• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Identifikasi faktor Internal dan Eksternal

5.2.1 Analisis Faktor Internal

Analisis faktor internal mengidentifikasi faktor-faktor berupa kekuatan dan kelemahan pada usaha pemasaran komoditas jambu mete. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan petani dan pedagang-pedagang jambu mete terdiri dari:

1. Kekuatan

Kekuatan yaitu mencakup kekuatan internal yang mendorong pengembangan usaha. Kekuatan yang dimiliki oleh usaha yaitu:

45

a. Kualitas jambu mete yang dihasilkan petani baik

Kualitas jambu mete yang dihasilkan oleh petani di Kecamtan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki kualitas yang cukup baik untuk di perjual belikan.

b. Sebagai bahan baku

Tanaman jambu mete merupakan komoditi yang banyak manfaatnya mulai dari akar, batang, daun dan buahnya. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, manisan kering, selai, oseng dll. Kulit kayu mete mengandung cairan yang berwarna coklat yang apabila terkena udara cairan tersebut dapat berubah berwarna hitam yang dapat digunakan sebagai bahan tinta atau pewarna. Selain itu kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebgai obat kumur atau obat sariawan dll.

c. Produksi jambu mete yang tinggi

Produksi jambu mete di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar. yaitu pada tahun 2020 mencapai 366.00 ton. Sehingga komoditas ini dapat memberikan keuntungan kepada petani.

2. Kelemahan

Kelemahan mencakup kelemahan internal yang dapat mempengaruhi jalanya usaha yaitu sebagai berikut:

a. Panjangnya saluran pemasaran

Saluran pemasaran di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu memiliki beberapa saluran yaitu saluran 1: petani menjual

46

jambu metenya ke pedagang pengumpul, saluran 2: petani menjual jambu mete ke pedagang besar, saluran 3: petani menjual jambu mete ke pedagang pengumpul kemudian pedagang pengumpul menjualnya ke pedagang besar. saluran 4: petani menjual jambu metenya ke pedagang pengumpul kemudian pedagang pengumpul menjual jambu metenya ke pedagang besar dan pedagang besar kemudian ke pedagang eksportir.

Panjangnya lembaga pemasaran yang terlibat, sehingga keuntungan petani yang tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan karena adanya perpindahan produk dari suatu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu perpindan tersebut terdapat biaya-biaya yang diperlukan oleh setiap penyalur komoditas jambu mete.

b. Keuntungan petani rendah

Faktor kelemahan selanjutnya adalah keuntungan pedagang rendah yang disebabkan karena adanya fluktuasi harga. Pada bulan november atau awal panen harga jambu mete harga jambu mete dapat mencapai 20.000 perkilo dan pada bulan desember atau pertengahan dapat mencapai 15.000 perkilo sedangkan pada akhir bulan panen februari dapat mencapai 10.000 perkilo bahkan bisa sampai 8.000 perkilo.

c. Kurangnya informasi

Kurangnya informasi yang didapatkan petani jambu mete sehingga membuat petani kesulitan dalam mengetahui informasi mengenai kondisi pasar.

47 d. Margin pemasaran besar

Faktor lain yang menjadi kelemahan adalah margin pemasaran karena apabila banyak lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran sebelum sampai pada pedagang akhir maka biaya pemasaran jambu mete akan semakin tinggi. Untuk sampai kepada pedagang besar maka jambu mete didistribusikan melalui pedagang perantara. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan harga jual ditangan produsen dengan harga jual ditangan pengumpul dan seterusnya.

5.2.2 Analisis Faktor Eksternal

Analisis faktor eksternal dilakukan dengan mengolah faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Peluang

Peluang dapat dimanfaatkan oleh petani atau pedagang untuk meningkatkan usaha. Peluang yang dimiliki oleh petani terdiri dari:

a. Keunggulan jambu mete

Tanaman jambu mete merupakan salah satu tanaman perkebunan yang merupakan komoditi yang memiliki banyak manfaat mulai dari akar, batang, daun dan buahnya. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, manisan kering, selai, oseng dll. Kulit kayu mete mengandung cairan yang berwarna coklat yang apabila terkena udara cairan tersebut dapat berubah berwarna hitam yang dapat digunakan sebagai bahan tinta atau pewarna. Selain itu kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebgai obat kumur atau obat sariawan dan lain-lain. Selain itu cara

48

membudidayakanya tidak terlalu rumit dan dengan harga yang tidak terlalu rendah.

b. Dukungan pemerintah

Kebijakan pemerintah saat ini masih bersifat umum, tidak khusus untuk jambu mete saja. Dukungan pemerintah dalam usaha jambu mete sangat diperlukan demi kelangsungan usaha tersebut.

c. Akses transportasi memadai

Akses transportasi memiliki Peran yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran karena menyediakan akses bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk mengangkut hasil pertanian atau memindahkan barang dan memperlancar akses masyarakat dalam berpergian dari daerah asal kedaerah tujuan. Akses transportasi di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar pedagang sudah banyak memiliki kendaraan untuk mengangkut jambu mete dari pedagang pengumpul dan ke pedagang eksportir.

2. Ancaman

Ancaman merupakan faktor eksternal yang dapat menghambat kelancaran proses pemasaran jambu mete. Ancaman yang dimiliki oleh petani dan pedagang terdiri dari:

a. Produk impor yang sejenis

Semakin banyak produk impor yang sejenis maka semakin banyak pesaing jambu mete dan rendah pula harga beli komoditas jambu mete dari petani dan pedagang.

49

b. Harga komoditas jambu mete yang berfluktuasi

Harga komoditas jambu mete menjadi ancaman bagi petani dan pedagang di Kecamatan Pasimarannu karena jika harga jambu mete berubah-ubah atau naik dan turun maka akan mempengaruhi pendapatan petani maupun pedagang jambu mete. Pada bulan november atau awal panen harga jambu mete harga jambu mete dapat mencapai 20.000 perkilo dan pada bulan desember atau pertengahan dapat mencapai 15.000 perkilo sedangkan pada akhir bulan panen februari dapat mencapai 10.000 perkilo.

c. Faktor iklim dan cuaca yang kurang mendukung

Tanaman jambu mete umumnya tumbuh di daerah beriklim tropis yang terdiri dari dua musim yaitu kemarau dan hujan. Tanaman jambu mete peka terhadap perubahan iklim dan cuaca. Musim kering yang terjadi selama 4-6 bulan, pada fase pembungaan akan meningkatkan produksi gelondong, sebaiknya jika hujan terjadi selama periode pembungaan dan pembentukan buah dapat menurunkan produksi

Dokumen terkait