i
SKRIPSI
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KOMODITAS JAMBU METE DI KECAMATAN PASIMARANNU KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR
RAFIKA ASNAINI 105961114117
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
i
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KOMODITAS JAMBU METE DI KECAMATAN PASIMARANNU KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR
RAFIKA ASNAINI 105961114117
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memporoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii
iii
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Komoditas Jambu Mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun, semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar, 02 Desember 2021
Rafika Asnaini 105961114117
v
ABSTRAK
RAFIKA ASNAINI. 105961114117. Analisis Strategi Pemasaran Komoditas Jambu Mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dibimbing oleh MUH ARIFIN FATTAH dan SITTI ARWATI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal strategi pemasaran komoditas jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar dan mengetahui alternative pengambilan keputusan strategi pemasaran komoditas jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar .
Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara purposive yaitu teknik pengambilan sumber data dengan cara sengaja. yang menjadi informan yaitu petani jambu mete, pedagang jambu mete, dinas pertanian serta pemerintah di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar. Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif yang bersifat kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor internal dan eksternal strategi pemasaran komoditas jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupeten Kepulauan Selayar. faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan. Kekuatan terdiri dari kualitas jambu mete yang dihasilkan petani baik, sebagai bahan baku, dan produksi jambu mete yang tinggi sedangkan kelemahan terdiri dari panjangnya saluran pemasaran, keuntungan petani rendah, kurangnya informasi serta margin pemasaram yang besar dan faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Peluang terdiri dari keunggulan komoditas jambu mete, dukungan pemerintah serta akses transportasi memadai sedangkan ancaman terdiri dari produk impor yang sejenis, harga jambu mete yang berfluktuasi, faktor iklim dan cuaca yang kurang mendukung.
Kata kunci: Jambu Mete, SWOT, Strategi Pemasaran.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan sukur penulis curahkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat sampai pada tahap ini dan dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Komoditas Jambu Mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar”. Salawat serta taslim selalu tercurahkan pada Rasulullah SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir jaman, aamiin.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Ir. Muh Arifin Fattah, M.Si. selaku pembimbing I dan Sitti Arwati, S.P., M.Si selaku pembimbing 2 dan Dr. Mohammad Natsir, S.P. M.P. selaku penguji 1 dan Firmansyah, S.P., M.Si. selaku penguji 2 yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan menguji mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
2. Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Dr. Sri Mardiyati,S. P., M.P selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
4. Kedua orangtua saya Ayahanda Saparuddin dan Ibunda Rahmatia serta adik- adikku, teman-teman dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Agribsinis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.
6. Kepada pihak pemerintah dan Dinas Pertanian di Kecamatan Pasimarannu yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan informasi di daerah tersebut.
7. Kepada petani dan pedagang jambu mete di Kecamatan Pasimarannu yang bersedia dan meluangkan waktunya untuk saya wawancarai hingga akhir penelitian penulis.
8. Serta seluruh pihak yang turut membantu kelancaran skripsi ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu dalam kesemapatan ini. Semoga amal baik dan segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan
Makassar 02 Desember 2021
Rafika Asnaini
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Kegunaan Penelitian... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Komoditas Jambu Mete... 5
2.2 Strategi Pemasaran ... 7
2.3 Manajemen Pemasaran... 10
2.4 Analisis SWOT ... 13
2.5 Penelitian Terdahulu Yang Relevan... 20
2.6 Kerangka Pemikiran ... 25
III. METODE PENELITIAN ... 28
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28
3.2 Teknik Penentuan Informan ... 28
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 29
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.5 Teknik Analisi Data ... 30
3.6 Definisi Operasional... 36
ix
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 38
4.1 Letak Geografis ... 38
4.2 Kondisi Demografis ... 38
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
5.1 Identitas Responden ... 41
5.2 Identifikasi faktor Internal dan Eksternal ... 44
5.3 IFAS dan EFAS... 49
5.4 Matriks Internal dan Eksternal ... 51
5.5 Analisis Swot ... 53
5.6 Alternatif pemasaran jambu mete ... 55
VI. Penutup ... 58
6.1 Kesimpulan ... 58
6.2 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 60
LAMPIRAN ... 62
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Data Produksi Jambu Mete . 2
Tabel 2 Matriks Internal dan Eksternal 19
Tabel 3 Kajian Penelitian Terdahulu 21
Tabel 4 IFAS 33
Tabel 5 EFAS 35
Tabel 6 Matriks SWOT 36
Tabel 7 Jumlah Penduduk di Kecamatan Pasimarannu 39
Tabel 8 Umur Responden 41
Tabel 9 Tingkat Pendidikan Responden 42
Tabel 10 Pengalaman Berusahatani Responden 43
Tabel 11 Tanggungan Keluarga Responden 44
Tabel 12 IFAS 50
Tabel 13 EFAS 51
Tabel 14 Matriks Internal dan Eksternal 52
Tabel 15 Matriks Analisis SWOT 54
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Analisis Situasi SWOT 17
Gambar 2 Kerangka Pemikiran 27
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kusioner penelitian 63
2. Identitas Informan 67
3. Surat penelitian 68
4. Perhitungan Rating untuk faktor Internal 72 5. Perhitungan Rating untuk faktor Eksternal 73
6. Perhitungan Bobot untuk faktor Internal 74
7. Perhitungan Bobot untuk faktor Eksternal 76
8. Dokumentasi 78
9. Riwayat Hidup 79
xii
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian indonesia. Perkebunan sebagai bagian integral dan sektor pertanian merupakan sub sektor yang mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan nasional peranannya terlihat nyata dalam penerimaan devisa negara melalui ekspor, penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku berbagai industri dalam negeri, perolehan nilai tambah dan daya saing serta optimilisasi pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan (Herdhiansyah, dkk, 2012; Herdiansyah dan Asriani, 2018).
Pada kenyataanya kelemahan dalam sistem pertanian di negara berkembang termasuk indonesia antara lain ialah kurangnya perhatian dalam bidang pemasaran. Pertanian dengan karakteristik hasil yang mudah rusak, bersifat musiman dengan lokasi tersebar dan skala produksi yang relatif kecil, memerlukan strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran merupakan salah satu cara dalam mengenalkan produk kepada konsumen, hal ini menjadi penting karena berhubungan dengan laba yang akan dicapai oleh perusahaan. Strategi pemasaran akan berguna secara optimal apabila didukung oleh perencanaan yang terstruktur baik dalam segi internal maupun eksternal (Yantu dkk, 2009).
