• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angka Kematian Ibu (AKI)

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 38-43)

Pertumbuhan ekonomi yang tinggibiasanya memang akan diikuti oleh melebarnya kesenjangan pendapatan. Kondisimelebarnya kesenjangan

F. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) per 100.000 kelahiran hidup.Angka kematian ibu maternal (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan masa nifas. Angka kematian ibu maternal di Kabupaten Klungkung selama periode tahun 2007-2011 cenderung berfluktuatif.Angka Kematian ibu maternal pada tahun 2008 sebesar 140,6 per 100.000, terjadi penurunan di tahun 2009 menjadi 103,41 hingga tahun 2010 AKI mencapai angka 70 per 100.000 kelahiran hidup, namun meningkat lagi pada tahun 2011 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (3 kematian dari 2.942 lahir hidup). Dari 3 kasus kematian ibu yang terjadi pada tahun 2011 di 2 kasus di sebabkan karena eklamsi dan 1 kasus disebabkan oleh emboli air ketuban. Kasus kematian maternal terjadi di wilayah Puskesmas Nusa Penida II sebanyak 2 Kasus dan wilayah Puskesmas Klungkung I sebanyak 1 kasus. Sedangkan di tahun 2012 angka kematian ibu meningkat menjadi 135,23/per 100.000 LH.

Capaian AKI di Provinsi Bali Tahun2012 sebesar 89,67 per 100.000 KH, jauh lebih rendah jika dibandingkandengan target MDGs tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 KH dan juga lebihrendah dibandingkan terget nasional tahun 2010 yaitu sebesar 110 per100.000 KH dan bahkan seluruh Kabupaten/Kota di provinsi Bali telah mencapaitarget(Dinas Kesehatan Propinsi Bali 2013: Profil Kesehatan Provinsi Bali 2013). Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Klungkung tahun 2012 mencapai 135,23 lebih tinggi dari capaian tahun 2011 yang sebesar 101,98 (Laporan Capaian SMP Dinas Kesehatan 2013).

Indikator capaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Klungkung seperti cakupan kunjungan ibu hamil (K4) tahun 2012 sebesar 95,21% lebih baik dari tahun 2011 mencapai 91,10 persen, lebih rendah dari Kota Denpasar, seperti terlihat grafik berikut.

Gambar2.7

Grafik Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Provinsi Bali Tahun 2012

Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi. Cakupan pemberian tablet Fe3 pada ibu hamil di Kabupaten Klungkung tahun 2011 mencapai 91,08 persen lebih rendah dari Kabupaten Gianyar, seperti terlihat grafik berikut.

Gambar 2.8

Grafik Cakupan Pemberian Tablet Fe3 Pada Ibu Hamil Provinsi Bali Tahun 2011

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2012

Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Klungkung tahun 2012 mencapai 94,9% meningkat dibanding tahun 2011 sebesar 92,54%. Angka ini lebih rendah dari rata-rata di Provinsi Bali yaitu 97,06%. Oleh karena itu tantangan ke depan adalah memberikan perhatian khusus pada penyediaan pelayanan yang memadai dan berkelanjutan dengan penekanan pada ketersediaan penolong persalinan terlatih. Aktivitas masyarakat ditekankan pada upaya untuk menjamin bahwa wanita dan bayi baru lahir memperoleh akses terhadap pelayanan, mengusahakan setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi

obstetrik

dan

neonatal

mendapatkan pelayanan yang memadai, dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Gambar 2.9

Grafik Cakupan Persalinan Yang Ditolong Tenaga Kesehatan Kabupaten/Kota diProvinsi Bali Tahun 2012

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2013

Cakupan kunjungan

neonatus

adalah cakupan

neonatus

(bayi 0-28 hari) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar minimal 2 (dua) kali di sarana pelayanan kesehatan maupun kunjungan rumah. Jika dibandingkan dengan target yang ditentukan 82 % di Provinsi Bali, capaian di Kabupaten Klungkung telah mencapai 99,52 % (tahun 2012). Hal ini menunjukkan pelayanan kesehatan bayi neonatus sudah cukup baik. Tantangan ke depan yang harus diperhatikan adalah upaya mempertahankan kondisi ini agar petugas kesehatan harus pro-aktif memantau bayi

neonatus

di Kabupaten Klungkung.

Gambar 2.10

Grafik Cakupan Kunjungan

Neonatus

(KN Lengkap) Kabupaten/Kota diProvinsi Bali Tahun 2012

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2013

Cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Klungkung tahun 2012 telah mencapai 98,72 menempati urutan ke tiga setelah Kabupaten Bangli dan Buleleng, sedangkan paling rendah yaitu Kota Denpasar sebesar 79,56.

Gambar 2.11

Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Kabupaten/Kota diProvinsi Bali Tahun 2012

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2013

Sedangkan untuk pelayanan Balita tahun 2012 sebesar 75,26 menempati urutan ke empat setelah Kabupaten Badung, Tabanan, Jembrana, dan Bangli. Sedangkan paling rendah yaitu Buleleng sebesar 44,88.

