• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1

Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1 Kondisi Geografi A. Letak Wilayah

Kabupaten Klungkung terletak diantara 1150 21‘ 28‖ – 1150 37‘ 43‖ Bujur Timur dan 800 27‘ 37‖ – 800 49‘ 00‖ Lintang Selatan dengan batas-batas di sebelah Utara Kabupaten Bangli, sebelah Timur Kabupaten Karangasem sebelah Selatan Samudra Hindia dan sebelah barat Kabupaten Gianyar. Kabupaten Klungkung merupakan kabupaten yang luasnya terkecil kedua setelah Kodya Denpasar dari 9 (sembilan) kabupaten dan kota di Bali dengan luas wilayah 31.500 Ha. (315 km2) atau 5,60 % dari luas wilayah Provinsi Bali secara keseluruhan. Luas wilayah Kabupaten Klungkung sepertiganya terletak di daratan Pulau Bali (11.216 Ha) dan dua pertiganya terletak di Kepulauan Nusa Penida (20.284 Ha).Pusat Kota Semarapura terdekat berjarak sekitar 12 km dan terjauh 93,1 km dari pusat kota kabupaten se Bali adapun rinciannya seperti dibawah ini:

Tabel 2.1

Jarak Kota Semarapura ke Kota Lainnya di Bali Tahun 2012

No. Ke Ibu Kota Kabupaten/Kota se-Bali Jarak (km)

1 Gianyar 11,00

2 Bangli 23,00

3 Denpasar 40,00

4 Amlapura 38,00

5 Tabanan 60,00

6 Singaraja (via Kintamani) 103,00

7 Negara 135,00

Sumber :BPS Kab. Klungkung, 2013(Klungkung Dalam Angka2013)

B. Klimatologi, Hidrologi dan Hidrogeologi

Sebagaimana halnya Wilayah Bali pada umumnya wilayah Kabupaten Klungkung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin musim. Sebagai daerah tropis, Kabupaten Klungkung memiliki musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau di Klungkung biasanya terjadi sekitar bulan Juni-September dan musim hujan terjadi sekitar bulan Desember-Maret yang diselingi musim pancaroba. Curah hujan di Wilayah Klungkung dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan orografi dan pertemuan (pusaran) arus udara. Oleh karena itu pencatatan dilakukan di masing-masing kecamatan. Di Kecamatan Klungkung, Kecamatan Banjarangkan dan Kecamatan Dawan masing-masing 1 (satu) pengamatan, sedangkan di Kecamatan

(2)

Nusa Penida ada 3 (tiga) tempat pengamatan yaitu Sampalan, Prapat dan Klumpu. Berdasarkan data pada tahun 2012 rata-rata curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Banjarangkan yaitu sebesar 163,08 mm dengan rata-rata hari hujan perbulansebesar 9,58 hari, sedangkan terendah di Kecamatan Dawan dengan rata-ratacurah hujan sebesar 51,00 mm dan rata rata hari hujan 5,50 hari. Nusa Penida merupakan kecamatan dengan rata-rata hari hujan terendah yaitu 4,92 hari namun rata-rata curah hujannya cukup tinggi yaitu sebesar 158,75 mm. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2

Jumlah Curah Hujan (CH) dan Hari Hujan (HH) Per Kecamatan di Kabupaten Klungkung Tahun 2012

No. Bulan

Kecamatan

Nusa Penida Banjarangkan Klungkung Dawan

CH HH CH HH CH HH CH HH 1 Januari 770 17 414 20 295 11 391 26 2 Pebruari 190 7 103 10 171 9 - - 3 Maret 470 15 379 18 196 9 - - 4 April 70 1 57 8 49 5 - - 5 Mei 183 6 401 16 334 11 - - 6 Juni 14 1 62 6 21 2 9 2 7 Juli 8 2 146 10 49 5 16 8 8 Agustus - - 4 1 - - 2 3 9 September - - 11 2 3 1 - - 10 Oktober 4 1 26 3 22 3 11 3 11 November 33 4 195 8 124 10 95 10 12 Desember 163 5 159 13 118 11 88 14 Jumlah 1.905 59 1.957 115 1.382 77 612 66

Sumber :BPS Kab. Klungkung, 2013(Klungkung Dalam Angka2013)

Sumber air di Klungkung Daratan (Wilayah Kabupaten Klungkung yang berada di Pulau Bali) berasal dari sungai yang mengalir sepanjang tahun sedangkan di Kepulauan Nusa Penida sumber air berasal dari air hujan dan sebagian kecil dari mata air. Penduduk memanfaatkan air hujan dengan menampung dalam cubang (penampungan) untuk kebutuhan sehari-hari.

Tabel 2.3

Nama dan Panjang Sungai di Kabupaten Klungkung Tahun 2012

No. Nama Sungai Panjang (m)

1 Tukad Bubungan 6.000

2 Tukad Yeh Unda 24.000

3 Tukad Telaga Waja 33.000

4 Tukad Belatung 24.000

5 Tukad Rangka 33.600

6 Tukad Lantang 32.800

7 Tukad Samu 32.800

(3)

No. Nama Sungai Panjang (m)

9 Tukad Anyar 31.400

10 Tukad Menanga 30.000

11 Tukad Yeh Jinah 30.000

12 Tukad Bubuh 32.600

13 Tukad Belok 32.600

14 Tukad Melangit 32.600

Jumlah 409.000

Sumber :BPS Kab. Klungkung, 2013(Klungkung Dalam Angka2013)

C. Kondisi Wilayah

Kondisi wilayah Kabupaten Klungkung kalau ditinjau dari ketinggian permukaan air laut sebagian besar berada pada ketinggian 100 – 500m dengan luas 227,48 km2 sedangkan di atas ketinggian 500 m hanya 1,25 km2. Selengkapnya disajikan seperti tabel berikut:

Tabel 2.4

Klasifikasi Ketinggian Kabupaten Klungkung dari Permukaan Air Laut dan Luas Wilayahnya

Klasifikasi Ketinggian (Meter) Luas Wilayah km2 (%) 0 - 7 8,33 2,64 7 - 25 23,61 7,5 25 - 50 21,27 6,75 50 - 100 33,06 10,5 100 - 500 227,48 72,21 >500 1,25 0,40 Jumlah 315 100

Sumber:BPS Kab. Klungkung, 2013(Klungkung Dalam Angka2013)

Kabupaten Klungkung memiliki panjang pantai 97,60 km dan sebagian besar ada di wilayah kepulauan Nusa Penida yaitu sepanjang 83,50 km dan di Klungkung daratan hanya sepanjang 14,10 km seperti disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.5

Panjang Pantai Kabupaten Klungkung Tahun 2012

Wilayah Panjang (km)

Di Klungkung Daratan 14,10

Di Kepulauan Nusa Penida 83,50

Jumlah 97,60

Sumber: BPS Kab. Klungkung, 2013(Klungkung Dalam Angka2013)

Luas lahan Kabupaten Klungkung menurut penggunaan lahan sebagian besar merupakan lahan bukan sawah seluas 27.655Ha, sedangkan luas sawah hanya 3.845 Ha. Lahan bukan sawah sebagian besar merupakan lahan kering seluas 27.655Ha, sedangkan sisanya 5Ha adalah lahan lainnya. Selengkapnya disajikan pada tabel berikut.

(4)

Tabel 2.6

Luas Lahan Menurut Penggunaan Per Kecamatan Tahun 2011 (Ha)

No. Penggunaan Tanah

Kecamatan Jumlah Nusa Penida Banjar- angkan Klung- kung Dawan I. Lahan Sawah - 2.006 1.227 612 3.845 1.1 Pengairan Teknis - - - - -

1.2 Pengairan Setengah Teknis - 2.006 1.227 612 3.845

1.3 Pengairan Sederhana PU. - - - - -

1.4 Pengairan Tradisional - - - - -

1.5 Tadah Hujan - - - - -

II. Bukan Lawan Sawah 20.282 2.567 1.678 3.126 27.655

2.1 Lahan Kering/Kritis 20.282 2.567 1.678 3.126 27.655

a. Pekarangan dan Sekitarnya 219 405 447 261 1.332

b. Tegal/Kebun 4.996 1.290 382 645 7.313

c. Padang Rumput - - - - -

d. Hutan Negara 1.048 - - - 1.048

e. Perkebunan 4.035 638 25 1.327 6.025

f. Hutan Rakyat 5.335 - - 657 5.992

g. Tanah Yang Sementara Tidak Diusahakan - - - - - h. Lain-lain 4.649 231 824 236 5.940 2.2 Lahan Lainnya 2 3 - - 5 a. Rawa-rawa - 1 - - 1 b. Tambak 2 - - - 2 c. Kolam - 2 - - 2 Jumlah 20.284 4.573 2.905 3.738 31.500

Sumber: BPS Kab. Klungkung, 2012(Klungkung Dalam Angka2012)

D. Topografi:

Topografi wilayah Kabupaten Klungkung dengan panjang pantai 97,60 km, tediri atas panjang pantai di daratan Klungkung sepanjang 14,10 km dan panjang pantai di Kepulauan Nusa Penida sepanjang 83,50 km. Permukaan tanah pada umumnya tidak rata, bergelombang bahkan sebagian besar berupa bukit-bukit terjal yang kering sertatandus dan sebagian kecil saja merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan/lereng di Kabupaten Klungkung dirinci menurut klasifikasi dan luasnya terbagi menjadi daerah datar (kemiringan 0-2º) seluas 42,21 km² atau 13,08% dari luas kabupaten, landai (kemiringan 2-15º) seluas 113,05 km² atau 35,89% luas kabupaten, miring (kemiringan 15-40º) seluas 144,27 km² atau 45,80% luas kabupaten, dan terjal (kemiringan diatas 40º) seluas 16,47 km² atau 5,32% dariluas Kabupaten Klungkung. Di Nusa Penida, secara umum kondisi topografi tergolong landai sampai berbukit. Desa pesisir di sepanjang pantai bagian utara berupa lahan datar dengan kemiringan 0 - 3 % dari ketinggian lahan 0 - 268 m dpl. Semakin ke selatan kemiringan lerengnya semakin bergelombang. Demikian juga pulau Lembongan bagian Utara merupakan lahan datar dengan kemiringan 0 - 3% dan dibagian Selatan kemiringannya 3 - 8 %. Sedangkan Pulau Ceningan

(5)

mempunyai kemiringan lereng bervariasi antara 8 - 15% dan 15 - 30% dengan kondisi tanahbergelombang dan berbukit. Walaupun topografi wilayah Kabupaten Klungkung yang sebagian besar berupa bukit, di Kabupaten Klungkung kemungkinan terjadi banjir tetap ada.

