• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artikel Misi: Doa: Melawan Satus Quo

Dalam dokumen publikasi e-jemmi (Halaman 67-74)

Jika Anda memiliki kesadaran sosial, Anda akan terkejut mendengar cerita yang akan saya kemukakan.

Seorang wanita berkulit hitam, tinggal di kawasan Chicago Selatan, mendesak agar apartemennya dipasangi pemanas karena musim dingin yang menusuk. Terlepas dari hukum di kota tersebut, pemilik tanahnya yang kejam menolak. Wanita itu seorang janda yang buta akan sistem hukum, namun ia membawa kasus itu ke pengadilan. Keadilan harus ditegakkan, katanya. Sayangnya, hakim yang menangani kasusnya adalah seorang ateis yang fanatik. Prinsip yang dipegangnya adalah "orang kulit hitam hanya boleh diam". Bagi janda tersebut, peluang untuk mendapatkan keadilan sangat sedikit. dan peluang itu semakin sedikit ketika ia menyadari betapa kurangnya hal yang ia perlukan untuk mendapat keputusan yang diinginkan -- misalnya, uang suap yang memadai. Bagaimanapun juga, dia tetap bertahan.

Pada mulanya, hakim tidak mengacuhkannya sama sekali. Namun, ia mulai

memerhatikan janda itu. Orang kulit hitam lagi, pikirnya, yang cukup bodoh karena berpikir bisa mendapatkan keadilan. Lalu keteguhan janda itu membuatnya sadar dan menimbulkan rasa bersalah serta marah di dalam dirinya. Dengan gusar dan malu, akhirnya hakim itu mengabulkan permohonan janda tersebut dan menegakkan hukum. Inilah kemenangan besar terhadap "sistem" -- setidaknya, menjalankan hukum di pengadilannya yang telah bobrok.

Tentu saja saya tidak sepenuhnya jujur. Cerita ini tidak pernah terjadi di Chicago (sejauh yang saya ketahui) ataupun dalam "cerita" saya sendiri. Ini merupakan

perumpamaan yang dikatakan Yesus (Lukas 18:1-8) untuk menggambarkan sifat doa yang berupa permohonan.

Perumpamaan yang digambarkan Yesus bukanlah antara Allah dan hakim yang jahat, namun antara janda dan pemohon. Perumpamaan ini memiliki dua aspek. Pertama, janda itu menolak untuk menerima ketidakadilan, seperti juga orang Kristen seharusnya menolak untuk menerima kejatuhan dunia ini. Kedua, bukannya merasa patah

semangat, janda itu bertahan dengan kasusnya, seperti orang Kristen yang seharusnya juga bertahan.

Saya ingin menegaskan bahwa doa kita yang lemah dan tidak rutin, terutama doa berupa permohonan, sering kali ditujukan dengan cara yang salah. Ketika menghadapi kegagalan ini, kita cenderung menyalahkan diri sendiri karena tekad kita yang lemah, hasrat yang tawar, cara yang tidak efektif, dan pikiran yang tidak terfokus. Kita terus berpikir bahwa tindakan kita salah dan berpikir keras untuk mencari letak kesalahannya. Menurut saya, masalahnya terletak pada kesalahpahaman tentang sifat doa dan kita tidak akan pernah memiliki keteguhan janda tersebut sebelum pandangan kita sejelas pandangannya.

68

Lalu, apakah doa yang bersifat permohonan itu? Pada intinya, doa permohonan adalah perlawanan terhadap kejatuhan dunia, penolakan yang mutlak dan tanpa henti untuk menganggap normal apa yang tidak normal. dari segi negatifnya, ini berarti penolakan akan semua rencana, maksud, dan pemikiran yang berbeda dengan yang ditetapkan Tuhan. Itulah ungkapan mengenai suatu jurang yang tak bisa dijembatani yang memisahkan kebaikan dan kejahatan, pernyataan bahwa kejahatan bukanlah variasi dari kebaikan, melainkan lawan dari kebaikan.

Atau dengan kata lain, menerima hidup "apa adanya" -- yang berarti mengakui bahwa hidup berjalan tanpa bisa dihindari -- berarti juga menyerahkan cara Kristen

memandang Tuhan. Dalam kepasrahan pada sesuatu yang tidak wajar ini ada

anggapan yang tersembunyi dan tak dikenal, yaitu anggapan bahwa kuasa Tuhan untuk mengubah dunia dan untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan, tidak akan

menjadi kenyataan.