Jambu mete (Anacardium Occidentale L) merupakan sala satu komoditas tanaman perkebunan yang memiliki arti ekonomis dan cukup potensial karena produksinya dapat dipakai sebagai bahan baku industri makanan. pengusaha
2
jambu mete mempunyai nilai strategis terutama untuk pemanfaatan lahan marginal, penyelamatan dan pelestarian aset sumber daya pembangunan karena jambu mete adalah tanaman konservasi lahan marginal atau kering dan kritis.
(La Ola, 2012).
Produksi komoditas jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar berdasarkan data Dinas Pertanian dari tahun 2016-2020:
Tabel 1. Produksi Jambu Mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2016-2020.
No Tahun Luas Area (Ha) Produksi (Ton)
1 2016 620,00 402,00
2 2017 565,00 392,60
3 2018 540,00 381,00
4 2019 300,00 370,00
5 2020 292,00 366.00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kecamatan Pasimarannu, 2020
Berdasarkan Tabel 1. Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar Produksi jambu mete tertinggi berada pada tahun 2016 yaitu sebesar 402,00 ton sedangkan produksi terendah berada pada tahun 2020 sebesar 366,00 ton. Hal ini memberi gambaran Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar adalah salah satu tempat produksi jambu mete untuk meningkatkan pendapatan petani jambu mete. Namun potensi tanaman jambu mete harus diimbangi dengan sistem pemasaran yang baik, mengingat pemasaran memegang peranan penting dalam menghasilkan pendapatan yang maksimal. Naik turunya harga jambu mete dari tahun ke tahun dapat mempengaruhi pendapatan petani.
Tinggi rendahnya harga jambu mete bergantung pada situasi, dan kondisi sosial ekonomi serta produktivitas, situasi pasar, dan faktor-faktor lainya yang berpengaruh pada kenaikan harga komoditas jambu mete.
3
Para petani di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar secara turun temurun sudah mengusahakan komoditas pertanian terutama pada komoditas jambu mete yang tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi tetapi sebagian hasil pertanian tersebut dijual dipasar. Permasalahan yang dihadapi petani jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar adalah keterbatasan pemahaman serta minimnya pengetahuan tentang cara memasarkan jambu mete oleh karena itu dibutuhkan strategi yang tepat untuk membantu para petani dan pedagang jambu mete agar dapat memasarkan jambu mete dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani.
Petani jambu mete di Kecamtan Pasimarannu Kabupten Kepuluan Selayar setelah panen akan menjual hasil produksinya langsung dalam bentuk biji kulit (Gelondongan) ke pedagang pengumpul kemudian ke pedagang besar lalu ke pedagang eksportir. Berdasarkan kendala pemasaran dan potensi pasar jambu mete maka dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam proses pemasaran jambu mete dengan mengambil judul “Analisis Strategi Pemasaran Komoditas Jambu Mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi permasalahan yang dapat diteliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana faktor internal dan eksternal dalam strategi pemasaran jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar?
4
2. Bagaimana alternatif pengambilan keputusan strategi pemasaran jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diidentifikasi tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dalam strategi pemasaran jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
2. Untuk mengetahui alternatif pengambilan keputusan strategi pemasaran jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebgai berikut:
1. menambah referensi pengetahuan bagi penulis mengenai analisis strategi pemasaran komoditas jambu mete kecamatan pasimarannu kabupaten kepulauan selayar.
2. Menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai analisis strategi pemasaran komoditas jambu mete kecamatan pasimarannu kabupaten kepulauan selayar.
3.
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang mengkaji aspek analisis strategi pemasaran komoditas jambu mete.5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komoditas Jambu Mete
Tanaman jambu mete (Anacardium Occidentale Linn) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari brasil tenggara yang memiliki buah yang dapat dimakan dan bijinya yang bisa digoreng atau dikeringkan untuk berbagai macam penganan. Secara botani tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu- jambuan (Myrtaceae), kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih dengan kerabatnya dengan mangga (Suku Anacardiaceae). Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugis keindia 425 tahun yang lalu, kemudian menyebar kedaerah tropis dan subtropis lainya seperti Bahana, Senegal, Kenya, Madagskar, Mozambik, Srilangka, Thailand, Malaysia, Filipina dan Indonesia. jambu mete tersebar keseluruh wilayah nusantara dengan nama berbeda-beda dan termasuk dalam familia Anacardiaceae yang meliputi 60 genus dan 400 spesies, baik dalam bentuk pohon ataupun perdu.
Jambu mete mempunyai puluhan varietes diantaranya ada yang berkulit putih, kuning, merah, merah muda, hijau kekuningan dan hijau. Tanaman jambu mete terdiri dari bagian-bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif tanaman jambu mete terdiri dari akar, batang dan daun sedangkan bagian generatif terdiri dari bunga, buah dan biji. Jambu Mete merupakan biji yang melengkung dan dapat dimakan yang memiliki kandungan minyak yang tinggi dan rasa yang khas, serta kaya akan protein yang berkualitas premium. Buah dan biji mete ini banyak dikonsumsi sebagai makanan, baik dikonsumsi secara langsung, diolah maupun diaplikasikan dengan produk makanan lainya
6
Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya mulai dari akar, batang, daun dan buahnya. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan sepertisari buah mete, manisan kering, selai, oseng dll.
Kulit kayu mete mengandung cairan yang berwarna cokelat yang apabila terkena udara cairan tersebut berwarna hitam yang bisa digunakan sebagai bahan tinta atau pewarna. Selain itu kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebagai obat kumur atau obat sariawan dll.
Tanaman jambu mete banyak tumbuh di Jawa Tengah (Jepara Wonogiri), Jawa Timur (Bangkalan, Sampang, Sumenap, Pasuruan dan Panogoro), dan di Yogyakarta. Diluar pulau jawa jambu mete banyak ditanam di Bali, Sulawesi Selatan (Pangkajene, Sidenreng, Sopeng, Wajo, Maros Sinjai, Bone, Baru dan Selayar), Sulawesi Tenggara (Muna), dan NTB (Sumbawa Besar, Dompu, Bima).