E. Kawasan Lindung

Kawasan hutan lindung sesuai pasal 31 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 ditetapkan seluas kurang lebih 804,50 (delapan ratus empat koma lima puluh) hektar atau 2,55% (dua koma lima puluh lima persen) dari luas wilayah kabupaten, meliputi : (a). Hutan Lindung Suana seluas 329,5 (tiga ratus dua puluh sembilan koma lima) hektar tersebar di Pulau Nusa Penida, Kecamatan Nusa Penida;(b). Hutan Lindung Sakti seluas 273 (dua ratus tujuh puluh tiga) hektar tersebar di Desa Sakti dan sekitarnya, Kecamatan Nusa Penida; dan (c). Hutan Lindung Lembongan seluas 202 (dua ratus dua) hektar tersebar di perairan Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida.

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya sesuai Pasal 32 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 meliputi kawasan resapan air yang sebarannya terdapat di : (a). Kawasan Bukit Abah di bagian utara dan timur, Kecamatan Dawan; dan (b). Kawasan Kepulauan Nusa Penida tersebar terutama di bagian selatan dan sebagian di bagian tengah pulau, Kecamatan Nusa Penida.

Kawasan perlindungan Pasal 33 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 meliputi: (a). kawasan suci; (b). kawasan tempat suci; (c). kawasan sempadan pantai; (d). kawasan sempadan sungai; (e). kawasan sempadan waduk; (f). kawasan sempadan jurang; dan (g). kawasan ruang terbuka hijau dan Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK).

Kawasan suci sesuai Pasal 34 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033, meliputi: (a). kawasan suci campuhan;(b). kawasan suci pantai; (c). kawasan suci laut;(d). kawasan suci mata air; dan (e). kawasan suci

catus patha

. Kawasan suci campuhan sebarannya mencakup seluruh lokasi yang memiliki pertemuan aliran dua buah sungai wilayah kabupaten. Kawasan suci pantai sebarannya mencakup tempat-tempat di pantai yang dimanfaatkan untuk upacara melasti di seluruh pantai wilayah kabupaten, meliputi: (a).Pantai Negari, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan; (b). Pantai Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan; (c). Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung; (d). Pantai Jumpai, Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung; (e). Pantai Kusamba, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan;(f). Pantai Goa Lawah, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan; (g). Pantai Ped, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida; (h). Pantai Suana, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida; (i). Pantai Bakung, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida; dan (j). Pantai Tabuanan, Desa Sekartaji, Kecamatan Nusa Penida.

(6)

Kawasan suci laut sebarannya mencakup kawasan perairan laut yang difungsikan untuk tempat melangsungkan upacara keagamaan bagi umat Hindu di wilayah kabupaten.Kawasan suci mata air sebarannya mencakup tempat-tempat mata air yang difungsikan untuk tempat melangsungkan upacara keagamaan bagi umat Hindu, meliputi: (a). mata air suci Segening Tangluk, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan; (b). mata air suci Segening Kamasan, Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung; dan (c). mata air suci lainnya.Kawasan suci cathus patha, sebarannya meliputi: (a).

cathus patha agung

wilayah Kabupaten di Simpang Patung Kanda Pat Kawasan Perkotaan Semarapura; (b). Jalur pemelastian Ida Bhatara Gunung Agung dari perbatasan Karangasem – Klungkung sampai dengan Pantai Watu Klotok; (c).

cathus patha alit

tersebar di tiap-tiap wilayah desa adat/pekraman yang difungsikan untuk tempat melangsungkan upacara keagamaan bagi umat Hindu; dan (d). arahan pengelolaan kawasan

cathus patha

adalah perlindungan kawasan dari kegiatan yang dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan ritual keagamaan.

Kawasan tempat suci sesuai Pasal 35 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 meliputi: (a). kawasan radius kesucian

Pura Sad Kahyangan

; (b). kawasan radius kesucian

Pura

Dang Kahyangan

; dan(c). kawasan radius kesucian

Pura Kahyangan Jagat, Pura

Kahyangan Tiga

dan Pura lainnya. Kawasan radius kesucian Pura Sad Kahyangan meliputi:(a). kawasan Pura Goa Lawah, di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan; dan (b) kawasan Pura Kentel Gumi, di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan. Kawasan radius kesucian

Pura Dang Kahyangan

meliputi: (a). kawasan Pura Watu Klotok, di Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung; (b). kawasan Pura Dasar Buana Gelgel, di Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung; (c). kawasan Pura Penataran Agung, di Kelurahan Semarapura Kangin, Kecamatan Klungkung; dan (d). kawasan Pura Dalem Penataran Ped di Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida.Kawasan radius kesucian Pura Kahyangan Jagat, Pura Kahyangan Tiga dan pura lainnya mencakup seluruh Pura Kahyangan Desa di tiap-tiap

desa adat/pekraman

beserta pura-pura dadia dan pura swagina di seluruh wilayah.

Kawasan sempadan pantai sesuai Pasal 36 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 mencakup seluruh pantai yang terdapat di kawasan pesisir wilayah seluas kurang lebih 118 (seratus delapan belas) hektar atau 0,37 % (nol koma tiga puluh tujuh persen) dari luas wilayah kabupaten, meliputi: (a). sempadan pantai di wilayah Klungkung Daratan; dan (b). sempadan pantai di wilayah Klungkung Kepulauan. Sempadan pantai di wilayah Klungkung Daratan terletak pada garis pantai sepanjang 13,5 (tiga belas koma lima) km, meliputi: (a). pantai berpasir hitam di Pantai Lepang dan Pantai Tegal Besar di Kecamatan Banjarangkan; (b). pantai berpasir hitam di Pantai Watu Klotok dan Pantai Jumpai di Kecamatan Klungkung; dan (c). pantai berpasir hitam di Pantai Gunaksa, Pantai Kusamba, Pantai Pesinggahan dan Pantai Goa Lawah di Kecamatan Dawan. Sempadan pantai di wilayah Klungkung Kepulauan terletak pada garis pantai sepanjang 104,5 (seratus empat koma lima) km,

(7)

meliputi: (a). sempadan pantai di Nusa Penida sepanjang 78 (tujuh puluh delapan) km garis pantai mencakup pantai di 12 (dua belas) desa terdiri atas : (1). pantai berpasir putih di Pantai Batununggul, Pantai Toyapakeh, Pantai Teluk Penida, Pantai Pasir Huug, Pantai Atuh dan Pantai Suana sepanjang 21,1 (dua puluh satu koma satu) km garis pantai; dan (2). pantai berupa tebing terjal sepanjang 56,9 (lima puluh enam koma sembilan) km garis pantai; (b). sempadan pantai di Nusa Lembongan sepanjang 16,3 (enam belas koma tiga) km meliputi: (1). pantai berpasir putih di Pantai Tanjung Sanghyang dan Pantai Jungutbatu sepanjang 4,7 (empat koma tujuh) km garis pantai; (2). pantai berupa tebing terjal sepanjang 6,4 (enam koma empat) km garis pantai; dan (3). pantai berhutan bakau (

mangrove

) sepanjang 5,30 (lima koma tiga puluh) km garis pantai; (c). sempadan pantai di Nusa Ceningan sepanjang 10,20 (sepuluh koma dua puluh) km, meliputi: (1). pantai berpasir putih di Pantai Ceningan sepanjang 1,10 (satu koma sepuluh) km garis pantai; (2). pantai berupa tebing terjal sepanjang 8,70 (delapan koma tujuh puluh) km garis pantai; dan (3). pantai berhutan bakau (

mangrove

) sepanjang 1,00 (satu koma nol nol) km garis pantai.

Kawasan sempadan sungai sesuai Pasal 37 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 meliputi seluruh sempadan sungai dan sempadan anak sungai yang tersebar di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di wilayah Klungkung Daratan maupun wilayah Klungkung Kepulauan seluas kurang lebih 1.227 (seribu dua ratus dua puluh tujuh) hektar atau 3,90 % (tiga koma sembilan puluh persen) dari luas wilayah kabupaten.Sebaran lokasi kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: (a) 14 (empat belas) sungai yang mengalir sepanjang tahun tersebar di wilayah Klungkung Daratan terdiri atas Tukad Bubungan, Tukad Yeh Unda, Tukad Telaga Waja, Tukad Belatung, Tukad Rangka, Tukad Lantang, Tukad Samu, Tukad Pule, Tukad Anyar, Tukad Menanga, Tukad Yeh Jinah, Tukad Bubuh, Tukad Bilok, Tukad Melangit; dan (b) 8 (delapan) sungai yang mengalir musiman tersebar di wilayah Klungkung Kepulauan terdiri atas : Tukad Penida, Tukad Waru, Tukad Prapat, Tukad Bok, Tukad Bodong, Tukad Poing, Tukad Gintungan dan Tukad Telaga.

Kawasan sempadan waduk sesuai Pasal 38 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 merupakan sempadan waduk pada kawasan rencana pengembangan Waduk

Estuary

di wilayah Eks Pertambangan Bahan Galian Golongan C, Kecamatan Dawan seluas kurang lebih 10 (sepuluh) hektar atau 0,03% (nol koma nol tiga persen) dari luas wilayah kabupaten dan rencana pengembangan waduk lainnya.

Kawasan sempadan jurang sesuai Pasal 39 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 terletak pada kawasan-kawasan yang memenuhi kriteria sempadan jurang seluas kurang lebih 432 (empat ratus tiga puluh dua) hektar atau 1,37 % (satu koma tiga puluh tujuh persen) dari luas wilayah kabupaten yang sebarannya meliputi: (a). lembah-lembah sungai di seluruh wilayah; (b). kawasan hutan dan perbukitan di wilayah

(8)

Kecamatan Dawan dan Kecamatan Nusa Penida; dan (c). kawasan pantai yang berupa tebing sepanjang 71,00 (tujuh puluh satu koma nol nol) km garis pantai di seluruh Kecamatan Nusa Penida.

