruh abang dan kakak alumni SMA St. Maria Kabanjahe yang sampai saat ini tetap menjalin komunikasi yang baik.

28. Buat teman- teman di di pulau Jawa terimakasihhhhh

(8)

29. Buat karang Taruna tempat PKL “ Sentabi community Tanjung Barus Simalem” terimaksih buat semua pengalamannya.

29. Buat teman- teman Pengurus IMDIAN FISIP USU Iman, Elysa, josefa dan lainnya yang tak dapat saya sebutkan semuanya.

30. Buat IMDIAN FISIP USU dan FISIP USU (tempatku belajar

Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini mempunyai banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap Skripsi ini membawa manfaat dan dapat berguna bagi semua pembaca serta dapat menyadarkan kita bahwa pengembangan pariwisata adalah hal yang penting dalam pembangunan suatu daerah.

Medan, Januari 2017 Penulis

Ema Kartika Br S

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A .Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian... 9

E. Kerangka Teori ... 9

1. Pembangunan ... 10

a. Indikator keberhasilan Pembangunan ... 11

b. Pelaku pembanguanan ... 12

c.Tujuan pembangunan ... 13

2. Pariwisata ... 15

a. Jenis-jenis Pariwisata ... 16

b. Pelaku pariwisata ... 18

3. Strategi ... 23

a. Perumusan strategi ... 23

b. Jenis-jenis strategi ... 25

3. Objek dan Daya Tarik Wisata ... 28

4. Elemen-elemen pariwisata ... 30

5. Pengembangan pariwisata . ... 32

a. unsur- unsur Pengembangan Pariwisata ... 34

b. sasaran Pengembangan Pariwisata ... 35

6. Prasarana dan sarana wisata ... 36

F. Defenisi konsep ... 39

E. Sitematika penulisan ... 4

BAB II Metodologi Penelitian ... 42

A. Bentuk penelitian... 42

B. Informan Penelitian ... 42

C. Jenis penelitian ... 43

C. Lokasi penelitian ... 44

D. Teknik pengumpulan data ... 44

E. Teknik analisis Data ... 45

F. Etika penelitian ... 45

(10)

BAB III

Deskripsi Lokasi Pnenelitian ... 46

A. Kondisi Geografis dan Batas Administrasi ... 46

B. Objek Wisata di Kabupaten Karo ... 47

1). Kawasan Wisata Sibayak ... 47

2). Kawasan Wisata Sinabung ...55

3). Kawasan Wisata Sipiso-piso... 60 C. Objek Kajian Penelitian 1) Air Terjun Sipiso-piso ...65

2) 2. Tongging ...67

BAB IV Penyajian Data...72

A. Pelaksanaan Wawancara...72

B. Identitas Informan...73

C. Deskripsi Hasil Wawancara ...76

1. Potensi Objek wisata dan Strategi Pengembangan objek wisata...77

2. Analisis SWOT Objek Wisata...82

3. Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana…...86

4. Fasilitas pendukung dalam pengembangan objek wisata...87

5. Program pengembangan keterampilan dan pemberdayaan ...88

masyarakat.. 6. Upaya menjaga kebersihan objekwisata...90

(11)

7. Keterlibatan Masyarakat dalam Pengembangan Objek Wisata...91

8. Upaya Promosi objek wisata yang dilakukan ...92

9. Kerjasama yang dilakukan dalam Pengembangan Objek Wisata ...94

10. Hambatan yang dihadapi dalam pengembangan objek wisata ...94

BAB V Analisa Data A. Potensi Objek wisata dan Strategi Pengembangan objek wisata 1. Potensi-potensi yang dapat dikembangkan di Daerah Air Terjun Sipiso- piso dan Tongging a. Potensi di Daerah Air Terjun Sipiso-piso...97

1. Olahraga Panjat Tebing/climbing...97

2. Agrowisata...98

b. Potensi-potensi yang dapat dikembangkan di Daerah...99

Tongging 1. Tongging sebagai Objek wisata... 99

2. Tongging sebagai penghasil ikan tawar...100

3. Tongging sebagai penghasil lobster...100

4. Tongging sebagai desa budidaya bawang...100

5. Tongging sebagai wisata budaya ...101

(12)

2. Strategi Dinas Pariwisata dalam Pengembangan objek wisata Air terjun Sipiso- piso dan Tongging

1. Enterprise strategy...104

2. Corporate strategy...104

3. Business strategy...104

4. Fuctional strategy...104

A. Analisis SWOT Objek Wisata... 1. Strengths (kekuatan)...105

2. Weakness (kelemahan…...105

3. Opportunity (peluang)...106

4. Threats (ancaman)...106

B. Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ...107

C. Fasilitas pendukung dalam pengembangan objek wisata...110

D. Program pengembangan keterampilan dan pemberdayaan ...111

masyarakat E. Upaya menjaga kebersihan objekwisata...111

F. Keterlibatan Masyarakat dalam Pengembangan Objek Wisata...112

G. Upaya promosi objek wisata yang dilakukan...113

H. Kerjasama yang dilakukan dalam Pengembangan Objek Wisata ..115

I. Hambatan yang dihadapi dalam pengembangan objek wisata ...116

(13)

BAB VI Penutup

A. Kesimpulan...117

1. Potensi Objek wisata dan Strategi Pengembangan objek wisata...118

2. Analisis SWOT Objek Wisata...118

3. Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana…...119

4. Fasilitas pendukung dalam pengembangan objek wisata...119

5. Program pengembangan keterampilan dan pemberdayaan ...119

masyarakat.. 6. Upaya menjaga kebersihan objekwisata...120

7. Keterlibatan Masyarakat dalam Pengembangan Objek Wisata...120

8. Upaya Promosi objek wisata yang dilakukan ...121

9. Kerjasama yang dilakukan dalam Pengembangan Objek Wisata ...121

10. Hambatan yang dihadapi dalam pengembangan objek wisata ...121

B. Saran...122 Daftar Pustaka...

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah wisatawan yang berkunjung... ...6

Tabel 2.Identitas Informan keseluruhan ... 73

Tabel 3 identitas Informan Sipiso-piso ... 74

Tabel 4 Identitas Informan Tongging ... 75

Tabel 5 Identitas Informan Dinas Pariwisata Kabupaten Karo ... 76

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Objek wisata Kabupaten kar o ... 47 Gambar 2. Penelitian lapangan tahun 2016 ... 125

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat strategis dan berperan dalam mendukung program-program pembangunan. Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang memiliki perencanaan, strategi, pembiayaan dan juga partisipasi dari masyarakat itu sendiri. Dalam melaksanakan program pembangunan wilayahnya, pemerintah daerah harus dapat menggali potensi- potensi yang dapat dikembangkan sehingga dapat menyebabkan perkembangan yang signifikan bagi wilayah disekitarnya. Salah satu yang berpontensi untuk menciptakan kondisi tersebut adalah pengembangan di sektor pariwisata.

