• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Gizi

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2012 (Halaman 110-115)

BAB IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN

E. Perbaikan Gizi Masyarakat

2. Pelayanan Gizi

Pelaksanaan program gizi khususnya pada pelayanan program gizi dan suvailans bertumpu pada bidan desa dan petugas gizi puskesmas. Petugas Gizi puskesmas banyak yang merangkap sebagai petugas lain seperti bendahara jamkesmas, bendahara BOK, bendahara operasional sehingga banyak waktu yang tersita pada kegiatan tugas lain sehingga seringkali kegiatan surveilans gizi

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 99

tidak dilaksanakan secara optimal. Motivasi dan bimtek petugas kabupaten terus dilaksanakan agar kegiatan pokok sebagai petugas gizi tidak terabaikan.

Perilaku gizi pada masyarakat seperti pemberian ASI eklusif dan konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat masih rendah. Pengetahuan keluarga sadar gizi terus dilakukan dengan pemberian KIE. Posyandu lebih difungsikan di meja ke 4 dengan memberikan KIE pada masyarakat terutama yang bermasalah terhadap hasil penimbangannya. Fungsi dan peran posyandu lebih ditingkatkan dalam upaya peningkatan upaya peningkatan pengetahuan kepada masyarakat untuk melindungi masyarakat yang menjamin garam yang beredar memenuhi persyaratan kandungan yodiumnya telah diterbitkan PERDA No.2 tentang Pengaturan Pengawasan Garam Tidak Beryodium.

a. Bayi dan Balita Mendapat Kapsul Vitamin A

Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Tujuan pemberian vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A (KVA) pada balita. Anak-anak yang mendapat cukup vitamin A, bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah sehingga tidak membahayakan jiwa anak. Dalam hal ini selain untuk mencegah kebutaan, vitamin A berperan dalam menurunkan angka kematian anak dan lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak.

Bayi dan balita yang menjadi sasaran pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi adalah bayi yang berumur 6-11 bulan diberikan kaspul vitamin A dengan dosis 100.000 SI (biru) dan anak balita umur 12-59 bulan diberikan kapsul vitamin A dosis 200.000 SI (merah). Pada bayi diberikan setahun sekali pada bulan Pebruari atau Agustus, dan untuk anak balita enam bulan sekali yang diberikan serentak pada bulan Pebruari dan Agustus.

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 100

Gambar 4.23

Cakupan Suplementasi Kapsul Vitamin A Bayi dan Balita di Kabupaten Jepara Tahun 2008 – 2012

Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi sebesar 99, 74 %. Cakupan vitamin A di puskesmas yang kurang 100 % adalah puskesmas Mayong II, Jepara, Mlonggo, dan Bangsri I sedangkan cakupan pemberian vitamin A pada anak balita di Kabupaten Jepara tahun 2012 sebesar 99,27 % Cakupan puskesmas yang kurang dari 100 % adalah Puskesmas Pecangaan, Mayong I, Mayong II, Jepara, Mlonggo, Pakisaji, Bangsri I (tabel 32). b. Ibu Nifas Mendapatkan Kapsul Vitamin A

Selain pemberian vitamin A pada bayi dan balita, upaya menurunkan prevalensi KVA juga melalui pemberian vitamin A pada ibu nifas (melahirkan). Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga akan meningkatkan status vitamin A pada bayi yang disusuinya. ASI merupakan sumber utama vitamin A bagi bayi pada enam bulan kehidupannya dan merupakan sumber yang penting hingga bayi berusia dua tahun.

Ibu nifas seharusnya menerima 400.000 SI atau dua kapsul dosis tinggi @ 200,000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah

92 93 94 95 96 97 98 99 100 2008 2009 2010 2011 2012 Bayi 96,84 99,51 98,76 100 99,74 Anak Balita 95,29 99,18 97,68 100 99,27

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 101

melahirkan dan kapsul kedua diberikan satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak lebih dari 6 minggu kemudian. Pemberian ini dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas.

Gambar 4.24

Cakupan Ibu Nifas yang Mendapat Kapsul Vitamin A di Kabupaten Jepara Tahun 2008 – 2012

Pada tahun 2012 cakupan ini mencapai 96,62 %. Beberapa hal yang mempengaruhi fluktuasi angka cakupan pemberian vitamin A pada bayi, balita, dan bufas diantaranya:

 Advokasi, pendekatan, dan lain-lain bentuk yang disertai dengan penyerbarluasan informasi.

 Sosialisasi pemberian kapsul vitamin A terhadap petugas kesehatan di Puskesmas, rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan lainnya.

 Kegiatan konseling/konsultan gizi dilakukan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit pada sasaran ibu anak.

 Lintas program/lintas sektor terkait (promosi kesehatan, imunisasi, dll).

 Adanya sweeping dari kader kesehatan dengan sasaran ibu anak yang belum mendapatkan kapsul vitamin A pada bulan kapsul.

2008 2009 2010 2011 2012 Bufas 84,76 90,57 95,87 100,28 96,62 75 80 85 90 95 100 105

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 102

c. Ibu Hamil Mendapatkan 90 Tablet Fe

Anemia gizi adalah masalah umum yang merupakan masalah kesehatan masyarakat. Jenis anemia gizi terbanyak adalah anemia defisiensi besi dimana 50-70 % wanita hamil menderita jenis anemia ini. Anemia definisi besi (Fe) pada ibu hamil akan menimbulkan dampak yang sangat besar sekali terutama terhadap ibu dan janin yang dikandungnya. Ibu hamil dengan anemia dapat mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), perdarahan sebelum serta pada waktu melahirkan, dan pada anemia berat dapat menimbulkan kematian ibu dan bayi. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya di antaranya adalah melalui program suplementasi tablet Fe pada ibu hamil. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah (Fe) 90 tablet selama kehamilannya.

Gambar 4.25

Persentase Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di Kabupaten Jepara Tahun 2008 – 2012

Dari gambar diatas dapat dilihat adanya fluktuasi cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil dalam empat tahun terakhir, baik Fe 1 maupun Fe 3. Tahun 2012 ini persentase Fe 1 mengalami kenaikan dari tahun lalu, dimana tahun ini sebesar 101,44 % dan Fe 3 juga mengalami

92,06 96,19 95,13 98,47 101,44 88,37 90,01 85,74 90,32 99,82 2008 2009 2010 2011 2012 Fe 1 Fe 3

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 103

kenaikan yaitu 99,82 %. Kenaikan ini diharap dapat mengurangi risiko ibu hamil yang terkena anemia.

d. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Gizi buruk adalah keadaan Kekurangan Energi dan Protein (KEP) tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan/atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor. Sedangkan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk (0-59 bulan) yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan dan atau di rumah oleh tenaga kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Jumlah kasus Balita Gizi buruk di Kabupaten Jepara tahun 2012 sebanyak 44 kasus dan semuanya telah mendapatkan perawatan.

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2012 (Halaman 110-115)

Dokumen terkait