Kawasan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka hijau kota (RTHK) sesuai Pasal 40 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 jenisnya meliputi : (a). kawasan jalur hijau; (b). sabuk hijau berupa kawasan pertanian, persawahan dan perkebunan; (c). taman kota yang tersebar di kawasan perkotaan pada berbagai skala; (d). taman pada obyek wisata; (e). hutan kota; (f). setra yang tersebar diseluruh desa adat/pekraman; (g).kuburan umum; (h). Taman Makam Pahlawan; (i). lapangan olah raga; (j). lapangan upacara; (k). parkir terbuka tanpa perkerasan; (l). sempadan sungai, sempadan pantai dan sempadan jurang; (m). jalur pengaman jalan, median jalan dan pedestrian; (n). hutan lindung; (o). bentang alam seperti pegunungan, bukit, lereng dan lembah di seluruh wilayah; (p). ruang terbuka sepanjang perbatasan antar wilayah; dan (q). ruang terbuka sepanjang SUTT.

Kawasan jalur hijau ditetapkan sebanyak 28 (dua puluh delapan) blok lokasi, sebarannya meliputi: (a). 8 (delapan) blok lokasi di sepanjang jalur jalan Banjarangkan – Bungbungan; (b). 5 (lima) blok lokasi di sepanjang jalur jalan Aan – Timuhun – Nyanglan; (c). 2 (dua) blok lokasi di sepanjang jalur jalan Banjarangkan – Jalan IB Mantra; (d). 3 (tiga) blok lokasi di sepanjang jalur jalan Takmung – Jalan IB Mantra; (e). 1 (satu) blok lokasi di sepanjang jalur jalan Tojan – Pantai Watuklotok; (f). 4 (empat) blok lokasi di sepanjang jalur jalan Pedanan – Tegak dan sekitarnya; (g). 2 (dua) blok lokasi di sepanjang jalur jalan Gelgel – Jalan IB Mantra; dan (h). 3 (tiga) blok lokasi di sepanjang jalur jalan Semarapura – Kusamba.Sebaran ruang terbuka yang berfungsi sebagai taman kota meliputi: (a). ruang terbuka taman kota sekitar kawasan

Cathus Patha

; (b). ruang terbuka sekitar GOR Swecapura; dan (c). taman kota lainnya yang lokasinya tersebar.

Ruang Terbuka Sepanjang Perbatasan Antar Wilayah meliputi : (a). ruang terbuka pada batas wilayah perbatasan antara Kabupaten Klungkung dengan Kabupaten Karangasem di bagian timur Kecamatan Dawan, Kecamatan Klungkung dan Kecamatan Banjarangkan, mencakup batas wilayah Desa Pesinggahan, Desa Pikat, Desa Besan, Desa Dawan Kaler, Desa Sulang, Desa Paksebali, Kelurahan Semarapura Kangin, Kelurahan Semarapura Tengah, Kelurahan Semarapura Kaja, Desa Akah, Desa Tegak, Desa Selat, Desa Selisihan, Desa Timuhun dan Desa Nyanglan; (b). ruang terbuka pada wilayah perbatasan antara Kabupaten Klungkung dengan Kabupaten Bangli di Kecamatan Banjarangkan bagian utara, mencakup batas wilayah Desa Nyanglan, Desa Tohpati dan Desa Bungbungan; dan (c). ruang terbuka pada wilayah perbatasan antara Kabupaten Klungkung dengan Kabupaten Gianyar di Kecamatan Banjarangkan bagian barat, mencakup batas wilayah Desa Nyalian, Desa Bakas, Desa Tusan, Desa Banjarangkan dan Desa Negari. Ruang terbuka sepanjang jalur SUTT sebarannya pada kawasan lintasan SUTT yang melintasi wilayah.

(9)

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya sesuai Pasal 41 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 meliputi: (a). kawasan pantai berhutan bakau; (b). taman wisata alam (TWA) laut; (c). kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil; dan (d). kawasan cagar budaya. Kawasan pantai berhutan bakau sebarannya mencakup hutan bakau

(mangrove)

seluas 230,70 (dua ratus tiga puluh koma tujuh puluh)hektar, meliputi: (a). seluas 202 (dua ratus dua) hektar hutan mangrove di Lembongan ditetapkan sebagai Hutan Lindung (HL) Lembongan; (b). Seluas 18,70 (delapan belas koma tujuh puluh) hektar di Lembongan; dan (c). Seluas 10 (sepuluh) hektar di Ceningan. TWA laut sebarannya mencakup TWA Laut Lembongan seluas 300 (tiga ratus) hektar. Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil sebarannya meliputi: (a). kawasan konservasi kawasan suci meliputi : (1). sekitar Pantai Watu Klotok, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung; (2). sekitar Pantai Goa Lawah, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan; dan (3). sekitar Pantai Ped, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida; (b). Kawasan konservasi dan perlindungan ekosistem pesisir meliputi: (1). kawasan hutan mangrove Nusa Lembongan seluas 202 (dua ratus dua) ha; (2). kawasan terumbu karang Nusa lembongan; dan (3). kawasan padang lamun; (c). kawasan konservasi maritim mencakup : (1). kawasan permukiman nelayan Desa Kusamba; dan (2). kawasan permukiman nelayan Desa Batununggul, Toyapakeh dan Jungutbatu.

Kawasan cagar budaya meliputi: (a). Pura Dalem Penataran Ped, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida; (b). Pura Tamansari, Kelurahan Semarapura Kangin, Kecamatan Klungkung; (c). Sarkofagus, Kelurahan Semarapura Kangin, Kecamatan klungkung; (d). Sarkofagus, Desa Tegak, Kecamatan Klungkung; (e). Pura Dasar Gelgel, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung; (f). Pura Puseh Gelgel, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung; (g). Pura Pengubengan, Desa Besan, Kecamatan Dawan; (h). Pura Samong, Desa Dawan, Kecamatan Dawan; (i). Goa Lawah, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan; (j). Goa Jepang, Desa Banjarangkan, Kecamatan Banjarangkan; (k). Pura Puseh Sari, Desa Banjarangkan, Kecamatan Banjarangkan; (l). Pura Taman Sari, Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan; (m).Pura Sakti Togoh, Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan; (n). Pura Puseh Bungbungan, Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan; (o). Pura Kentel Gumi, Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan; (p). Pura Puseh Suwela Giri, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan; (q).Pura Pucak Sari, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan; dan (r). Pura Penataran, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan.

Kawasan lindung geologi sesuai Pasal 43 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 meliputi: (a). kawasan cagar alam geologi; (b). kawasan rawan bencana alam geologi; dan (c). kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah. Kawasan cagar alam geologi meliputi:

a. kawasan yang mempunyai keunikan batuan dan fosil, berupa batu gamping tersebar di kawasan Nusa Penida yang batuannya mengandung fosil foraminifera; dan

(10)

b. kawasan bentang alam karst terdapat di Kawasan Nusa Penida yang ditandai sumber air yang mengalir sebagai sungai bawah tanah dan adanya goa bawah tanah.

Kawasan lindung lainnya sesuai Pasal 44 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 meliputi: (a). kawasan perlindungan plasma nutfah; dan (b). kawasan konservasi perairan. Kawasan perlindungan plasma nutfah meliputi :

a.

kawasan ekosistem terumbu karang, tersebar pada 80% (delapan puluh persen) garis pantai Wilayah Klungkung Kepulauan dengan perkiraan luas 1.419 (seribu empat ratus sembilan belas) hektar;dan

b.

kawasan perlindungan ekosistem ikan mola-mola, meliputi kawasan Perairan Nusa Penida.

Kawasan konservasi perairan meliputi perairan pesisir Nusa Penida, Lembongan dan Ceningan dengan luas 20.057,20 (dua puluh ribu lima puluh tujuh koma dua puluh) hektar, meliputi:

a.

zona inti merupakan zona perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan serta ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih 2.232,20 (dua ribu dua ratus tiga puluh dua koma dua puluh) hektar meliputi perairan Pantai Bakung – Pantai Atuh Desa Pejukutan; Pantai Seganing (Desa Bunga Mekar) dan Tanjung Melajeng (Desa Sakti), Pesisir Batumelawang (Desa Lembongan) dan Pantai Penguntalan (Desa Lembongan), Hutan Bakau Ceningan, Hutan Bakau Lembongan, radius mata air Peguyangan di Desa Batukandik dan lingkungan

karang kekeran

Pura Dalem Penataran Ped di wilayah perairan;

b.

zona perikanan berkelanjutan seluas luas kurang lebih 16.326 (enam belas ribu tiga ratus dua puluh enam) hektar, meliputi :

1. subzona budidaya rumput laut seluas kurang lebih 346 (tiga ratus empat puluh enam) hektar meliputiPerairan pesisir Desa Suana, Desa Batununggul, Desa Kutampi Kaler, Desa Ped, Kampung Toyapakeh, Desa Jungutbatu, Tanjung GelumpangCeningan, dan selatan Lembongan; dan

2. subzona perikanan tangkap berkelanjutan seluas kurang lebih 15.976,50 (lima belas ribu sembilan ratus tujuh puluh enam koma lima puluh) hektar meliputi perairan pesisir Nusa Penida, Lembongan dan Ceningan.

c.

zona pemanfaatan pariwisata bahari meliputi kegiatan pariwisata bahari di atas permukaan laut (

marine

) maupun di bawah permukaan laut (

submarine

) seluas kurang lebih 1.462 (seribu empat ratus enam puluh dua) hektar, terdiri dari:

1. subzona rekreasi pantai seluas kurang lebih 7,50 (tujuh koma lima puluh) hektar meliputiPantai Atuh di Desa Pejukutan, Pantai Sampalan di Desa Batununggul, Pantai Toyapakeh di Kampung

(11)

Toyapakeh, Pantai Penida di Desa Sakti, Pantai Ceningan di Ceningan, Pantai Penguntalan di Desa Lembongan,Pantai Pemalikan di Desa Lembongan, Pantai Tanjung Sanghyang di Desa Lembongan, Pantai Celagimpak di Desa Lembongan, Pantai Songlambung di Desa Lembongan, Pantai Jungutbatu di Desa Jungutbatu;

2. subzona rekreasi air yang memanfaatkan medium perairan dangkal dekat pantai seluas kurang lebih 132 (seratus tiga puluh dua) hektar tersebar di pantai sebelah timur laut, utara dan barat laut Nusa Penida serta pantai utara Lembongan dan Lembongan;

3. subzona olah raga air (water/marine sport) yang memanfaatkan medium perairan seluas kurang lebih 148,50 (seratus empat puluh delapan koma lima puluh) hektar meliputi perairan pesisir Toyapakeh di Kampung Toyapakeh, perairan pesisir Bias Munjul di Ceningan, dan perairan pesisir Tanjung Sangyang di Desa Lembongan.