Gambar 2.12

GrafikCakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Kabupaten/Kota diProvinsi Bali Tahun 2012

Tabel 2.27

Capaian SPM Kesehatan Kabupaten Klungkung Tahun 2008 -2013

N0 Indikator Target SPM Persentase Hasil Pencapaian Target Tahun (%)

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Angka kematian Ibu/ 100.000 LH 100 140,59 103,41 70,65 101,98 135,23 0

2 Angka Kematian Bayi/1000 LH - 7,03 8,96 5,95 9,18 6,76 10,6

3 Angka kematian neonatus 0,68 3,00 9,13 6,2 10,2 7,4 -

4 Cakupan kunjungan Bumil K4 95% 94,92 92,49 88,12 91,8 95,2 92,2

5 Persalinan oleh tenaga kesehatan 90% 92,23 92,95 89,95 92,54 96,4 94,9

6 Cakupan kunjungan neonatus 90% 93,98 96,67 91,7 100,4 100 99,2

7 Cakupan kunjungan bayi 90% 105,79 106,7 109,62 183,63 103,4 101,3

8 Cakupan bayi berat lahir rendah

(BBLR) - 2,11 2,59 42,56 4,1 3,8 3,8

9 Cak Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dan Pra Sekolah (DDTK)

- 90,62 97,95 96,85 - - -

10 Cak. Pemeriksaan siswa SD oleh

Nakes - - - - - -

11 Cakupan pelayanan kesehatan

remaja - 23,05 66,39 46,52 90,8 96,2 95

12 Cakupan peserta aktif KB 70% 18,22 16,52 59,09

13 Balita bawah garis merah (BGM) - 86,82 87,87 85,1 85,92 84,9 87,5

14 Balita Gizi Buruk (BB/U) - 2,3 3,7 1,59 0,7 0,52 0,5

15 Balita gizi buruk dapat perawatan - 0,01 0,02 0,03 0,6 0,52 0,54

16 Balita naik berat badan - 100 50 100 100 100 100

17 Cakupan Bumil mendapat 90

tablet Fe 95% 79,61 80,81 81,17 84,3 85,01 77,5

18 Cak. Balita dapat kapsul Vit A (2

kali) 80% 94,99 92,49 88,12 91,08 95,21 92,21

19 Cak. Pemberian MP-ASI Bayi BGM Gakin

100% 99,7 100 100 100 100 100

20 Rumah tangga sehat 85% 80 81 82 83 84 79,71

21 Bayi mendapat ASI-Eksklusif - 86,54 78,11 85,25 92,3 89,08 58,1

22 Desa dengan garam beryodium

baik - 36,48 38,35 41,08 56,08 62,04 -

23 Posyandu Purnama - 39,66 31,03 27,12 - - 79,7

24 Cakupan JPKM pra bayar - 70 66 66,44 66,09 66,09 100

25 Cak JPK Gakin dan masyarakat

rentan - 27,38 27,38 100 100 100 100

26 Rawat Jalan 15% 61,96 100 50,57 100 49,99 50,07

27 Rawat Inap 1,5% 1,36 1,26 1,63 1,53 1,66 2,03

28 Ibu hamil resti dirujuk

29 Pelayanan gangguan jiwa di

sarkes umum 15% 0,37 0,91 0,38 1,32 0,84 1,2

30 Akses ketersediaan darah bagi

N0 Indikator Target SPM Persentase Hasil Pencapaian Target Tahun (%)

2008 2009 2010 2011 2012 2013

31 Ibu hamil resti/komplikasi

ditangani - 53,99 53,99 65,09 79,9 87,9 8,47

32 Neonatal resti/komplikasi

ditangani - 8,67 8,67 13,7 64,1 63,7 60,6

33 Penyuluhan NAPZA oleh petugas

kesehatan 9420 9420 28,198 1522 1481 7,8

34 Ketersediaan obat sesuai

kebutuhan 90% - - 100 100 91,42 86,73

35 Pengadaan obat esensial 100% - - 100 100 91,42 80,43

36 Pengadaan obat generik 100% - 100 94,2 96 97,82

37 Penulisan resep obat generik 90% 98,7 97,79 98,86 98,9 99,21 98,85

38 Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat dapat diakses masyarakat.

100% 100 100 100 100 100 100

39 Imunisasi dasar/ UCI 100% 100 100 100 100 100 100

- tingkat Drop out imunisasi - - 0,3 0,8 0,2 6,03 0,3

40 Desa/kelurahan mengalami KLB

ditangani<24 jam - 100 100 100 100 100 100

41 Kecamatan bebas rawan gizi 4 100 4 4 4 4 4

42 Acute Flacid Paralysis (AFP)/100.000 pdk<15 th

- 100 100 100 100 100 100

43 Penderita malaria diobati 100% 100 100 100 100 100 100

44 Penderita kusta selesai berobat

(RFT) rate < 1 - 30 34,48 0,43 0,38 0,43

45 Penderita DBD ditangani 100% 100 100 100 100 100 100

46 Angka kesembuhan Penyakit TB BTA (+)

85 62,86 97,83 85 84,34 42,11

47 Cak. Balita dengan diare

ditangani 100% 100 100 100 100 100 100

48 Cak. balita dengan pneumonia

ditangani 80% 100 100 3,5 4,4 34,27 45,53

49 Klien HIV/AIDS ditangani 100 100 100 100 100 100

50 Infeksi Menular Seksual ditangani 100% 94,39 100 100 - 100 100

51 Rumah bebas jentik nyamuk

Aedes 95% 89,5 94,39 100 94,16 94,27 93,67

52 Institusi dibina 80% 50 55 60 65 70 73,3

53 Tempat umum memenuhi syarat 85% 77 77 79 79 80 80

54 Umur Harapan Hidup (UHH) 72 69,00, 69,05 69,07 69,15 69,20 -

Sumber: Dinkes. Klungkung, 2014

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 38-43)

Dokumen terkait