• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Umum

Dalam dokumen RPJMD Revisi Kota Padang terbaru 1472011 (Halaman 137-142)

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

7.1. Kebijakan Umum

Dalam pengimplementasian pembangunan guna mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu dilakukan optimalisasi potensi yang ada baik yang bersumber dari Pemerintah, swasta dan masyarakat. Oleh karena adanya keterbatasan sumber pembiayaan maka perlu dilakukan serangkaian kebijakan yang dapat dijadikan acuan dalam pemilihan prioritas dan program pembangunan selama kurun waktu 2009-2014 yang setiap tahunnya dituangkan dalam APBD. Sesuai dengan PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pada dasarnya keuangan daerah meliputi komponen Pendapatan daerah, Belanja daerah dan Pembiayaan daerah. Secara umum arah kebijakan keuangan daerah tetap mengacu pada Ketentuan Perundangan yang berlaku saat ini antara lain UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Beberapa kriteria umum yang perlu menjadi perhatian pemerintah dalam pengelolaan keuangan daerah, antara lain :

1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di daerah. 2. Peningkatan efisiensi pelayanan publik di daerah.

3. Kesinambungan anggaran dengan merujuk kepada ketentuan UU Nomor 27 Tahun 2003 dan UU Nomor 33 Tahun 2004 terkait dengan batas defisit anggaran dan batas pinjaman/utang.

4. Netralitas dampak mobilisasi penerimaan di daerah terhadap perkembangan ekonomi daerah maupun nasional.

5. Implementasi strategi pro growth (pro investment), pro job, dan pro poor di daerah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan akuntabilitas dan transparansi anggaran serta peningkatan partisipasi masyarakat.

Selanjutnya dalam pelaksanaan pembangunan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam revisi RPJM 2009-2014, prioritas pembangunan lebih diarahkan kepada rehabilitasi perumahan dan permukiman masyarakat dan fasilitas publik pasca gempa; restrukturisasi ruang kota melalui relokasi fasilitas publik, penataan jaringan transportasi, dan penataan kembali zonasi kawasan kota; dan mitigasi bencana melalui berbagai perangkat antisipasi bencana yang dituangkan ke dalam 18 . prioritas pembangunan. Kebijakan umum masing- masing prioritas pembangunan adalah sebagai berikut :

1. Pembinaan seni tradisional bernuansa islam dan budaya Minangkabau

Pembinaan seni tradisional yang bernuansa islami dan budaya Minangkabau melalui peningkatan dan pemahaman dan pendidikan agama, peningkatan kerukunan hidup antara pemeluk agama dan pengembangan seni tradisional yang bernuansa islam dan budaya Minangkabau.

2. Peningkatan kapasitas aparatur dan budaya kerja untuk peningkatan kinerja dan citra

Peningkatan kapasitas aparatur dan budaya kerja yang relevan dengan kinerja dan citra pemerintah yang kuat dan bersih serta amanah dan berwibawa. Fokus kepada pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan wawasan pembangunan dan teknik perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta membina kerja sama dan kemitraan termasuk mendorong partisipasi masyarakat.

3. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi untuk efisiensi pelayanan

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang relevan dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas. Fokus kepada pengelolaan laman atau situs per satuan kerja perangkat daerah yang peduli dan tanggap terhadap partisipasi masyarakat sehingga terbina komunitas yang responsif dan akomodatif serta pelayanan terus (online) untuk mewujudkan kepuasan terhadap pelayanan sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

4. Pelimpahan kewenangan kepada kecamatan dan kelurahan untuk efektivitas pelayanan.

Pelimpahan kewenangan kepada kecamatan dan kelurahan untuk mendukung proses menuju metropolitan. Fokus kepada pelimpahan sebagian urusan dari satuan kerja yang berkaitan dengan pelayanan langsung pada tingkat kecamatan/kelurahan untuk meningkatkan kepuasan dan kesadaran untuk berpartisipasi termasuk peningkatan pendapatan asli daerah sebagai akibat dari peningkatan efektivitas pelayanan.