4. Subzona Surfing seluas kurang lebih 15,00 (lima belas koma nol nol) hektar meliputi perairan pantai Jungutbatu (

ship wreck point

) di Desa Jungutbatu dan perairan pantai Penguntalan (

Dream Beach

) di Desa Lembongan

5. subzona

scuba diving, snorkeling

dan

coral viewing

seluas kurang lebih1.159 (seribu seratus lima puluh sembilan) hektar meliputi : perairan pesisir Batu Abah di Desa Pejukutan; perairan pesisir Semaya (

Turtle Point

) di Desa Suana, perairan pesisir Suana (

Malibu

Point

) di Desa Suana, perairan pesisir Kutapang Kauh – Batununggul – Sampalan di Desa Batununggul, perairan pesisir Buyuk dan Telaga di Desa Kutampi Kaler, perairan pesisir Bodong, Pendem, Adegan, Tanah Bias dan Ped di Desa Ped, perairan pesisir Toyapakeh di Kampung Toyapakeh, perairan pesisir Teluk Gamat dan sekitarnya di Desa Sakti, perairan pesisir Teluk Penida (

Crystal Bay

) dan sekitarnya di Desa Sakti; perairan pesisir Tanjung Sari – Tanjung Blidung di Desa Sakti, perairan pesisir Tanjung Banah – Tanjung Batumeling di Desa Batumadeg, perairan pesisir Batulumbung di Desa Batukandik; perairan pesisir Tanjung Gelumpang (

Ceningan Channel

) dan sekitarnya; Perairan pesisir Tanjung Pemaroan, Sakenan, Tanjung Ental (

Blue Corner

), Jungutbatu di Desa Jungutbatu.

F. Kawasan Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana alam sesuai Pasal 42 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 meliputi:

a. kawasan rawan bencana angin kencang; b. kawasan rawan bencana longsor;

c. kawasan rawan bencana gelombang pasang; d. kawasan rawan bencana abrasi pantai; dan

(12)

e. kawasan rawan bencana banjir.

Kawasan rawan bencana angin kencang potensinya tersebar pada kawasan seluas 2.208 (dua ribu dua ratus delapan) hektar, meliputi :

a. kawasan rawan bencana angin kencang dengan potensi sedang seluas 521 (lima ratus dua puluh satu) hektar yang tersebar di Kecamatan Klungkung seluas 164 (seratus enam puluh empat hektar) hektar dan Kecamatan Banjarangkan seluas 357 (tiga ratus lima puluh tujuh) hektar; dan

b. kawasan rawan bencana angin kencang dengan potensi tinggi seluas 1.687 (seribu enam ratus delapan puluh tujuh) hektar yang tersebar di Kecamatan Dawan seluas 435 (empat ratus tiga puluh lima) hektar, Kecamatan Klungkung seluas 488 (empat ratus delapan puluh delapan) hektar, Kecamatan Banjarangkan seluas 675 (enam ratus tujuh puluh lima) hektar, dan Kecamatan Nusa Penida seluas 447 (empat ratus empat puluh tujuh) hektar.

Kawasan rawan longsor mencakup kawasan kawasan yang kondisi tanahnya tidak stabil dengan kemiringan di atas 40% (empat puluh persen) yang sebarannya meliputi:

a.

Kawasan perbukitan terjal di wilayah Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung, Kecamatan Dawan dan Kecamatan Nusa Penida; dan

b.

Kawasan sekitar Eks Pertambangan Bahan Galian Golongan C Gunaksa, Tangkas, Sampalan Klod, Jumpai dan Gelgel.

Kawasan rawan gelombang pasang tersebar pada sepanjang kawasan pesisir pantai Kabupaten Klungkung. Kawasan rawan abrasi pantai sebarannya berada pada pantai-pantai di Pantai Tegal Besar sampai dengan pantai Jumpai, Pantai Sental, Pantai Suana, Pantai Lembongan dan Pantai Jungutbatu. Kawasan rawan bencana banjir terdiri dari kawasan rawan bencana dengan potensi sedang dan kawasan rawan bencana potensi tinggi dengan luas 241 (dua ratus empat puluh satu) hektar, meliputi:

a. kawasan rawan bencana banjir dengan potensi sedang seluas kurang lebih 106 (seratus enam) hektar yang tersebar di Kecamatan Dawan seluas kurang lebih 19 (Sembilan belas) hektar, Kecamatan Klungkung seluas kurang lebih 22 (dua puluh dua) hektar, Kecamatan Banjarangkan seluas kurang lebih 17 (tujuh belas) hektar, dan Kecamatan Nusa Penida seluas kurang lebih 48 (empat puluh delapan) hektar;

b. kawasan rawan bencana banjir dengan potensi tinggi seluas kurang lebih 135 (seratus tiga puluh lima) hektar yang tersebar di Kecamatan Dawan seluas kurang lebih 122 (seratus dua puluh dua) hektar, Kecamatan Klungkung seluas kurang lebih 9 (sembilan) hektar, dan Kecamatan Banjarangkan seluas kurang lebih 13 (tiga belas) hektar, serta kawasan rawan bencana baniir kiriman tersebar di hilir aliran Tukad Unda; dan

(13)

c. pengembangan kegiatan budidaya pada kawasan rawan banjir harus disesuaikan dengan karakteristik setempat dan tidak menimbulkan kerugian yang besar.

Kawasan rawan bencana alam geologi sesuai pasal 43 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 meliputi: (a). Kawasan rawan letusan gunung berapi; (b). kawasan rawan gempa bumi; dan (c). kawasan rawan tsunami. Kawasan rawan letusan gunung berapi adalah kawasan gunung berapi Gunung Agung yang dibagi menjadi dua zona, meliputi:

a.

kawasan rawan bencana I atau daerah bahaya, merupakan kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, lontaran batu pijar, hujan abu lebat, dan aliran lava yang lokasinya berada diuar wilayah Kabupaten klungkung.

b.

Kawasan rawan bencana II atau daerah waspada, merupakan kawasan

yang berpotensi terlanda aliran lahar hujan (lahar dingin), banjir, terutama jika letusannya semakin membesar, sebarannya meliputi:

1. sebaran aliran lahar ke wilayah kabupaten Klungkung (arah selatan) melalui Tukad Telaga Waja dan Tukad Unda dan dapat mengancam Kota Semarapura dan Kawasan Eks Pertambangan Bahan Galian Golongan C; dan

2. sebaran bencana hujan abu lebat dan kemungkinan lontaran batu pijar.

Kawasan rawan gempa bumi meliputi kawasan rawan gempa bumi dengan potensi sedang dan tinggi seluas kurang lebih 906 (sembilan ratus enam) hektar yang tersebar di Kecamatan Dawan seluas kurang lebih 434 (empat ratus tiga puluh empat) hektar, Kecamatan Klungkung seluas kurang lebih 189 (seratus delapan puluh sembilan) hektar, dan Kecamatan Banjarangkan seluas kurang lebih 282 (dua ratus delapan puluh dua) hektar. Kawasan rawan tsunami terdapat di seluruh pantai wilayah Kabupaten seluaskurang lebih 252 (dua ratus lima puluh dua) hektar sebarannya di Kecamatan Dawan seluas kurang lebih 110 (seratus sepuluh) hektar, Kecamatan Nusa Penida seluas kurang lebih 126 (seratus dua puluh enam) hektar dan sisanya di Kecamatan Dawan dan Kecamatan Klungkung. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air meliputi:

a. Kawasan imbuhan air tanah sebarannya meliputi kawasan lereng pegunungan yang terdapat di wilayah kabupaten; dan

b. Kawasan sekitar mata air sebarannya mencakup 26 (dua puluh enam) mata air di seluruh wilayah kabupaten, meliputi: (1). 3 (tiga) titik mata air di wilayah Kecamatan Banjarangkan; (2). 8 (delapan) titik mata air di wilayah Kecamatan Klungkung; (3). 6 (enam) titik mata air di wilayah Kecamatan Dawan; dan (4). 8 (delapan) titik mata air di wilayah Kecamatan Nusa Penida

(14)

G. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya sesuai Pasal 45 Perda No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033 terdiri atas :

a. kawasan peruntukan hutan produksi; b. kawasan hutan rakyat;

c. kawasan peruntukan pertanian; d. kawasan peruntukan perkebunan; e. kawasan peruntukan perikanan; f. kawasan peruntukan pertambangan; g. kawasan peruntukan industri;

h. kawasan peruntukan pariwisata; i. kawasan peruntukan permukiman;

j. kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; dan k. kawasan peruntukan lainnya

2.1.2 Kondisi Demografi

Penduduk merupakan salahsatu sumber daya pembangunan,karena penduduk itu sendiri berperanpenting dalam proses pembangunan.Berdasarkan hasil olahan proyeksipenduduk DAU (BPS Kab. Klungkung 2013) jumlah pendudukKabupaten Klungkung tahun 2012 berjumlah 175.053 jiwa terdiridari 86.422 jiwa penduduk laki – lakidan 88.631 jiwa penduduk perempuan.Lonjakan penduduk tertinggi selama 5 tahun terjadi di tahun 2008 yaitu sebesar 4,08% sedangkan tahun 2009 dan 2010 pertumbuhan penduduk adalah 0,66%. Secara umum pertumbuhan penduduk Kabupaten Klungkung tahun 2007 -2010 adalah 0,95%.