Syarat tumbuh jambu mete yaitu:
1. Tanaman jambu sangat menyukai sinar matahari, apabila tanaman jambu mete kekurangan sinar matahari maka produktivitasnya akan menururn atau tidak akan berbuah bila dinaungi tanaman lain.
2. Suhu harian di sentra penghasil jambu mete minimum antara 15-25 C dan maksimum antara 25-35 C. tanaman ini akan tumbuh baik dan produktif bila ditanam pada suhu harian rata-rata 27 derajat C.
3. Jambu mete paling cocok dibudidayakan di daerah dengan kelembaban nisbi antara 70-80 % . akan tetapi tanaman jambu mete masih bertoleransi pada tingkat kelembaban 60-70 %.
7
4. Angina kurang berperan dalam proses penyerbukan putik tanaman jambu mete. Dalam penyerbukan bunga jambu mete yang paling berperan adalah serangga karena serbuk sari jambu mete sangat pekat dan harum.
5. Daerah yang paling sessuai untuk budidaya jambu mete ialah daerah yang mempunyai curah hujan antara 1.000-2.000 mm/tahun dengan 4-6 bulan kering <60 mm (Haryadi, 1994).
Kriteria kualitas biji jambu mete setelah biji jambu mete dipetik dari buahnya kemudian dikeringkan. Keuntungan biji tidak gosong dan kualitas baik.
Kelemahannya yang kadar airnya lebih 3 % biji sangat rapuh (mudah hancur).
Dengan cara mekanis dilakukan pada suhu optimum 700 c selama 4-8 jam.
Kualitasnya baik dengan kadar ± 3 % (Haryadi, 1994).
2.2 Strategi Pemasaran
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitanya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi disebut perencanaan strategis. Tujuan utama dari perencanaan strategi adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi eksternal dan internal sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas fungsi manajemen, konsumen, distributor dan pesaing. Perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada (Rangkuti, 2016).
8
Strategi pemasaran adalah upaya memasarkan suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa, dengan menggunakan pola rencana dan taktik tertentu sehingga jumlah penjualan menjadi lebih tinggi. Berikut ini adalah 5 konsep strategi pemasaran:
1. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar yaitu mengidentifikasi dan membuat profil dari kelompok-kelompok pembeli yang berbeda karena setiap konsumen memiliki kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda. Sehingga perusahaan harus memiliki klasifikasi pasar yang sifatnya heterogen.
2. Market positioning
Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar secara keseluruhan oleh karena perusahaan harus punya pola spesifik untuk mendapatkan posisi kuat dalam pasar, yaitu memilih segmen yang paling menguntungkan, contohnya yaitu membangun kepercayaan pada konsumen bahwa produk yang diperjuabelikan memiliki kualitas yang bagus.
3. Targeting
Targeting adalah strategi memasuki pasar yang dijadikan sasaran penjualan.
4. Marketing Mix Strategi
Kumpulan dar beberapa variable yang telah digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen meliputi Product, Price, Place, Promotion, Participant, Process, People Physical Evidence.
9 5. Timing Strategi
Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk merupakan hal yang perlu diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik. Terlebih dahulu harus melakukan persiapan baik dibidang produksi dan menentukan waktu yang tepat untuk mendistribusikan produk ke pasar.
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.
dengan kata lain strategi pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan digunakan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pengertian tersebut mengandung aspek sosial baik secara individu maupun kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanya.
Akibat adanya kebutuhan dan keinginan tersebut menyebabkan terciptanya suatu interaksi yang disebut transaksi pertuukaran barang dan jasa. Tujuanya adalah bagaimana memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen baik individu maupun kelompok. Lebih lanjut Assauri mengatakan bahwa:
a. Strategi pemasaran adalah kegiatan penciptaan dan penyerahan tingkatkesejahteraan kepada anggota masyarakat
b. Strategi pemasaran adalah usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat serta komunikasi yang tepat.
10
c. Strategi pemasaran adalah usaha untuk menciptakan dan menyerahkan suatu standar kehidupan.
d. Strategi pemasaran adalah kegiatan manusia yang diartikan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan atau usaha pemasaran dan suatu dan suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan kondisis lingkungan yang selalu berubah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan (Assauri, 1987).
2.3 Manajemen Pemasaran
pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang membuat individu memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dengan orang lain. Menurut American Marketing Asociation dalam Kotler dan Keller bahwa pemasaran adalah ” marketing is an organization function and a set proces for creating communicating and delivering value to customers and for managing customer relationship in ways that benefit the organization and it stakeholders”.
dengan demikian pemasaran adalah suatu proses mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk lain yang bernilai kepada pihak lain. (Kotler & Keller, 1997). Adapun serangkaian konsep pemasaran inti dalam pemasaran yaitu sebagai berikut:
11 1. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan
Kebutuhan adalah syarat hidup manusia. Orang membutuhkan udara, makanan, pakaian, dan tempat tinggal untuk dapat bertahan hidup.
Keinginan merupakan hasrat seseorang yang jika tida dipenuhi tidak akan mempengaruhi kehidupan. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar.
2. Pasar Sasaran, Positioning dan Segmentasi Pasar
Pasar sasaran adalah keinginan dimana perusahaan terlebih dahulu mengidentifikasi segmen segmen pasar dan membuat profil dari kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungki lebih menyukai atau menginginkan bauran produk dan jasa yang beragam.
Positioning yaitu dimana perusahaan mengembangkan suatu penawaran pasar yang diposisikan di dalam benak pembeli sasaran sebagai keuntungan utama. Sedangkan Segmentasi pasar adalah suatu usaha untuk meningkatkan ketetapan pemasaran perusahaan
3. Penawaran dan Merek
Penawaran dapat berupa suatu kombinasi produk, jasa, informasi, dan pengalaman. Sedangkan merek adalah suatu penawaran dari sumber yang diketahui sehinggga semua perusahaan berjuang untuk membangun citra dan merek yang kuat.
4. Nilai dan Kepuasan
Nilai adalah kombinasi antara kualitas, pelayanan, dan harga yang disebut juga “tiga elemen nilai pelanggan” nilai meningkat seiring dengan
12
meningkatnya kualitas dan pelayanan, dan sebailiknya menurun dengan menurunya harga. Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk atau hasil dengan kaitanya dengan ekspektasi.
