• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Ketimpangan Regional

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 31-34)

Pertumbuhan ekonomi yang tinggibiasanya memang akan diikuti oleh melebarnya kesenjangan pendapatan. Kondisimelebarnya kesenjangan

G. Indeks Ketimpangan Regional

Untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan antar wilayah/regional,umumnyadigunakan Indeks Ketimpangan Regional/Indeks Ketimpangan Williamson. Dasarperhitungannya adalah dengan menggunakan PDRB per kapita yang dikaitkan denganjumlah penduduk masing – masing daerah. Besarnya Indeks Ketimpangan Williamsonantara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Jika Indeks Ketimpangan Williamsonmendekati 0, maka ketimpangan distribusi pendapatan antar wilayah / regional dalamkatagori rendah atau pertumbuhan ekonomi antar daerah cenderung merata. JikaIndeks Ketimpangan Williamson mendekati 1, maka ketimpangan distribusipendapatan antar wilayah/regional dalam kategori tinggi atau pertumbuhan ekonomiantar wilayah cenderung tidak merata. Secara umum dari tahun 2008 – 2012,kesenjangan pendapatan antar wilayah kabupaten/kota di Provinsi Bali cenderungmeningkat, namun masih dalam katagori rendah. Indeks Ketimpangan Williamson pada tahun 2012 sebesar 0,36, meningkat dari tahun 2009 – 2011 masing – masingsebesar 0,35 dan dari tahun 2008 sebesar 0,34. Kondisi ini disebabkan oleh realitaketimpangtan potensi ekonomi, infrastruktur dan investasi antar kabupaten/kota diProvinsi Bali. Investasi dan infrastruktur yang lebih memadai cenderungterkonsentrasi di wilayah Bali Selatan (SARBAGITA), sehingga mendorong terjadinyamigrasi penduduk yang produktif ke wilayah tersebut dan selanjutnya berdampakkepada tidak optimalnya pemanfaatan potensi ekonomi daerah di wilayah Bali lainnya.

H. Kemiskinan

Penduduk miskin adalah penduduk yang pendapatan perkapitanya kurang dari satu dolar/orang per hari atau penduduk yang pendapatannya kurang dari 2.100 kilo kalori per orang/hari (BPS, 1998). Untuk itu, salah satu sasaran pembangunan adalah dalam rangka menekan jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil Susenas Maret 2013, persentase penduduk miskin di Bali sedikit berkurangsebanyak 0,23 persen dari 4,18 persen pada Maret 2012 menjadi 3,95 persen. Demikian juga dari sisijumlah pada periode yang sama sedikit berkurang sebanyak 6,3 ribu orang(Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 39/07/51/Th. VII, 1 Juli 2013).

Pada tahun 2010, di Kabupaten Klungkung jumlah penduduk miskin sebanyak12.900 jiwaatau sebesar 7,58% kemudian di tahun 2011menurun menjadi 10.700 jiwa atau sebesar 6,10%dan terus mengalami penurunan dimana tahun 2012 tersisa 9.400 jiwa atau sebesar 5,37%. Penentuan penduduk miskin oleh Badan Pusat Statsitik (BPS), didahului oleh penentuan GarisKemiskinan (GK) sebagai besaran nilai pengeluaran yang dibutuhkan penduduk untuk memenuhikebutuhan dasar makanan dan non makanan. Terdapat dua komponen untuk menghitung GarisKemiskinan (GK) yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan(GKNM). Selanjutnya penduduk miskin ditentukan berdasarkan posisi rata-rata pengeluaran per kapitaper bulan terhadap Garis Kemiskinan. Penduduk dengan rata-rata pengeluaran per kapita per bulandibawah garis kemiskinan (GK) tergolong penduduk miskin.

Dilihat dari Garis Kemiskinan per Kapita (Rp) per Bulan di Kabupaten Klungkung terus mengalami peningkatan, dimana tahun 2008 sebesar Rp. 175,268,- meningkat menjadi Rp. 186.830,- di tahun 2009 dan tahun 2010 menjadi Rp. 206.695,- tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 223.639,- dan tahun 2012 mencapai Rp.233.764,-.Sedangkan dilihat dari keparahan kemiskinan (P2) tahun 2010 sebesar 0,26 menurun menjadi 0,16 di tahun 2012 (BPS Provinsi Bali 2014).

Tabel 2.22

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi BaliTahun 2010-2012

Kabupaten / Kota Jumlah Penduduk Miskin (000) Persentase Penduduk Miskin (%)

2010 2011 2012 2010 2011 2012 1. Jembrana 21.3 17.6 15.5 8.11 6.56 5.74 2. Tabanan 29.3 24.2 21.3 6.96 5.62 4.90 3. Badung 17.7 14.6 12.8 3.23 2.62 2.16 4. Gianyar 31.5 26.0 22.9 6.68 5.40 4.69 5. Klungkung 12.9 10.7 9.4 7.58 6.10 5.37 6. Bangli 13.8 11.4 10.0 6.41 5.16 4.52 7. Karangasem 31.6 26.1 22.9 7.95 6.43 5.63 8. Buleleng 45.9 37.9 33.3 7.35 5.93 5.19 9. Denpasar 17.5 14.5 12.7 2.21 1.79 1.52 B A L I 221.6 183.1 160.9 5.67 4.59 3.95