5. Pembenahan internal kelembagaan untuk peningkatan integrasi urusan pemerintahan,

Melalui sinkronisasi kebijakan untuk menghindari penyimpangan sehingga dapat diwujudkan pakta integritas. Fokus kepada koordinasi dan penetapan SPM dan NSPM serta SAP seterusnya pelayanan satu atap dan satu pintu dengan dukungan sistem pelayanan terus berbasis komputer dan menetapkan pakta integritas dan pelaksanaan pengawasan melekat sebagai salah indikator keberhasilan. Selain itu penguatan otonomi daerah, kerja sama wilayah perbatasan dan kerja sama antar wilayah di luar perbatasan perlu ditingkatkan melalui penguatan pemerintahan, pengelolaan potensi, keuangan daerah dan pengawasan.

6. Peningkatan mutu sarana kesehatan dan pendidikan

Selain kegiatan bersifat pemulihan dan antisipatif terhadap bencana yang terkait dengan sarana pendidikan dan kesehatan, tetap perlu diupayakan peningkatan mutu sarana kesehatan dan pendidikan untuk mencapai target MDG melalui kebijakan penguatan pelaksanaan manajemen pendidikan dasar dan menengah, peningkatan kualitas pendidik, penyediaan layanan pendidikan dan kesehatan yang murah dan diupayakan gratis, penanganan khusus pendidikan dan kesehatan penduduk miskin, pelayanan lansia, kesehatan anak, ibu hamil dan peningkatan ketahanan kesehatan masyarakat.

7. Pembentukan peraturan daerah untuk peningkatan keamanan dan ketertiban umum,

Melalui kebijakan penataan peraturan perundang-undangan, penegakan hukum, pengembangan wawasan Kebangsaan dan mendorong terciptanya ketertiban dan keamanan Kota.

8. Peningkatan kemampuan dalam penanganan bencana untuk mengatasi dampaknya

Melalui kebijakan pemberdayaan lembaga dan peningkatan kerja sama penanganan bencana.

9. Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kota Padang Pasca Gempa

Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca gempa tahun 2009 sesuai dengan Kesepakatan antara Pemerintah Kota Padang Dengan DPRD Kota Padang yaitu.

1) Pemindahan pusat pemerintahan Kota Padang ke Aie Pacah.

Pemindahan pusat pemerintahan dilakukan secara bertahap. Langkah yang dilakukan adalah pematangan lahan, penyiapan infrastruktur dan pembangunan unit bangunan.

2) Pemulihan ekonomi dan revitalisasi Pasar Raya dan Pasar Satelit

Revitalisasi Pasar Raya berkaitan dengan rehabilitasi Pasar Raya menjadi pasar rakyat modern dengan kelengkapan terminal angkot yang memadai yang didukung dengan pengelolaan penempatan kembali pedagang, dan perencanaan skema pembiayaan pembangunan. Pasar satelit di Siteba, Belimbing, Gaung, Bandar Buat, Ulak Karang, Simpang Haru, Indarung, Lubuk Begalung dan Lubuk Buaya serta Bungus Teluk Kabung dikembangkan dalam upaya dekonsentrasi kegiatan kota dengan mengintegrasikannya dengan sistem transportasi kota. Pengembangan pasar satelit diupayakan juga dengan dekonsentrasi pedagang yang berjualan di Pasar Raya ke Pasar Satelit.

3) Rehabilitasi dan Penataan Kawasan Pusat Kota Lama Padang

Kawasan meliputi daerah Pondok, Muaro, dan Pasa Gadang. Fokus pembangunan yaitu kepada rehabilitasi bangunan tua, peningkatan ketersediaan sarana prasarana lingkungan, penyusunan regulasi bangunan, pembentukan forum pelaku konservasi, dan refungsi bangunan di kawasan untuk kegiatan komersial dan wisata.

4) Pemulihan dan peningkatan mutu sarana kesehatan dan pendidikan Pemulihan sarana kesehatan dan pendidikan dilakukan melalui upaya pembangunan, rehabilitasi, dan relokasi. Pembangunan sarana pendidikan pada zona tsunami dilengkapi dengan sarana evakuasi shelter dan helipad. Rehabilitasi dilakukan pada bangunan yang rusak. Relokasi sarana kesehatan dan pendidikan ke zona aman bencana.

