STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
6.1. Strategi Pembangunan
Strategi pembangun dirumuskan berdasarkan analisis terhadap kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman seterusnya prospek dalam jangka waktu perencanaan. Ada 6 (enam) strategi yang dipilih untuk mewujudkan visi dan misi serta tujuan dan sasaran yang meliputi aspek internal dan eksternal serta silang sehingga masalah pembangunan dapat diatasi oleh pemerintah bersama masyarakat. Strategi internal berkait dengan organisasi dan budaya kerja serta reorganisasi sedangkan strategi eksternal menyangkut revitalisasi fungsi kelembagaan sosial dan strategi silang berkaitan dengan sinkronisasi kebijakan dalam kerja sama pembangunan. Keenam strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Revitalisasi fungsi dan peran dari kelembagaan sosial dan budaya
Fungsi dan peran lembaga sosial dan budaya dianggap makin melemah dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membangun sehingga perlu revitalisasi. Revitalisasi fungsi lembaga agama, adat, sosial- budaya untuk menaikkan daya rekat bangsa sehingga terhindar dari konflik, krisis, bencana melalui pengembangan forum interaksi sosial-budaya yang melibatkan tigo tungku sajarangan. Revitalisasi peran melalui kebijakan ‘kembali bernagari’ sebagai basis pembangunan sosial-budaya.
Perbaikan kinerja dan citra terkait dengan pelayanan umum amat bergantung kepada adanya kedisiplinan seluruh aparatur negara. Untuk itu diperlukan adanya sistem pengendalian kepegawaian yang lebih baik dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung untuk meningkatkan budaya kerja. Selain itu perbaikan budaya kerja yang dipengaruhi oleh faktor pembinaan, pendidikan, pelatihan dan pengembangan. Faktor kepemimpinan yang amanah dan berwibawa sebagai panutan amat berperan dalam konsolidasi dan perbaikan kinerja
3. Mengembangkan dan meningkatkan teknologi informasi
Pengembangan dan peningkatan penerapan teknologi dan informasi merupakan sarana yang efektif dalam upaya penyebarluasan informasi kepada pemangku kepentingan. Kecepatan informasi sangat membutuhkan adanya penerapan teknologi yang memadai sehingga informasi yang disampaikan merupakan informasi yang terbaru dan dapat digunakan secara cepat dan tepat.
4. Reorganisasi dan desentralisasi kewenangan dan urusan
Peningkatan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan umum dipengaruhi jarak dan waktu serta biaya sehingga penentuan titik pelayanan sangat menentukan. Proses ini berkait dengan reorganisasi seterusnya desentralisasi kewenangan dalam kerangka efektivitas pelayanan dan optimalitas kepuasan. Dukungan sistem komputer memberi nilai tambah terhadap proses desentralisasi kewenangan dan urusan tersebut.
5. Meningkatkan jiwa kepemimpinan dan menciptakan harmonisasi hubungan antar lembaga.
Terlaksananya fungsi-fungsi pemerintahan sangat ditentukan adanya harmonisasi hubungan antar kelembagaan. Selain itu adanya konsistensi dan integritas kepemimpinan akan memberikan dorongan bagi pelaksanaan tugas-tugas pelayanan masyarakat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, sehingga dapat dikendalikan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
6. Pelaksanaan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang murah bagi masyarakat.
Masalah pendidikan dan kesehatan merupakan masalah paling mendasar yang menjadi fokus perhatian dalam melaksanakan pelayanan publik. Sektor pendidikan dan kesehatan juga merupakan suatu sub sistem dari sistem pengembangan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan global yang semakin kuat. Oleh karena itu penciptaan pendidikan dan kesehatan yang murah dan terjangkau oleh masyarakat memiliki arti penting dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
7. Menyiapkan perangkat pendukung pelaksanaan penertiban di tengah masyarakat
Untuk terciptanya ketertiban di tengah masyarakat maka ketersediaan perangkat pendukung untuk pengaturannya sangatlah diperlukan. Untuk itu perlu dipersiapkan berbagai produk hukum sebagai perwujudan adanya kepastian hukum serta upaya pengawasan dalam pelaksanaannya di tengah-tengah masyarakat.
8. Memberikan dorongan untuk terciptanya kepedulian masyarakat terhadap kebencanaan.
Sebagai suatu Kota yang letak dan posisinya memiliki potensi terjadinya berbagai bencana maka warga Kota sudah seharusnya menyadari atas kondisi tersebut. Oleh karena itu penyadaran dan partisipasi terhadap kebencanaan bagi masyarakat sangat diperlukan agar kesiagaan terhadap kebencanaan tersebut menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari.
9. Melaksanakan Rehabilitasi dan rekonstruksi Pasca gempa tahun 2009
Kesepakatan yang telah ditandatangani bersama antara Pemerintah Kota Padang dengan DPRD Kota Padang menjadi sangat prioritas untuk diwujudkan, agar normalisasi suasana kehidupan Kota Pasca gempa tahun 2009 dapat tercipta.