Sumber: BPS Prov, Bali (Bali Dalam Angka2014,berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional –Juli) Diakses dari :http://bali.bps.go.id/tabel_detail.php?ed=615006&od=15&id=15; tanggal 13 Mei 2014

Berdasarkan Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2008 (PPLS08) yangdilaksanakan oleh BPS, jumlah rumahtangga sangat miskin, miskin dan hampir miskin di Provinsi Bali masing-masing berjumlah 84.653, 19.168, dan 30.983rumahtangga dengan jumlah keseluruhan sebanyak 134.804 rumahtangga. Bila dilihatper kabupaten/kota, kebanyakan rumahtangga sangat miskin, miskin dan hampir miskin berada di Kabupaten Buleleng dan Karangasem. Pada tahun 2011Pemerintah Indonesia (BPS) kembali melaksanakan pendataan pada sekitar 40%penduduk yang berpenghasilan paling rendah di semua provinsi. Tujuan daripendataan tersebut adalah dalam rangka memberikan perlindungan sosial kepadamasyarakat termasuk kelompok masyarakat yang rentan miskin, misalnya pemberianBantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) ketika ada kenaikan harga bahanbakar minyak. Untuk Provinsi Bali jumlahnya adalah 270.997 rumahtangga yang terdiridari 13.246 RT sangat miskin, 21.944 RT miskin, 81.323 RT hampir miskin dan154.484 RT rentan miskin.

Tabel 2.23

Jumlah Rumah Tangga Sasaran Menurut Kriteria Kemiskinan per Kecamatan Kabupaten Klungkung, Tahun 2011

No. Kecamatan Kriteria Total Jumlah RT Kelompok 1 (sangat miskin) Kelompok 2 (miskin) Kelompok 3 (rentan miskin) 1 Nusa Penida 1.325 2.283 2.249 5.857 12.711 2 Banjarangkan 629 728 714 1.971 8.862 3 Klungkung 501 821 807 2.129 13.689 4 Dawan 308 559 621 1.488 8.393 Kab. Klungkung 2.663 4.391 4.391 11.445 43.655

Sumber: TNP2K: Data PPLS tahun 2012

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial A. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator untuk mengetahui tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang mencerminkan status kemampuan dasar penduduk, meliputi: Angka Usia Harapan Hidup (AHH) untuk mengukur peluang hidup; rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf untuk mengukur status tingkat pendidikan; serta pengeluaran rill perkapita untuk mengukur akses terhadap sumberdaya untuk mencapai standar hidup layak. IPM memberikan suatu ukuran gabungan tiga dimensi tentang pembangunan manusia: (1). Indeks kesehatan: Panjang umur dan menjalani hidup sehat (diukur dari usia harapan hidup); (2). Indeks pendidikan : Terdidik (diukur dari tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan dan tinggi); dan (3). Indeks daya beli : Memiliki standar hidup yang layak (diukur dari paritas daya beli/ PPP, penghasilan).

Tabel 2.24

Indeks Pembangunan Manusia dan Komponennya Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2012

Kabupaten / Kota AHH (e0) AMH RLS PPP (Rp 000) IPM

1. Jembrana 71,95 91,36 7,86 637,96 73,62 2. Tabanan 74,55 90,86 8,39 640,54 75,55 3. Badung 71,91 93,01 9,47 644,94 75,69 4. Gianyar 72,22 88,79 8,90 644,69 74,49 5. Klungkung 69,20 84,15 7,43 658,53 71,76 6. Bangli 71,81 85,83 6,68 642,64 71,80 7. Karangasem 68,00 76,03 5,88 654,46 67,83 8. Buleleng 69,53 89,94 7,54 640,64 71,93 9. Denpasar 73,12 97,52 10,94 649,48 78,80 Bali 70,84 90,17 8,57 640,86 73,49

Sumber: BPS Prov. Bali, 2013 (Bali Dalam Angka2013)

AHH = Angka Harapan Hidup; AMH = Angka Melek Huruf; RLS = Rata-rata lama sekolah; PPP = Paritas Daya Beli Angka IPM Kabupaten Klungkung tahun 2012 sebesar 71,76 meningkat dibandingkan tahun 2010 sebesar 70,54, Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur IPM diantaranya adalah Angka Harapan Hidup (AHH) yang meningkat dari 69,10 tahun 2010 menjadi 69,20 tahun 2012, Angka Melek Huruf juga meningkat dari 82,09 tahun 2010 menjadi 84,15. Rata rata Lama Sekolah juga mengalami peningkatan dari 7,11 tahun 2010 menjadi 7,43 tahun 2012.

Dilihat dari IPM, Kabupaten Klungkung menempati urutan ke 7 (tujuh) sedikit lebih tinggi dari Kabupaten Karangasem. IPM Kabupaten Klungkung berada di bawah rata-rata Provinsi Bali. Untuk itu tantangan peningkatan sumber daya manusia sesuai dengan indikator IPM adalah peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan serta peningkatan daya beli masyarakat

.

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 31-34)

Dokumen terkait