Sektor pariwisata menjadi alternatif ekonomi yang dapat menjadi andalan dan diperhitungkan sebagai salah satu upaya peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang mampu menambah pendapatan negara. Menurut UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan menyatakan bahwa Pembangunan kepariwisataan dilakukan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata.

Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional rencana pembangunan jangka panjang nasional. Pemerintah bersama

(17)

lembaga yang terkait dengan kepariwisataan menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kepariwisataan untuk mendukung pembangunan kepariwisataan1

Salah satu upaya pengembangan industri pariwisata dapat dilakukan dengan cara pengembangan objek wisata di suatu kawasan sebagai daya tarik wisata. Pengembangan objek wisata ini tentunya direncanakan dan dilakukan sesuai dengan potensi dan kemampuan daerah untuk menyusun rencana dan mengelola secara optimal sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Suatu objek wisata hendaknya memiliki beraneka keindahan alam, keagungan manifestasi kebudayaan yang dalam keseluruhannya merupakan daya tarik kuat bagi para wisatawan dari segala pelosok. Tidak ada objek wisata yang tidak layak jual.

Layaknya menjual sebuah produk, kepariwisataan perlu strategi pemasaran yang .

Sektor pariwisata alam banyak macamnya di Indonesia, mulai dari objek wisata pantai, pegunungan, bukit yang masih alami, dan lain sebagainya. Dengan banyaknya ragam pilihan jenis pariwisata alam yang dimiliki oleh Indonesia, sektor pariwisata menjadi salah satu sumber devisa negara yang mampu menambah pendapatan negara. Indonesia merupakan negara yang sangat indah, dengan Berbagai potensi wisata yang dimiliki oleh daerah destinasi wisata di tanah air, baik di daerah yang sudah maju, maupun daerah berkembang merupakan modal dasar pengembangan kepariwisataan Indonesia. Promosi dan pengembangan pariwisata baru di Indonesia berpotensi untuk dikembangkan dan dapat meningkatkan perekonomian daerah, serta sebagai salah satu cara untuk menarik minat wisatawan untuk berlibur di Indonesia.

1 http://www.wisatakandi.com/2011/11/undang-undang-ri-no-10-tahun-2009.html di akses pada tanggal 01 September 2016 pukul 20.00 wib

(18)

handal dan tepat sasaran. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk memajukan kepariwisataan di daerah tujuan wisata. Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur, memperluas berbagai fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi.

Di Indonesia sendiri Pemerintah melalui Menteri Kepariwisataan sedang memusatkan perhatian dalam pengembangan potensi Pariwisata salah satunya yaitu Provinsi Sumatera Utara yang dalam hal ini Kepariwisataan Indonesia memfokuskan pada pembangunan dan pengelolan Pariwisata Danau Toba sebagai destinasi pariwisata Indonesia berskala internasional. Ini merupakan salah satu kesempatan bagi Sumatera Utara sendiri untuk mengembangkan dan meningkatkan sektor pariwisata. Sumatera Utara termasuk provinsi yang banyak memiliki kekayaan alam yang dapat dijadikan sebagai objek wisata andalan. Salah satu daerah yang memiliki potensi wilayah di sektor pariwisata adalah Kabupaten Karo. Kabupaten Karo sebagai salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara memiliki berbagai ragam sumber daya alam dan budaya sebagai objek dan daya tarik wisata. Objek wisata dan daya tarik wisata yang ada tersebar hampir di semua kecamatan. Salah satu alternatif pengembangan objek wisata dan dapat dijadikan pilihan para wisatawan sebagai daerah tujuan wisata untuk dinikmati khususnya di Kabupaten Karo adalah objek wisata yang terkait dengan pariwisata alam.

(19)

Kabupaten Karo merupakan salah satu kawasan yang memiliki banyak sektor potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai pendukung program pembangunan di Kabupaten Karo. Kabupaten Karo di kenal sebagai salah satu kabupaten yang berkembang dalam sektor pariwisata. Namun strategi pengelolaan sektor pariwisata di Kabupaten Karo sendiri terlihat belum maksimal yang dikarenakan berbagai hal seperti, perencanaan, strategi, sumber daya manusia, pembiayaan, infrastruktur, promosi, partisipasi masyarakat dan masalah lainnya yang menghambat perkembangan pariwisata di Karo.

Adapun obyek dan daya tarik wisata yang dimiliki Kabupaten Karo yaitu:

1. Panorama / Keindahan Alam (Panorama Doulu, Gundaling)

2. Danau (Danau Toba, Tongging, dan Lau Kawar)

3. Air terjun ( Air terjun Sipiso-piso, Air terjun Sikulikap Doulu, )

3. Gunung Berapi (Sibayak dan Sinabung)

4. Air Panas Alam (Semangat Gunung, Debuk-debuk)

5. Atraksi Budaya (Desa Budaya Lingga, Dokan, Peceren)

6. Peninggalan Sejarah ( Puntungan Meriam Putri Hijau –Sukanalu, Museum)

7. Agro Wisata (Kebun Jeruk,Stoberi, kopi, Kol, Bunga, dll)

(20)

8. Minat Khusus ( Lintas Alam, Mountenering, Gantole dll)2

Salah satu upaya pemerintah untuk mendapatkan devisa dalam era pembangunan ini adalah dengan menggalakkan sektor pariwisata. Untuk itu perlu kesiapan dan pembenahan di berbagai bidang, termasuk pengelolaan dan pengembangannya