Tidak ada yang bisa mengganggu doa permohonan (dan juga pandangan Kristen akan Tuhan) secepat penyerahan. "Sepanjang waktu", Yesus menyatakan, "kita harus berdoa" dan tidak "jemu-jemu," dan menerima seperti apa adanya (Lukas 18:1). Keabsenan doa permohonan bila penyerahan muncul sudah lama memiliki sejarah yang menarik. Agama-agama yang menekankan pentingnya ketenangan selalu menentang doa permohonan. Aliran Stoa menegaskan bahwa doa semacam itu menunjukkan bahwa seseorang tidak mau menerima keberadaan dunia ini sebagai ungkapan kehendak Tuhan. Satunya lagi berusaha melepaskan diri dari dunia dengan mengubahnya. Hal itu, sebagaimana dikatakan oleh aliran Stoa ini, adalah buruk. Pendapat yang sama juga ditemukan dalam agama Budha. Hal serupa umumnya juga ditemukan dalam budaya sekuler kita meskipun melalui proses penalaran yang

berbeda.

Sekularisme adalah sikap yang memandang dunia sebagai suatu akhir, bahwa hidup terpisah dari hubungan dengan Tuhan. Akibatnya, satu-satunya norma yang ada dalam hidup, baik makna maupun moral, adalah dunia seperti apa adanya. Kita harus setuju untuk mencari beberapa sumber lain yang bisa digunakan untuk mengatur hidup kita yang sia-sia dan penuh khayalan. Bukan hanya Tuhan, objek dari doa permohonan, yang menjadi kabur, melainkan hubungan-Nya dengan dunia pun dipandang dengan cara baru. dan cara itu adalah cara yang tidak bertentangan dengan pandangan sekuler. Tuhan mungkin "hadir" dan "berkarya" dalam dunia, namun hal itu tidak mengubah apa pun.

Bertentangan dengan semua ini, doa permohonan hanya akan berhasil bila ada

keyakinan akan dua hal. Pertama, adanya keyakinan bahwa nama Tuhan jarang sekali diagungkan, kerajaan-Nya hampir tidak nyata di bumi, dan perintah-Nya hampir tidak dijalankan. Kedua, Tuhan sendiri dapat mengubah keadaan ini. Karena itulah, doa permohonan merupakan ungkapan harapan agar hidup bisa menjadi berbeda dan seharusnya memang berbeda. Hampir mustahil untuk hidup dalam Tuhan dan melakukan pekerjaan-Nya sesuai pribadi-Nya, tanpa berdoa dengan rutin.

69

Itulah arti penting dari doa permohonan dalam kehidupan Yesus. Penulis Injil tidak banyak menceritakan doa-doa Yesus (misalnya, Markus 1:35; Lukas 5:16, 9:18, 11:1). Namun, suatu pola dari keadaan yang dibangkitkan lewat doa akan dapat dikenali.

Pertama, doa permohonan diawali dengan keputusan yang besar dalam hidup,

misalnya ketika memilih murid-murid (Lukas 6:12); yang menjadi penjelasan mengapa Yesus memilih sekumpulan orang yang terlupakan, sombong, bodoh, dan bebal adalah karena Ia sudah berdoa sebelum memilih mereka. yang kedua, Ia berdoa ketika

dihadapkan pada tekanan, saat disibukkan dengan tuntutan banyak orang yang menyita tenaga dan perhatiannya (Matius 14:23). yang ketiga, Ia berdoa ketika dihadapkan pada kejadian penting yang mengubahkan kehidupan-Nya, seperti pembaptisan-Nya,

perubahan-Nya, dan salib-Nya (Lukas 3:21, 9:28-29). dan yang terakhir, Ia berdoa sebelum dan selama pencobaan, yang paling jelas adalah ketika di Getsemani (Matius 9:36-45). Ketika masa pencobaan tiba dan melingkupi, perbedaan antara Yesus dan murid-murid-Nya dalam menghadapi pencobaan itu hanyalah karena Ia bertekun dalam doa, sementara murid-murid-Nya tertidur dalam kelemahan hati. Setiap kejadian ini menghadirkan pilihan kepada Tuhan kita, yaitu memakai cara, menerima pandangan, dan mengikuti pengajaran yang bukan berasal dari Tuhan. Namun, penolakan-Nya akan semua pilihan itu selalu ditandai dengan doa permohonan-Nya. Inilah cara-Nya untuk menolak hidup di dunia atau untuk menjalankan urusan Bapa-Nya dengan

menggunakan cara yang tidak sesuai dengan cara Bapa-Nya. Seperti itulah perlawanan terhadap kejahatan dan kejatuhan dunia.

Doa menunjukkan bahwa Tuhan dan dunia saling berlawanan; mereka berpura-pura tidak "tidur", tidak "putus asa", dan tidak "jemu". Lantas mengapa kita jarang berdoa untuk gereja lokal kita? Benarkah karena cara kita buruk, tekad kita lemah, atau daya imajinasi kita lesu? Saya tidak percaya. Ada banyak pembahasan yang bertekad kuat dan hidup -- yang secara sebagian atau keseluruhan bisa dibenarkan -- mengenai situasi khotbah, kekosongan penyembahan, kedangkalan persekutuan, dan ketidakefektifan penginjilan. Lantas. mengapa kita tidak bertekun dalam doa? Jawabannya cukup sederhana, yaitu karena kita tidak yakin doa akan membawa perubahan. Kita cenderung menerima, walaupun dengan terpaksa, bahwa situasi

tersebut memang tidak akan bisa diubah. Ini bukanlah masalah tentang praktik doa, tapi sifat doa. Lebih tepatnya, tentang sifat Tuhan dan hubungan-Nya dengan dunia.

