• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 IFAS dan EFAS

5.3.1 Internal Factor Analysis Summary

Internal factor anallisis summary (IFAS) adalah faktor-faktor internal yang berupa kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh petani jambu mete. Setelah menentukan faktor kekuatan dan kelemahan petani jambu mete. Selanjutnya adalah memberikan bobot dari masing-masing faktor internal tersebut. Matriks IFAS dapat dilihat pada tabel berikut ini:

50

Tabel 12. IFAS (Internal Factor Anallisis Summary)

Internal Factor Anallisis Summary

No Kekuatan Rating Bobot Nilai

Sumber: Data Primer di Olah 2021

Berdasarkan hasil analisis Internal Factor Analysis Summary (IFAS) pada tabel 12 terlihat bahwa faktor kekuatan (Strenghts) mempunyai nilai sebesar 2,16 dengan kelemahan (Weakness) mempunyai nilai 1,28. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa dalam pemasaran komoditas jambu mete memiliki kekuatan lebih besar yaitu 62,79% dibandingkan dengan kelemahan memiliki nilai 37,20 %.

5.3.2 Eksternal Factor Analysis Summary

Eksternal factor anallisis summary (EFAS) adalah faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang dimiliki oleh petani jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar. Matriks EFAS dapat dilihat pada tebel berikut:

51

Tabel 13. EFAS (Eksternal Factor Anallisis Summary) Eksternal Factor Anallisis Summary

No Peluang Rating Bobot Nilai

Sumber: Data Primer di Olah 2021

Berdasarkan hasil analisis Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) pada tabel 13 terlihat bahwa nilai dari faktor peluang (Opportunities) mempunyai nilai 1,52 dan nilai faktor ancaman (Threaths) mempunyai nilai sebesar 0,78. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa dalam pemasaran komoditas jambu mete memiliki peluang yang besar yaitu 66,08 % dibandingkan dengan ancaman memiliki nilai 33,91 %.

5.4 Matriks Internal Eksternal

Matriks IE (internal eksternal) merupakan matriks portofolio yang memposisikan perusahaan dalam tampilan sel. Matriks internal eksternal ( Matriks IE) Merupakan alat perumusan strategi pada tahap pencocokan yang berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang logis dengan memadukan hasil pembobotan matriks IFE DAN EFE. Posisi suatu perusahaan dalam matriks IE ditentukan dari matriks EFE dan matriks IFE matriks berada pada sumbu X dari total dari EFE matriks berada pada sumbu Y. Dari hasil analisis pada matriks

52

(0,44 untuk nilai IFAS dan 0,37 untuk nilai EFAS). Dapat dilihat pada gambar berkut ini:

Gambar 3. Kuadran Matriks Posisis Internal dan Eksternal

2.5

Tabel 14. Matriks Eksternal dan Internal

Total skor faktor Eksternal

Total skor faktor internal Tinggi (4-3) Sumber : Data Primer diolah 2021

Peluang

53

Berdasarkan tabel 14. Matrik IE diatas ini pemasaran komoditas jambu mete berada dikuadran I yang artinya sedang dalam posisi tumbuh dan kembangkan. Situasi ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.

perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga strategi yang diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

5.5 Analisis SWOT

Tahap selanjutnya adalah perumusan strategi pemasaran berdasarkan matriks SWOT berdasarkan data yang dihasilkan dari wawancara, observasi dan dokumentasi di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar. Altentaif strategi pemasaran berdasarkan mastriks SWOT mempunyai empat alternatif strategi yang diterapkan dan diperoleh dari analisis faktor internal dan faktor eksternal matriks SWOT dapat dilihat pada tebel berikut:

54 Tabel 15. Matriks Analisis SWOT

INTERNAL

EKSTERNAL

KEKUATAN (S) 1. Sebagai bahan baku

(0,23)

2. Produksi jambu mete yang tinggi (0,16) 3. Kualitas jambu mete

yang dihasilkan petani 2. Akses transportasi

memadai (0,20)

2. kualitas jambu mete yang dihasilkan petani jambu mete (S2,S2 dan O1 ). 1. Harga komoditas

jambu mete yang

1. Kualitas jambu mete yang dihasilkan petani baik dan produksi jambu mete yang tinggi untuk bersaing dengan produk impor

55 5.6 Alternatif strategi pemasaran jambu mete

Dari hasil matriks SWOT didapatkan alternatif sebagai berikut:

1. Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (SO), ada dua alternatif yaitu:

a. Memanfaatkan keunggulan komoditas jambu mete sebagai bahan baku Komoditas jambu mete merupakan komoditi yang banyak manfaatnya mulai dari akar, batang, daun dan buahnya. Dengan produksi jambu mete yang tinggi dan dengan pamanfaatan komoditas jambu mete. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, manisan kering, selai, oseng dll. Kulit kayu mete mengandung cairan yang berwarna coklat yang apabila terkena udara cairan tersebut dapat berubah berwarna hitam yang dapat digunakan sebagai bahan tinta atau pewarna.