Gambar 2.1

Grafik Jumlah Punduduk Kabupaten/Kota Se-Bali Tahun 2012

Sumber: BPS Prov. Bali 2013

Dilihat dari perkembangan data di atas, jumlah penduduk Kabupaten Klungkung masih berada di urutan paling bawah, sedangkan jumlah penduduk paling tinggi yaitu Kota Denpasar sebesar 834.881 jiwa. Bila dibandingkan dengan

(15)

luasan wilayah, maka kepadatan penduduk Kabupaten Klungkung ke lima, dimana paling padat yaitu Kota Denpasar sebesar 6.534 jiwa/km2 dan paling kecil yaitu Kabupaten Jembrana sebesar 319 jiwa/km2.

Gambar 2.2

Grafik Kepadatan Punduduk per km2 Kabupaten/Kota Se-Bali Tahun 2012

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2013

Salah satu faktor kepadatan penduduk yang tinggi adalah adanya perpindahan penduduk dari wilayah perdesaan menuju perkotaan, dan adanya faktor kelahiran hidup dan lainnya. Dilihat dari laju pertambahan penduduk, tahun 2012 Kabupaten Klungkung masih tetap paling rendah dibanding dengan laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota lainnya di Bali. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi yaitu di Kabupaten Badung mencapai 4,27 % dan rata-rata Provinsi Bali sebesar 1,90%. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Klungkung tahun 2010 sebesar 1,50% meningkat menjadi 2,07% di tahun 2011 dan menurun lagi menjadi 0,56 di tahun 2012 (Proyeksi Penduduk Indonesia per Provinsi 2005-2015 & Hasil Olahan DataBPS Kab. Klungkung 2013). Berdasarkan atas sensus penduduk tahun 2000 dan tahun 2010, rata-rata pertumbuhan penduduk di Kabupaten Klungkung mencapai 0,95% dimana Kecamatan Nusa Penida mencapai rata-rata pertumbuhan sebesar 0,05% sedangkan untuk Kecamatan Banjarangkan sebesar 1,41%, Kecamatan Klungkung sebesar 1,40% dan Kecamatan Dawan senesar 1,00% (BPS Kab. Klungkung 2013).

Demikian juga dilihat dari rata-rata jumlah anggota keluarga per rumah tangga sebesar 4 orang sama dengan rata-rata jumlah anggota keluarga rumah tangga di Bali (BPS. Provinsi Bali 2013), ini mencerminkan bahwa masyarakat Kabupaten Klungkung sudah menerapkan KB secara baik.

(16)

Gambar 2.3

Grafik Laju Pertumbuhan Punduduk Kabupaten/Kota Se-Bali Tahun 2012

Sumber: BPS. Provinsi Bali, 2013

Tabel 2.7

Perkembangan Jumlah, Sex Ratio dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Klungkung Tahun 2010-2012

No.

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Sex

Ratio

Kepadatan Per km2

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2012 86.422 88.631 175.053 98 556

2 2011 86.232 87.841 174.073 98 553

3 2010 84.503 86.040 170.543 98 541

Sumber: BPS Kab. Klungkung, 2013(Klungkung Dalam Angka2013) Hasil Olahan Proyeksi Penduduk DAU.

Penyebaran penduduk tidakmerata di empat kecamatan, yaitu73,83% berada di daratan Klungkung(Banjarangkan, Dawan dan Klungkung),sedangkan 26,17% berada di KepulauanNusa Penida (Nusa Penida, NusaLembongan dan Nusa Ceningan).Jumlah penduduk di masing-masingkecamatan yaitu Nusa Penida 45.806jiwa, Banjarangkan 38.292 jiwa,Klungkung 56.887 jiwa dan Dawan34.068 jiwa. Dengan demikian terdapatketimpangan kepadatan penduduk diempat kecamatan, kepadatanpenduduk per kilometer persegi diKecamatan Nusa Penida 226 jiwa,Kecamatan Banjarangkan 837 jiwa,Kecamatan Klungkung 1.958 jiwa danKecamatan Dawan 911 jiwa.

Tabel 2.8

Penduduk Kabupaten Klungkung per Kecamatan per Jenis Kelamin dan Kepadatannya Tahun 2012

No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Sex

ratio Kepadatan Per km2 Laki-laki Perempuan 1 Nusa Penida 22.721 23.085 45.806 98 226 2 Banjarangkan 19.070 19.222 38.292 99 837 3 Klungkung 27.894 28.993 56.887 96 1.958 4 Dawan 16.737 17.331 34.068 97 911 Kabupaten Klungkung 86.422 88.631 175.053 98 556

(17)

Tabel 2.9

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur 2012

Kelompok Umur Laki - laki Perempuan Jumlah

0 - 4 7.227 6.725 13.952 5 - 9 7.528 7.127 14.655 10 - 14 7.729 7.127 14.856 15 - 19 6.625 5.721 12.346 20 - 24 4.617 4.416 9.033 25 - 29 5.621 5.922 11.543 30 - 34 6.223 6.625 12.848 35 - 39 6.926 7.227 14.153 40 - 44 6.524 7.026 13.550 45 - 49 6.323 6.524 12.847 50 - 54 5.219 5.721 10.940 55 - 59 4.316 4.718 9.034 60 - 64 3.714 4.015 7.729 65 - 69 2.911 3.413 6.324 70 - 74 2.309 2.811 5.120 75+ 2.610 3.513 6.123 Kabupaten Klungkung 86.422 88.631 175.053

Sumber: BPS Kab. Klungkung, 2013(Klungkung Dalam Angka2013)

Berdasarkan komposisipenduduk menurut umur dan jeniskelamin pada Tabel di atas, dapat dijelaskan bahwasebagian besar pendudukKabupaten Klungkung berada dalamkelompok umur muda. Jumlah angkatan kerja (penduduk berumur 15 tahun ke atas) di Kabupaten Klungkung tahun 2012 adalah 99.648orang yang terdiri dari 98.834 orang sudah bekerja dan 814orang belum/sedang mencari kerja. Sedangkan penduduk yang bukan merupakan angkatan kerja terdiri dari pelajar 9.247orang, mengurus rumah tangga 16.400orang dan lainnya 6.198orang.

Berdasarkan komposisipenduduk menurut umur dan jenis kelamin dalam piramida penduduk, dapat dijelaskan bahwabentuk piramida penduduk KabupatenKlungkung merupakan piramidapenduduk ekspansif. Piramidapenduduk ekspansif menggambarkanbahwa sebagian besar pendudukKabupaten Klungkung berada dalamkelompok umur muda.

(18)

Gambar 2.4

GrafikPiramida Penduduk Klungkung 2012

Sumber: BPS Kab. Klungkung, 2013(Klungkung Dalam Angka 2013)

Tabel 2.10

Perkiraan Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2020

No. Kabupaten/ kota

Pertumbuhan penduduk thn 1990-2000 Pertumbuhan penduduk thn 2000-2010 Jumlah penduduk tahun 2010 Perkiraan jumlah penduduk tahun 2020 bila pertumbuhan penduduk tahun 2010-2020 sama dengan thn 2000-2010 1 Jembrana 0,64 1,22 261.638 293.558 2 Tabanan 0,73 1,14 420.913 468.897 3 Badung 2,33 4,64 543.332 795.438 4 Denpasar 3,20 4,02 788.589 1.105.602 5 Gianyar 1,56 1,80 469.777 554.337 6 Klungkung 0,31 0,95 170.543 186.745 7 Bangli 0,94 1,07 215.353 238.396 8 Karangasem 0,49 0,96 396.487 434.550 9 Buleleng 0,34 1,13 624.125 694.651 Provinsi Bali 1,26 2,15 3.890.757 4.727.270

Sumber: Hasil SP 1990, 2000, dan 2010

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi A. PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh sektor usaha di suatu daerah. Secara agregatif PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah untuk menghasikan pendapatan dari seluruh sektor usaha. Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah satu indikator yang dapat dipakai untuk mengetahui keberhasilan perkembangan

(19)

ekonomi di suatu daerah, sehingga akan dapat diketahui laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan suatu daerah.

PDRB menggambarkan perekonomian suatu daerah yang disajikan secara berkala dari tahun ke tahun menurut lapangan usaha. PDRB dibedakan menjadi 2 jenis yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku (PDRB HDHB) menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dan dihitung menurut harga tahun berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (PDRB HDHK) menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan yang dihitung menurut tahun dasar (tahun 2000). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga dapat menggambarkan keadaan perekonomian suatu daerah dimana dapat diketahui struktur dan tingkat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut, tingkat inflasi atau deflasi serta peranan masing-masing kegiatan ekonomi atau lapangan usaha.

Pada tahun 2012, Kabupaten Klungkung memiliki PDRB manurut harga berlaku sebesar 3,35 triliun rupiah. Jika dibandingkan dengan kabupaten lain, Klungkung berada di posisi ke 8 dari 9 kabupaten/kota. Hal ini wajar mengingat wilayah Klungkung tidak seluas kabupaten lainnya dan jumlah penduduknya terkecil. Namun ketika melihat PDRB per kapita maka hal sebaliknya dapat dilihat. Klungkung berada di posisi ke 2 dengan PDRB per kapita sebesar 19,1 juta rupiah.