10.Pengendalian pemanfaatan tata ruang Kota.
Pemanfaatan ruang kota akan selalu dipengaruhi oleh potensi dan permasalahan internal dan eksternal Kota. Daya dukung dan daya tampung ruang adalah faktor utama yang mempengaruhi kebijakan pengembangan Kota. Oleh karena itu pengendalian terhadap pemanfaatan ruang sangatlah diperlukan agar dapat lebih bermanfaat dan berdaya guna bagi pengembangan kota sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah kota yang telah ditetapkan.
11. Penyediaan fasilitas umum, prasarana jalan dan perhubungan
Perhubungan merupakan urat nadi dari kehidupan perkotaan khususnya dalam mendukung aktivitas perekonomian masyarakat. Perhubungan tersebut sangat ditentukan oleh adanya fasilitas sarana dan prasarana jalan yang baik, sehingga mampu memobilisasi berbagai aktivitas masyarakat. Oleh karena itu penyempurnaan fasilitas umum, prasarana jalan dan perhubungan tersebut merupakan strategi yang memiliki nilai tinggi dalam menciptakan kehidupan perkotaan yang tertib serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kota kepada tingkat yang lebih baik.
12.Pengelolaan wilayah strategis dan peningkatan kerja sama antar daerah Pengembangan Wilayah-wilayah strategis kota sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RTRW merupakan strategi untuk mendorong aktivitas hinterland wilayah sekitarnya. Melalui penanganan wilayah strategis tersebut diharapkan akan dapat mendorong pemerataan pembangunan dan sekaligus menggerakkan berbagai potensi Kota sehingga memberikan peranan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
13. Redistribusi pertumbuhan dan pemerataan pembangunan kawasan
Pemerataan pembangunan kawasan pinggiran melalui pengembangan satelit-satelit sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dalam kerangka menuju metropolitan. Pembangunan prasarana dan sarana sebagai pemicu dan pemacu bagi redistribusi pertumbuhan dan pemerataan untuk keadilan dimana keberhasilannya amat bergantung kepada partisipasi masyarakat terutama penyediaan lahan.
Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan dipengaruhi faktor informasi dan komunikasi melalui proses sosialisasi rencana dan mekanisme partisipasi. Selain itu dipengaruhi faktor persuasi atau pengajakan oleh para pemimpin melalui mekanisme interaksi sosial. Faktor kesesuaian rencana dan kebutuhan amat menentukan tingkat keberhasilan sehingga intensitas interaksi terutama kualitasnya perlu ditingkatkan
15.Meingkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam pengentasan kemiskinan
Keberhasilan penanganan kemiskinan sangat tergantung kepada adanya partisipasi masyarakat, dunia usaha dan aktivitas Pemerintah daerah. Simbiosis ketiga peran tersebut akan dapat memberikan dorongan terhadap upaya-upaya pengentasan kemiskinan. Oleh karena itu kepedulian dan partisipasi ketiga peran tersebut sangat diperlukan agar percepatan dalam pengentasan kemiskinan dapat dicapai.
16.Mendorong peningkatan aktivitas perekonomian masyarakat
Peningkatan perekonomian Kota sangat ditentukan oleh 9 (sembilan) sektor lapangan usaha, yaitu Pertanian, Pertambangan penggalian, industri pengolahan, Listrik, air dan gas, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, Pengangkutan dan komunikasi, Keuangan persewaan dan jasa perusahaan, Jasa-jasa. Stimulus terhadap sektor-sektor tersebut sangatlah diperlukan agar aktivitas dari masing-masing sektor tersebut dapat ditingkatkan. Hal ini lebih lanjut akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Kota.
17.Koordinasi dan sinkronisasi dalam upaya pemberdayaan komunitas miskin Kemiskinan bersifat multi dimensi sehingga pengentasannya melalui pemberdayaan komunitas miskin dari pendekatan ekonomi-keuangan dan sosial-budaya. Koordinasi antar pelaku dalam kebijakan melalui penetapan kelompok sasaran dan pola stimulus yang dikembangkan. Sinkronisasi menyangkut keterpaduan program sehingga tidak ada kelompok sasaran yang terabaikan sebaliknya menjadikan kebijakan lebih efektif.
18. Mendorong meningkatnya investasi Daerah
Investasi merupakan bagian terpenting dalam aktivitas perekonomian Kota. Adanya investasi akan menimbulkan terciptanya lapangan usaha sehingga akan sangat berperan bagi peningkatan penyerapan tenaga kerja. Hal ini lebih lanjut akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang secara multiplier efek akan memberikan dorongan terhadap aktivitas ekonomi masyarakat. Sejalan dengan itu peningkatan investasi tersebut akan dapat memberi dampak kepada pengurangan angka pengangguran dan sekaligus dapat menjadi salah satu bagian dalam upaya pengentasan kemiskinan.