• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2012 (Halaman 102-108)

BAB IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN

D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan, disamping perilaku dan pelayanan kesehatan. Program lingkungan sehat bertujuan mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi: Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar, Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan, Pengendalian dampak risiko lingkungan, pengembangan wilayah sehat.

Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai pelaksanaan kegiatan dari berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat dimana pengelolaan kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks. Kegiatan tersebut tidak dapat berjalan dengan mengandalkan satu sektor tetapi harus melibatkan lintas sektor. Seperti penyedia hulu melibatkan perindustrian, lingkungan hidup, pertanian, perairan dan lain-lain, sedangkan Dinas Kesehatan berfokus pada penyedia hilir atau pengelolaan dampak sebagai penyedia pelayanan kesehatan walaupun faktor promotif dan preventif juga diperlukan.

1. Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktivitas. Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko penularan berbagai jenis penyakit khususnya penyakit berbasis lingkungan seperti Demam Berdarah Dengue, Malaria, Flu Burung, TBC dan lain-lain.

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 91

Gambar 4.15

Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Jepara Tahun 2008 – 2012

Tahun 2012 pemeriksaan rumah sehat dilakukan dengan pengambilan sampling dari setiap puskesmas. Sebanyak 88.945 rumah telah diperiksa atau 33,98 % dari 261.768 rumah keseluruhan dan didapatkan hasil 58.909 rumah atau 66,23% memenuhi syarat rumah sehat (tabel 62).

2. Akses terhadap Air Bersih

Adanya perubahan paradigma dalam pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan dalam penggunaan prasarana dan sarana yang dibangun, melalui kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang ditandatangani oleh Bappenas, Kementrian Kesehatan, Kementrian Dalam Negeri serta Kementrian Pekerjaan Umum memberikan dampak cukup signifikan terhadap penyelenggaraan kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi khususnya di daerah. Strategi pelaksanaan yang diantaranya meliputi penerapan pendekatan tanggap kebutuhan, peningkatan sumber daya manusia, kampanye kesadaran masyarakat, upaya peningkatan penyehatan lingkungan, pengembangan kelembagaan dan penguatan sistem monitoring serta evaluasi pada semua tingkatan proses pelaksanaan menjadi acuan pola pendekatan kegiatan penyediaan Air Bersih dan Sanitasi.

71,96 66,29 69,74 64,1 66,23 60 62 64 66 68 70 72 74 2008 2009 2010 2011 2012 Rumah Sehat

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 92

Akses masyarakat terhadap air bersih tersedia dalam air kemasan, air isi ulang, ledeng meteran, ledeng eceran, pompa, sumur terlindungi, mata air terlindungi, penampungan air hujan, sumur galian, mata air air sungai, lain-lain.

Gambar 4.16

Cakupan Sarana Air Bersih di Kabupaten Jepara Tahun 2012

Dari 88.479 keluarga yang diperiksa, yang terbesar menggunakan Sumur terlindung sebagai sarana air bersih mereka sebesar 64,99 % atau 57.804 keluarga (tabel 65).

3. Sarana Sanitasi Dasar

Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi kepemilikan jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah. Jumlah Keluarga yang dijadikan sampling untuk tahun 2012 adalah 88.945 keluarga dari 296.479 keluarga. 0 0,23 14,11 0 0,11 64,99 0,84 0 3,92 0 0 0

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 93

Gambar 4.17

Cakupan kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar di Kabupaten Jepara Tahun 2008 - 2012

Jumlah keluarga yang memiliki jamban 58.465 atau 57,15 %, tempat sampah 80.897 atau 63,3 % dan jumlah KK yang memiliki pengelolaan air limbah sebanyak 32.947atau 79,90 % (Tabel 66).

Ada kecenderungan menurun kecuali pengelolaan air limbah yang mengalami kenaikan dari 29,3 % menjadi 79,9 %.

4. Tempat-Tempat Umum (TTU)

Tempat-tempat umum adalah kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan pemerintah,swasta atau perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta memiliki fasilitas. Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan mewujudkan kondisi yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat di sekitarnya.

Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum secara garis besar meliputi hotel, restoran/rumah makan, pasar dan tempat-tempat umum lainnya. 69,82 74,8 75,49 75,4 57,15 93,18 92,02 92,1 92,1 63,3 26,95 28,17 28,83 29,3 79,9 2008 2009 2010 2011 2012

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 94

Gambar 4.18

Cakupan Pengawasan tempat-tempat Umum di Kabupaten Jepara Tahun 2012

Jumlah Diperiksa Sehat

Hotel 37 18 11

Restoran/ Rmh Makan 152 65 37

Pasar 44 15 6

TUPM lainnya 7428 809 243

Pemeriksaan diatas hanya dapat diambil sampel saja dan jumlahnya masih kecil yang diperiksa. Hasil secara keseluruhan yang memenuhi kriteria sehat hanya 32,75 % dari sampel yang diperiksa (tabel 67).

5. Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya

Institusi yang dibina adalah unit kerja yang dalam memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan resiko/dampak kesehatan. Kondisi kesehatan lingkungan pada institusi meliputi Institusi kesehatan, pendidikan, tempat ibadah, kantor dan sarana lain dititikberatkan pada aspek hygiene sarana sanitasi yang erat kaitannya dengan kondisi fisik bangunan institusi tersebut.

Cakupan institusi yang dibina di Kabupaten Jepara Tahun 2012 yaitu sarana kesehatan sebesar 100 %, sarana pendidikan 16,57 %, sarana ibadah sebesar 19,02 % , perkantoran 8,93 % dan sarana lain 4,31 %. (tabel 68).

6. Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes

Salah satu kriteria rumah dikatakan sehat adalah bebas jentik nyamuk

Aedes Aegypti. Rumah bebas jentik merupakan upaya untuk memerangi wabah

Demam Berdarah (DBD). Disamping itu juga dapat menyadarkan masyarakat untuk membangun kesehatan lingkungan dari ancaman penyakit DBD berbasis keluarga.

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 95

Gambar 4.19

Cakupan Rumah Bebas Jentik di Kabupaten Jepara Tahun 2008 – 2012

Tahun 2012 sebanyak 59.259 rumah bebas jentik atau 66,62 % dari 88.945 rumah yang diperiksa (tabel 63). Cakupan tertinggi di Puskesmas Karimunjawa 100 %.

2008 2009 2010 2011 2012 Cak Rumah Bebas Jentik 83,47 85,35 85,31 85,34 66,62

0 20 40 60 80 100

| Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2012 96

E. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2012 (Halaman 102-108)

Dokumen terkait