5. Saluran Pemasaran
Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis saluran pemasaran yaitu saluran komunikasi untuk menyampaikan dan menerima pesan pembeli, saluran distribusi untuk menjual dan menyampaikan produk fisik kepada pelanggan atau pengguna, saluran layanan untuk melakukan transaksi dengan calon pembeli.
6. Rantai Pasokan
Rantai pasokan adalah saluan yang lebih panjang membentang dari bahan mentah hingga komponen sampai produk akhir yang diantarkan kepada pembeli akhir.
7. Persaingan
Persaingan mencakup semua penawaran dan produk subtitusi yang ditawarkan oleh pesaing, baik yang actual maupun potensial yang dipertimbangkan oleh seorang pembeli.
8. Lingkungan Pemasaran
Lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan tugas dan lingkungan luas. Lingkungan tugas mencakup para pelaku yang terlibat dalam produksi, distribusi dan promosi penawaran. Lingkungan luas terdiri dari lingkungan demografis, lingkungan ekonomi, lingkungan fisik,
13
lingkungan teknologi, lingkungan politik hukum, dan lingkungan sosial budaya.
2.4 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strength dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threat. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman, dengan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan. Adapun pengertian Strenght, Weaknesse, Opportunities, dan Threat sebagai berikut:
a. Strenght (Kekuatan)
Strength merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
b. Weaknesses (kelemahan)
Weaknesses merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
c. Opportunities (peluang)
Opportunities merupakan kondisi peluang berkembang dimasa datang yang akan terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri misalnya, kebijakan pemerintah, dan kondisi lingkungan sekitar.
14 d. Threat (Ancaman)
Threat merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat menganggu organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
Pola kerja analisis SWOT adalah membandingkan dan menginterpretasikan hal yang harus dilakukan dalam penanganan faktor internal yang berupa kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman. Terdapat empat tipe strategi yang ada dalam analisis SWOT yaitu strategi SO (Strength – Opportunity), strategi WO (Weakness-Opportunity), Strategi ST (Strength-Threat) dan Strategi WT (Weakness-Threat). Tahap penyusunan analisis SWOT adalah sebagi berikut:
a. Menyusun faktor internal dan eksternal hasil identifikasi dalam matrik SWOT.
b. Menginterpretasikan perbandingan faktor kekuatan – kekuatan internal dan peluang – peluang eksternal lalu catat hasilnya dalam sel strategi SO.
c. Menginterpretasikan perbandingan faktor kelemahan – kelemahan internal dan peluang – peluang eksternal lalu catat hasilnya dalam sel strategi WO.
d. Menginterpretasikan perbandingan faktor kekuatan – kekuatan internal dan ancaman - ancaman eksternal lalu catat hasilnya dalam sel strategi ST Menginterpretasikan perbandingan faktor kelemahan – kelemahan internal dan ancaman - ancaman eksternal lalu mencatat hasilnya dalam sel strategi WT.
Hasil akhir dari analisis SWOT yang menjabarkan strategi–strategi alternatif dalam strategi pemasaran komoditas jambu mete di Kecamatan
15
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar di lokasi penelitian. Strategi–strategi ini yang kemudian akan dirumuskan kembali untuk memperoleh strategi unggulan.
Dalam bisnis, analisis SWOT adalah pusat untuk mengembangkan strategi kompetitif. SWOT adalah singkatan dari Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman. SWOT template yang mudah diadaptasi untuk mengembangkan strategi kompetitif. SWOT posisi kekuatan dan kelemahan internal yang sama untuk melihat kesempatan dan ancaman yang terkait dengan masalah eksternal.
Dalam format ini, sumber daya dan kemampuan yang cocok untuk lingkungan yang kompetitif. Hasilnya adalah strategis yang kemungkinan menjadi lebih jelas. (Grant, 2007).
1) Analisis Situasi Eksternal
Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (peluang dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Lingkungan eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja dan lingkungan sosial (Hunger and Wheelen, 2003).
Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada peristiwa dan tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi, dan persaingan yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara berarti di masa depan. Peluang dan ancaman sebagian besar di luar kendali suatu organisasi.
16
Perusahaan harus merumuskan strategi untuk memanfaatkan peluang-peluang eksternal dan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal (David, 2004).
2) Analisis Situasi Internal
Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut merupakan bentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi (Hunger and Wheelen, 2003).
Kekuatan dan kelemahan internal adalah segala kegiatan dalam kendali organisasi yang bisa dilakukan dengan sangat baik atau buruk. Kekuatan dan kelemahan tersebut ada dalam kegiatan manajemen, pemasaran, keuangan atau akutansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen di setiap perusahaan. Setiap organisasi berusaha menerapkan strategi yang menonjolkan kekuatan internal dan berusaha menghapus kelemahan internal (David, 2004).
Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan misi, tujuan dan kebijaksanaan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi harus menganalisa faktor-faktor strategis perusahaan dalam kondisi saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model paling populer untuk menganalisa siatuasi adalah analisis SWOT.
Berdasarkan analisa swot, dapat dilakukan penentuan Grand Startegy atau strategi utama dari perusahaan. Cara mengetahui posisi kinerja perusahaan apakah
17
pada kuadran I, II, III atau IV adalah dengan mengkombinasikan pertemuan antar garis absis (kekuatan – kelemahan) dengan ordinat (peluang – ancaman) pada diagram analisis swot.
Keterangan :
Kuadran I : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga strategi yang diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan dari internal. Strategi yang diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman dengan strategi Diversifikasi.
Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang besar, tetapi dilain pihak memiliki kelemahan internal. Fokus strategi adalah meminimalkan masalah sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik dengan strategi turnaround.
Gambar 1. Analisis Situasi SWOT Kelemahan
Ancaman Strategi Turnaround III
Kekuatan Peluang
I Strategi Agresif
Strategi Defensif IV II Strategi Diversifikasi
18
Kuadran IV : Perusahaan pada situasi yang tidak menguntungkan karena menghadapi berbagai ancaman dari luar dan kelemahan internal. Strategi yang tepat untuk menghadapi keadaan ini adalah strategi defensif.
Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dapat dihadapi diselesaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal.
Matriks SWOT ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi.
Strategi SO (Strengthness - Opportunity) menuntut perusahaan mampu memanfaatkan peluang melalui kekuatan internalnya. Strategi WO (Weakness - Opportunity) menuntut perusahaan untuk meminimalkan kelemahan dalam memanfaatkan peluang. Strategi ST (Strengthness – Threatness) merupakan pengoptimalan kekuatan dalam menghindari ancaman, dan strategi WT (Weakness – Threatness) menitikberatkan pada upaya meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Berikut ini adalah model analisis matriks SWOT a. Strategi SO Startegi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
19
d. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Setelah mengumpulkan informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan pengembangan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan informasi tersebut ke dalam rumusan strategi. Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat dises uaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya
Tabel 2. Matriks Eksternal Dan Internal Faktor Internal
Faktor Eksternal
STENGTHS ( S ) Tentukan faktor-faktor kekuatan internal
WEAK NESSES ( W ) Tentukan faktor-faktor kekuatan internal OPPORTUNITY (O)
Tentukan faktor-faktor kekuatan eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS ( T )
Tentukan faktor-faktor kekuatan eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman
Strategi WT
Ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk menghindari ancaman Sumber:Rangkuti,2009
Analisis data yang digunakan untuk merumuskan strategi pemasaran adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah metode dalam riset pemasaran yang digunakan dalam menganalisis faktor lingkungan yang kompetitif. Analisis SWOT mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
20
memaksimalkan kekuatan (Strenghths) dan peluang (Oportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Ranguti, 2016).
2.5 Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian terdahulu ini salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memeperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Adapun kajian peneliti terdahulu sebagai berikut:
21 Tabel 3. Kajian Penelitian Terdahulu
No Judul Tujuan Metode
Analisis
Hasil Penelitian 1. Analisis
Strategi Pemasaran Kopi Arabika
‘Bergendaal Koffie’ di Kabupaten Bener Meriah
Untuk menganalisis strategi yang dilakukan dalam proses pemasaran Kopi Arabika
‘Bergendaal Koffie’ di Kabupaten Bener Meriah
Analisis SWOT
Berdasarkan analisis swot, adapun faktor internal dan eksternal. faktor internal terdiri dari:
1. kekuatan a. kualitas b. harga c. pormosi d. karyawan e. pangsa pasar 2. kelemahan
a. tempat lokasi b. teknologi
c. sumber daya manusia.
Berdasarkan analisis swot, adapun factor Eksternal yang mempengaruhi pemasaran di industry Bargendaal Koffie yaitu:
1. peluang a. kemudahan
memperoleh bahan baku
b. permintaan terhadap kopi meningkat c. adanya mitra kerja
baru
d. meningkatnya
pemasaran produk kopi olahan
e. model pemasaran yang semakin dinamis 2. ancaman
a. peraturan dari pemerintah
b. stabilitas ekonomi c. banyaknya produk
palsu dipasaran d. banyaknya pesaing.
2 Strategi Pemasaran
Untuk mengetahui
Analisis SWOT
Berdasarkan analisis SWOT terdiri dari faktor internal
22 Produk
jambu mete pada Industri Rumah Tangga Kecamatan Kontunanga Kabupaten Muna
(Muhammad Rizal, La Karimuna dan
Herdiansyah 2020)
strategi apa yang diterapkan untuk
meningkatkan penjualan produk jambu mete
dan eksternal. Adapun Faktor internal yaitu:
1. kekuatan a. Skill SDM b. Kualitas Produk c. Harga murah dan
terjangkau 2. Kelemahan
a. modal usaha kecil b. tidak adanya kegiatan
promosi c. lokasi
Adapun analisis faktor eksternal yaitu:
1. Peluang
a. meningkatnya
permintaan masyarakat b. resiko usaha rendah c. perkembangan
teknologi dan informasi 2. Ancaman
a. naiknya nflasi
b. Kesadaran konsumen terhadap mutu
c. Persaingan Mutu 3 Strategi
Pemasaran Lada Putih dalam Meningkatka n Pendapatan Masyarakat Desa Timampu Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur (Fitri Aisyah Umar
Patandian, 2019)
Untuk mengetahui strategi pemasaran lada putih untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Timampu Kecamatan Towuti Kabupaten
Luwu Timur Analisis deskriptif kualitatif
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan strategi pemasaran lada putih dalam meningkatkan ppendapatan masyarakat yaitu sebagai berikut:
1. Strategi Produk 2. strategi harga 3. strategi distribusi 4. strategi promosi
4 Analisis Strategi Pemasaran Jagung
1. Untuk mengetahui faktor internal dan
Teknik Analisis SWOT
Berdasarkan hasil penelitian adapun faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu:
23 Kuning di
desa
Bontomatene Kecamatan Sinoa Kabupaten Bantaeng (Muh Irsang, 2018)
eksternal pemasaran jagung kuning di Desa bontomatne Kecamatan Sinoa Kabupaten Bantaeng.
2. Untuk mengetahui posisi strategi pemasaran jagung kuning di Desa bontomate Kecamatan Sinoa Kabupaten Bantaeng.
1. Kekuatan
a. Pengalaman petani dalam menanam jagung
b. Perolehan bahan baku jagung secara kontinyu c. Ketersediaan hasil
produksi jagung d. Sarana dan prasarana
yang dimiliki petani jagung
e. Produksi jagung dapat memenuhi keinginan pasar.
2. Kelemahan
a. Kurangnya tenaga kerja
b. Posisis tawar sebagai penjual
c. Keterbatasan permodalan yang dimilki petani d. Keterbatasan
ketersediaan produksi e. Rendahnya kualitas
jagung hasil produksi petani
Adapun faktor eksternal yaitu:
1. Peluang
a. Penetapan jagung sebagai komoditas unggulan
b. Tersedianya lembaga pendukung usaha tani jagung
c. Kualitas benih jagung
d. Besarnya dana produksi jagung e. Standarisasi harga
produksi jagung 2. Ancaman
a. Harga komoditas jagung yang fluktuasi b. Kurangnya lembaga
24
permodalan
c. Persaingan dengan pedagang pengumpul d. Tingginya biaya
pungutan
e. Iklim yang kurang mendukung 5 Strategi
Pemasaran Produk Beras pada PT.