Selain itu kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebgai obat kumur atau obat sariawan dll. jambu mete yang dijual dalam bentuk gelondongan sebagai bahan baku yang digunakan dalam membuat suatu produk.

b. kualitas jambu mete yang dihasilkan petani baik serta produksi jambu mete yang tinggi untuk memanfaatkan keunggulan komoditas jambu mete.

kualitas jambu mete yang dihasilkan petani baik serta produksi jambu mete yang tinggi. Data dari dinas penyuluhan pertanian di Kecamatan Pasimarannu yaitu pada tahun 2020 mencapai 366.00 ton. Dalam hal ini

56

dapat memanfaatkan keunggulan komoditas jambu mete untuk mendapatkan keuntungan.

2. Strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada (WO), ada satu alternatif strategi yaitu:

a. Meminimalkan kurangnya informasi dan keuntungan petani serta panjangnya saluran pemasaran dengan memanfaatkan keunggulan komoditas jambu mete, dukungan pemerintah serta akses transportasi yang memadai

Petani dan pedagang harus meminimalkan kurangnya informasi dan keuntungan petani serta panjangnya saluran pemasaran dengan memanfaatkan keunggulan komoditas jambu mete, dukungan pemerintah serta akses transportasi yang memadai. Petani dan pedagang jambu mete di Kecamatan Pasimarannu mesih kurang mendapatkan informasi mengenai harga dan juga harus memperpendek saluran pemasaran agar mendapatkan keuntungan yang tinggi dengan memanfaatkan keunggulan komoditas jambu mete, dukungan pemerintah serta akses transportasi yang memadai.

3. Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman (ST), ada satu alternatif yaitu:

a. Kualitas jambu mete yang dihasilkan petani baik dan produksi jambu mete yang tinggi untuk bersaing dengan produk impor yang sejenis.

57

Petani jambu mete di Kecamatan Pasimarannu memproduksi jambu mete dengan kualitas yang baik dan produksi yang tinggi. hal ini dapat membantu dalam meminimalkan ancaman yaitu bersaing dengan daerah produk impor yang sejenis.

4. Strategi yang meminimalisasi kelemahan dengan mengatasi ancaman (WT), ada satu alternatif yaitu:

a. Meminimalkan kurangnya informasi serta panjangnya saluran pemasaran dengan mengatasi harga komoditas jambu mete yang berfluktuasi.

Meminimalkan kurangnya informasi serta panjangnya saluran pemasaran dengan cara mengatasi harga komoditas jambu mete yang berfluktuasi Petani dan pedagang komoditas jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar. Meminimalkan informasi dengan cara memperbanyak informasi dan memperpendek saluran pemasaran untuk mendapatkan keuntungan.

58 VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa faktor internal dan eksternal Strategi Pemasaran Komoditas Jambu Mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupeten Kepulauan Selayar adalah faktor internal yaitu Kekuatan terdiri dari kualitas jambu mete yang dihasilkan petani baik, Sebagai bahan baku dan produksi jambu mete yang tinggi. kelemahan terdiri dari panjangnya saluran pemasaran, keuntungan petani rendah, kurangnya informasi serta margin pemasaran besar. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari Peluang terdiri dari keunggulan komoditas jambu mete, dukungan pemerintah serta akses transportasi memadai dan ancaman terdiri dari produk impor yang sejenis, harga komoditas jambu mete yang berfluktuasi, Faktor iklim dan cuaca yang kurang mendukung.

2. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan matriks SWOT didapatkan alternatif sebagai berikut: Strategi SO: Memanfaatkan keunggulan komoditas jambu mete sebagai bahan baku, kualitas jambu mete yang dihasilkan petani baik serta produksi jambu mete yang tinggi untuk memanfaatkan keunggulan komoditas jambu mete. Strategi WO:

meminimalkan kurangnya informasi dan keuntungan petani serta panjangnya saluran pemasaran dengan memanfaatkan keunggulan komoditas jambu mete, dukungan pemerintah serta akses transportasi yang memadai. Strategi ST: Kualitas jambu mete yang dihasilkan petani baik

59

dan produksi jambu mete yang tinggi untuk bersaing dengan produk impor yang sejenis. Strategi WT: Meminimalkan kurangnya informasi serta panjangnya saluran pemasaran dengan mengatasi harga komoditas jambu mete yang berfluktuasi.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut:

1. perlu adanya dukungan pemerintah yang bersifat khusus untuk membudidayakan dan memasarkan jambu mete.

2. perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kepada petani dan pedagang dalam memasarkan jambu mete.

60

DAFTAR PUSTAKA

Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:

PT.Gramedia Pustaka Utama.

Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Freddy Rangkuti, 2016, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT.

Graemedia Pustaka Utama. Jakarta.

Herdiansyah, Dhian dan Asriani, 2018. Strategi Pengembangan Agroindustri Komoditas Sulawesi Tenggara Jurnal Agroindustri Halal 4 (1) 030-041 H. Muhammad Yusuf Saleh dan Miah Said. 2019. Konsep dan Strategi

Pemasaran. Makassar. CV Sah Media.

https://sulselprov.go.id/pages/potensi_daerah/komoditi-jambu-mete

Kotler P, Keller KL. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga; 2009. Ed ke 13 La Ola, T. (2012) Analisis Kesejahteraan Petani Jambu Mete di Kabupaten Buton

dan Kabupaten Muna. Agriplus. 22(1), 73-80

M. Mursid. 2014. Manajemen Pemasaran. Jakarta. Bumi Aksara.

Maulidah Silvana. 2012. Pengantar Manajemen Agribisnis. Malang. Elektronik Pratama

Muhammad Rizal, La Karimuna dan Dhyan Herdhiansyah, 2020. Strategi Pemasran Komoditas Jambu Mete Pada Industri Rumah Tangga di Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna. Jurnal Penelitian Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian. Volume 1 Nomor 1:29-36 Thn. 2020.

Pujiasmanto Bambang. 2020. Sekilas Jambu Mete. Yayasan Kita Menulis.

Pujiasmanto Bambang. 2020. Sekilas Jambu Mete. Janer Simamata. Yayasan Kita Menulis.

Sugiyono. 2015. Metode penelitian kualitatif kuantitatif dan R&D. Bandung.

Afabeta.

Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, 2003).

61

Sofyan Assauri. 1987. Manajemen Pemasaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Yantu, M.R., Sisfawahyuni, Ludin dan Taufik2009a. Strategi pengembangan subsektor perkebunan dalam perekonomian sulawesi tengah. Media Litbang Sulawesi tengah. Vol.II (1):44-50. Oktober 2009. Profinsi Sulawesi Tengah.

Wheelen, T. L., & Hunger, J. D. (2003). Manajemen Strategis. Andi, Yogjakarta, p4.

62

L A M

P

I

R

A

N

63 LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KOMODITAS JAMBU METE DI KECAMATAN PASIMARANNU KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Tanggungan Keluarga : Pengalaman bertani : 2.Internal dan Eksternal Rating

Kekuatan Kategori Penilaian

1. Kualitas jambu mete yang dihasilkan petani baik

1 2 3 4

2. Sebagai bahan baku 1 2 3 4

3. Produksi jambu mete yang tinggi 1 2 3 4

Kelemahan Kategori Penilaian

1. Panjangnya saluran pemasaran 1 2 3 4

2. Keuntungan petani rendah 1 2 3 4

3. Kurangnya Informasi 1 2 3 4

4

.

Margin pemasaran besar 1 2

3 4

Peluang Kategori Penilaian

1. Keunggulan komoditas jambu mete 1 2 3 4

2. Dukungan pemerintah 1 2 3 4

3. Akses transportasi memadai 1 2 3 4

Ancaman Kategori Penilaian

1. Produk impor yang sejenis 1 2 3 4

64

2. Harga jambu mete yang berfluktuasi 1 2 3 4 3. Factor iklim dan cuaca kurang

mendukung

1 2 3 4

Keterangan :

4 : Sangat Baik 2 : cukup baik

3 : Baik 1 : tidak baik

3. Internal dan Eksternal bobot

Kekuatan Kategori Penilaian

1. Kualitas jambu mete yang dihasilkan petani baik

0,05 1,10 0,15 0,20 2. Sebagai bahan baku 0,05 1,10 0,15 0,20 3. Produksi jambu mete yang tinggi 0,05 1,10 0,15 0,20

Kelemahan Kategori Penilaian

1. Panjangnya saluran pemasaran 0,05 1,10 0,15 0,20 2. Keuntungan petani rendah 0,05 1,10 0,15 0,20 3. Kurangnya Informasi 0,05 1,10 0,15 0,20 4. Margi pemasaran besar 0,05 1,10 0,15 0,20

Peluang Kategori Penilaian

1. Keunggulan jambu mete 0,05 1,10 0,15 0,20 2. Dukungan pemerintah 0,05 1,10 0,15 0,20 3. Akses transportasi memadai 0,05 1,10 0,15 0,20

Ancaman Kategori Penilaian

1. Produk impor yang sejenis 0,05 1,10 0,15 0,20 2. Harga komoditas jambu mete yang

berfluktuasi

0,05 1,10 0,15 0,20 3. Factor iklim dan cuaca kurang

mendukung

0,05 1,10 0,15 0,20

Keterangan :

