• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyakit Menular dan Potensial KLB/Wabah

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 43-49)

Pertumbuhan ekonomi yang tinggibiasanya memang akan diikuti oleh melebarnya kesenjangan pendapatan. Kondisimelebarnya kesenjangan

G. Penyakit Menular dan Potensial KLB/Wabah

Penyakit menular merupakan salah satu indikator morbiditas, yaitu angka kesakitan yang terjadi di masyarakat yang menggambarkan status kesehatan masyarakat. Berikut ini gambaran umum beberapa penyakit menular di Klungkung.

a. Penyakit ISPA

Penyakit menular ISPA pada umumnya berada pada urutan pertama pada daftar 10 penyakit terbanyak yang menjadi salah satu penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Pengendalian penyakit ISPA lebih difokuskan pada penangan dini terhadap penderita pneumonia balita yang ditemukan melalui managemen terpadu balita sakit (MTBS). Angka prevalensi pneumonia balita tahun 2011 adalah 4,53anak Balita mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010 sebesar 4,7anak Balita. Penanganan penderita pnemonia pada anak balita sudah mencapai 100% dari target 86%.

b. Penyakit Malaria

API (Angka

Anual Parasit Insiden

) di Kabupaten Klungkung masih dibawah target yang ditentukan (target API Malaria <1 per 1000 penduduk). Pada tahun 2011 API sebesar 0,01 per 1000 penduduk menurun dibandingkan tahun 2010 sebesar 0,05 per 1000 penduduk. c. Penyakit Tb BTA (+)

Milenium Development Goals

(MDGs) menjadikan penyakit TB paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk diturunkan selain malaria dan HIV/AIDS. Prevalensi TB di Kabupaten Klungkung tahun 2008 sampai 2011 cenderung menunjukkan peningkatan.

Gambar 2.13

GrafikPrevalensi TB di Kabupaten Klungkung Tahun 2008 -2011

(Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, 2012)

d. Penyakit IMS dan HIV/AIDS

Penanggulangan PMS, HIV/AIDS ditujukan pada penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya preventif melalui penemuan penderita yang dilanjutkan dengan konseling (VCT). Penderita infeksi menular seksual di sarana pelayanan kesehatan tahun 2011 dilaporkan sebanyak 57 penderita HIV dan 74 Penderita AIDS. Terdapat 12 orang yang meninggal oleh karena HIV. Hasil pelaksanaan surveilans HIV/AIDS pada pendonor darah menunjukkan bahwa infeksi HIV/AIDS positif di Kabupaten Klungkung pada tahun 2011 sebesar 0,20% (4 orang dari

2.008 sampel darah yang diperiksa).Menurut http://politikindonesia.com yang diakses tanggal 27 Mei 2014 6:56:25WIB menyebutkan hingga bulan Agustus 2013, jumlah pengidap kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Klungkung telah mencapai 191 orang, 130 orang di antaranya pria. Dari jumlah itu pula, 9 kasus ditularkan dari ibu kepada bayinya, 9 kasus karena penggunaan narkoba melalui jarum suntik, dan 22 kasus dari pasangan berisiko tinggi.Besaran kasus HIV dan AIDS juga dapat dlihat dengan menggunakan Case Rate AIDS yangdiperoleh dengan membandingkan jumlah kasus kumulatif terhadap jumlahpenduduk per 100.000 penduduk. Case Rate AIDS Bali secara nasional padatahun 2009 termasuk tertinggi ke kedua sebesar 45,4 setelah Papua.Sedangkan tahun 2010 Case Rate Provinsi Bali sebesar 24,05 per 100.000penduduk tahun 2011 sebesar 14,03 per 100.000 penduduk, tahun 2012meningkat menjadi 16,41 per 100.000 penduduk dengan jumlah kematiankeseluruhan 22 orang 16 diantaranya berjenis kelamin laki-laki (Dinas Kesehatan Prov. Bali 2013: Profil Kesehatan Prov. Bali 2013).

e. Penyakit Kusta

Indonesia sudah mencapai eleminasi penyakit kusta pada tahun 2000, namun demikian di Kabupaten Klungkung penyakit kusta masih menjadi masalah kesehatan. Angka prevalensi penderita kusta di Kabupaten Klungkung mulai meningkat dan diatas target <1/10.000 penduduk mulai tahun 2006. Angka prevalensi kusta pada tahun 2011 sebesar 0,4 per 10.000 penduduk menurun dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 1,64 per 10.000 penduduk. Angka penemuan penyakit kusta tahun 2011 sebesar 4,86 per 10.000 penduduk. Jumlah penderita kusta yang selesai berobat (RFT Rate) mencapai 75% masih dibawah target 90%.

