• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Hidup Masyarakat

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2012 (Halaman 115-121)

BAB IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN

F. Perilaku Hidup Masyarakat

1. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Yang dimaksud rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 16 indikator yaitu:

 Variabel KIA dan Gizi: Persalinan nakes, ASI eksklusif, penimbangan balita, gizi.

 Variabel Kesehatan Lingkungan: Air bersih, jamban, sampah, kepadatan hunian, lantai rumah.

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 104  Variabel Gaya Hidup: Aktivitas fisik, tidak merokok, cuci tangan, kesehatan

gigi dan mulut, miras/ narkoba

 Variabel lainnya: Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Pengkajian PHBS Rumah Tangga di Kabupaten Jepara Tahun 2012 dilakukan secara sampling dengan mengambil sampel 10.140 Rumah Tangga di Puskesmas. Dari sampel yang diambil mendapatkan rumah tangga yang ber-PHBS adalah 67,98 %.

2. Persentase Posyandu Aktif

Posyandu merupakan wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan dalam melakukan kegiatan kesehatan dasar utamanya lima program prioritas yaitu: KB, Gizi, KIA, Imunisasi dan penanggulangan diare dan ISPA untukmewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Gambar 4.26

Persentase Posyandu berdasarkan Strata di Kabupaten Jepara Tahun 2008 – 2012

Jumlah Posyandu di Kabupaten Jepara dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Tahun2008 sebesar 1.091 posyandu, tahun 2009

0 10 20 30 40 50 60

Pratama Madya Purnama Mandiri

2008 2009 2010 2011 2012

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 105

1.103 posyandu, tahun 2010 sebanyak 1.107 posyandu, tahun 2011 sebanyak 1.111 posyandudan tahun 2012 sebanyak 1.111 (Tabel 72).

a. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau cakupan kelima kegiatan utamanya yaitu KIA, KB, Gizi, Imunisasi, dan penanggulangan diare lebih dari 50 %, serta sudah ada program tambahan.

Gambar 4.27

Cakupan Posyandu Purnama di Kabupaten Jepara Tahun 2008 – 2012

Posyandu yang mencapai strata purnama tahun 2012 sebesar 32,76 %. Cakupan tertinggi ada di puskesmas Jepara sebesar 55,34 % (tabel 72).

b. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 %, mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50 % KK di wilayah kerja Posyandu.

2008 2009 2010 2011 2012 cakupan 20,81 20,49 26,02 32,76 32,76 10 15 20 25 30 35

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 106

Gambar 4.28

Cakupan Posyandu Mandiri di Kabupaten Jepara Tahun 2008 – 2012

Dari gambar terlihat adanya fluktuasi pencapaian strata posyandu mandiri. Cakupan tahun 2012 sebesar 11,43 % sama dari tahun 2011. Cakupan tertinggi di Puskesmas Jepara 32,04 % tetapi masih ada puskesmas yang belum terdapat Posyandu mandiri (tabel 72).

3. Bayi Yang Mendapatkan ASI Ekslusif

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI mempunyai kandungan yang sangat bervariasi. ASI yang dikeluarkan pada 7 hari pertama setelah bayi lahir disebut kolostrum. Kolostrum sangat baik diberikan pada bayi baru lahir karena mengandung banyak anti bodi dan sel darah putih, serta vitamin A yang diperlukan bayi karena dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi.

Yang dimaksud dengan pemberian ASI secara eksklusif adalah: bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti air putih, susu formula, air teh, jeruk, madu, dan tanpa tambahan makanan padat seperti bubur susu, bubur nasi, tim, biskuit, pepaya, dan pisang mulai bayi lahir sampai umur 6 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya dan tetap mendapatkan ASI sampai umur 24 bulan.

2008 2009 2010 2011 2012 cakupan 5,96 5,8 6,5 11,43 11,43 2 4 6 8 10 12

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 107

Pemberian ASI eksklusif sangat bermanfaat untuk bayi, diantaranya melindungi dari infeksi gastrointestinal, mencegah kekurangan zat besi, meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi resiko kegemukan dan terkena penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol kelak saat dewasa, dan berguna bagi perkembangan otak bayi.

Gambar 4.29

Cakupan Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Jepara Tahun 2008 – 2012

Cakupan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Jepara selama lima tahun terakhir memperlihatkan adanya fluktuasi. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai umur 6 bulan meningkat dari 33,4 % tahun 2011 menjadi 55,6 % tahun 2012 (tabel 41).

4. Desa dengan Garam Beryodium yang Baik

Garam beryodium adalah garam telah diperkaya dengan yodium yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium yang digunakan sebagai garam konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) (mengandung KIO3 30 – 80 ppm). Yodium merupakan elemen yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroid. Hormon ini sangat diperlukan untuk pertumbuhan normal serta perkembangan mental dan fisik.

2008 2009 2010 2011 2012 ASI Eksklusif 36,76 29,39 41,1 33,4 55,6 0 10 20 30 40 50 60

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 108

Kekurangan maupun kelebihan konsumsi yodium bisa menyebabkan gangguan pada tiroid. Berdasarkan standar internasional yang digunakan Food

and Drug Administration (FDA), konsumsi yodium maksimal untuk seseorang

kira-kira 150 mikogram (mkg) per hari. Kebutuhan ini bisa didapatkan dari mengkonsumsi satu sampai satu setengah sendok makan garam beryodium.

Konsekuensi dari kekurangan yodium disebut Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), mencakup keterbelakangan mental yang permanen, gondok, kegagalan reproduksi (keguguran pada ibu hamil, bayi lahir cacat), anak kurang cerdas, meningkatnya kematian anak dan penurunan sosial ekonomi.

Gambar 4.30

Persentase Desa/kelurahan dengan Garam Beryodium Baik di Kabupaten Jepara Tahun 2008 – 2012

Persentase desa/kelurahan dengan garam beryodium yang baik, menggambarkan identitas mutu garam beryodium yang dikonsumsi penduduk di suatu desa/kelurahan.

Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 195 desa di Kabupaten Jepara tahun 2012, terdapat 122 desa sebesar 73,85% dengan garam beryodium baik.Puskesmas dengan cakupan 100 % adalah Puskesmas Kedung I, Batealit, Mlonggo, Bangsri I, Keling II, Tahunan, Donorojo. Puskesmas dengan cakupan paling rendah adalah Puskesmas Keling I sebesar 16, 67 % (tabel 83).

2008 2009 2010 2011 2012 Cakupan 56 50 47,94 62,56 73,85 0 10 20 30 40 50 60 70 80

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 109

Adanya peningkatan cakupan garam beryodium dikarenakan untuk tahun ini tes iodine yang dilakukan dengan kriteria dipermudah yaitu bila warna garam yang dites sudah berubah warna biru dianggap sudah memenuhi kriteria garam beryodium. tidak seperti tahun sebelumnya harus berubah biru tua.

G. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI KEJADIAN LUAR BIASA DAN BENCANA

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2012 (Halaman 115-121)

Dokumen terkait