Gambar 2.5

GrafikNilai PDRB ADHB per Kabupaten/Kota di Propinsi Bali Tahun 2012 (Triliun Rupiah)

(20)

Tabel 2.11

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Klungkung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (JutaanRupiah)

No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

I. Pertanian 691.017,87 778.738,45 845.590,48 885.022,16 948.147,73

A. Tanaman Bahan Makanan 406.694,18 449.629,31 467.453,95 466.137,02 480.777,91 B. Tanaman Perkebunan 12.810,04 14.218,51 15.859,48 16.386,06 18.135,31 C. Peternakan Dan

Hasil-Hasilnya 43.871,04 49.746,30 58.326,04 63.509,71 68.906,68

D. Kehutanan 2.212,45 2.427,25 2.632,45 2.962,37 3.337,95

E. Perikanan 225.430,16 262.717,07 301.318,55 336.027,00 376.989,88

II. Pertambangan & Penggalian 92.586,38 94.568,82 99.898,52 104.891,14 109.113,39

A. Penggalian 92.586,38 94.568,82 99.898,52 104.891,14 109.113,39

III. Industri Pengolahan 211.259,47 246.786,12 285.860,60 309.467,55 331.183,38 B. Industri Tanpa Migas 211.259,47 246.786,12 285.860,60 309.467,55 331.183,38 IV. Listrik, Gas & Air Bersih 31.985,05 38.444,19 44.501,13 50.901,61 60.294,52

A. Listrik 20.866,69 24.748,32 28.621,69 33.082,37 38.980,22

C. Air Bersih 11.118,36 13.695,87 15.879,44 17.819,25 21.314,30

V. Bangunan 150.770,92 181.737,11 211.167,23 241.982,94 282.061,26

VI. Perdagangan, Hotel &

Restoran 443.679,89 504.015,54 570.800,43 644.422,72 739.998,25

A. Perdagangan Besar &

Eceran 293.165,56 327.911,13 370.672,93 428.168,16 739.998,25

B. Hotel 1.267,41 1.472,37 1.693,08 1.872,54 502.701,12

C. Restoran 149.246,92 174.632,04 198.434,42 214.382,02 2.170,22

VII. Pengangkutan & Komunikasi 125.904,23 151.014,36 172.785,63 194.709,64 219.761,39 A. Pengangkutan 119.094,75 143.183,51 163.792,28 184.912,05 208.984,71 A1. Angkutan Jalan Raya 95.332,54 116.849,66 134.669,46 153.919,44 173.653,03 A2. Angkutan Sungai, Danau &

Penyebrangan 1.145,76 1.455,76 1.656,91 1.972,29 2.455,53

A3. Jasa Penunjang Angkutan 22.616,45 24.878,10 27.465,91 29.020,33 32.876,15

B. Komunikasi 6.809,48 7.830,85 8.993,35 9.797,58 10.776,68

B1. Pos Dan Telekomunikasi 6.809,48 7.830,85 8.993,35 9.797,58 10.776,68 VIII Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan 59.714,09 70.832,81 82.283,52 91.173,63 99.920,83

A. Bank 1.820,61 2.217,22 2.436,23 2.684,18 3.171,07

B. Lembaga Keuangan Tanpa

Bank 10.500,29 12.221,56 14.116,67 16.124,44 18.469,10 D. Sewa Bangunan 40.454,94 48.272,13 56.503,98 62.449,70 67.024,59 E. Jasa Perusahaan 6.938,25 8.121,90 9.226,64 9.915,31 11.256,07 IX. Jasa-Jasa 336.874,44 375.790,04 435.467,05 500.215,32 556.717,86 A. Pemerintahan Umum 195.372,18 213.608,41 241.629,35 268.467,15 289.707,54 B. Swasta 141.502,26 162.181,62 193.837,70 231.748,17 267.010,32 B1. Sosial Kemasyarakatan 8.477,95 10.671,97 12.506,43 14.119,06 16.423,05 B2. Hiburan & Rekreasi 3.769,05 4.594,06 5.217,76 5.607,90 6.375,28 B3. Perorangan & Rumahtangga 129.255,26 146.915,59 176.113,51 212.021,21 244.211,99 PDRB Dengan Migas 2.143.792,34 2.441.927,43 2.748.354,59 3.022.786,71 3.347.198,61 PDRB Tanpa Migas 2.143.792,34 2.441.927,43 2.748.354,59 3.022.786,71 3.347.198,61 Sumber: BPS Kab. Klungkung, 2013 (PDRB Kab. Klungkung2013)

(21)

Dari tabel di atas, nilai PDRB Kabupaten Klungkung tahun 2012 atas dasar harga berlaku 3.347.198,61juta rupiah atau meningkat sebesar324.411,9 juta rupiah dibandingkan tahun 2011, dan PDRB atas dasar harga konstan 2000 tahun 2012 sebesar 1.467.532,42 juta rupiah atau meningkat sebesar 83.642,19 juta rupiah dibandingkan tahun 2011. Perkembangan nilai absolut PDRB Kabupaten Klungkung atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Walaupun demikian peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku nilainya lebih besar dari harga konstan karena PDRB atas dasar harga berlaku selain dipengaruhi oleh peningkatan produksi juga sangat dipengaruhi oleh adanya peningkatan harga.

Tabel 2.12

Nilai Absolut PDRB Kabupaten Klungkung Tahun 2008 – 2012(Milyar Rupiah)

Tahun Berlaku Konstan 2000

Nilai Selisih Nilai Selisih

2008 2143,79 306,16 1182,36 57,02

2009 2441,93 298,14 1240,54 58,18

2010 2748,35 306,42 1307,89 67,35

2011 3022,79 274,44 1383,89 76,00

2012 3347,19 324,40 1467,35 83,46

Sumber: BPS Kab. Klungkung, 2013(PDRB Kab. Klungkung2013)

Berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2012 ada beberapa sektor yang mempunyai peranan cukup besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Klungkung yaitu: Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran, Sektor Jasa-Jasa, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Bangunan dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Sektor pertanian menunjukkan peranan yang paling dominan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Klungkung. Kondisi ini menunjukan bahwa struktur perekonomian Kabupaten Klungkung masih bercorak agraris.

Peranan sektor pertanian tahun 2012 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yaitu dari 29,28 % pada tahun 2011 menjadi 28,33 % pada tahun 2012. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya peranan masing masing sub sektor pertanian seperti sub sektor Tanaman, Perkebunan, Peternakan dan hasil-hasilnya. Meskipun terjadi peningkatan pada sub sektor perikanan namun belum mampu memberikan andil pada peningkatan sektor pertanian. Penurunan tersebut kemungkinan tidak dipengaruhi oleh terjadinya peningkatan produksi padi sebesar 2.268 ton jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, meskipun luas panen padi mengalami penurunan. Selain itu sub sektor perikanan juga banyak mendukungnya, dimana pada tahun 2011 sumbangan sub sektor perikanan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Klungkung sebesar 11,12 %, dan tahun 2012 mengalami sedikit peningkatan menjadi 11,26 %. Tingginya sumbangan sub sektor ini karena Kabupaten Klungkung memiliki laut yang luas dimana produksi ikan laut pada tahun 2012 mencapai 1768,98 ton. Selain ikan tangkap di Kabupaten Klungkung juga

(22)

banyak dihasilkan rumput laut yang banyak diekspor ke luar negeri. Produksi rumput laut tahun 2011 mencapai 100.197 ton. Ikan tangkap dan rumput laut merupakan sektor andalan di Kabupaten Klungkung.

Sub sektor peternakan walaupun sumbangannya belum sebesar subsektor perikanan, tetapi sub sektor ini juga memberikan andil dalampembentukan PDRB sektor pertanian. Sub sektor ini pada tahun 2012memberikan sumbangan sebesar 2,06 %, sedikit mengalami penurunan daritahun sebelumnya (tahun 2011) yaitu sebesar 2,10 %. Peternakan yangbanyak di Kabupaten Klungkung adalah ternak sapi.Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran menduduki urutan ke dua,dimana pada tahun 2012 peranannya 22,1% terhadap PDRB KabupatenKlungkung. Sub sektor yang mendukung sektor ini adalah sub sektorperdagangan besar dan eceran serta sub sektor restoran/rumah makan,masing-masing sebesar 15,02% dan 7,02%, sedangkan sub sektor hotelmemberikan sumbangan paling rendah yaitu 0,06%. Tingginya s

hare

subsektor perdagangan disebabkan karena adanya pasar Galiran yangmerupakan pusat transaksi jual beli baik secara grosir maupun eceran diKabupaten Klungkung. Bahkan banyak masyarakat dari Denpasar danKarangasem melakukan transaksi jual beli di pasar Galiran. Hotel memberikan

share

yang terendah karena jumlah hotel di Kabupaten Klungkung sedikit.

Sektor Jasa – jasa menempati urutan ketiga pembentuk PDRBKabupaten Klungkung. Pada tahun 2012, sektor Jasa – jasa memberikankontribusi sebesar 16,63% terhadap PDRB Kabupaten Klungkung naik daritahun 2011 sebesar 16,55%. Sub sektor di sektor Jasa – Jasa ini yaitu subsektor Pemerintahan Umum dengan kontribusi sebesar 8,66% dan sub sektorSwasta sebesar 7,98% terhadap PDRB Kabupaten Klungkung.Urutan ke empat ditempati oleh sektor industri, peranannya dalampembentukan PDRB tahun 2012 sebesar 9,9%. Kegiatan industri diKabupaten Klungkung umumnya lebih banyak didominasi oleh industri kecildan kerajinan rumah tangga. Industri kecil yang menjadi andalan adalahindustri tenun songket dan kain endek, industri gong, industri lukisan wayangkamasan dan industri kerajinan selongsong peluru.Sektor Bangunan menempati urutan kelima, dimana peranannyamengalami sedikit peningkatan dari 8,01% pada tahun 2011 menjadi 8,4 %pada tahun 2012. Peningkatan sektor bangunan disebabkan karena peningkatan pembangunan perumahan, pertokoan dan perkantoran terutamadi sepanjang jalan By Pass Ida Bagus Mantra.Sektor Pengangkutan dan Komunikasi menempati urutan ke enam,pada tahun 2012 peranannya sebesar 6,57%. Sumbangan terbesar dari subsektor angkutan jalan raya sebesar 5,19%, diikuti jasa penunjang angkutansebesar 0,98 % dan angkutan sungai danau dan penyeberangan sebesar0,07%. Walaupun penggalian pasir di Kabupaten Klungkung telah ditutupsecara resmi oleh Pemerintah Daerah, namun aktivitas penggalian masihtetap dilaksanakan di desa Tangkas dan Gunaksa. Penggalian dilaksanakansecara manual dan dengan menggunakan mesin sedot, cangkul dan linggis.Selain penggalian pasir jenis galian yang banyak dilakukan adalah pencarianbatu krikil halus (batu sikat) dipinggir pantai, penggalian batu putih di NusaPenida dan penggaraman di Pesinggahan dan Kusamba.Sektor Listrik, Gas dan

(23)

Air Bersih serta Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahan peranannya dalam pembentukan PDRBKabupaten Klungkung tahun 2012 masih sangat kecil yaitu dibawah 5%.Sumbangan sektor tersebut pada tahun 2012 masing-masing sebesar 1,8%dan 2,99%. Hal ini kemungkinan disebabkan karena jumlah pendudukKabupaten Klungkung paling sedikit dibandingkan kabupaten yang ada di Bali,sehingga kebutuhan akan listrik dan air bersih juga sedikit.