Diantara objek wisata yang ada di Kabupaten Karo objek wisata yang potensial adalah Tongging dan air terjun Sipiso-piso yang sampai sekarang masih terbengkalai pembangunannya dan potensi yang ada belum dimanfaatkan dengan optimal. air terjun Sipiso Piso berada di sekitar tepi Danau Toba bagian utara dengan ketinggian lebih kurang 800 meter dari permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh bukit yang hijau karena ditumbuhi hutan pinus. Ketinggian air terjun ini berkisar 120 meter sehingga dinobatkan sebagai air terjun tertinggi di Indonesia. Kemampuan daya tarik objek wisata air terjun Sipiso-piso belum begitu luas diketahui dan dikenal masyarakat. Sama halnya dengan Tongging, daerah pinggiran danau Toba yang memiliki potensi yang luar biasa namun penulis melihat bahwasanya pengembangan kedua objek wisata tersebut belum maksimal terutama dalam pembangunan Infrastruktur dan juga promosi. Di luar itu, tidak ada informasi berarti yang mendukung pengembangan objek wisata tersebut. Apalagi tidak banyak masyarakat yang bisa menyaksikan langsung objek wisata tersebut.

3

2

. Dalam hal ini, pemerintah Kabupaten Karo melalui Dinas Pariwisata sebagai pihak yang mempunyai tanggung jawab dalam pengembangan dan pemasaran air terjun Sipiso-piso dan Tongging harus mampu menjadikan

http://pariwisatakaro.co.id/ diakses pada tanggal 21 September 2016 pukul 16.00 wib

3 Hadinoto, Kusudianto.1996.Perencanaan dan pengembangan Destinasi Pariwisata, UI Press, Jakarta, hlm. 3

(21)

objek wisata air terjun Sipiso-piso dan Tongging menjadi semakin baik dan mampu bersaing agar semakin banyak wisatawan yang datang berkunjung ke objek wisata air terjun Sipiso-piso dan Tongging. Berikut data Kunjungan wisatawan pada objek Sipiso-piso dan Tongging.

Data Kunjungan Wisatawan ke objek wisata Sipiso-piso dan Tongging Tahun 2013-2016

TAHUN KUNJUNGAN

DEWASA

KUNJUNGAN ANAK-ANAK

2013 74.254 18.026

2014 56.888 22.980

2015 65.943 27.595

2016 – September 61.0 ,12 28.319

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Karo

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwasanya tingkat kunjungan wisatawan baik Mancanegara maupun Domestik mengalami kondisi yang tidak stabil atau naik turun.

(22)

Namun harus diketahui bahwa Objek wisata ini memiliki daya tarik tersendiri kawasan dikelilingi oleh tebing, bukit dan pegunungan yang membuat mata tak bosan-bosan untuk merasakan dan menikmati keindahan dan pesona alamnya. Daerah ini memiliki iklim yang sangat baik Maka dari hal tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Strategi Pengembangan Objek wisata air terjun Sipiso-Piso dan Tongging dalam Rangka Pembangunan Pariwisata Danau Toba”

B. Rumusan Masalah

Untuk memulai suatu penelitian sangatlah perlu adanya masalah yang akan di teliti. Dari latar belakang tersebut maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Strategi Pengembangan Objek Wisata air terjun Sipiso-piso dan Tongging dalam rangka Pembangunan Pariwisata Danau Toba?

(23)

C. Tujuan penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti mempunyai proses dan tujuan yang ingin dicapai dalam penyelengaraanya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1 Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan objek wisata air terjun Sipiso-piso dan Tongging dalam rangka Pembangunan Pariwisata Danau Toba.

2. Untuk mengetahui kerjasama yang dilakukan dalam pengembangan objek wisata air terjun Sipiso-piso dan Tongging di Desa Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo

3. Untuk mengetahui potensi yang ada Pada objek wisata air terjun Sipiso- piso dan Tongging di Desa Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

4. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata air terjun Sipiso-piso dan Tongging di Desa Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

(24)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara ilmiah

Untuk menambah pengetahuan atas pengembangan teori Ilmu Administrasi Negara khususnya dalam pengembangan pariwisata lokal.

2. Manfaat Secara praktis

Bagi Dinas Pariwisata, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berharga dan berguna dalam mengembangkan objek wisata berbasis ekonomi kreatif.

3. Manfaat secara Akademis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kalangan mahasiswa ilmu Administrasi Negara.

2. Kerangka Teori

Sebagai landasan berpikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan refrensi dalam penelitian. Singarimbun mengatakan bahwa teori adalah serangkaian defenisi dan konsep yang saling terhubung untuk memberikan gambaran yang tentang suatu fenomena, dimana gambaran yang sistematis dijabarkan dengan menghubungkan antara variabel yang lainnya yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang dimaksud. 4

4 Masri Singarimbun dan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta:LP3ES, hal.25

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dalam bab ini akan dikemukakan teori, pendapat, dan gagasan yang akan dijadikan acuan dasar landasan berpikir dalam pengerjaan penelitian ini.

(25)

1. Pembangunan

Salah satu indikator keberhasilan suatu daerah dapat dilihat dari pembangunan daerah itu sendiri. Nugroho dan Dahuri dalam Badruddin menyatakan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi.5

Selain itu Bryant and White juga berpendapat bahwa pembangunan berarti membangkitkan optimal manusia, baik individu maupun kelompok, pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan pemerataan sistem nilai dan kesejahteraan, pembangunan berarti mengurangi ketergantungan negara yang satu terhadap negara yang lain dengan menciptakan hubungan saling menguntungkan dan saling menghormati. Penggunaan kata pembangunan telah dipopulerkan oleh para sarjana dan pembuat kebijakan di Amerika Serikat, dan diperkenalkana ke Eropa Barat dan negara-negara dunia ketiga yang sedang berkembang.

Dapat disimpulkan bahwasanya Pembangunan menurut Nugroho dan Dahuri menekankan usaha yang terkoordinasi antara masyarakat dengan pemerintahan dalam menampung aspirasi dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Suatu pemerintahan yang baik tidak terlepas dari kepedulian pemerintahan dan kerjasamanya dengan dengan masyarakat itu sendiri.

