• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan Pengembangan Pola Ruang Kota

Dalam dokumen RPJMD Revisi Kota Padang terbaru 1472011 (Halaman 131-137)

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN 12 Meningkatkan

6.3. Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah

6.3.2 Arah Kebijakan Pengembangan Pola Ruang Kota

Arah kebijakan pengembangan pola ruang kota adalah sebagai berikut :

Pengembangan Kawasan Pusat Kota

Kebijakan umum dalam pemanfaatan ruang pada Pusat Kota yaitu :

 Pembangunan dan penataan kembali kawasan Pasar Raya dengan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan pasar pasca gempa, dan penyediaan sarana prasarana pendukung kenyamanan berbelanja yang memadai seperti terminal, parkir, halte, jalur pedestrian, dan ruang usaha bagi pedagang kaki lima.

 Refungsi bangunan pemerintahan yang direlokasi ke kawasan Aie Pacah dengan mempertimbangkan nilai manfaat dan dampak kegiatan terhadap lingkungan.

 Revitalisasi Kawasan Padang Lama dengan pendekatan preservasi dan refungsi bangunan dan lingkungan, serta partisipasi dan kemitraan antara stakeholder dalam pengembangan kawasan.

 Integrasi kegiatan perbelanjaan, rekreasi, dan budaya di kawasan pusat kota dengan didukung akses pedestrian yang nyaman dan koridor perdagangan yang tertata. Area mencakup Taman Budaya, Taman Melati, Museum Adityawarman, ruang terbuka Imam Bonjol, Pasar Raya, koridor sentra makanan dan kuliner kawasan Pondok dan jalur pinggir pantai sampai ke Batang Harau.

 Penataan sistem transportasi pusat kota dengan menata lokasi terminal, halte dan sirkulasi angkutan umum.

Pengembangan Kawasan Tumbuh Cepat Kota

Kawasan pengembangan Kota Padang terutama kearah timur dan selatan. Kawasan timur perlu diantisipasi perkembangannya karena diprediksikan akan mengalami pertumbuhan penduduk yang tinggi. Khusus pada kawasan Aie Pacah, perkembangan perkantoran pemerintah akan memicu perkembangan perumahan dan kegiatan perdagangan yang pesat dan oleh karena itu perlu diantisipasi berbagai kebutuhan dan masalah pembangunan seperti dukungan jaringan jalan, kerawanan terhadap banjir, dan alih fungsi sawah yang memiliki produktifitas tinggi. Kawasan selatan yang meliputi Teluk Bayur dan Bungus sebagai kawasan pengembangan perikanan dan maritim.

Sub Pusat Kota di kawasan utara, timur dan selatan perlu dikembangkan untuk mengurangi orientasi ke pusat kota dengan mengembangkan pasar satelit. Terminal regional dikembangkan pada titik simpul kawasan pinggiran (di utara, timur dan selatan) yang memiliki akses tinggi menuju kawasan pusat kota. Sistem transportasi kota perlu ditata kembali untuk mendukung dekonsentrasi kegiatan Kota Padang.

Mitigasi Kawasan Rawan Bencana

Pada kawasan rawan bencana perlu dilakukan mitigasi bencana dan pemantapan penataan ruang.

Strategi pembangunan pada kawasan rawan bencana yaitu :

 Identifikasi dan penetapan zonasi kawasan rawan bencana gempa bumi yang dapat dideteksi dari struktur geologi tanah, penerapan aturan pembangunan berbasis mitigasi bencana dan penerapan mekanisme disinsentif terhadap pemanfaatan ruang pada kawasan tersebut yang termasuk kawasan budidaya;

 Identifikasi dan penetapan zonasi kawasan rawan bencana gelombang tsunami, perencanaan mitigasi, penerapan aturan pembangunan berbasis mitigasi bencana dan penerapan mekanisme disinsentif terhadap pemanfaatan ruang pada kawasan tersebut yang termasuk kawasan budidaya. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam mengantisipasi bencana gempa dan tsunami yaitu:

 Untuk mengantisipasi gempa dan tsunami, perlu didukung dengan perencanaan dan pembangunan fasilitas, lokasi dan zona evakuasi apabila terjadi bencana. Lokasi untuk evakuasi bencana di kembangkan sebagai multi layer space, dimana pada waktu terjadi bencana alam dapat berfungsi sebagai ruang evakuasi dan pada waktu tidak terjadi bencana berfungsi sebagai bangunan publik, atau ruang terbuka publik.

