• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk menambah pengetahuan atas pengembangan teori Ilmu Administrasi Negara khususnya dalam pengembangan pariwisata lokal.

2. Manfaat Secara praktis

Bagi Dinas Pariwisata, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berharga dan berguna dalam mengembangkan objek wisata berbasis ekonomi kreatif.

3. Manfaat secara Akademis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kalangan mahasiswa ilmu Administrasi Negara.

2. Kerangka Teori

Sebagai landasan berpikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan refrensi dalam penelitian. Singarimbun mengatakan bahwa teori adalah serangkaian defenisi dan konsep yang saling terhubung untuk memberikan gambaran yang tentang suatu fenomena, dimana gambaran yang sistematis dijabarkan dengan menghubungkan antara variabel yang lainnya yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang dimaksud. 4

4 Masri Singarimbun dan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta:LP3ES, hal.25

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dalam bab ini akan dikemukakan teori, pendapat, dan gagasan yang akan dijadikan acuan dasar landasan berpikir dalam pengerjaan penelitian ini.

1. Pembangunan

Salah satu indikator keberhasilan suatu daerah dapat dilihat dari pembangunan daerah itu sendiri. Nugroho dan Dahuri dalam Badruddin menyatakan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi.5

Selain itu Bryant and White juga berpendapat bahwa pembangunan berarti membangkitkan optimal manusia, baik individu maupun kelompok, pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan pemerataan sistem nilai dan kesejahteraan, pembangunan berarti mengurangi ketergantungan negara yang satu terhadap negara yang lain dengan menciptakan hubungan saling menguntungkan dan saling menghormati. Penggunaan kata pembangunan telah dipopulerkan oleh para sarjana dan pembuat kebijakan di Amerika Serikat, dan diperkenalkana ke Eropa Barat dan negara-negara dunia ketiga yang sedang berkembang.

Dapat disimpulkan bahwasanya Pembangunan menurut Nugroho dan Dahuri menekankan usaha yang terkoordinasi antara masyarakat dengan pemerintahan dalam menampung aspirasi dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Suatu pemerintahan yang baik tidak terlepas dari kepedulian pemerintahan dan kerjasamanya dengan dengan masyarakat itu sendiri.

6

5

Pembangunan berasal dari kata “development”. Kata

“development” ini diartikan sebagai pembangunan atau perkembangan dan perubahan sosial. Todaro menyatakan bahwa pembangunan merupakan suatu

http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/03/19/pengertian-pembangunan/ Diakses Tanggal 02 September 2016 Pukul 16.00 wib

6 Arifin, Muhammad.2008. Perencanaan Pem bangunan Daerah. Medan: FISIP USU Press, hal 41

proses multidimensi yang meliputi perubahan- perubahan struktur sosial, sikap masyarakat, lembaga-lembaga nasional, sekaligus peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan, dan pemberantasan kemiskinan.7

a. Indikator Keberhasilan Pembangunan

Menurut Todaro, Bryant and White bahwasanya pembangunan adalah suatu proses multidimensi, pemerataan sistem yang akan menyebabkan proses saling menguntungkan dimana setiap program pembangunan yang dilaksanakan selalu memiliki hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.

Ada banyak indikator keberhasilan pembangunan maka dari itu Budiman dalam bukunya Teori Pembangunan Dunia Ketiga menguraikan indikator-indikator pembangunan. Indikator tersebut adalah8

1. Kekayaan Rata-Rata.

:

Kemajuan ekonomi masyarakat biasanya ditandai dengan pemerataan pendapatan. Berdasarkan hal tersebut kemajuan ekonomi menjadi hal yang signifikan dalam pembangunan.

2. Pemerataan.

Bangsa atau Negara yang berhasil melakukan pembangunan adalah mereka disamping tingginya produktivitasnya, penduduknya juga makmur dan sejahtera secara relatig merata.

3. Kualitas Kehidupan.

Kualitas yang dimaksud adalah rata-rata harapan hidup, rata-rata jumlah kematian bayi, rata-rata presentase buta huruf.

7 Ibid, Hal 40

8 Budiman, Arif. 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: Gramedia, hal 5

4. Kerusakan Lingkungan.

Pembangunan tidak akan jauh pengaruhnya terhadap lingkungan sebagai objek yang sangat dekat dengan pembangunan.