Pertani Kota Makassar Sulawesi Selatan
Untuk mengetahui strategi pemasaran produk beras pada PT.
Pertani
Teknik analisis SWOT
Berdasarkan Hasil Analisis Swot. Adapun Faktor Internal Dan Eksternal.
Faktor Internal Terdiri Dari:
1. Kekuatan
a. Merek yang sudah dikenal masyarakat b. Kualitas produk beras
yang dihasilkan baik c. Kemasan sesuai
dengan keininan kinsmen
d. Memiliki unit penggilingan padi e. Pelayanan keluhan
yang cepat tangkap 2. Kelemahan
a. produksi beras
kurang dipromosikan.
b. lokasi produksi yang jauh dari pasar c. kualitas beras belum
sesuai standar dengan yang diinginkan d. harga pokok produksi
yang masih tinggi e. sara produksi sudah
tua.
Adapun faktor eksternal yaitu:
1. Peluang
a. Beras merupakan makanan pokok masyarakat b. Jangakauan pasar
yang luas
c. Memiliki pelanggan yang fanatic
d. Jumlah penduduk
25
yang besar e. Tingkat
pendapatan/kesejahte raan.
2. Ancaman
a. Harga produk
pesaing yang relative rendah
b. Banyak produksi pesaing
Sumber : Data Dikelola Dari Data Primer 2021
2.6 Kerangka Pemikiran
Pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting bagi petani dan pedagang untuk mempertahankan dan meningkatkan pendapatan. Oleh karena itu dalam memilih strategi pemasaran setelah pasca panen harus melalui proses perencanaan, perhitungan, dan pertimbangan yang sesuai dan tepat sasaran dengan menggunakan peluang serta kekuatan dari produk yang akan dipasarkan untuk menghindari ancaman setelah mengetahui kelemahan dari produk yang akan dipasarkan. Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu daerah penghasil jambu mete yang berpotensial untuk meningkatkan pendapatan petani atau pengusaha jambu mete di kecamatan tersebut akan tetapi petani jambu mete masih kurang paham menentukan strategi-strategi yang baik dalam memasarkan produksi mereka, hal ini mempengaruhi pendapatan dan kesejahteraan hidup petani jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Cara yang tepat dalam menentukan strategi-strategi yang tepat dalam memasarkan komoditi jambu mete adalah dengan menggunakan analisis SWOT dalam bentuk matriks, dimana analisis ini secara sistematis dapat
26
memaksimalkan kekuatan (Strenght) dan peluang (Oportunities) namun secara bersamaan bisa meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats) yang dimiliki dalam proses pemasaran jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
27
Perumusan kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2: Kerangka Penelitian “ Analisis Strategi Pemasaran Komoditas Jambu Mete Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
PETANI JAMBU METE
PRODUKSI JAMBU METE JAMBU METEODUKSI JAM
JHUANALISIS SWOT
SHSTRATEGI PEMASAN JAMBU METE
INTERNAL EKSTERNAL
L
28
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian telah dilakukan di daerah sentra produksi komoditas jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar pada bulan juni sampai dengan bulan agustus 2021. Pemilihan Lokasi dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa daerah tersebut adalah sentra penghasil jambu mete.
3.2 Teknik Penentuan informan
Informan adalah orang-orang yang dianggap mengetahui benar-benar suatu fenomena yang meliputi objek penelitian, sehingga dapat membantu peneliti dalam menggali informasi data yang dibutuhkan dalam penelitian. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik purposive adalah teknik penentuan informan sumber data yang dilakukan dengan cara sengaja (Sugiyono, 2012). Yang menjadi kriteria informan dalam penelitian ini adalah petani Jambu Mete, pedagang jambu mete, Dinas Pertanian dan Pemerintah di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar. Informan yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 16 orang yang terdiri dari 10 orang petani jambu mete dan 6 orang pedagang jambu mete yang berhubungan dan mengetahui faktor internal dan eksternal tentang strategi pemasaran komoditas jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
29 3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yaitu Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan berupa data lisan dengan penjelasan mengenai pembahasan.
Sumber Data yaitu Data Primer dan data sekunder. Data primer merupakan data hasil wawancara yang diperoleh dari berbagai informan yang terkait dengan petani dalam pemasaran. Sedangkan data sekunder adalah data-data yang sudah tersedia dan diperoleh oleh peneliti malalui data-data badan pusat statistik baik yang didapat secara online maupun ofline melalui studi literatur pada buku, jurnal dan sebagainya yang berfungsi sebagai penunjang data-data primer.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data serta keterangan dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan cara:
1. FGD (focus Discussion Grub) yaitu teknik pengumpulan data umunya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menururt pemahaman sebuah kelompok.
2. Pengamatan (observasi) adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada obyek penelitian. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan secara langsung.
3. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan
30
dalam hal ini adalah petani dan pedagang yang memasarkan jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
4. dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengumpulan dokumen-dokumen yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk untuk ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu masalah. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah gambar bersama petani jambu mete selaku petani dalam memasarkan jambu mete yang diambil di lokasi penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif dengan menggunakan analisa alat bantu analisis yakni SWOT. Berdasarkan data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara SWOT dengan tahap awal melakukan identifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk merumuskan strategi. SWOT adalah singkatan dari dari lingkungan internal strength dan weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan threat. Analisi SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman, dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Setelah kita mengetahui faktor eksternal dan internal lalu melakukan penyusunan strategi dengan menggunakan analisis SWOT.
31 1. Analisis Matrik IFAS dan EFAS
Menganalisis lingkungan internal (Internal Factors Analysis Summary, IFAS) untuk mengetahui berbagai kemungkinan kekuatan dan kelemahan.
