• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkungan Hidup (1) Hutan mangrove

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 65-68)

Pertumbuhan ekonomi yang tinggibiasanya memang akan diikuti oleh melebarnya kesenjangan pendapatan. Kondisimelebarnya kesenjangan

J. Lingkungan Hidup (1) Hutan mangrove

Wilayah Kabupaten Klungkung yang memiliki kepulauan memiliki wilayah pesisir dan laut selain terumbu karang dan padang lamun. Mangrove memiliki beberapa manfaat seperti manfaat ekologi dan ekonomi diantaranya ebagai pelindung alami pantai dari ancaman abrasi, mempercepat sedimentasi, mengendalikan intrusi air laut, dan melindungi daerah di belakang mangrove dari gelombang tinggi dan angin kencang, tempat memijah, mencari makan, dan berlindung bagi ikan, udang, kepiting dan biota laut lainnya. Sedangkan manfaat ekonominya dapat sebagai bahan makanan, minuman, obat-obatan, pewarna alami, dan sebagai obyek ekowisata.

Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali memiliki areal mangrove seluas 230,07 hektar. Lokasi mangrove terletak di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Berdasarkan laporan Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I,Identifikasi Flora dan Fauna Mangrove Nusa Lembongan Dan Nusa Ceningan tahun 2010, di Nusa Lembongan dan di Nusa Ceningan ditemukan 13 jenis mangrove dan 7 jenis tanaman asosiasi.Hasil pengamatan burung di kawasan mangrove Nusa Penida di tiga titik pengematan yaitu Jungut Batu, Lembongan dan Ceningan sebagaimana dilaporkan oleh Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I,Identifikasi Flora Dan Fauna Mangrove Nusa Lembongan Dan Nusa Ceningan tahun 2010, dijumpai 25 jenis burung darat dan 5 jenis burung air.

(2) Konservasi Terumbu Karang

Nusa Penida adalah salah satu kawasan area konservasi laut di Bali yang berpotensi tinggi menjadi salah satu tujuan wisatawan yang telah dicadangkan oleh Bupati Klungkung melalui Peraturan Bupati Kabupaten Klungkung (Perbup) No. 12 Tahun 2010 dengan status kawasan adalah Taman Wisata Perairan. Salah satu alasan pencadangan kawasan konservasi di Nusa Penida yaitu karena Nusa Penida memiliki organisme spesifik atau endemik yang menjadi daya tarik wisatawan yakni ikan mola-mola (s

unfish

), ikan pari manta, penyu, dan lumba-lumba sehingga dalam keberlanjutannya sangat perlu untuk dikonservasi. Keanekaragaman sumberdaya hayati laut yang di miliki oleh Nusa Penida memang sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dengan ditemukannya berbagai jenis karang, ikan karang dan ikan hias, ikan hiu, ikan pari manta, penyu, duyung, lumba-lumba dan paus. Jenis-jenis tersebut merupakan biota khas bagi Kawasan Nusa Penida.

Hasil penelitian Marjan Bato, Fredinan Yulianda, dan Achmad Fahruddin, Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB/ Jalan Lingkar Kampus IPB Dramaga yang dilaksanakan bulan September 2012 sampai Februari 2013 melaporkan bahwaterumbu karang di Kawasan Konservasi Nusa Penida dikategorikan baik atau berada dalam kondisi yang baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat kesehatan karang yang dinilai dari persen tutupan komunitas karang dan kelimpahan ikan karang. Persen tutupan

komunitas karang pada kawasan konservasi Nusa Penida dilakukan dengan mengamati karang pada dua kedalaman yakni pada kedalaman 3 meter dan 10 meter.

Kategori tutupan komunitas karang tersebut mulai dari baik sampai dengan sangat baik. Pada tahun 2010 kisaran tutupan komunitas karang antara 72,00% - 95,67%, tahun 2011 berkisar antara 62,00% - 96,33%, sedangkan pada tahun 2012 berkisar antara 52,00% - 97,00%. Persen tutupan komunitas karang ini dihitung dengan menjumlahkan persen tutupan karang keras, tutupan karang lunak dan tutupan organisme hidup lain (

living others

) yang hidup berdampingan dengan ekosistem terumbu karang yang sifatnya menetap dan membentuk satu komunitas. Adapun organisme yang tergolong dalam organisme hidup lainnya yaitu

alga,

crinoid, linkia, tridacna, anemone dan organisme

lainnya yang hidup bersama dengan ekosistem terumbu karang dalam satu komunitas.