Pada tahun 2011, di Provinsi Bali ditemukan kasus baru kusta sebesar 65orang penderita, 13 orang penderita kusta PB dan 52 orang penderita KustaMB. Dari 65 orang tersebut, sebagian besar (42 orang) berjenis kelaminlaki-laki dan sisanya 23 orang berjenis kelamin wanita. Sedangkan tahun 2012ditemukan kasus baru kusta sebanyak 84 penderita (7 orang kusta PB dan 77orang kusta MB), 47 orang diantaranya laki-laki Kalau digabungkan dengankasus sebelunya, jumlah kasus keseluruhan berjumlah 188 orang, 105 orangdiantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 83 orang berjenis kelaminperempuan dan angka prevalensi secara keseluruhan sebesar 0,45 per 10.000penduduk. Sedangkan angka penemuan kasus baru (NCDR) tahun 2012

sebesar 2,08 per 100.000 penduduk (Dinas Kesehatan Prov. Bali 2013: Profil Kesehatan Prov. Bali 2013).

f. Campak

Campak adalah penyakit yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah. Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak. Sebelum imunisasi campak dipergunakan secara luas di dunia hampir setiap anak dapat terinfeksi campak. Kasus campak dengan gizi buruk akan meningkatkan angka kematian campak. Indonesia adalah negara ke empat terbesar penduduknya di dunia yang memiliki angka kesakitan campak sekitar satu juta pertahun dengan 30.000 kematian, yang menyebabkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara prioritas yang di identifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk melaksanakan akselerasi dan menjaga kesinambungan dari reduksi campak. Strategi untuk kegiatan ini adalah cakupan rutin yang tinggi (> 90%) di setiap Kabupaten/Kota serta memastikan semua anak mendapatkan kesempatan kedua untuk imunisasi campak. Program imunisasi campak di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1984 dengan kebijakan memberikan 1 dosis pada bayi usia 9-12 bulan. Saat ini kegiatan pengendalian campak di Indonesia adalah dengan imunisasi rutin pada bayi usia 9-12 bulan dan melalui kegiatan BIAS pada anak kelas 1 sekolah dasar.Capaian imunisasi campak di Kabupaten Klungkung tahun 2011 mencapai 101,49%. Angka ini di atas target WHO sebesar 90%, namun secara regional Provinsi bali masih di bawah Kabupaten Jembrana dan Badung. Tantangan ke depan adalah upaya peningkatan pemberian imunisasi guna mencegah timbulnya kasus di Kabupaten Klungkung.

Gambar 2.14

Grafik Cakupan Imunisasi Campak Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2011

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2012

g. TBC

Prevalensi TBC adalah banyaknya kasus TBC per 100.000 penduduk. Angka kematian karena TBC adalah banyaknya kematian karena TBC

per 100.000 penduduk. Kasus TBC didefinisikan sebagai pasien yang secara klinis telah positif terdiagnosis mengidap TBC. Di Indonesia bahkan tercatat sebagai negara penyumbang kasus TBC nomor empat di dunia setelah India, China dan Afrika Selatan. Diperkirakan ada 430 ribu kasus TBC baru dan 169 orang di antaranya meninggal setiap hari (http://nasional.news.viva.co.id/Senin, 21 Mei 2012). Angka prevalensi TB di Kabupaten Klungkung sebesar 57,75 di atas rata-rata Provinsi Bali sebesar 43,06.

Gambar 2.15

Grafik Prevalensi TB Per 100.000 PendudukMenurutKabupaten/Kota diProvinsi Bali Tahun 2011

Sumber: Dinasl Kesehatan Provinsi Bali, 2012

Angka

case detection rate

TB paru di Kabupaten Klungkung juga menempati urutan paling kecil yaitu 61,96 % sedangkan capaian Provinsi Bali sebesar 63,64.