5. Keadilan Sosial dan Kesinambungan.

Adanya pembangunan yang berkelanjutan adalah bukti bahwa pembangunan tersebut akan berhasil.

b. Pelaku-Pelaku Pembangunan

Program-program yang akan dilakukan dalam Pembangunan wilayah harus dirancang dan dilaksanakan oleh, serta rujukan bagi kepentingan-kepentingan bersama para pelaku-pelakunya yaitu.9

1. Pemerintah:

Pemerintah akan bertugas melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, koordinasi maupun administrasi seluruh program-program di dalam proses pembangunan wilayah sebagai bagian dari tugas-tugasnya di dalam pengat uran sebagai administrator wilayah.

Termasuk juga sebagai tugas pemeri ntah adalah menciptakan iklim sosial dan politik serta keamanan yang menunjang serta menyediakan kemudahan-kemudahan seperti pemberian pinjaman, hibah, atau rangsangan pajak, bagi pemilik modal atau dunia usaha yang berperan serta, bantuan untuk mengembangkan sumberdaya manusia, transportasi serta fasilitas-fasilitas sanitasi, dan berbagai tingkat pengaturan Pemerintah Pusat dalam penyediaan lahan (Pemerintah).

9 H.R Mulyanto. 2008. Prinsip-Prinsip Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal 3

2. Masyarakat

Dalam melaksanakan pengembangan wilayah, sebaiknya program-program yang akan dilaksanakan harus bersifat menampung, dan memenuhi kehendak atau aspirasi masyarakat (bottom-up) yang disalurkan melewati DPRD.

Dengan demikian masyarakat akan bersedia berperan sebagai subyek dan pelaku aktif pengembangan wilayah, sehingga akan memberikan peran sertanya secara maksimal.

3. Dunia Usaha atau pemilik modal

yang akan berperan sebagai pemasok jasa, keahlian atau expertise, dana maupun material yang diperlukan. Mereka akan mendapatkan lahan usaha, dan keuntungan dari usaha serta perannya di dalam pelaksanaan pengembangan wilayah, dengan terciptanya pasar bagi produl-produk mereka.

C. Tujuan Pembangunan

Pembangunan wilayah yaitu setiap tindakan Pemerintahan yang akan dilakukan bersama sama dengan para pelakunya dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang menguntungkan bagi wilayah itu sendiri maupun bagi kesatuan administratif di mana wilayah itu menjadi bagiannya, dalam hal ini Negara Kesatuan Republik Indonesia.10

a. Sosial

Pada umumnya pembangunan wilayah dapat dikelompokkan menjadi usaha-usaha mencapai tujuan bagi kepentingan-kepentingan di dalam kerangka asas:

Usaha-usaha mencapai pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan peningkatan kualitas hidup serta peningkatan kesejahteraan individu, keluarga, dan seluruh masyarakat di dalam wilayah itu diantaranya dengan mengurangi pengangguran dan menyediakan lapangan kerja serta menyediakan prasarana-prasarana kehidupan yang baik seperti permukiman, papan, fasilitas transportasi, kesehatan, sanitasi, air minum dan lainnya.

b. Ekonomi

Usaha-usaha mempertahankan dan memacu perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang memadai untuk mempertahankan kesinambungan dan perbaikan kondisi-kondisi ekonomis yang baik bagi kehidupan dan memungkinkan pertumbuhan kearah yang lebih baik.

c. Wawasan Lingkungan

10 Ibid, Hal 2

Pencegahan kerusakan dan pelestarian terhadap kesetimbangan lingkungan. Aktivitas kecil apapun dari manusia yang mengambil sesuatu dari, atau memanfaatkan potensi alam, sedikit banyak akan mempengaruhi keseimbangannya, yang apabila tidak diwaspadai dan dilakukan penyesuaian terhadap dampak-dampak yang terjadi akan menimbulkan kerugian bagi kehidupan manusia, khususnya akibat dampak yang dapat bersifat tak berubah lagi (irrerversible changes). Untuk mencegah hal-hal ini maka di dalam melakukan pembangunan wilayah, program-programnya harus berwawasan lingkungam dengan tujuan:

mencegah kerusakan, menjaga kesetimbangan dan mempertahankan kelestarian alam.

2. Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu melakasanakan Pembangunan didalam suatu daerah. Menurut Organisasi Pariwisata Dunia, pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 Km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi. Sedangkan Menurut Undang-Undang No.10/2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan Pemerintah Daerah. Wisata adalah perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang mengunjungi tempat tertentu secara sukarela dan bersifat

sementara dengan tujuan berlibur atau tujuan lainnya bukan untuk mencari nafkah.

a. Jenis-Jenis Pariwisata

Didalam perkembangannya ada banyak jenis pariwisata Menurut Pendit ada enam jenis-jenis pariwisata yang dikenal dewasa ini, antara lain11

1) Wisata budaya

:

Wisata budaya ini dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan, adat-istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.