Menganalisis lingkungan eksternal (External, actors Analysis Summary, EFAS) untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman. Tahap penyusunan Matrik IFAS dan EFAS adalah:
a. Membuat tabel analisis dengan 4 kolom yaitu kolom faktor-faktor, kolom bobot, kolom rating dan kolom skor.
b. Menententukan faktor intenal yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) pada kolom faktor.
c. Memasukan bobot dari masing – masing elemen faktor internal dan eksternal sehingga total bobot pada faktor internal dan faktor eksternal sama yaitu 1.
d. Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 terhadap setiap faktor dengan dasar tingkat efektivitas strategi. Mekanisme pemberian rating yaitu nilai 4 untuk sangat bagus, nilai 3 jika kondisinya di atas rata – rata, nilai 2 jika rata – rata dan nilai 1 jika kondisi faktor dibawah rata – rata.
e. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk mendapatkan skor.
f. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi faktor yang dinilai. Umumnya skor yang akan diperoleh berkisar antara 1 sampai dengan g. Menentukan posisi potensi berdasarkan tabel matrik internal eksternal untuk
memperoleh status usaha dan konsep dasar strategi yang perlu dilakukan.
32
Menurut Rangkuti (2016), cara-cara penentuan faktor strategi eksternal perusahaan. Adapun tahapan identifikasi faktor strategi eksternal (EFAS) sebagai berikut:
1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 2,0 (sangat kuat), 0,15 (diatas rata-rata), 0,10 (rata-rata) sampai dengan 0,5 (dibawah rata-rat).
Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 ( outstanding) sampai dengan 1 ( poor) , berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai untuk faktor peluang bersifat positif ( peluang yang semakin besar diberi rating +4,tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya . Misalnya, jika nilai ancaman sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit, ratingnya 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor- faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
33
6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Tabel 4. Matriks Analisis Strategi Eksternal (EFAS) FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI EKSTERNAL BOBOT RATING
BOBOT X RATING PELUANG :
Peluang Ke 1 Peluang Ke 2 Peluang Ke 3 ANCAMAN : Ancaman Ke 1 Ancaman Ke 2 Ancaman Ke 3
Total 1,00 Xn
Sumber: Rangkuti, 2009.
Sedangkan untuk menentukan cara-cara penentuan faktor strategi internal perusahaan. Adapun tahapan identifikasi faktor strategi internal (IFAS) sebagai berikut:
1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 2,0 (sangat kuat), 0,15 (diatas rata-rata), 0,10 (rata-rata) sampai dengan 0,5 (dibawah rata-rata). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
34
3. Hitung rating (dalam kolom tiga) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 ( outstanding ) sampai dengan 1 (poor), yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kegiatan ) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya rata-rata industri atau dengan pesaing utama.
Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4 . Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding ) sampai dengan 1,0 (poor).
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor- faktor dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total pembobotannya bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya . Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
35
Tabel 5. Faktor Analisis Strategi Interrnal (IFAS) FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI INTERNAL BOBOT SKOR
BOBOT X SKOR KEKUATAN :
Kekuatan Ke 1 Kekuatan Ke 2 Kekuatan Ke 3 KELEMAHAN:
Kelemahan Ke 1 Kelemahan Ke 2 Kelemahan Ke 3
Total 1,00 Xn
Sumber: Rangkuti, 2009.
2. Analisis SWOT
Pola kerja analisis SWOT adalah membandingkan dan menginter pretasikan hal yang harus dilakukan dalam penanganan faktor internal yang berupa kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman. Terdapat empat tipe strategi yang ada dalam analisis SWOT yaitu strategi SO (Strength – Opportunity), strategi WO (Weakness-Opportunity), Strategi ST (Strength-Threat) dan Strategi WT (Weakness-Threat). Tahap penyusunan analisis SWOT adalah sebagai berikut:
a. Menyusun faktor internal dan eksternal hasil identifikasi dalam matrik SWOT b. Menginterpretasikan perbandingan faktor kekuatan – kekuatan internal dan
peluang – peluang eksternal lalu catat hasilnya dalam sel strategi SO
c. Menginterpretasikan perbandingan faktor kelemahan – kelemahan internal dan peluang – peluang eksternal lalu catat hasilnya dalam sel strategi WO
d. Menginterpretasikan perbandingan faktor kekuatan – kekuatan internal dan ancaman - ancaman eksternal lalu catat hasilnya dalam sel strategi ST
36
e. Menginterpretasikan perbandingan faktor kelemahan – kelemahan internal dan ancaman - ancaman eksternal lalu mencatat hasilnya dalam sel strategi WT.
Tabel 6. Matriks analisis SWOT IFAS Strengths (S)
Menentukan faktor kekuatan internal
Weaknesses (W) Menentukan faktor kelemahan internal EFAS
Oppurtunities
(O) Strategi SO Strategi WO
Menentukan faktor peluang eksternal
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T)
Menentukan faktor ancaman eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT
Ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman Sumber : Rangkuti, 2011
3.6 Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalapahaman pembaca dalam memahami penelitian ini, maka dikemukakan konsep operasionel dengan pengertian yaitu:
1. Pemasaran adalah proses memasarkan jambu mete dari petani ke pedagang hingga sampai ke konsumen.
2. Strategi adalah cara atau taktik untuk memasarkan jambu mete dari petani ke pedagang hingga sampai ketangan konsumen
3. Analisi SWOT adalah analisis yang digunakan untuk memperoleh strategi pemasaran
4. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi secara langsung kegiatan strategi pemasaran seperti peyediaan modal, tenaga kerja dan tingkat teknologi .
37
5. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung strategi pemasaran seperti tersedianya transportasi, komunikasi dan aspek- aspek yang meyangkut pemasaran.