5) Pemulihan rumah masyarakat dan permukiman

Pemulihan rumah masyarakat dan sarana prasarana permukiman melalui bantuan pemulihan berdasarkan kategori kerusakan melalui berbagai bentuk skema pendanaan.

Gempa 30 September 2009 menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan, terguncangnya kondisi mental masyarakat sehingga memerlukan prioritas program pemulihan mental dan sosial ekonomi masyarakat.

10. Pengembangan kawasan dalam rangka restrukturisasi ruang Kota Padang

Pengembangan kawasan dalam rangka pembangunan kembali Kota Padang pasca gempa 30 September 2009 diarahkan untuk mewujudkan Kota Padang yang tanggap bencana dan mewujudkan struktur ruang kota berinti banyak (multiple nuclei). Fokus yaitu Penyiapan dokumen pemindahan pusat pemerintahan ke kawasan Aie Pacah, pengembangan kawasan perumahan ke arah kawasan timur dan utara kota dan mengendalikan pengembangan perumahan di kawasan barat yang rawan bencana.

Pemindahan pusat pemerintahan diintegrasikan dengan penataan sistem transportasi dan pengembangan permukiman di kawasan timur dan utara kota. Pengembangan kawasan perumahan ke arah timur dan utara kota perlu diantisipasi dengan penyediaan infrastruktur dan minimalisasi konflik pemanfaatan lahan antara kawasan perumahan dengan kawasan lindung dan kawasan perumahan dengan kawasan lahan pertanian produktif.

11. Reorganisasi jaringan transportasi dan pengembangan jaringan jalan

Reorganisasi jaringan transportasi dilakukan dengan: penataan kembali jalur angkutan kota; penataan manajemen, kepemilikan moda transportasi; dan peremajaan moda transportasi; pengembangan transportasi massal dengan alternatif pengembangan jalur baru moda transportasi bus way; pengembangan terminal regional pada kawasan utara, timur, dan selatan kota; pengembangan terminal angkutan kota di kawasan pusat kota; serta regulasi ulang trayek angkutan kota. Reorganisasi jaringan transportasi didukung dengan pengembangan jaringan jalan.

Pengembangan jaringan jalan difokuskan kepada peningkatan akses untuk mendukung pengembangan kawasan pusat kegiatan baru kota, pengembangan akses jalan regional dan peningkatan akses evakuasi bencana.

12. Pengembangan model kerja sama pembangunan antar lembaga dan antar daerah,

Melalui kebijakan kerja sama antar Pemerintahan Daerah, kerja sama kelembagaan, dan kerja sama penyediaan sarana dan prasarana perkotaan.

13. Percepatan pembangunan menuju kota metropolitan,

Melalui kebijakan perencanaan dan pemanfaatan tata ruang, pengembangan lingkungan kota yang aman, nyaman, hijau dan bersih, penyediaan sarana publik, kerja sama dengan kawasan hinterland dan pengendalian lingkungan.

14. Pengembangan pembangunan partisipatif untuk peningkatan partisipasi publik,

Melalui kebijakan pelaksanaan perencanaan ekonomi, pembangunan daerah, sosial budaya dan perencanaan wilayah khususnya daerah rawan bencana.

15. Pengembangan kelompok masyarakat peduli untuk mediasi dalam partisipasi publik,

Melalui kebijakan pemberdayaan masyarakat, peningkatan partisipasi masyarakat dan penataan sistem perencanaan.

16. Peningkatan kesejahteraan rakyat,

Melalui kebijakan pembinaan pedagang, pemasaran hasil produksi, pembinaan pertanian, perkebunan dan peternakan, pengelolaan hutan lindung dan hutan rakyat, pemberdayaan ekonomi masyarakat petani, dan pesisir dan pengembangan budi daya pertanian, peternakan dan perikanan.

17. Perbaikan koordinasi dan sinkronisasi program untuk pemberdayaan komunitas miskin,

Melalui kebijakan pemberdayaan masyarakat khususnya masyarakat miskin, pengembangan ekonomi masyarakat, perlindungan anak, perempuan, anak cacat dan lansia, peningkatan peran pemuda dan pembinaan keluarga berencana.