Tabel 2.13

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Klungkung Atas DasarHarga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2008 - 2012 (Juta Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

I. Pertanian 389.174,32 404.640,77 413.226,75 417.443,64 424.723,00

A Tanaman Bahan Makanan 228.534,79 237.357,84 236.171,16 231.748,86 229.524,57

B Tanaman Perkebunan 5.792,53 6.022,05 6.504,79 6.508,29 6.892,71

C Peternakan Dan

Hasil-Hasilnya 25.461,60 25.724,36 28.020,63 29.887,15 31.024,07

D Kehutanan 1.263,66 1.291,50 1.334,62 1.439,77 1.570,19

E Perikanan 128.121,74 134.245,01 141.195,56 147.859,56 155.711,46

II. Pertambangan & Penggalian 49.698,88 48.913,12 48.892,74 48.404,09 48.160,38

C Penggalian 49.698,88 48.913,12 48.892,74 48.404,09 48.160,38

3. Industri Pengolahan 106.633,38 113.899,33 122.222,06 126.449,79 130.534,71 B Industri Tanpa Migas 106.633,38 113.899,33 122.222,06 126.449,79 130.534,71 IV Listrik, Gas & Air Bersih 13.084,47 14.304,86 15.605,76 16.920,70 18.852,16

A Listrik 7.438,81 7.996,71 8.623,71 9.414,38 10.530,12

B Air Bersih 5.645,66 6.308,15 6.982,05 7.506,32 8.322,04

V Bangunan 63.584,08 70.810,14 76.626,97 83.160,02 91.837,77

VI Perdagangan, Hotel &

Restoran 263.966,23 278.421,66 298.735,01 325.787,98 359.716,71

A Perdagangan Besar & Eceran 167.446,59 176.420,93 189.534,16 211.542,65 240.984,12

B Hotel 805,22 871,25 935,83 1.024,05 1.129,52

C Restoran 95.714,42 101.129,48 108.265,02 113.221,29 117.603,07

VII Pengangkutan & Komunikasi 60.586,31 63.343,55 66.955,98 71.274,49 76.732,82

A Pengangkutan 57.541,92 60.055,64 63.399,17 67.436,73 72.632,72

A1 Angkutan Jalan Raya 44.339,65 46.234,06 48.909,39 52.239,04 56.294,53 A2 Angk. Sungai, Danau &

Penyebr. 509,21 559,21 592,17 661,37 757,38

A3 Jasa Penunjang Angkutan 12.693,06 13.262,37 13.897,60 14.536,32 15.580,80

B Komunikasi 3.044,39 3.287,91 3.556,81 3.837,76 4.100,10

B1 Pos Dan Telekomunikasi 3.044,39 3.287,91 3.556,81 3.837,76 4.100,10

VIII Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan 33.350,19 35.405,45 38.242,52 40.657,22 42.892,44

A Bank 970,61 1.028,85 1.109,78 1.215,45 1.331,39

B Lembaga Keuangan Tanpa

Bank 6.251,66 6.956,10 7.530,56 8.455,19 9.390,23 C Sewa Bangunan 21.926,58 23.007,85 24.927,89 26.069,26 26.825,18 D Jasa Perusahaan 4.201,34 4.412,65 4.674,29 4.917,32 5.345,64 IX Jasa-Jasa 202.279,20 210.804,05 227.381,16 253.792,29 273.902,44 A Pemerintahan Umum 106.153,59 111.057,72 118.665,58 129.633,53 135.419,43 B Swasta 96.125,61 99.746,33 108.715,58 124.158,76 138.483,01 B1 Sosial Kemasyarakatan 4.736,91 5.157,96 5.670,59 6.250,33 6.813,65

B2 Hiburan & Rekreasi 2.613,72 2.723,72 2.877,65 3.054,41 3.343,28

B3 Perorangan & Rumahtangga 88.774,98 91.864,65 100.167,34 114.854,03 128.326,09 PDRB Dengan Migas 1.182.357,06 1.240.542,93 1.307.888,96 1.383.890,23 1.467.352,42 PDRB Tanpa Migas 1.182.357,06 1.240.542,93 1.307.888,96 1.383.890,23 1.467.352,42 Sumber: BPS Kab. Klungkung, 2013 (PDRB Kab. Klungkung 2013)

(24)

Tabel 2.14

Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Klungkung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2008 - 2012 (Persen)

No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

I Pertanian 32,23 31,89 30,77 29,28 28,33

A Tanaman Bahan Makanan 18,97 18,41 17,01 15,42 14,36

B Tanaman Perkebunan 0,60 0,58 0,58 0,54 0,54

C Peternakan Dan Hasil-Hasilnya 2,05 2,04 2,12 2,10 2,06

D Kehutanan 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

E Perikanan 10,52 10,76 10,96 11,12 11,26

II Pertambangan & Penggalian 4,32 3,87 3,63 3,47 3,26

A Penggalian 4,32 3,87 3,63 3,47 3,26

III Industri Pengolahan 9,85 10,11 10,40 10,24 9,89

A Industri Tanpa Migas 9,85 10,11 10,40 10,24 9,89

IV Listrik, Gas & Air Bersih 1,49 1,57 1,62 1,68 1,80

A Listrik 0,97 1,01 1,04 1,09 1,80

B Air Bersih 0,52 0,56 0,58 0,59 0,00

V Bangunan 7,03 7,44 7,68 8,01 8,43

VI Perdagangan, Hotel & Restoran 20,70 20,64 20,77 21,32 22,11

A Perdagangan Besar & Eceran 13,68 13,43 13,49 14,16 15,02

B Hotel 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06

C Restoran 6,96 7,15 7,22 7,09 7,02

VII Pengangkutan & Komunikasi 5,87 6,18 6,29 6,44 6,57

A Pengangkutan 5,56 5,86 5,96 6,12 6,24

A1 Angkutan Jalan Raya 4,45 4,79 4,90 5,09 5,19

A2 Angk. Sungai, Danau & Penyeberangan 0,05 0,06 0,06 0,07 0,07

A3 Jasa Penunjang Angkutan 1,05 1,02 1,00 0,96 0,98

B Komunikasi 0,32 0,32 0,33 0,32 0,32

1 Pos Dan Telekomunikasi 0,32 0,32 0,33 0,32 0,32

VIII Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 2,79 2,90 2,99 3,02 2,99

A Bank 0,08 0,09 0,09 0,09 0,09

B Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0,49 0,50 0,51 0,53 0,55

D Sewa Bangunan 1,89 1,98 2,06 2,07 2,00 E Jasa Perusahaan 0,32 0,33 0,34 0,33 0,34 IX Jasa-Jasa 15,71 15,39 15,84 16,55 16,63 A Pemerintahan Umum 9,11 8,75 8,79 8,88 8,66 B Swasta 6,60 6,64 7,05 7,67 7,98 B1 Sosial Kemasyarakatan 0,40 0,44 0,46 0,47 0,49

B2 Hiburan & Rekreasi 0,18 0,19 0,19 0,19 0,19

B3 Perorangan & Rumahtangga 6,03 6,02 6,41 7,01 7,30

PDRB Dengan Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB Tanpa Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

(25)

Tabel 2.15

Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Klungkung Atas DasarHarga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2008 - 2012 (Persen)

No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

I Pertanian 32,92 32,62 31,59 30,16 28,94

A Tanaman Bahan Makanan 19,33 19,13 18,06 16,75 15,64

B Tanaman Perkebunan 0,49 0,49 0,50 0,47 0,47

C Peternakan Dan Hasil-Hasilnya 2,15 2,07 2,14 2,16 2,11

D Kehutanan 0,11 0,10 0,10 0,10 0,11

E Perikanan 10,84 10,82 10,80 10,68 10,61

II Pertambangan & Penggalian 4,20 3,94 3,74 3,50 3,28

C Penggalian 4,20 3,94 3,74 3,50 3,28

III Industri Pengolahan 9,02 9,18 9,34 9,14 8,90

A Industri Tanpa Migas 9,02 9,18 9,34 9,14 8,90

IV Listrik, Gas & Air Bersih 1,11 1,15 1,19 1,22 1,28

A Listrik 0,63 0,64 0,66 0,68 0,72

B Air Bersih 0,48 0,51 0,53 0,54 0,57

V Bangunan 5,38 5,71 5,86 6,01 6,26

VI Perdagangan, Hotel & Restoran 22,33 22,44 22,84 23,54 24,51

A Perdagangan Besar & Eceran 14,16 14,22 14,49 15,29 16,42

B Hotel 0,07 0,07 0,07 0,07 0,08

C Restoran 8,10 8,15 8,28 8,18 8,01

VII Pengangkutan & Komunikasi 5,12 5,11 5,12 5,15 5,23

A Pengangkutan 4,87 4,84 4,85 4,87 4,95

A1 Angkutan Jalan Raya 3,75 3,73 3,74 3,77 3,84

A2 Angkutan Sungai, Danau &

Penyeberangan. 0,04 0,05 0,05 0,05 0,05

A3 Jasa Penunjang Angkutan 1,07 1,07 1,06 1,05 1,06

B Komunikasi 0,26 0,27 0,27 0,28 0,28

1 Pos Dan Telekomunikasi 0,26 0,27 0,27 0,28 0,28

VIII Keuangan Persewaan, & Jasa

Perusahaan 2,82 2,85 2,92 2,94 2,92

A Bank 0,08 0,08 0,08 0,09 0,09

B Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0,53 0,56 0,58 0,61 0,64

D Sewa Bangunan 1,85 1,85 1,91 1,88 1,83 E Jasa Perusahaan 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 IX Jasa-Jasa 17,11 16,99 17,39 18,34 18,67 A Pemerintahan Umum 8,98 8,95 9,07 9,37 9,23 B Swasta 8,13 8,04 8,31 8,97 9,44 B1 Sosial Kemasyarakatan 0,40 0,42 0,43 0,45 0,46