6. Jambu mete adalah tanaman buah berupa pohon yang berasal dari brasil tenggara yang memiliki buah yang dapat dimakan dan bijinya yang bisa digoreng atau dikeringkan untuk berbagai macam penganan. Secara botani tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae), kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih dengan kerabatnya dengan mangga (Suku Anacardiaceae). Tanaman ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga petani memilih komoditi ini untuk usaha taninya. Jambu mete dalam penelitian ini adalah suatu hasil jambu mete yang diusahasilkan oleh petani Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
7. Informan adalah petani jambu mete, Pedagang jambu mete, Dinas Pertanian dan Pemerintah di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
8. Komoditi adalah tanaman jambu mete yang diusahakan petani di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
38
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Pasimarannu adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan Indonesia. Pasimarannu berjarak 119 mil dari Kota Benteng dengan waktu tempuh perjalanan laut kurang lebih 12 jam. Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar. dengan iklim rata-rata 101-150 pada musim penghujan (Desember-Januari) dan 151-500 musim kemarau (Juli- Agustus) dari permukaan laut dan dikenal 2 (dua) musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Pada musim kemarau dimulai pada bulan Juni hingga September dan musim hujan dimulai pada bulan Desember hingga bulan Maret. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan (musim pancaroba) sekitar terendah pada bulan Agustus-September dan tinggi dari permukaan laut 22 mdpl. Jumlah curah hujan di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar tertinggi pada bulan Januari mencapai 0-60 mm pada musim kemarau (April-September) dan 200-400 mm pada musim hujan (September-April)
4.2 Kondisi Demografis 4.2.1 jumlah penduduk
Jumlah penduduk terbanyak berdasarkan umur di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu pada umur 0-9 Tahun. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin yaitu jumlah penduduk perempuan lebih
39
besar dibandingkan laki-laki. Adapun jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat dari tebel berikut:
Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
No Jenis Kelamin Jumlah
(jiwa)
Presentase %
1 Laki-Laki 4,330 46,50
2 Perempuan 4,980 53,49
Jumlah 9,310 100
Sumber : Kantor Camat Pasimarannu, 2021
Berdasarkan Tabel 7. jumlah penduduk di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu berjumlah 9,310 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 4,330 jiwa dengan presentase 46,50 % dan perempuan sebanyak 4,980 jiwa dengan presentase 53,49 %.
4.2.2 Kondisi Lahan Pertanian
Kondisi pertanian di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar tidak mengusahakan padi sawah maupun padi ladang melainkan hanya perkebunan. Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar adalah salah satu kabupaten yang ada di sulawesi selatan yang memiliki perkebunan dengan Potensi sumber daya alam yang sangat bagus dan rata-rata sebagian masyarakat disana bermata pencaharian sebagai petani.
Desa ini berjarak 119 mill dari Ibu Kota Kecamatan Pasimarannu, 12 jam menggunakan kapal ke Ibu Kota Kabupaten kepulauan selayar dan ± 24 jam menggunakan kapal dari Makassar Ibu Kota Propinsi Sulawesi Selatan. Secara garis besar Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari 8 Desa dengan luas wilayah 176,35 𝑘𝑚2 yang terdiri dari Desa Bonerate, Desa
40
Bonea, Desa Majapahit, Desa Komba-Komba, Desa Batu Bingkung, Desa Lambego, Desa Sambali dan Desa Lamantu.
41
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden 5.1.1 Umur Responden
Dalam melakukan usaha khususnya usaha pertanian membutuhkan umur yang masih tergolong produktif, menurut Barthos (2001). Tingkat umur yang produktif yaitu berada di bawah umur 15 tahun dan diatas 65 tahun. pada usia produktif petani diharapkan mampu mencapai puncak produktivitas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam berusaha. Hal ini dibutuhkan karena di dalam bekerja diperlukan kondisi tubuh yang sehatdan pemikiran yang matang. Berikut inii tabel 9 menjelaskan karakteristik responden berdasarkan umur
tabel 8. Umur responden petani, pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang eksportir di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
No Umur
(tahun)
Jumlah (orang)
Presentase %
1 25-32 1 06,25
2 32-39 4 25,00
3 39-46 6 37,50
4 46-53 2 12,50
5 53-60 3 18,75
Jumlah 16 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021
Berdasarkan tabel 8. Dapat dilihat bahwa rata-rata umur responden berkisar antara 39-46 tahun yaitu sebanyak 37,50 % atau 6 orang responden.
Kondisi ini menunjukan bahwa rata-rata responden berada pada umur yang produktif yang memiliki kemampuan fisik yang mendukung dalam mengelola
42
usaha jambu mete. Hal ini sesuai dengan pendapat Swashta (1997), yang menyatakan bahwa tingkat produktifitas kerja seseorang akan mengalami peningkatan sesuai dengan pertambahan umur kemudian akan turun kembali menjelang usia tua.
5.1.2 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan merupakan aspek penting bagi individu karena pendidikan sangat berkaitan erat dengan pla piker individu. Tingkat pendidikan dapat membantu dalam peningkatan produktivitas jambu mete. Tingkat pendidikan yang memadai tentunya akan berdampak pada kemampuan dalam memproduksi dan memasarkan jambu mete. Berikut ini tabel yang menjelaskan tentang tingkat pendidikan responden.
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasakan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Presentase %
1 Tidak Sekolah 4 25,00
2 SD 6 31,25
3 SMP 3 18,75
4 SMA 3 18,75
Jumlah 16 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021
Tabel 9. Menunjukan tingkat pendidikan responden di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauaan Selayar. Jumlah responden yang tidak sekolah adalah 4 orang dengan presentase 25,00 %, kemudian jumlah responden yang bertingkat pendidikan SD adalah 6 orang dengan presentase 31,25 %, kemudian yang tamatan SMP sebanyak 3 orang dengan presentase 18,75 % dan yang bertingkat pendidikkkan SMA sebanyak 3 orang dengan presentase 18,75 %.
43 5.1.3 Pengalaman Berusaha
Pengalaman berusaha merupakan aspek penting bagi individu karena pengalaman sangat berkaitan erat dengan pola pikir untuk kegiatan usahanya.
Pengalaman berusaha tani yang memadai tentunya akan berdampak pada kemampuan dalam memproduksi dan memasarkan jambu mete. Berikut ini tabel yang menjelaskan tentang karakteristik responden berdasarkan pengakaman berusaha.
Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman berusahatani Jambu Mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
No Pengalaman Berusaha (tahun)
Jumlah (orang)
Presentase %
1 3-10 3 18,75
2 10-17 4 25,00
3 17-24 2 12,50
4 24-31 2 12,50
5 31-39 5 37,50
Jumlah 16 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021
Berdasarkan tabel 10. Karakteritik responden berdasarkan pengalaman berusaha memiliki banyak variasi. Dari kisaran pengalaman berusaha tani yaitu 3- 10 tahun berjumlah 3 orang dengan presentase 18,75 %, 10-17 dengan 4 jumlah orang dan presentase sebanyak 25,00 %, 17-24 dengan jumlah 2 orang dengan presentase 12,50 %, 24-31 dengan jumlah 2 orang dengan presentase 12,50 %, 31- 39 dengan jumlah 5 orang dengan presentase 37,50 %.