• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah

Dalam dokumen RPJMD Revisi Kota Padang terbaru 1472011 (Halaman 53-56)

GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu

3.1.4. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah

Perkembangan Pendapatan Daerah selama 5 (lima) tahun terakhir dari tahun 2004 s/d 2008 telah menunjukkan perkembangan yang cukup baik, dengan rata-rata peningkatan per tahunnya sebesar 17,36%. Peningkatan tersebut ditopang oleh adanya peningkatan Pendapatan Asli daerah yang selama 5 (lima) tahun tumbuh sebesar 10,75%, dana perimbangan tumbuh sebesar 19,03% per tahun dan lain-lain pendapatan yang sah dengan pertumbuhan sebesar 10,58%. Secara lengkap gambaran perkembangan pendapatan daerah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 3.1

Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2004 s/d Tahun 2008 Kota Padang (dalam juta)

URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008 Pert (%)Rata2

PENDAPATAN DAERAH 412.627,34 460.373,43 727.706,75 813.262,48 918.857,41 17,36 Pendapatan Asli Daerah 70.655,22 87.261,58 98.546,20 106.471,17 117.728,88 10,75 - Pajak Daerah 49.240,37 58.647,19 63.586,17 69.540,86 76.795,69 9,30 - Retribusi Daerah 16.181,27 23.449,59 21.378,62 22.016,80 24.793,29 8,91 - Hasil Perusahaan Milik Daerah dan

hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

4.341,88 3.645,29 3.698,53 3.308,61 3.788,86 (2,69)

Lain-lain PAD yang sah 891,70 1.519,51 9.882,88 11.604,90 12.351,04 69,16 Dana Perimbangan 319.438,56 353.263,05 592.801,90 689.634,72 763.364,12 19,03 Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 27.064,67 32.668,50 40.094,28 57.973,65 58.870,43 16,82 Dana Alokasi Umum 272.154,00 287.033,00 503.906,00 565.100,00 624.642,09 18,08 Dana Alokasi Khusus 3.558,00 12.630,00 26.050,00 32.293,80 43.829,00 65,24 Bagi hasil pajak dan bantuan

Keuangan dari Propinsi 16.661,89 20.931,55 22.751,62 34.267,28 36.022,61 16,67 Lain-lain Pendapatan yang sah 22.533,56 19.848,80 36.358,65 17.156,59 37.764,40 10,88

Hibah - - 15.120,00 7.066,91 9.500,00 (13,01)

Bantuan Dana Kontijensi 22.533,56 19.848,80 21.238,65 10.089,68 28.264,40 4,64 Sumber: Data Diolah, DPKA kota Padang 2009

Dari gambaran tabel diatas dapat dilihat bahwa Pendapatan Daerah yang pada tahun 2004 sebesar Rp.413,63 Miliar lebih selama periode 5 tahun telah mengalami peningkatan sebesar 505,22 Miliar atau 122,14 % sehingga pada tahun 2008 menjadi Rp. 918,85 Miliar lebih. Pendapatan ini bersumber dari Pendapatan Asli daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang sah.

Pendapatan Asli Daerah yang pada tahun 2004 sebesar Rp. 70,65 Miliar selama 5 (lima) tahun mengalami peningkatan sebesar Rp.47,07 Miliar lebih atau 66% sehingga pada tahun 2008 menjadi Rp.117,72 Miliar. Pendapatan asli Daerah ini ditopang oleh penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Lain-lain PAD yang sah.

Dana perimbangan yang pada tahun 2004 sebesar Rp. 70,65 Miliar selama 5 (lima) tahun mengalami peningkatan sebesar Rp.47,07 Miliar lebih atau 66% sehingga pada tahun 2008 menjadi Rp.117,72 Miliar. Pendapatan asli Daerah ini ditopang oleh penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Lain-lain PAD yang sah.

Peningkatan dana perimbangan yang sangat besar terjadi di tahun 2006, yaitu sekitar 84,00 % dari pendapatan daerah, yang sumbernya berasal dari penerimaan berasal dari Dana Alokasi Umum ( DAU ), Dana Alokasi khusus (DAK) dan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Jumlah realisasi pendapatan daerah pada APBD Tahun 2006 adalah sebanyak Rp. 706,854 Miliar, sedangkan yang realisasi yang berasal dari DAU tersebut adalah sebanyak Rp 592,802 Miliar atau sekitar 71,00 %. Ini berarti ketergantungan terhadap dana perimbangan, khususnya sumber penerimaan DAU relatif tinggi. Pada tahun 2006 jumlah realisasi penerimaan yang berasal dari dana perimbangan hanya sekitar Rp 592,80 Miliar sedangkan pada tahun 2008 naik menjadi Rp 727,34 Miliar.