 Akses jalur evakuasi menuju sarana, lokasi dan zona evakuasi perlu terus untuk terus ditingkatkan.

 Pengembangan permukiman pada kawasan rawan tsunami perlu dibatasi dan ditekan dengan menerapkan aturan pembangunan dan disinsentif.  Identifikasi dan penetapan kawasan rawan bencana banjir dan rencana

pencegahan dan penanggulangan bencana dengan menerapkan aturan pembangunan berbasis mitigasi bencana serta disinsentif pemanfaatan ruang pada kawasan tersebut;

 Identifikasi dan penetapan zonasi kawasan rawan bencana longsor, perencanaan mitigasi dan relokasi pada daerah pemukiman penduduk di zona bukit yang rawan longsor, penerapan aturan pembangunan berbasis

mitigasi bencana dan penerapan mekanisme disinsentif terhadap pemanfaatan ruang pada kawasan tersebut.

Penetapan zonasi kawasan rawan bencana mengacu kepada penetapan dalam RTRW, RDTR, peraturan teknis melalui peraturan zonasi (zoning regulation) dan dokumen lainnya yang mengidentifikasikan daerah rawan bencana.

Pengembangan Kawasan Permukiman

Pengembangan Kawasan Permukiman di Kota Padang adalah sebagai berikut :  Pengembangan permukiman kearah timur dan sebagian kawasan selatan

utara yang terletak diluar zona rawan tsunami dengan mengarahkan pengembangan pada lahan yang bukan merupakan lahan pertanian sawah produktif.

 Menekan dan membatasi pengembangan permukiman pada zona rawan tsunami.

 Menekan, membatasi dan merelokasi permukiman pada zona rawan longsor.

 Peremajaan dan penataan pada kawasan dengan kondisi padat dan kumuh dengan pembangunan vertikal dan penataan kampung kota.

 Relokasi kegiatan dan permukiman nelayan yang berada di kawasan pinggir pantai dalam rangka mitigasi bencana, dan penataan kegiatan perikanan tangkap.

 Relokasi permukiman penduduk yang berada di kawasan Hutan Lindung dan Hutan Suaka Alam Wisata agar fungsi lindungnya dapat dipertahankan.

Pengembangan Kawasan Perkantoran/Pemerintahan

Pengembangan Kawasan Perkantoran dan Pemerintahan di Kota Padang adalah sebagai berikut :

 Mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan pemerintahan provinsi di kawasan pusat kota dengan pengembangan secara vertikal terbatas dengan tetap memperhatikan faktor kerawanan terhadap gempa.

 Pengembangan pusat pemerintahan kota di Kawasan Air Pacah yang akan dikembangkan sebagai sub pusat kota dengan dukungan pengembangan infrastruktur yang memadai dan modern;

 Pengembangan kawasan perkantoran dan pemerintahan diarahkan pada pola pengembangan blok dengan tetap memperhatikan ketentuan- ketentuan pengembangan blok yang diatur dalam Peraturan Zonasi (Zoning Regulation).

Pengembangan Kawasan Perdagangan Dan Jasa

Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa diarahkan seperti berikut :  Mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan perdagangan di Kawasan

secara vertikal terbatas dengan tetap memperhatikan rencana tata ruang kota.