0,20 : Sangat kuat 0,10 : Cukup

0,05 : Atas rata-rata 0,05 : Kurang

65 Pertanyaan

1. Bagaimana pendapat anda tentang kualitas dan harga produski jambu mete ? Jawab:

2. Bagaimana pendapat anda terhadap jambu mete sebagai bahan baku?

Jawab:

3. Bagaimana cara anda memasarkan produksi jambu mete?

Jawab :

4. Bagaimana pendapat anda tentang harga jual jambu mete?

Jawab :

7. Berapa produksi jambu mete yang anda dapatkan pertahun?

Jawab :

8. Bagaimana pendapat anda tentang dukungan pemerintah tentang produksi dan pemasaran jambu mete?

Jawab :

9. Bagaimana dengan akses transportasi yang anda lakukan dalam mengelola dan memasarkan jambu mete?

Jawab :

10. Bagimana menurut anda tentang banyaknya produksi jambu mete dari kecamatan lain ?

Jawab :

11. Bagimana tanggapan anda tentang fluktuasi harga jambu mete?

66 Jawab :

12. Bagaimana pengaruh factor iklim dan cuaca yang anda alami dalam memproduksi jambu mete?

Jawab :

13. Bagimana tanggapan anda tentang harga jambu mete?

Jawab :

67 Lampiran 2

1. Identitas Informan Petani No Nama

Informan

Umur (tahun)

Pendidikan Pekerjaan Luas Lahan

2. Identitas Informan Pedagang Pengumpul, Besar dan Eksportir

No Nama Informan

Umur (Tahun)

Pendidikan pekerjaan Pengalaman Berdagang

68 Lampiran 3. Surat Penelitian

69

70

71

72 Lampiran 4. Perhitungan rating untuk faktor internal

No Kekuatan Informan Jumlah Rata-rata Rating

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

No Kelemahan Informan Jumlah Rata-rata Rating

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

4 Margin pemasaran besar

2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 37/16 2,31 2

Keterangan:

Nilai rata-rata 3,51-4,00 dimasukan dalam rating 4 Nilai rata-rata 2,51-3,00 dimasukan dalam rating 3 Nilai rata-rata 1,51-2,00 dimasukan dalam rating 2 Nilai rata-rata 0,51-1,50 dimasukan dalam rating 2 72

2

73 Lampiran 5. perhitungan rating untuk faktor eksternal

No Peluang Informan Jumlah Rata-rata Rating

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

3 Akses transportasi memadai

Nilai rata-rata 3,51-4,00 dimasukan dalam rating 4 Nilai rata-rata 2,51-3,00 dimasukan dalam rating 3 Nilai rata-rata 1,51-2,00 dimasukan dalam rating 2 Nilai rata-rata 0,51-1,50 dimasukan dalam rating 1 73

74

Lampiran 6. Perhitungan bobot untuk faktor internal

Responden

Sebagai bahan baku Produksi jambu mete yang tinggi

75

Pedagang 0,11 0,13 0,12 0,10

Pedagang 0,11 0,13 0,12 0,10

Pedagang 0,11 0,13 0,12 0,10

Rata-rata 1,71/16 2,18/16 1,80/16 1,85/16

Bobot 0,10 0,14 0,12 0,10

Total 0,46

Keterangan:

0,20 = sangat kuat 0,15= atas rata-rata 0,10= cukup 0,05= kurang

76

Lampiran 7. Perhitungan bobot untuk faktor eksternal

Informan

Informan Produk impor yang sejenis

Harga jambu mete yang berfluktuasi

Faktor iklim dan cuaca

Petani 0,15 0,20 0,10

77

Pedagang 0,20 0,15 0,10

Rata-rata 2,7/16 2,9/16 1,6/16

Bobot 0,16 0,18 0,10

Total 0,44

Keterangan:

0,20 = sangat kuat 0,15= atas rata-rata 0,10= cukup 0,05= kurang

78 Lampiran 8. Dokumentasi

Dokumentasi bersama petani jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar

Dokumentasi jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar

79

RIWAYAT HIDUP

Rafika Asnaini dilahirkan di Bonerate pada tanggal 02 September 1999 dari ayah Saparuddin dan ibu Rahmatia. Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SD Inpres Lamantu dan lulus pada tahun 2011, SMPN 1 Pasimarannu dan lulus pada tahun 2014. SMAN 1 Pasimarannu dan lulus pada tahun 2017. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang di PT. Chalodo Sibali Resoe di Luwu Utara dan juga KKP di Desa Bonerate Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Komoditas Jambu Mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar”.

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

Dokumen terkait