18. Peningkatan Aktivitas dan Ketahanan Ekonomi Daerah dan Pemberdayaan Usaha kecil dan Menengah

Melalui kebijakan pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah, peningkatan peran koperasi, pembinaan dan perlindungan tenaga kerja.

Selanjutnya berkaitan dengan pembangunan wilayah, kebijakan umum yang akan dilaksanakan yaitu :

1) Menata kembali struktur ruang kota yang tanggap terhadap bencana dengan dekonsentrasi pusat kegiatan kota ke kawasan pengembangan pada zona aman bencana yang didukung oleh penataan kembali sistem transportasi dan pengembangan jaringan jalan.

2) Pengembangan dan pengendalian perkembangan kota dengan pendekatan zonasi berbasis mitigasi bencana. Sarana publik yang vital seperti sarana pemerintahan, kesehatan, dan pendidikan direlokasi ke zona aman bencana demikian juga pengembangan kawasan perumahan diarahkan pada zona aman bencana; pada zona sepanjang pesisir yang terancam bencana dilakukan mitigasi bencana dengan cara membangun sistem peringatan dini dan instalasi evakuasi, serta pengendalian pembangunan perumahan dengan melalui perangkat aturan pembangunan dan disinsentif pembangunan.

3) Penataan kawasan pusat kota yang meliputi Kawasan Pusat Kota dan Kawasan Kota Lama dengan pendekatan rehabilitasi dan refungsi. Rehabilitasi dilakukan pada bangunan publik dan bangunan cagar budaya. Refungsi eks kawasan perkantoran yang direlokasi dan refungsi Kawasan Kota Lama dengan mengembangkan fungsi perdagangan dan wisata. Diharapkan dengan dekonsentrasi kegiatan kota, kegiatan perdagangan grosir dan pergudangan dapat direlokasi ke pusat perdagangan ke pusat perdagangan di kawasan pengembangan kota.

4) Pengembangan kawasan timur dan utara kota yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Koto Tangah, Kuranji dan Pauh perlu dikendalikan agar seminimal mungkin mengalihfungsikan kawasan lahan persawahan dan tidak mengalihfungsikan kawasan lindung.

5) Sub pusat kegiatan kawasan kota di kawasan utara yaitu di Lubuk Buaya, di kawasan timur yaitu di Bandar Buat-Indarung dan kawasan selatan yaitu di Teluk Bayur-Bungus serta pusat pelayanan lingkungan Anak Air, Gunung Sarik, Ketaping ditingkatkan dan dikembangkan sebagai pusat perdagangan dan jasa untuk mengantisipasi perkembangan kota ke arah pinggiran.

6) Mengembangkan kawasan sepanjang Pantai Padang sebagai kawasan wisata dan kawasan perdagangan dan jasa dengan tetap memperhatikan aspek-aspek mitigasi bencana.

7) Mengalokasikan ruang untuk pengembangan kegiatan industri perikanan dan maritim di kawasan bagian Selatan kota 8) Menjaga keberadaan Hutan Lindung dan Taman

Hutan Raya Bung Hatta sebagai kawasan lindung, baik untuk kepentingan konservasi maupun kepentingan penelitian;

9) Mengendalikan perkembangan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) yang ada, dalam bentuk penataan kawasan dan pengembangan kegiatan-kegiatan yang tidak menurunkan fungsi DAS.

10) Mengalokasikan ruang usaha (spasial) untuk pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa bagi kelompok usaha kecil dan menengah.

11) Mewujudkan lingkungan kota yang asri, hijau, dan indah, dengan mempertahankan lahan-lahan yang telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi, dan meningkatkan penyediaan ruang terbuka hijau pada seluruh bagian wilayah kota.

12) Melakukan langkah-langkah perencanaan dalam rangka percepatan pengembangan Kawasan Metropolitan Padang dengan menjalin integrasi perencanaan tata ruang dan integrasi pengelolaan dengan kabupaten tetangga yaitu Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok.

13) Meningkatkan peran Pemerintah sebagai regulator, dengan menyiapkan prosedur teknis dan sistem informasi keruangan yang akurat dan komprehensif, sehingga mampu dijadikan sebagai alat pengendali d alam pemanfaatan ruang;

Dalam dokumen RPJMD Revisi Kota Padang terbaru 1472011 (Halaman 137-142)