 Pengembangan pada koridor sepanjang Jalan Padang By-Pass dan jalan- jalan utama di kawasan pusat kota yang diatur lebih rinci dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota, Panduan Rancang Kota dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

 Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa dilaksanakan dengan memenuhi kebutuhan sarana tempat usaha yang ditata secara adil untuk semua golongan usaha termasuk di dalamnya kegiatan usaha kecil dan sektor informal;

 Pengembangan fasilitas perdagangan modern dipadukan dengan fasilitas perdagangan tradisional yang menampung sektor-sektor informal, terutama di Kawasan Pusat Kota;

 Penataan sektor informal yang memanfaatkan fasilitas umum pada lokasi- lokasi khusus yang lebih teratur dan menjamin kesempatan berusaha yang berkelanjutan;

 Mengintegrasikan pengembangan Kawasan Kota Lama untuk kegiatan Perdagangan dan Jasa dan kegiatan Pariwisata dengan tetap mempertahankan fungsinya sebagai bangunan ataupun kawasan cagar budaya (berdasarkan ketentuan Undang-Undang Cagar Budaya);

 Penataan sempadan bangunan di sepanjang kiri-kanan jalan yang tidak sesuai dengan ketentuan sempadan yang telah ditetapkan. Penataan disesuaikan dengan mekanisme sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah yang ada, dan Perpres Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum;

 Penertiban kegiatan-kegiatan terbangun, baik permanen, semi permanen, maupun temporer yang tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang.

Pengembangan Kawasan Pendidikan Tinggi

Pengembangan Kawasan Pendidikan Tinggi diarahkan sebagai berikut:

 Pencadangan lahan untuk pengembangan pendidikan tinggi pada kawasan yang bebas ancaman bencana tsunami;

 Mengembangkan kawasan pendidikan tinggi dengan komposisi ruang terbangun <40% dan Ruang Terbuka Hijau >60%;

 Pengaturan ruang ruang di sekitar kawasan pendidikan tinggi untuk mendukung pengembangan kawasan pendidikan tinggi;

 Pengembangan infrastruktur pendukung pengembangan kawasan pendidikan tinggi.

Pengembangan Kawasan Industri Dan Pergudangan

Pengembangan Kawasan Industri dan Pergudangan diarahkan sebagai berikut :  Pencadangan lahan untuk pengembangan kawasan industri dan

pergudangan dan kegiatan lanjutan untuk mendukung pengem-bangan Kawasan Industri berbasis perikanan dan maritim di Bungus, yang diintegrasikan dengan pengembangan Kawasan Pelabuhan Teluk Bayur dan Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus;

 Menyiapkan dan mengembangkan infrastruktur, termasuk jaringan energi/listrik, jaringan transportasi sebagai pendukung pengem-bangan

 Pengaturan ruang ruang di sekitar kawasan industri dan pergudangan untuk mendukung pengembangan kawasan industri dan pergudangan;  Mengalihkan secara bertahap kegiatan industri dan pergudangan yang ada

di kawasan pusat kota dan di sepanjang Jalan Padang By-Pass ke kawasan industri Bungus dengan pemberian insentif;

 Pengalokasian lahan untuk mendukung kegiatan industri PT. Semen Padang;

 Penyusunan rencana detail tata ruang dan pengembangan kawasan industri Bungus.

Arahan Pengembangan Kawasan Pariwisata

Pengembangan kawasan wisata diarahkan berupa :

 Pengembangan kawasan Pantai Padang sebagai kawasan pariwisata dengan mengembangkan segmen-segmen ruang berdasarkan tema wisata yang akan dikembangkan, antara lain segmen wisata sejarah, wisata alam, wisata belanja, wisata kuliner dan lain sebagainya;

 Pengembangan ruang terbuka hijau pada ruang sempadan pantai dengan tanaman-tanaman yang dapat menghambat gelombang apabila terjadi bencana tsunami, dan mencegah terjadinya abrasi air laut;

 Pengembangan infrastruktur di sepanjang pantai untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata tanpa mengurangi fungsi lindung pada daerah sempadan pantai;

 Pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa serta fasilitas lainnya yang mendukung pengembangan sektor pariwisata terkait dengan pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Gunung Padang dan Kawasan Wisata Pantai Padang.