Kenaikan yang cukup tinggi ini terjadi karena sejak diberlakukannya PP Nomor 58 Tahun 2005 membawa konsekuensi terhadap peningkatan pembiayaan penerimaan untuk keperluan belanja tidak langsung yang sebagian besar dibiayai dari DAU. Pada tahun 2006 jumlah realisasi penerimaan yang berasal dari DAU adalah sebanyak Rp 503,91 Miliar. Jumlah tersebut setiap tahun terus mengalami peningkatan, sehingga tahun 2008 jumlah realisasi pendapatan daerah adalah sebanyak Rp 919,72 Miliar. Diantaranya sebanyak Rp 720,67 Miliar berasal dari dana perimbangan dan sebanyak Rp 624,64 Miliar atau sekitar 79 ,00 % diantaranya adalah penerimaan dari DAU.

Namun ke depan, sejalan dengan rencana perubahan UU No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ruang untuk meningkatkan PAD Kota Padang masih terbuka, karena kedua komponen tersebut umumnya cukup potensial bagi daerah. Beberapa hal yang dapat dilakukan Pemerintahan Daerah Kota Padang untuk dapat memenuhi kebutuhan dan target penerimaan diantaranya:

1. Terus melakukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan tidak membebani masyarakat, misalnya dengan melakukan penggalian sumber-sumber PAD, perluasan basis pajak dan retribusi sejalan dengan rencana perubahan UU Nomor 34 Tahun 2000.

Beberapa pajak daerah yang menjadi primadona PAD Kota Padang, seperti pajak galian golongan C, pajak hotel, pajak restoran, pajak penerangan jalan dan pajak reklame yang perlu diupayakan terus untuk diintensifkan penerimaannya.

2. Melakukan upaya intensifikasi PBB dan BPHTB, bekerja sama dengan kantor Pelayanan Pajak PBB untuk selalu melakukan pembaharuan data objek pajak.

3. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pengelolaan keuangan daerah terhadap penyimpangan prosedur sesuai dengan ketentuan yang dapat merugikan Pemerintahan Daerah, baik secara yuridis, teknis maupun penatausahaan.

Dalam kaitan kebijakan di atas maka beberapa langkah perlu diupayakan terkait dengan Pendapatan Daerah yaitu (a) Pendapatan Asli Daerah (b) Dana Perimbangan, (c) Lain-lain Pendapatan yang sah. Dalam perencanaan pendapatan daerah dari kelompok PAD ditetapkan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi penerimaan tahun-tahun sebelumnya, potensi, asumsi pertumbuhan ekonomi yang dapat mempengaruhi penerimaan tersebut, objek penerimaan dan rincian objek penerimaan. Dalam upaya peningkatan PAD tidak ditetapkan kebijakan pemerintah yang dapat memberatkan subjek pajak ( masyarakat dan dunia usaha ). Oleh karena itu dalam penetapan PAD upaya yang dilakukan antara lain dengan melakukan peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan penyederhanaan prosedur dan sistem administrasi pemungutan, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah (PAD ) yang sah.

Sejalan dengan perkembangan Kota ke depan maka dinamika Kota semakin meningkat. Mobilisasi penduduk Hinterland, antar daerah dalam propinsi maupun luar propinsi akan semakin meningkat. Fungsi Kota sebagai Pusat Pendidikan, Pusat Pemerintahan dan Pusat perdagangan akan mengalami dinamika yang lebih tinggi, khususnya di wilayah-wilayah pengembangan dan pusat-pusat pertumbuhan. Hal ini akan membutuhkan sarana dan prasarana pelayanan dari pemerintah dan peluang usaha bagi masyarakat khususnya di bidang perdagangan, pariwisata, perindustrian, jasa dan lain sebaginya. Meningkatnya pelayanan Pemerintah dan aktivitas dunia usaha akan berdampak pada peningkatan PAD baik melalui Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah dan Lain-lain PAD yang sah.

Pajak Daerah akan diupayakan mengalami peningkatan sejalan dengan perkembangan dan keberhasilan pembangunan. Berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan kota sebagai pusat konsentrasi kegiatan ekonomi dan kemasyarakatan akan dapat mendorong berkembangnya potensi Pajak Daerah terutama dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Hiburan dan Pajak Galian Golongan C. Sejalan dengan efektivitas penggalian potensi daerah, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah juga akan mengalami peningkatan. :Peningkatan penerimaan retribusi sejalan dengan peningkatan pelayanan, baik pelayanan jasa usaha maupun pelayanan perizinan. Diharapkan hubungan efektivitas pemanfaatan potensi daerah mempunyai hubungan linear dan proporsional.

Sebaliknya hubungan linear dan proporsional ini dipertahankan dalam penerimaan Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan bersumber dari penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah, dan Pendapatan Lain-lain

PAD yang sah bersumber dari penjualan aset daerah dan penerimaan jasa giro, sehingga terjadi peningkatan penerimaan daerah.

Dalam dokumen RPJMD Revisi Kota Padang terbaru 1472011 (Halaman 53-56)