Nilai indeks mortalitas karang pada kawasan konservasi Nusa Penida adalah berkisar antara 0 – 0,02 pada kedalaman 3 meter dan berkisar antara 0 – 0,05 pada kedalaman 10 meter. Berdasarkan nilai indeks mortalitas karang ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan karang di tahun 2010-2012 ini sangat baik artinya bahwa tingkat kerusakan karang di kawasan Nusa Penida sangat kecil.

(3) Kekayaan Flora Bukit Abah.

Kabupaten Klungkung walaupun luaswilayatrnya hanya 315KM2 (5,59% dari luas wilayah Provinsi Bali) yang merupakan kabupaten denganluas wilayah terkecil kedua setelah Kodya Denpasar, tetapi memiliki sumber daya alam yang sangat potensial untuk menunjangpembangunan. Salah satunya adalah kawasan BukitAbah yang terletak di Desa Besan, KecamatanDawan. Kawasan tersebut sangatpotensial untuk dikembangkan sebagai obyekekowisata karena memiliki panorama alam yang indahdengan

back ground

pemandangan gunung/perbukitan ke arah utara dan timur laut sertapemandangan laut ke arah timur dan selatan.

Keadaanbentang alam atau lansekapnya masih alami,merupakan daerah perbukitan di dataran rendahdengan udara sejuk dan segar seperti udarapegunungan padahal lokasinya dekat pantai, mudahdiakses dari segala penjuru.Berdasarkan hasil inventarisasi oleh IN. Rai, IM.Sukewijaya dan IGA. Gunadi, Program Studi Agroekoteknologi, Pakultas Pertanian Unud, tahun 2009, menyimpulkan bahwa di Kawasan Bukit Abah ditemukan 126 jenis tumbuhanyang tergolong ke dalam 54 familia. jenis-jenistumbuhan yang ditemukan mempunyai manfaatsangat luas mulai dari bahan pangan, bahanbangunan, bahan upakara, makanan ternak, danbahan obat-obatan tradisional. Disamping bernilai konservasi, tanamanyangdibudidayakan sebagian besar merupakan tanamantahunan yang mempunyai nilai ekonomis tinggiseperti kelapa pangi, kemiri, jeruk, jambu, sawo,nenas, wani, pepaya, pisang, manggis, duku, rambutan, cengkeh, kopi, vanili, mete, coklat danjenis lainnya seperti tanaman pakan ternak gamal, dan lamtoro. Disamping beberapa jenis tanaman langka yang masyarakat setempat

gunakansebagai bahan obat dan sarana upakara, jugaditemukan di wilayah studi beberapa jenis tanamanyang disakralkan seperti Juwet Putih.

K. Pertanahan

Kebijakan pembangunan di bidang pertanahan diarahkan pada peningkatan penyediaan sistem informasi pertanahan, peningkatan penyelesaian masalah-masalah pertanahan, peningkatan pemantauan dan evaluasi penataan ruang wilayah serta peningkatan koordinasi penataan ruang wilayah. Berkaitan dengan arah pembangunan pertanahan sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diberikan kewenangan:

1) Pemberian ijin lokasi;

2) Penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan; 3) Penyelesaian sengketa tanah garapan;

4) Penyelesaian masalah ganti rugi dan santunan tanah untuk pembangunan;

5) Penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dari tanah

absente;

6) Penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat; 7) Penetapan dan penyelesaian tanah kosong;

8) Pemberian ijin membuka tanah; dan

9) Perencanaan penggunaan tanah wilayah kabupaten. L. Kependudukan Dan Catatan Sipil

Adminitrasi kependudukan merupakan rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lainnya.

Perlunya penataan administrasi kependudukan secara efektif untuk terwujudnya tertib administrasi kependudukan dan catatan sipil juga diharapkan sebagai sumber informasi kependudukan yang dimanfaatkan oleh semua orang, lebih-lebih pemerintah dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan. Kebijakan dibidang kependudukan dan catatan sipil mencakup kewenangan pemerintah daerah sesuai dengan urusannya dengan meningkatkan peran lembaga kependudukan dalam mengendalikan dan penuntasan masalah-masalah kependudukan. Adapun sasarannya adalah: (1) Peningkatan pemahaman masyarakat terkait pentingnya administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; (2) Tersedianya sistem informasi adminitrasi kependudukan yang terpadu; (3) Peningkatan kerjasama dengan pihak ketiga guna mendukung tertib administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; dan (4) Tersedianya data registrasi kependudukan yang optimal.

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 65-68)

Dokumen terkait