 Mengalokasikan ruang untuk mendukung pengembangan Kawasan Wisata Sungai Pisang yang didukung dengan jaringan prasarana yang memadai;

Pengembangan dan Pemantapan Kawasan Hijau Binaan

Pengembangan kawasan hijau binaan diarahkan sebagai berikut :

 Pemeliharaan dan pengembangan baru Ruang Terbuka Hijau dengan pengembangan tanaman keras bertajuk besar, baik yang berbentuk koridor (RTH sepanjang ruang jalan) maupun pada ruang-ruang yang ditetapkan sebagai taman kota;

 Mempersiapkan ketersediaan hutan kota disetiap Wilayah Pembangunan yang difungsikan sebagai ruang terbuka aktif;

 Pengembangan baru dengan luas tanah lebih dari 5 ha disyaratkan untuk menyediakan ruang terbuka hijau 30% sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

 Pengembalian fungsi ruang terbuka hijau yang telah terkonversi menjadi kegiatan-kegiatan selain RTH, terutama di Wilayah Pembangunan I;

 Pengembangan jalur hijau pada sempadan sungai, penataan dan pembangunan jalur hijau pada seluruh ruas jalan raya di bawah jaringan listrik tegangan tinggi dan ekstra tinggi (SUTT dan SUTET ), dan pengembangan jalur hijau antara kawasan hutan lindung dengan kawasan budidaya;

 Pengembangan ruang terbuka hijau di lingkungan yang penggunaannya untuk sarana olahraga dan rekreasi skala kota dan sarana rekreasi taman lingkungan perumahan pada semua Wilayah Pembangunan;

 Pengadaan ruang terbuka hijau baru pada peremajaan kawasan terbangun;  Meningkatkan peran aktif masyrakat dalam pemeliharaan maupun pengembangan ruang terbuka hijau yang diatur melalui Koefisien Dasar Hijau yang akan diatur lebih-lanjut di dalam Peraturan Zonasi (Zoning Regulation).

 Pengembangan kegiatan pertanian kota (urban farming) dengan produktifitas dan nilai tambah tinggi pada kawasan pertanian yang terdapat di Kota Padang.

Pengembangan dan pengendalian Kawasan Pertambangan

Pengembangan dan pengendalian kawasan pertambangan diarahkan sebagai berikut :

 Optimalisasi pemanfaatan ruang yang sudah ditetapkan sebagai kawasan penambangan PT. Semen Padang;

 Menata kegiatan penambangan rakyat pada kawasan hutan lindung dan hutan suaka alam wisata;

 Mengalokasikan ruang untuk pengembangan kegiatan pertambangan pada kawasan di luar kawasan Hutan Suaka Alam Wisata, dan pemanfaatan ruang pada kawasan hutan lainnya dengan mengikuti ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

 Mengatur pemanfaatan ruang di sekitar kawasan pertambangan;

 Mengatur porsi Ruang Terbuka Hijau pada kawasan pertambangan untuk mengurangi polusi dan/atau dampak lingkungan terhadap kawasan permukiman di sekitarnya maupun terhadap kota secara keseluruhan

Pemantapan Kawasan Hutan Lindung

Pemantapan Kawasan Hutan Lindung diarahkan melalui :

 Penetapan kawasan hutan lindung dengan mempertimbangkan kebutuhan dan rencana pengembangan sektor-sertor yang terkait dengan penataan Kawasan Lindung (sektor pertambangan, sektor kehutanan, dsb);

 Penetapan disinsentif bagi pengembangan di kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan Lindung dengan tidak mengembangkan infrastruktur yang dapat mendorong terjadinya pertumbuhan kegiatan budidaya yang tidak sesuai dengan karakter lindung, serta membatasi pengembangan kegiatan-kegiatan di sekitar Kawasan Lindung untuk kegiatan wisata alam terbatas, pemeliharaan habitat, tumbuhan, satwa dan kegiatan pendidikan serta penelitian;

 Revitalisasi dan rehabilitasi Kawasan Lindung yang mengalami penurunan kualitas lingkungan akibat ekspoitasi lingkungan yang tidak bertanggung- jawab;

RPJMD KOTA PADANG 2009-2014

BAB 7

Dalam dokumen RPJMD Revisi Kota Padang terbaru 1472011 (Halaman 131-137)