Gambar 2.16

Grafik

Case Detection Rate

TB Paru MenurutKabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2011

Penyakit yang tergolong potensial KLB/wabah antara lain: a.

Demam Berdarah Dengue

(DBD)

Di Kabupaten Klungkung kejadian kasus DBD pada tahun 2008 masih menyebar secara sporadis namun dibeberapa desa sudah termasuk katagori daerah endemis.

Insiden rate DBD

di Kabupaten Klungkung pada tahun 2004 sebesar 6,0 per 100.000 penduduk meningkat tajam pada tahun 2006 sebesar 80 per 100.000 penduduk, namun secara signifikan berhasil diturunkan menjadi 39,4 (2007) dan menurun lagi menjadi 33,6 per 100.000 penduduk tahun 2008. Semua kasus DBD telah dapat ditangani seluruhnya dengan angka kematian(

case fatality

rate

) DBD pada tahun 2008 sebesar 0%. Hal ini menggambarkan bahwa upaya penanganan penderita demam berdarah

dengue

(DBD) sudah baik namun masih terjadi kendala dalam pengendalian nyamuk

aedes

aegypti

. Angka

Incidence Rate DBD

pada tahun 2012 sebesar 26,81 per 100.000 penduduk dimana terdiri dari laki-laki berjumlah 34,39 per 100.000 penduduk, sedangkan perempuan berjumlah 18,97 per 100.000 penduduk. Angka

Case Fatality Rate

DBD sebesar 0%. Angka Kesakitan Malaria (

Annual Parasit Incidence)

sebesar 0.01per 1.000 penduduk dimana terdiri dari laki-laki 0,01 per 1.000 penduduk, perempuan 0,00 per 1.000 penduduk. Angka

Case Fatality Rate Malaria

0%. Angka Kesakitan

Filariasis

sebesar 0% per 100.000 penduduk. Di Provinsi Bali tahun 2011, terdapat 2.993 kasus, 1.662 kasus diantaranyaberjenis kelamin laki-laki dan sisanya (1.331) kasus berjenis kelaminperempuan, dengan jumlah kematian 8 orang, menurun dibandingkan tahun2010 sebanyak 35 orang. Sedangkan tahun 2012 terjadi penurunan kasusnamun tidak singnifikan menjadi 2.649 kasus, 1.517 diantaranya berjeniskelamin laki-laki dan 1.132 berjenis kelamin perempuan. Dengan demikian IRDBD pada tahun 2012 sebesar 65,55 per 100.000 penduduk dengan CFR 0,30%, menurun dibandingkan tahun 2011 sebesar 75,1 per 100.000 pendudukdengan CFR sebesar 0,27% (Dinas Kesehatan Prov. Bali 2013: Profil Kesehatan Prov. Bali 2013).

b. Rabies

Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies yangditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera,musang dan srigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus rabies.Penyakit dengan CFR tinggi ini terus menyebar ke berbagai wilayah diProvinsi Bali. Sampai dengan akhir tahun 2012, seluruh Kabupaten/Kota diProvinsi Bali sudah terdapatkasus rabies.

Tabel 2.28

Kasus (Ks) dan Positif Rabies (Pos) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2008-2012

No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012

Ks Pos Ks Pos Ks Pos Ks Pos Ks Pos

1 Denpasar 0 0 3 3 6 5 2 0 0 0 2 Badung 4 1 6 2 10 7 3 1 0 0 3 Tabanan 0 0 13 5 5 2 0 0 0 0 4 Gianyar 0 0 1 1 5 0 2 2 2 2 5 Karangasem 0 0 5 3 29 12 3 1 2 2 6 Klungkung 0 0 0 0 4 2 4 1 2 2 7 Bangli 0 0 0 0 2 0 3 1 0 0 8 Jembrana 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 9 Buleleng 0 0 0 0 21 6 6 1 0 0 Jumlah 4 1 28 14 82 34 23 7 8 8

Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Bali, 2013 (Profil Kesehatan Prov. Bali 2013).

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 43-49)

Dokumen terkait