B2 Hiburan & Rekreasi 0,22 0,22 0,22 0,22 0,23

B3 Perorangan & Rumahtangga 7,51 7,41 7,66 8,30 8,75

PDRB Dengan Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB Tanpa Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS Kab. Klungkung, 2013(PDRB Kab. Klungkung 2013)

B. Laju Pertumbuhan PDRB

Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Klungkung sebesar 6,03%, meningkat dibandingkan tahun 2011 sebesar 5,81% dan tahun 2010sebesar

(26)

5.43 %. Hal ini disebabkan oleh percepatanpertumbuhan di subsektor jasa swasta yang mengalami percepatan signifikandari 8,99% menjadi 14,21%. Laju pertumbuhan PDRB sektor jasa – jasaterbesar yaitu 11,62% yang diikuti sektor perdagangan, hotel & restoransebesar 9,06%, sektor bangunan 8,53% dan terkecil sektor pertambangandan penggalian yang mengalami perlambatan sebesar 1,00%. Tingginyapertumbuhan sektor jasa - jasa mencerminkan tingginya tingkat pertumbuhanekonomi dan kemampuan ekonomi masyarakat dalam memperoleh jasa.Berkembangnya sektor industri diikuti pula oleh tingginya pertumbuhnansektor perdagangan hotel dan restoran. Ini mencerminkan adanya korelasi positif antara sektor industri pengolahan dengan sektor perdagangan hoteldan restoran. Sedangkan sektor pertanian pertumbuhannya kecil (1,02%)walaupun

sharenya

paling besar (30,16%). Hal ini disebabkan olehperlambatan pertumbuhan di sub sektor Tabama (Tanaman Bahan Makanan)sebesar 1,87% yang

sharenya

paling besar yaitu 16,75%.

Gambar 2.6

Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Klungkung Pada Tahun 2008 -2012 (%)

Sumber: BPS Kab. Klungkung, 2013(Stada Kab.Klungkung2013)

Tabel 2.16

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Klungkung Atas DasarHarga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2008 - 2012 (Persen)

No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

I. Pertanian 1,74 3,97 2,12 1,02 1,74

A. Tanaman Bahan Makanan 0,92 3,86 -0,50 -1,87 -0,96

B. Tanaman Perkebunan 1,22 3,96 8,02 0,05 5,91

C. Peternakan Dan Hasil-Hasilnya 1,60 1,03 8,93 6,66 3,80

D. Kehutanan 1,64 2,20 3,34 7,88 9,06

E. Perikanan 3,30 4,78 5,18 4,72 5,31

II. Pertambangan & Penggalian 3,52 -1,58 -0,04 -1,00 -0,50

A. Penggalian 3,52 -1,58 -0,04 -1,00 -0,50

III. Industri Pengolahan 8,17 6,81 7,31 3,46 3,23

A. Industri Tanpa Migas 8,17 6,81 7,31 3,46 3,23

(27)

No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

A. Listrik 7,36 7,50 7,84 9,17 11,85

B. Air Bersih 14,01 11,73 10,68 7,51 10,87

V. Bangunan 6,71 11,36 8,21 8,53 10,44

VI. Perdagangan, Hotel & Restoran 8,09 5,48 7,30 9,06 10,41

A. Perdagangan Besar & Eceran 6,60 5,36 7,43 11,61 13,92

B. Hotel 10,43 8,20 7,41 9,43 10,30

C. Restoran 10,80 5,66 7,06 4,58 3,87

VII. Pengangkutan & Komunikasi 5,64 4,55 5,70 6,45 7,66

A. Pengangkutan 5,54 4,37 5,57 6,37 7,70

A1. Angkutan Jalan Raya 5,74 4,27 5,79 6,81 7,76

A2. Angkutan Sungai, Danau &

Penyebrangan 4,55 9,82 5,89 11,69 14,52

A3. Jasa Penunjang Angkutan 4,88 4,49 4,79 4,60 7,19

B. Komunikasi 7,72 8,00 8,18 7,90 6,84

B1. Pos Dan Telekomunikasi 7,72 8,00 8,18 7,90 6,84

VIII. Keuangan Persewaan, & Jasa Perusahaan

5,48 6,16 8,01 6,31 5,50

A. Bank 4,25 6,00 7,87 9,52 9,54

B. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 14,10 11,27 8,26 12,28 11,06

C. Sewa Bangunan 3,08 4,93 8,35 4,58 2,90 D. Jasa Perusahaan 6,76 5,03 5,93 5,20 8,71 IX. Jasa-Jasa 5,57 4,21 7,86 11,62 7,92 A. Pemerintahan Umum 6,48 4,62 6,85 9,24 4,46 B. Swasta 4,58 3,77 8,99 14,21 11,54 B1. Sosial Kemasyarakatan 6,12 8,89 9,94 10,22 9,01

B2. Hiburan & Rekreasi 4,37 4,21 5,65 6,14 9,46

B3. Perorangan & Rumahtangga 4,50 3,48 9,04 14,66 11,73

PDRB Dengan Migas 5,07 4,92 5,43 5,81 6,03

PDRB Tanpa Migas 5,07 4,92 5,43 5,81 6,03

Sumber: BPS Kab. Klungkung, 2013(PDRB Kab. Klungkung 2013)

C. PDRB Per Kapita Kabupaten Klungkung

PDRB per kapita merupakan suatu ukuran yang dapat dijadikan cerminan ‗kasar‘ tentang tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. Dikatakan ‗kasar‘ karena angka ini hanya menggambarkan produktivitas ekonomi dan tidak mencakup keadaan sosial masyarakat. Disamping itu angka ini juga tidak bisa mencerminkan distribusi pendapatan masyarakat karena tidak semua masyarakat memiliki akses serta pendapatan yang sama, maka angka agregat ini diharapkan dapat mewakili atau paling tidak angka ini dapat dijadikan gambaran untuk melihat tingkat pendapatan masyarakat secara umum, sehingga pemerintah daerah dapat menilai pengaruh kinerja pembangunan yang telah berjalan terhadap tingkat perekonomian masyarakat.

Nilai PDRB per kapita Kabupaten Klungkung atas dasar harga berlaku terus meningkat, sejalan dengan meningkatnya harga barang dan jasa. Pada tahun 2007

(28)

PDRB per kapita atas dasar harga belaku sebesar Rp. 12.821.877,89 dan tahun 2012 sudah mencapai Rp. 19.121.058,25 atau terjadi peningkatan sebesar 32,94% selama kurun waktu 5 tahun. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menggambarkam besarnya nilai tambah per penduduk, sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan real dari pendapatan perkapita. Peningkatan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku tidak dapat dijadikan indikator dari peningkatan daya beli masyarakat, karena angka PDRB tersebut masih mengandung infasi yang sangat berkaitan erat dengan daya beli. Untuk itu perlu ditelaah perkembangan PDRB per kapita atas dasar harga konstan. PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 juga mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir. Namun peningkatannya tidak sebesar peningkatan PDRB per kapita harga berlaku.

Tabel 2.17

PDRB Per Kapita Kabupaten Klungkung Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun 2008 – 2012 (Rupiah)

Tahun PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000

2008 12.821.877,89 7.071.598,12

2009 14.422.818,69 7.327.050,55

2010 16.115.317,47 7.668.968,85

2011 17.365.052,08 7.950.056,75

2012 19.121.058,25 8.382.332,33

Sumber: BPS Kab. Klungkung, 2013 (PDRB Kab. Klungkung 2013)

D. Pengeluaran Per KapitaKabupaten Klungkung

Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pengeluaran masyarakat Klungkung secara rata-rata mencapai 695.087 rupiah per kapita per bulan, mengalami peningkatan sebesar 3,82% dari tahun sebelumnya. Peningkatan terjadi pada komoditas makanan yaitu sebesar 16,6%, sedangkan komoditas bukan makanan turun sebesar 5,08%.

Tabel 2.18

Pengeluaran Rata-rata per Kapita 2008-1012 (Rupiah)

Golongan Pengeluaran 2008 2009 2010 2011 2012

Makanan 242.358 252.748 220.388 302.605 346.795

Bukan Makanan 198.819 226.803 218.470 366.917 348.292

Jumlah 441.177 479.552 438.858 669.522 695.087

Gambar

Grafik Laju Pertumbuhan Punduduk Kabupaten/Kota Se-Bali Tahun 2012
Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Klungkung Pada Tahun 2008 -2012 (%)
Grafik Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Provinsi Bali Tahun 2012
Grafik Cakupan Persalinan Yang Ditolong Tenaga Kesehatan Kabupaten/Kota  diProvinsi Bali Tahun 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Paling Suka 69 ” tidak akan menjadi “ Paling Suka 69 ” tanpa adanya sekumpulan tanda dari kata-kata “ Paling Suka 69 ”, dan hal tersebut tidak akan menjadi sebuah

Apabila bagian pemasaran dalam suatu perusahaan melakukan pekerjaan strategi pemasaran dengan baik, dalam mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk,

Penambahan CaCl 2 pada proses koagulasi susu menggunakan ekstrak jahe merah pada tingkat konsentrasi 0,02% (P2) dengan 0,03% (P3) tidak memiliki perbedaan yang nyata

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa Media animasi dalam model pembelajaran Think Pair Share (TPS)berpengaruh signifikan

Apabila filing sistem abjad yang dipilih sebagai sistem penyimpanan, maka nama merupakan ciri atau identitas penting di dalam pencarian dokumen sesuai dengan

Penerapan teknologi mikoriza dan pemupukan batuan fosfat pada tanah masam dan defisien unsur hara P, dapat menggantikan superfosfat dalam upaya meningkatkan produksi jagung dan

Mengingat jumlah tanaman akasia yang tersebar luas di Propinsi Riau dan potensi lempung yang berlimpah, maka perlu dilakukan suatu terobosan yang dapat mengolah

Pengujian yang telah dilakukan secara keseluruhan terhadap rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara