• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angka Kesakitan Malaria

BAB III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN

B. Angka Kesakitan

7. Angka Kesakitan Malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs Goal ke-6. Penyakit malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, bersifat menular dan disebabkan oleh parasit yang disebut Plasmodium yang masuk tubuh melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.

Di dunia terdapat empat jenis yaitu:

a. Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika (demam menggigil setiap hari)

b. Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana (demam menggigil selang sehari)

32,15 30,72 30,17

68,50

2009 2010 2011 2012

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 36

c. Plasmodium malariae menyebabkan malaria (demam menggigil selang dua hari)

d. Plasmodium ovale menyebabkan malaria dengan demam menggigil selang sehari, banyak ditemukan di Afrika.

Penyakit malaria dikenal ada berbagai cara penularan malaria:

1. Penularan secara alamiah (natural infection) penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles.

2. Penularan yang tidak alamiah. a. Malaria bawaan (congenital).

Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui tali pusat atau placenta.

b. Secara mekanik.

Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik. Penularan melalui jarum suntik yang tidak steril, ini pernah dilaporkan terjadi disalah satu rumah sakit di Bandung pada tahun 1981, pada penderita yang dirawat dan mendapatkan suntikan intravena dengan menggunakan alat suntik yang dipergunakan untuk menyuntik beberapa pasien, dimana alat suntik itu seharusnya dibuang sekali pakai (disposible).

c. Secara oral (Melalui Mulut).

Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam (P.gallinasium), burung dara (P.relection) dan monyet (P.knowlesi). Di Jawa Tengah umumnya infeksi oleh Plasmodium falciparum atau

Palsmodiun vivax dan atau campuran keduanya yang dikenal dengan mix infection. Malaria dinyatakan sebagai penyakit berbahaya karena penyakit ini

akan menghancurkan sel-sel darah merah karena dimakan oleh Plasmodium dan akan mengakibatkan kekurangan darah.

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 37

Akibat dari kekurangan sel darah merah akan menjadi:

 Daya tahan tubuh akan berkurang sehingga mudah terkena infeksi penyakit lainnya

 Berkurangnya daya kerja

 Pertumbuhan otak pada anak akan terhambat sehingga akan menyebabkan

terganggunya perkembangan kecerdasan sehingga anak menjadi bodoh.

 Pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan pada ari-ari dengan bayi lahir mati atau bayi lahir hidup dengan berat badan rendah.

 Pembuluh darah otak penderita malaria dapat tersumbat sehingga kesadaran penderita terganggu atau meninggal bila tidak segera diobati. Gejala klinis adalah penyakit malaria yang ditemukan berdasarkan gejala-gejala klinis dengan gejala utama demam menggigil secara berkala dan sakit kepala, kadang-kadang dengan gejala klinis lain sebagai berikut:

 Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.

 Nafsu makan menurun.

 Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.

 Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan

Plasmodium falciparum.

 Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa.

 Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan.

 Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol adalah mencret (diare) dan pucat karena kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.

Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan yaitu :

1. Stadium dingin (Cold stage). 2. Stadium demam (Hot stage).

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 38

Ketiga gejala klinis tersebut diatas ditemukan pada penderita berasal dari daerah non endemis yang mendapat penularan didaerah endemis atau yang pertama kali menderita penyakit malaria.

Di daerah endemis malaria ketiga stadium gejala klinis di atas tidak berurutan dan bahkan tidak semua stadium ditemukan pada penderita sehingga definisi malaria klinis seperti dijelaskan sebelumnya dipakai untuk pedoman penemuan penderita di daerah endemisitas. Khususnya di daerah yang tidak mempunyai fasilitas laboratorium serangan demam yang pertama didahului oleh masa inkubasi (intrisik). Masa inkubasi ini bervariasi antara 9-30 hari tergantung pada spesies parasit, paling pendek pada Plasmodium falciparum dan paling panjang pada plasmodium malaria. Masa inkubasi ini tergantung pada intensitas infeksi, pengobatan yang pernah didapat sebelumnya dan tingkat imunitas penderita.

Cara penularan, apakah secara alamiah atau bukan alamiah, juga mempengaruhi. Penularan bukan alamiah seperti penularan malalui transfusi darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit yang turut masuk bersama darah dan tingkat imunitas penerima darah.

Masa inkubasi pada penularan secara alamiah bagi masing-masing species parasit adalah sebagai berikut :

 Plasmodium falciparum 12 hari.

 Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale 13-17 hari.

 Plasmodium malariae 28-30 hari.

Indikator yang digunakan dalam penyakit malaria adalah API (Annual Parasite

Incidene). Indikator ini untuk memantau perkembangan penyakit Malaria untuk

Jawa Bali. API ini didapat dari jumlah kasus malaria positif dalam setahun per jumlah penduduk dikali dengan 1000. Angka yang didapat adalah per mil (‰). Dari angka API dapat diklasifikasikan daerah endemis malaria dalam 3 kategori: a. HCI (High Case Incidence) dengan API 5 > per 1000 penduduk

b. MCI (Middle Case Incidence) dengan API 1–4,9 per 1000 penduduk c. LCI (Low Case Incidence) dengan API < 1 per 1000 penduduk

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 39

Gambar 3.17

Annual Parasite Incidence Malaria (‰) Di Kabupaten Jepara Tahun 2008 – 2012

Kecenderungan penurunan ini terkait dengan dilaksanakannya Gerakan Berantas Kembali Malaria (Gebrak Malaria) sejak bulan April 2000. Tahun 2012 di Kabupaten Jepara bukan merupakan daerah endemis malaria dan termasuk dalam kategori LCI dengan API 0,027/1000 penduduk (tabel 24). Kabupaten Jepara, pada tahun 2012 memeriksa sebesar 2.828 sediaan darah ditemukan 31 kasus positif malaria terdiri dari Plasmodium falciparum 10 kasus, Plasmodium vivax 18 kasus, Plasmodium malarae 3 kasus dan tidak ditemukan kasus malaria Plasmodium ovale. 0,07 0,03 0,05 0,043 0,027 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 2008 2009 2010 2011 2012 API

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 40

Gambar 3.18

Distribusi Penderita Malaria Menurut Kecamatan Di Kabupaten Jepara Tahun 2012

Berdasarkan RAD MDGs Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 penemuan kasus malaria per 1000 penduduk ditargetkan sebesar 0,025. Pencapaian penemuan kasus malaria di Kabupaten Jepara sebesar 0,027 masih belum memenuhi target.

Kecamatan yang selama 3 tahun berturut-turut ditemukan kasus malaria adalah Keling (tahun 2009 sebesar 16 kasus, tahun 2010 sebesar 35 kasus, tahun 2011 sebesar 25 kasus dan tahun 2012 sebesar 23 kasus), Kecamatan Mayong (tahun 2009 sebesar 7 kasus, tahun 2010 sebesar 7 kasus, tahun 2011 sebesar 9 kasus, 2012 sebesar 7 kasus), Kecamatan Karimunjawa (tahun 2009 sebesar 6 kasus, tahun 2010 sebesar 6 kasus , tahun 2011 sebesar 7 kasus).

Permasalahan di Kabupaten Jepara dengan penambahan kasus yang ada adalah karena kebanyakan kasus dari impor atau pendatang maupun penduduk yang migrasi dan kembali lagi ke Jepara.

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 41

Dokumen terkait