6

5

Pembangunan berasal dari kata “development”. Kata

“development” ini diartikan sebagai pembangunan atau perkembangan dan perubahan sosial. Todaro menyatakan bahwa pembangunan merupakan suatu

http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/03/19/pengertian-pembangunan/ Diakses Tanggal 02 September 2016 Pukul 16.00 wib

6 Arifin, Muhammad.2008. Perencanaan Pem bangunan Daerah. Medan: FISIP USU Press, hal 41

(26)

proses multidimensi yang meliputi perubahan- perubahan struktur sosial, sikap masyarakat, lembaga-lembaga nasional, sekaligus peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan, dan pemberantasan kemiskinan.7

a. Indikator Keberhasilan Pembangunan

Menurut Todaro, Bryant and White bahwasanya pembangunan adalah suatu proses multidimensi, pemerataan sistem yang akan menyebabkan proses saling menguntungkan dimana setiap program pembangunan yang dilaksanakan selalu memiliki hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.

Ada banyak indikator keberhasilan pembangunan maka dari itu Budiman dalam bukunya Teori Pembangunan Dunia Ketiga menguraikan indikator- indikator pembangunan. Indikator tersebut adalah8

1. Kekayaan Rata-Rata.

:

Kemajuan ekonomi masyarakat biasanya ditandai dengan pemerataan pendapatan. Berdasarkan hal tersebut kemajuan ekonomi menjadi hal yang signifikan dalam pembangunan.

2. Pemerataan.

Bangsa atau Negara yang berhasil melakukan pembangunan adalah mereka disamping tingginya produktivitasnya, penduduknya juga makmur dan sejahtera secara relatig merata.

3. Kualitas Kehidupan.

Kualitas yang dimaksud adalah rata-rata harapan hidup, rata-rata jumlah kematian bayi, rata-rata presentase buta huruf.

7 Ibid, Hal 40

8 Budiman, Arif. 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: Gramedia, hal 5

(27)

4. Kerusakan Lingkungan.

Pembangunan tidak akan jauh pengaruhnya terhadap lingkungan sebagai objek yang sangat dekat dengan pembangunan.

5. Keadilan Sosial dan Kesinambungan.

Adanya pembangunan yang berkelanjutan adalah bukti bahwa pembangunan tersebut akan berhasil.

b. Pelaku-Pelaku Pembangunan

Program-program yang akan dilakukan dalam Pembangunan wilayah harus dirancang dan dilaksanakan oleh, serta rujukan bagi kepentingan- kepentingan bersama para pelaku-pelakunya yaitu.9

1. Pemerintah:

Pemerintah akan bertugas melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, koordinasi maupun administrasi seluruh program-program di dalam proses pembangunan wilayah sebagai bagian dari tugas-tugasnya di dalam pengat uran sebagai administrator wilayah.

Termasuk juga sebagai tugas pemeri ntah adalah menciptakan iklim sosial dan politik serta keamanan yang menunjang serta menyediakan kemudahan-kemudahan seperti pemberian pinjaman, hibah, atau rangsangan pajak, bagi pemilik modal atau dunia usaha yang berperan serta, bantuan untuk mengembangkan sumberdaya manusia, transportasi serta fasilitas-fasilitas sanitasi, dan berbagai tingkat pengaturan Pemerintah Pusat dalam penyediaan lahan (Pemerintah).

9 H.R Mulyanto. 2008. Prinsip-Prinsip Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal 3

(28)

2. Masyarakat

Dalam melaksanakan pengembangan wilayah, sebaiknya program- program yang akan dilaksanakan harus bersifat menampung, dan memenuhi kehendak atau aspirasi masyarakat (bottom-up) yang disalurkan melewati DPRD.

Dengan demikian masyarakat akan bersedia berperan sebagai subyek dan pelaku aktif pengembangan wilayah, sehingga akan memberikan peran sertanya secara maksimal.

3. Dunia Usaha atau pemilik modal

yang akan berperan sebagai pemasok jasa, keahlian atau expertise, dana maupun material yang diperlukan. Mereka akan mendapatkan lahan usaha, dan keuntungan dari usaha serta perannya di dalam pelaksanaan pengembangan wilayah, dengan terciptanya pasar bagi produl-produk mereka.

(29)

C. Tujuan Pembangunan

Pembangunan wilayah yaitu setiap tindakan Pemerintahan yang akan dilakukan bersama sama dengan para pelakunya dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang menguntungkan bagi wilayah itu sendiri maupun bagi kesatuan administratif di mana wilayah itu menjadi bagiannya, dalam hal ini Negara Kesatuan Republik Indonesia.10

a. Sosial

Pada umumnya pembangunan wilayah dapat dikelompokkan menjadi usaha-usaha mencapai tujuan bagi kepentingan- kepentingan di dalam kerangka asas:

Usaha-usaha mencapai pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan peningkatan kualitas hidup serta peningkatan kesejahteraan individu, keluarga, dan seluruh masyarakat di dalam wilayah itu diantaranya dengan mengurangi pengangguran dan menyediakan lapangan kerja serta menyediakan prasarana-prasarana kehidupan yang baik seperti permukiman, papan, fasilitas transportasi, kesehatan, sanitasi, air minum dan lainnya.

b. Ekonomi

Usaha-usaha mempertahankan dan memacu perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang memadai untuk mempertahankan kesinambungan dan perbaikan kondisi-kondisi ekonomis yang baik bagi kehidupan dan memungkinkan pertumbuhan kearah yang lebih baik.

c. Wawasan Lingkungan

10 Ibid, Hal 2

(30)

Pencegahan kerusakan dan pelestarian terhadap kesetimbangan lingkungan. Aktivitas kecil apapun dari manusia yang mengambil sesuatu dari, atau memanfaatkan potensi alam, sedikit banyak akan mempengaruhi keseimbangannya, yang apabila tidak diwaspadai dan dilakukan penyesuaian terhadap dampak-dampak yang terjadi akan menimbulkan kerugian bagi kehidupan manusia, khususnya akibat dampak yang dapat bersifat tak berubah lagi (irrerversible changes). Untuk mencegah hal-hal ini maka di dalam melakukan pembangunan wilayah, program-programnya harus berwawasan lingkungam dengan tujuan:

mencegah kerusakan, menjaga kesetimbangan dan mempertahankan kelestarian alam.

2. Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu melakasanakan Pembangunan didalam suatu daerah. Menurut Organisasi Pariwisata Dunia, pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 Km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi. Sedangkan Menurut Undang-Undang No.10/2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan Pemerintah Daerah. Wisata adalah perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang mengunjungi tempat tertentu secara sukarela dan bersifat

(31)

sementara dengan tujuan berlibur atau tujuan lainnya bukan untuk mencari nafkah.

a. Jenis-Jenis Pariwisata

Didalam perkembangannya ada banyak jenis pariwisata Menurut Pendit ada enam jenis-jenis pariwisata yang dikenal dewasa ini, antara lain11

1) Wisata budaya

:

Wisata budaya ini dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan, adat- istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.

2) Wisata Maritim atau Bahari

Jenis wisata ini biasanya dikaitkan oleh kegiatan olahraga di air, danau, pantai, teluk dan laut. Misalnya: memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, mendayung, berkeliling melihat taman laut dengan pemandangan yang indah.

3) Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)

Wisata ini mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ketemapat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. Wisata ini banyak dikaitkan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara pegunungan, keajiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh- tumbuhan yang jarang ditemukan ditempat lain.

11 Pendit, Nyoman. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramitha, hal 41

(32)

4) Wisata Konvensi

Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan fasiltas bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konferensi, musyawarah, konvensi, atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional.

5) Wisata Pertanian (Agrowisata)

Wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya.

Dimana wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun untuk sekedar menikmati aneka macam tanaman dan buah buahan.

6) Wisata Pilgrim

Jenis wisata ini sedikit banyak dikaikan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok atau masyarakat. Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau pegunungan yang dianggap keramat. Wisata Pilgrim ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang untuk memperoleh berkah dan kekayaan yang melimpah.

(33)

b. Pelaku Pariwisata

Di dalam pasar wisata banyak pelaku yang terlibat. Pelaku-pelaku ini yang akan membantu perkembangan dan kemajuan pariwisata itu sendiri. Meskipun mereka memiliki peran yang berbeda-beda, tetapi harus diperhitungkan dalam pengembangan pariwisata yaitu12

1) Wisatawan

:

Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan.

Dengan motif dan latar belakang yang berbeda-beda, wisatawan menjadi pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa wisata. Dalam hal ini bisa dimaklumi mengapa suatu daerah atau negara yang intensitas wisatanya tinggi sebaliknya daerah atau negara lain hanya menempati posisi sebagai penerima wisatawan atau penyedia jasa semata.

2) Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah semua usaha yang menghasilkan barang dan jasa bagi pariwisata. Industri pariwisata dapat dibedakan menjadi:

a) Pelaku langsung ,yaitu usaha-usaha wisata yang menawarkan jasa secara langsung kepada wisatawan. contohnya: hotel, restoran, biro perjalanan, pusat informasi wisata dan atraksi hiburan.

b) Pelaku tidak langsung, yaitu usaha yang mengkhususkan diri pada produk-produk yang secara tidak langsung mendukung

12 Damanik, Janianton dan HelmutF.Weber.2009. Perencanaan Ekowisata Dari Teori Ke Aplikasi.Yokyakarta: ANDI, hal 19

(34)

pariwisata. Contoh: usaha kerajinan tangan, lembar panduan wisata dan sebagainya.

3) Pemerintah

Pemerintah mempunyai otoritas dalam peraturan, menyediakan dan peruntukan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan pariwisata. Pemerintah juga bertanggung jawab dalam menentukan arah kebijakan, yang menjadi panduan bagi stokeholder lain yang memainkan peran masing-masing dalam pariwisata. Dalam menjalankan perannya pemerintah perlu menyusun rencana yang jelas. Tidak kalah penting adalah konsistensi antara rencana dengan impelementasi.

4) Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata, menjadi salah satu kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya merekalah yang menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata, seperti upacara adat, kerajinan tangan dan kebersihan daerah tujuan wisata. Selain itu, masyarakat lokal merupakan pemilik langsung atraksi yang dikunjungi serta dikonsumsi wisatawan.

Kesenian menjadi salah satu daya tarik wisata juga hampir sepenuhnya milik mereka. Tidak jarang masyarakat lokal ini sudah lebih dulu terlibat dalam pengelolaan aktivitas pariwisata sebelum ada kegiatan pengembangan dan perencanaan. Masyarakat lokal biasanya mempunyai tradisi dan kearifan lokal dalam pemeliharaan sumberdaya pariwisata.

(35)

5) Lembaga Swadaya Masyarakat

Banyak LSM baik lokal, regional maupun internasional yang melakukan kegiatan dikawasan wisata. Organisasi non-pemerintah ini sudah melakukan aktivitasnya baik secara partikuler maupun bekerjasama dengan masyarakat.

3. Strategi

Dalam pengembangan suatu objek wisata yang sangat perlu diperhatikan adalah strategi, strategi yang tepat sasaran akan mempermudah proses pengembangan suatu objek. maka tak heran bila strategi dapat dikatakan sebagai salah satu kunci untuk pencapaian suatu tujuan. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ strategos yang berarti kepemimpinan dalam dunia militer atau ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama perang yang kemudian berkembang menjadi manajemen ketentaraaan dalam mengelola para tentara.

Pada tahun 1990-an strategi dapat didefenisikan menetapkan arah kepada

“manajemen”. Dalam artian orang tentang sumber daya didalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan dalam pasar.Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan functional strategy.

(36)

a) Enterprise Strategy

Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya.

b) Corporate Strategy

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.

c) Business Strategy

Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.

d) Functional Strategy

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:

1) Strategi functional

Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat,

(37)

antara lain ya ng berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.

2) Strategi isu stratejik

Fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah.

3) Strategi functional manajemen

Mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planing, or ganizing, implementating, controling, staffing, leading, motivating, communicating, decision making, representing, dan integrating. 13

Manajemen strategis adalah suatu cara pengelolaan organisasi atau program yang dilakukan dengan memperhatikan lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari organisasi atau program tersebut. Dalam manajemen strategis terdapat dua bagian yang saling berhubungan yaitu perencanaan strategis dan pelaksanaan pengelolaaan dari hasil perencanaan strategi tersebut14

13http://jurnal-sdm.co.id/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html diakses pada tanggal 23 September 2016 pukul WIB

14 Triton PB. 2007. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI, hal 35

. Sedangkan menurut David dan Thomas, manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategi atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, evaluasi dan pengendalian. strategi menekankan pada pengamatan dan

(38)

evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan organisasi15

a. Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan organisasi. Dalam mempermudah analisis isu lingkungan internal dan eksternal organisasi diperlukan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah sebuah analisis yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada tahun 1960- 1970-an. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) yaitu Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan) dan faktor eksternal (luar) yaitu, Opportunity (peluang) dan Threats (ancaman). Menurut Sudarmo analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu : 16

1. Strengths (kekuatan)

Strengths (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2. Weakness (kelemahan)

Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.

15 David, Hunger J dan Wheelen Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI, hal 4

16 Sudarmo, Indriyo Gito. Manajemen Strategi. Yogyakarta: BPFE, hal 115.

(39)

Kelemahan yang dianaliasis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Opportunity (peluang)

Opportunity (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah dan kondisi lingkungan sekitar.

4. Threats (ancaman)

Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar.

Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Analisis SWOT merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi juga mengharuskan manajer / pimpinan strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang eksternal dan kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman eksternal dan kelemahan internal. Hasil dari analisis SWOT ini akan memberikan sebuah arahan ke arah mana organisasi akan memberikan perumusan strategi, implementasi bahkan evaluasi yang dapat mendukung keunggulan organisasi dan kesempatan yang ada untuk perkembangan sebuah organisasi dan rumusan strategi yang dapat memperkecil kelemahan bahkan memprediksi ancaman di masa depan serta menghasilkan cara-cara untuk mengantipasinya. Analisis SWOT

(40)

digunakan untuk mengidentifikasi relasi-relasi sumber daya pariwisata dengan sumber daya lain. Jadi kekuatan dan kelemahan sumber daya tersebut perlu ditegaskan sejak awal17

1. Strategi Integrasi

.

b. Jenis-jenis Strategi

Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan. Jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut:

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.

2. Strategi Intensif

17 Gunn, Clare A. dan Var, Turgut. 2002. Tourism Planning : Basics, Concepts, Case, Fourth Edition.

New York: Routledge, hal 246.

(41)

Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.

3. Strategi Diversifikasi

Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal,dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.

4. Strategi Defensif

Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi.

5. Strategi Umum Michael Porter

(42)

Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.

Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.

Dari berbagai penjelasan teori di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya Strategi adalah cara ataupun langkah-langkah di dalam mengembangakan pariwisata. Ada Empat tingkatan strategi yaitu enterprise strategy, corporate strategy, business strategy. Keempat strategi ini memiliki peranan yang cukup penting. Dalam strategi ada pula perumusan strategi dimana dalam pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif harus mampu merumuskan dan mengalisis Kekuatan, kelemahan, peluang, maupun ancaman dalam menjalankan straetegi tersebut. Selain itu ada pula banyak jenis dari strategi yang membantu pengembangan objek wisata. Banyak organisasi yang menjalankan dua atau lebih strategi. Adapun jenis- jenis strategi adalah pertama strategi integrasi, strategi ini memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok atau pesaing. Kedua strategi intensif, adalah strategi yang menetrasi pasar dalam

(43)

pengembangan produk. Ketiga, strategi Diversifikasi adalah strategi yang terkait dengan penambahan produk atau jasa. Ke-empat, strategi Defensif yaitu strategi yang terkait dengan rasonalisasi biaya menyangkut penghematan biaya dan aset untuk peningkatan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kelima, strategi umum Michael Porter strategi ini terkait dengan cara organisasi memperoleh keunggulan kompetetif yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Semua strategi tersebut sangat diperlukan didalam pengembangan pariwisata dimana pariwisata dalam hal ini dapat diibaratkan sebagai produk yang harus dijual. Maka dari itu berbagai strategi harus digunakan sesuai fungsinya masing-masing.

4. Objek dan Daya Tarik Wisata

Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah /tempat tertentu . Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu tempat tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan.

Pariwisata biasanya akan lebih berkembang atau dikembangkan jika di suatu daerah terdapat lebih dari satu jenis objek dan daya tarik wisata dibagi ke dalam dua kategori, yaitu:

(44)

1.Objek dan daya tarik wisata alam

Objek dan daya tarik wisata alam terdiri dari pantai, wisata bahari (wisata laut, danau dan sungai), pegunungan, daerah liar dan terpencil, taman dan daerah konservasi. Soekadijo dalam Warpani mengelompokkan jenis pariwisata aktif maupun pasif alam, yaitu18

a) Melakukan kegiatan-kegiatan di alam terbuka misalnya berjemur dipantai, menyelam, berburu, dan panjat tebing.

:

b) Menikmati suasana alam seperti menikmati keindahan alam, kesegaran iklim pegunungan dan ketenangan alam pedesaan.

c) Mencari ketenangan, melepaskan diri dari kesibukan rutin sehari hari dan beristirahat.

d) Menikmati “rumah kedua”, menikmati tempat tertentu, tinggal di pesanggrahan, atau mendirikan tempat berteduh sementara berupa tenda.

e) Melakukan widiawisata, alam menjadi objek studi, mempelajari flora atau fauna tertentu.

2. Objek dan daya tarik wisata sosial budaya

Kekayaan budaya daerah, upacara adat, busana daerah dan kesenian daerah adalah daya tarik wisata. Budaya bukan hanya mengenai kesenian tetapi juga adat istiadat masyarakat, kebiasaan yang tidak ditemui di daerah atau Negara asal wisatawan. Selain itu, keberadaan bangunan

18 Warpani, Suwardjoko dan Indira Warpani. 2007. Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung:

Penerbit ITB, hal 50

(45)

bersejarah dapat pula menjadi daya tarik wisata, misalnya keratin, gedung bersejarah, rumah adat, candi, makam tua dan bersejarah, dan lain-lain.

5. Elemen –Elemen Pariwisata

Ada banyak elemen-elemen yang mempengaruhi pariwisata Gunn dalam Warpani berpendapat pariwisata sebagai suatu sistem dan memilahnya dalam sisi permintaan dan persediaan. Gunn menyatakan Komponen permintaan terdiri atas elemen orang, ditenggarai hasrat orang melakukannya, sedangkan komponen sediaan adalah daya tarik wisata, perangkutan, informasi dan promosi serta pelayanan. Atas dasar pengertian tersebut, Gunn mengelompokkan elemen kepariwisataan menjadi elemen19

1. Utama

:

a) Daya tarik yang mengandung arti objek yang menjadi sasaran dan destinasi kunjungan wisata. Daya tarik wisata adalah potensi alamiah atau binaan atau hasil rekayasa akal budi yang menjadi fokus pariwisata. Elemen ini menjadi bagian langsung dan menjadi pemicu pariwisata.

b) Penduduk baik sebagai pelaku pariwisata, sebagai “tuan rumah” pariwisata maupun menjadi objek wisata (sasaran penelitian). Penduduk dianggap memiliki tiga ciri utama yaitu,

19 Warpani, Suwardjoko dan Indira Warpani. 2007. Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung:

Penerbit ITB, hal 22

(46)

kualitas,kuantitas dan mobilitas. Ketiga ciri tersebut, baik penduduk di tempat asal wisatawan maupun penduduk di destinasi wisata adalah faktor yang harus ditelaah secara cermat guna mengetahui pancaran dasar pariwisata pada tingkat lokal, regional, nasional dan internasional, kemampuan minat wisata.

2. Prasyarat

Elemen ini merupakan prasyarat proses berlangsungnya kegiatan pariwisata, yakni pengangkutan. Keandalan sistem pengangkutan secara langsung akan berpengaruh terhadap pola distribusi arus wisatawan menuju objek wisata. Fungsi utama pengangkutan (lokal, regional, nasional dan internasional) adalah memindahkan orang dan barang dari asal ke tempat destinasi wisata. Salah satu ciri utama pariwisata adalah melakukan perjalanan, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa pelayanan jasa pengangkutan maka kepariwisataan akan lumpuh. Kesan pertama yang baik tentang daerah tujuan wisata harus sudah tampil di terminal(bandara, dermaga/pelabuhan, stasion dan terminal bus) yang berfungsi sebagi gerbang utama.

3. Penunjang

a) Informasi dan promosi yang membangun untuk mendorong minat berwisata.

b) Akomodasi, adalah mata rantai kegiatan wisata. Tanpa kegiatan kepariwisataan dapat dikatakan bahwa akomodasi

(47)

akan lumpuh. Akomodasi dapat berupa hotel, motel, pondok wisata dan bumi perkemahan.

c) Rumah makan. Banyak wisatawan yang ingin menikmati makanan khas setempat, sehingga usaha makan sangat bermanfaat dalam kepariwisataan.

d) Lembaga Keuangan. Keberadaan lembaga keuangan seperti bank dan money changer sangat memudahkan dan memberi kenyamanan khusus bagi para wisatawan.

e) Sektor Informal. Para penjaja cenderamata, pramuwisata, bahkan para pedagang keliling selain untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, tidak jarang mereka justru menjadi objek wisata.

6. Pengembangan Pariwisata

Pariwisata merupakan sektor yang dapat menopang pembangunan daerah maka dari itu sangatlah penting adanya usaha pengembangan dari pariwisata itu sendiri. Panji (2005) menyatakan, usaha-usaha pengembangan pariwisata yang berorientasi pada masyarakat lokal masih minim. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak memiliki kemampuan secara finansial dan keahlian yang berkualitas untuk mengelolanya atau terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata yang berbasiskan alam dan budaya. Sehingga perlunya partisipasi aktif masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik, menyediakan sesuatu yang terbaik sesuai kemampuan, ikut menjaga keamanan, ketentraman, keindahan dan kebersihan lingkungan, memberikan kenangan dan kesan yang baik bagi wisatawan dalam rangka mendukung program sapta pesona, serta menanamkan

(48)

kesadaran masyarakat dalam rangka pengembangan desa wisata.20 Selama ini pengembangan pariwisata berbasis masyarakat menggunakan pendekatan community based tourism, dimana masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang pembangunan pariwisata. Dengan demikian keterlibatan pemerintah dan swasta hanya sebatas memfasilitasi dan memotivasi masyarakat sebagai pelaku utama pengembangan desa wisata untuk dapat lebih memahami tentang fenomena alam dan budayanya, sekaligus menentukan kualitas produk wisata yang ada di desa wisatanya. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, keterlibatan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pengembangan desa wisata akan membawa tuntutan bagi partisipasi masyarakat. Hal ini tentunya perlu ditumbuhkan pemahaman atau persepsi yang sama dari stakeholders terkait dan memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi masyarakat sebagai pelaku utama pengembangan desa wisata.21

20 https://buletinbetungkerihun.wordpress.com/2010/11/12/pentingnya-membangun-

partisipasi-masyarakat-dalam-pengembangan-desa-wisata/ Diakses Pada Tanggal 4 Agustus 2016 Pukul 19:04 WIB

21 Tikson. 2001. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Pariwisata

(49)

a. Unsur-unsur Pengembangan Pariwisata

Larry E. Herber mengemukakan unsur-unsur dalam suatu rencana destinasi. Unsur utama adalah Analisa Pasar; menurut penelitian sumber daya wisata adalah:

(1) Atraksi (2) Budaya (3) Tenaga kerja

(4) Prasarana dan sarana (5) Transportasi

(6) Jasa pendukung (7) Akomodasi22

Unsur lain adalah Peraturan Tata Ruang dan Zona, paket penelitian untuk destinasi-destinasi dan kawasan pariwisata, dokumen pelaksanaan sering termasuk pula dalam suatu rencana induk yang komprehensif. Dalam keinginan untuk mengembangkan wilayah menjadi suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) diperlukan suatu survei pasar dan survei potensi wisata sebagai aktivitas persiapan pengembangan wilayah.

22 Kusudianto Hadinoto, Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata, (Jakarta:UI-Press, 1996),hlm 21.

(50)

b. Sasaran Pengembangan Pariwisata

Adapun yang menjadi sasaran dalam pengembangan pariwisata adalah sebagai berikut:23

1. Sasaran Internasional:

a) Penerimaan devisa yang meningkat

b) Pengembangan ekonomi yang lebih banyak memberi kesempatan kerja

c) Pendapatan nasional meningkat, lebih banyak penerimaan pajak, perluasan prasarana

d) Pendapatan umum di luar negeri menguntungkan dan peningkatan pengertian di negara-negara lain mengenai kebijaksanaan Indonesia

e) Apresiasi meningkat di luar negeri mengenai hasil dan kontribusi budaya Indonesia

f) Hubungan diplomatik dengan negara lain terbina baik 2. Sasaran Dalam Negeri:

a) Persatuan dan kesatuan identitas nasional Indonesia

b) Pengertian ummum, kelembagaan nasional dan dari kewajiban penduduk

c) Kesehatan dan kesejahteraan umum

d) Pertumbuhan ekonomi dan redistribusi pendapatan nasional yang seimbang

e) Perhatian umum terhadap lingkungan

23 Ibid., hal. 23-24.

(51)

f) Preservasi tradisi/adat-istiadat daerah serta minoritas g) Perlindungan dari hak perseorangan untuk berlibur 6. Prasarana dan sarana wisata

a. Prasarana Obyek Wisata

Prasarana obyek wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya, dan itu termasuk ke dalam prasarana umum. Untuk kesiapan obyek wisata yang akan di kunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu di bangun dengan disesuaikan dengan lokasi dan kondisi obyek wisata yang bersangkutan. Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesbilitas suatu obyek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri. Di samping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotek, rumah sakit, pom bensin, pusat-pusat perbelanjaan dan lain- lain. Dalam pembangunan prasarana wisata pemerintah lebih dominan, karena pemerintah dapat mengambil manfaat ganda dari pembangunan tersebut, seperti untuk meningkatkan arus informasi, arus lalu lintas ekonomi, arus mobilitas manusia antara daerah, dan sebagainya, yang tentu saja meningkatkan kesempatan berusaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitarnya.

b. Sarana obyek

(52)

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan tuntutan sarana yang di maksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran, dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua obyek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kualitatif menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah di susun suatu standar wisata yang baku baik secara nasional maupun internasional, sehingga penyediaan sarana wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan disediakan.

Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pemerintah maupun pengusaha. Ada banyak jenis-jenis pariwisata seperti wisata Budaya, wisata Maritim atau Bahari, wisata Cagar Alam, wisata Konvensi, wisata Pertanian dan, wisata Pilgrim. Seluruh jenis wiasata itu dapat berkembang bila ada Pelaku pariwisata yang membantu proses pengembanagn dari objek wisata itu sendiri. Adapun yang menjadi Pelaku pariwisata itu sendiri

(53)

adalah wisatawan, Industri pariwisata, pemerintah, Masyarakat Lokal, dan lembaga Swadaya Masyarakat. Kelima pelaku pariwisata tersebut memiliki peran yang sangat penting didalam menunjang pengembangan suatu objek wisata baik objek dan daya tarik wisata alam, maupun objek dandaya tarik wisata sosial budaya. Pariwisata sendiri dipandang sebagai suatu sistem yang memiliki elemen- elemen yakni yang pertama elemen utama, yakni elemen yang terkait dengan objek dan juga penduduk asli dari pelaku wisata tersebut. Kedua Elemen prasyarat terkait dengan proses berlangsungnya kegiatan pariwisata yakni pengangkutan.

Ketiga, Penunjang adalah elemen pariwisata yang terkait Informasi, promosi, akomodasi, rumah makan, lembaga keuangan, dan juga sektor informal (penjaja cenderamata, pramuwisata, dan pedagang keliling). Seluruh elemen tersebut berkaitan satu dengan yang lain dalam pengembangan pariwisata.

(54)

F. Definisi Konsep

Menurut Singarimbun, konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial.24

1. Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Untuk menghindari batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep, guna menghindari adanya salah pengertian maka defenisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

strategi dapat didefenisikan menetapkan arah kepada “manajemen”.

Dalam artian orang tentang sumber daya didalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan dalam pasar

2. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk melakukan aktivitas.

3. Pengembangan pariwisata adalah usaha menjamin agar sumber daya alam, sosial dan budaya yang dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata agar dapat dinikmati pada saat ini bahkan untuk masa depan.

24 Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3 ES, hal 33

(55)

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran dan karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, dan struktur organisasi.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisika hasil data yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi serta hasil analisisnya.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini memuat tentang kajian dan analisis data yang diperoleh saat penelitian dan memberikan interprestasi atas permasalahan yang diteliti.

(56)

BAB VI PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan berisi jawaban atas masalah yang dikemukakan serta pemecahan masalah yang dinyatakan dalam bentuk saran.

BAB II

Gambar

Tabel 4.1  Informan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus 2 sebagai berikut : dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B peneliti membuat media kartu kata bergambar

Perbedaan skripsi ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa titik tekan dalam skripsi ini adalah kajian terkait perbedaan pendapat dan metode Istinbāṭ Ibnu

[r]

Alat ini dapat memberikan peringatan pada LCD ketika suhu lingkungan melebihi batas maksimal suhu tanaman yang dipilih.. Sensor SRF dapat bekerja dengan baik untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perpustakaan di Madrasah Aliyah apakah sudah memenuhi kriteria sesuai dengan standar nasional perpustakaan. Studi dilakukan di

menentukan harga disebut.... pasar persaingan tidak sempurna.. Pasar berfungsi memperlancar proses penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Fungsi pasar

Tujuan pendidikan anak dini usia berdasar ajaran Islam adalah membentuk anak yang berkepribadian Islam, yaitu memiliki aqidah Islam sebagai landasan ketika

Tidak akan ada cara bagi mereka untuk mengetahui apa yang telah anda lakukan ketika anda melayari internet... Pro dan Kontra Menyembunyikan Alamat