2) Wisata Maritim atau Bahari

Jenis wisata ini biasanya dikaitkan oleh kegiatan olahraga di air, danau, pantai, teluk dan laut. Misalnya: memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, mendayung, berkeliling melihat taman laut dengan pemandangan yang indah.

3) Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)

Wisata ini mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ketemapat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. Wisata ini banyak dikaitkan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara pegunungan, keajiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh-tumbuhan yang jarang ditemukan ditempat lain.

11 Pendit, Nyoman. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramitha, hal 41

4) Wisata Konvensi

Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan fasiltas bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konferensi, musyawarah, konvensi, atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional.

5) Wisata Pertanian (Agrowisata)

Wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya.

Dimana wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun untuk sekedar menikmati aneka macam tanaman dan buah buahan.

6) Wisata Pilgrim

Jenis wisata ini sedikit banyak dikaikan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok atau masyarakat. Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau pegunungan yang dianggap keramat. Wisata Pilgrim ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang untuk memperoleh berkah dan kekayaan yang melimpah.

b. Pelaku Pariwisata

Di dalam pasar wisata banyak pelaku yang terlibat. Pelaku-pelaku ini yang akan membantu perkembangan dan kemajuan pariwisata itu sendiri. Meskipun mereka memiliki peran yang berbeda-beda, tetapi harus diperhitungkan dalam pengembangan pariwisata yaitu12

1) Wisatawan

:

Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan.

Dengan motif dan latar belakang yang berbeda-beda, wisatawan menjadi pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa wisata. Dalam hal ini bisa dimaklumi mengapa suatu daerah atau negara yang intensitas wisatanya tinggi sebaliknya daerah atau negara lain hanya menempati posisi sebagai penerima wisatawan atau penyedia jasa semata.

2) Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah semua usaha yang menghasilkan barang dan jasa bagi pariwisata. Industri pariwisata dapat dibedakan menjadi:

a) Pelaku langsung ,yaitu usaha-usaha wisata yang menawarkan jasa secara langsung kepada wisatawan. contohnya: hotel, restoran, biro perjalanan, pusat informasi wisata dan atraksi hiburan.

b) Pelaku tidak langsung, yaitu usaha yang mengkhususkan diri pada produk-produk yang secara tidak langsung mendukung

12 Damanik, Janianton dan HelmutF.Weber.2009. Perencanaan Ekowisata Dari Teori Ke Aplikasi.Yokyakarta: ANDI, hal 19

pariwisata. Contoh: usaha kerajinan tangan, lembar panduan wisata dan sebagainya.

3) Pemerintah

Pemerintah mempunyai otoritas dalam peraturan, menyediakan dan peruntukan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan pariwisata. Pemerintah juga bertanggung jawab dalam menentukan arah kebijakan, yang menjadi panduan bagi stokeholder lain yang memainkan peran masing-masing dalam pariwisata. Dalam menjalankan perannya pemerintah perlu menyusun rencana yang jelas. Tidak kalah penting adalah konsistensi antara rencana dengan impelementasi.

4) Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata, menjadi salah satu kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya merekalah yang menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata, seperti upacara adat, kerajinan tangan dan kebersihan daerah tujuan wisata. Selain itu, masyarakat lokal merupakan pemilik langsung atraksi yang dikunjungi serta dikonsumsi wisatawan.

Kesenian menjadi salah satu daya tarik wisata juga hampir sepenuhnya milik mereka. Tidak jarang masyarakat lokal ini sudah lebih dulu terlibat dalam pengelolaan aktivitas pariwisata sebelum ada kegiatan pengembangan dan perencanaan. Masyarakat lokal biasanya mempunyai tradisi dan kearifan lokal dalam pemeliharaan sumberdaya pariwisata.

5) Lembaga Swadaya Masyarakat

Banyak LSM baik lokal, regional maupun internasional yang melakukan kegiatan dikawasan wisata. Organisasi non-pemerintah ini sudah melakukan aktivitasnya baik secara partikuler maupun bekerjasama dengan masyarakat.

3. Strategi

Dalam pengembangan suatu objek wisata yang sangat perlu diperhatikan adalah strategi, strategi yang tepat sasaran akan mempermudah proses pengembangan suatu objek. maka tak heran bila strategi dapat dikatakan sebagai salah satu kunci untuk pencapaian suatu tujuan. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ strategos yang berarti kepemimpinan dalam dunia militer atau ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama perang yang kemudian berkembang menjadi manajemen ketentaraaan dalam mengelola para tentara.

Pada tahun 1990-an strategi dapat didefenisikan menetapkan arah kepada

“manajemen”. Dalam artian orang tentang sumber daya didalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan dalam pasar.Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan functional strategy.

a) Enterprise Strategy

Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya.

b) Corporate Strategy

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.

c) Business Strategy

Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.

d) Functional Strategy

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:

1) Strategi functional

Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat,

antara lain ya ng berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.

2) Strategi isu stratejik

Fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah.

3) Strategi functional manajemen

Mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planing, or ganizing, implementating, controling, staffing, leading, motivating, communicating, decision making, representing, dan integrating. 13

Manajemen strategis adalah suatu cara pengelolaan organisasi atau program yang dilakukan dengan memperhatikan lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari organisasi atau program tersebut. Dalam manajemen strategis terdapat dua bagian yang saling berhubungan yaitu perencanaan strategis dan pelaksanaan pengelolaaan dari hasil perencanaan strategi tersebut14

13http://jurnal-sdm.co.id/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html diakses pada tanggal 23 September 2016 pukul WIB

14 Triton PB. 2007. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI, hal 35

. Sedangkan menurut David dan Thomas, manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategi atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, evaluasi dan pengendalian. strategi menekankan pada pengamatan dan

evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan organisasi15

a. Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan organisasi. Dalam mempermudah analisis isu lingkungan internal dan eksternal organisasi diperlukan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah sebuah analisis yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada tahun 1960-1970-an. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) yaitu Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan) dan faktor eksternal (luar) yaitu, Opportunity (peluang) dan Threats (ancaman). Menurut Sudarmo analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu : 16

1. Strengths (kekuatan)

Strengths (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2. Weakness (kelemahan)

Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.

15 David, Hunger J dan Wheelen Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI, hal 4

16 Sudarmo, Indriyo Gito. Manajemen Strategi. Yogyakarta: BPFE, hal 115.

Kelemahan yang dianaliasis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Opportunity (peluang)

Opportunity (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah dan kondisi lingkungan sekitar.

4. Threats (ancaman)

Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar.

Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Analisis SWOT merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi juga mengharuskan manajer / pimpinan strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang eksternal dan kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman eksternal dan kelemahan internal. Hasil dari analisis SWOT ini akan memberikan sebuah arahan ke arah mana organisasi akan memberikan perumusan strategi, implementasi bahkan evaluasi yang dapat mendukung keunggulan organisasi dan kesempatan yang ada untuk perkembangan sebuah organisasi dan rumusan strategi yang dapat memperkecil kelemahan bahkan memprediksi ancaman di masa depan serta menghasilkan cara-cara untuk mengantipasinya. Analisis SWOT

digunakan untuk mengidentifikasi relasi-relasi sumber daya pariwisata dengan sumber daya lain. Jadi kekuatan dan kelemahan sumber daya tersebut perlu ditegaskan sejak awal17

1. Strategi Integrasi

.

b. Jenis-jenis Strategi

Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan. Jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut:

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.

2. Strategi Intensif

17 Gunn, Clare A. dan Var, Turgut. 2002. Tourism Planning : Basics, Concepts, Case, Fourth Edition.

New York: Routledge, hal 246.

Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.

3. Strategi Diversifikasi

Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal,dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.

4. Strategi Defensif

Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi.

5. Strategi Umum Michael Porter

Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.

Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.

Dari berbagai penjelasan teori di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya Strategi adalah cara ataupun langkah-langkah di dalam mengembangakan pariwisata. Ada Empat tingkatan strategi yaitu enterprise strategy, corporate strategy, business strategy. Keempat strategi ini memiliki peranan yang cukup penting. Dalam strategi ada pula perumusan strategi dimana dalam pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif harus mampu merumuskan dan mengalisis Kekuatan, kelemahan, peluang, maupun ancaman dalam menjalankan straetegi tersebut. Selain itu ada pula banyak jenis dari strategi yang membantu pengembangan objek wisata. Banyak organisasi yang menjalankan dua atau lebih strategi. Adapun jenis- jenis strategi adalah pertama strategi integrasi, strategi ini memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok atau pesaing. Kedua strategi intensif, adalah strategi yang menetrasi pasar dalam

pengembangan produk. Ketiga, strategi Diversifikasi adalah strategi yang terkait dengan penambahan produk atau jasa. Ke-empat, strategi Defensif

pengembangan produk. Ketiga, strategi Diversifikasi adalah strategi yang terkait dengan penambahan produk atau jasa. Ke-empat, strategi Defensif

Dokumen terkait