Tidak seperti janda dalam perumpamaan di atas, kita lebih mudah berkompromi degan dunia yang tidak adil di sekitar kita -- bahkan ketika dunia itu menyusup masuk ke dalam lembaga-lembaga Kristen. Penyebabnya tidak selalu karena kita mengabaikan apa yang terjadi, namun karena kita merasa tidak mampu untuk mengubah apa pun. Mau tidak mau, ketidakmampuan itu menyebabkan kita mengadakan gencatan senjata dengan hal-hal yang salah.

Dengan kata lain, kita tidak lagi marah, baik pada tingkat kesaksian sosial ataupun mendahului Tuhan dalam doa. Namun, Tuhan masih merasa marah dan kemarahan-Nya adalah kemarahan yang melawan hal-hal yang salah, dengan cara yang

70

tempat kedua. Tanpa kemarahan-Nya, tidak ada alasan untuk hidup sesuai moral dunia. Jadi dalam hal ini, kemarahan Tuhan berkaitan erat dengan doa permohonan yang mencari wewenang kebenaran dalam segala hal dan pembinasaan kejahatan.

Kerangka pikiran yang diberikan Yesus kepada kita adalah Kerajaan Tuhan. Sebuah kerajaan adalah suatu tempat di mana kekuasaan raja diakui. dan karena sifat dari Raja kita, kekuasaan itu bukan kekuasaan jasmani. Dalam Yesus, masa depan yang telah lama ditunggu itu telah tiba. Dalam Dia dan melalui Dia, unsur Mesianis telah masuk ke dalam dunia. Menjadi orang Kristen bukan berarti memiliki pengalaman religius yang benar, namun memulai hidup yang benar-benar rohani. Kegagalan penginjilan bukan dikarenakan oleh cara yang salah, melainkan karena "masa" sekarang ini dipenuhi oleh kehidupan orang-orang berdosa. dan "masa yang akan datang", yang sudah menjelang, tidak dimiliki oleh suatu budaya atau orang tertentu. "Masa" Tuhan, "masa" Anak-Nya yang disalibkan, mulai datang di dunia ini. Oleh karena itu, doa-doa kita bukan lagi mengenai kehidupan pribadi kita, melainkan harus melihat pada masa depan kehidupan manusia, yang juga menjadi perhatian Tuhan. Jika Injil bersifat universal, doa pun harus bersifat universal.

Cukup relevan bila kita memandang dunia seperti satu ruang pengadilan, di mana suatu "kasus" mengenai yang hal yang benar dan yang salah masih dapat terjadi. Kelemahan kita dalam berdoa terjadi karena kita kehilangan cara pandang dan jika kita tidak

memperolehnya kembali, kita tidak akan bisa bertahan sebagai pihak penggugat. Namun, selalu ada alasan mengapa kita harus memperoleh visi kita kembali dan mendayagunakan kesempatan kita. Hakim kita bukanlah hakim yang jahat atau ateis, namun Allah yang mulia dan Bapa dari Tuhan Yesus Kristus. Pernahkah Anda berpikir Dia akan gagal "memberikan keadilan untuk umat-Nya yang terpilih yang memohon sambil menangis kepada-Nya siang dan malam? Akankah Dia menolak mereka?" "Aku berkata kepadamu," Tuhan kita berkata, "Ia akan memberi mereka keadilan dengan segera" (Lukas 18:7-8).(t/Lanny)

71

Doakan Misi Dunia

Cina

Dengan keberhasilan Cina dalam uji coba rudal anti-satelitnya, kecemasan akan perlombaan senjata pun muncul. Akan tetapi, orang-orang Kristen telah diperlengkapi untuk jenis perlombaan lain, yaitu perlombaan untuk mengabarkan firman Tuhan di Cina.

The Book of Hope telah mendistribusikan lebih dari 419 juta kopi buku mereka, "Harmony of the Gospels", ke seluruh penjuru dunia. Meskipun demikian, jumlah ini hanyalah sebagian dari populasi penduduk Cina. Menurut Bob, pendiri Book of Hope, perlombaan itu adalah mengabarkan firman Tuhan kepada orang-orang Cina.

Bob menceritakan hal ini kepada kami. "Kira-kira setahun yang lalu, saya bertemu dengan seorang pria dari Cina. Dia merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah buku berwarna hitam. Kemudian pria ini berkata, 'Saya menerima buku ini ketika menjadi tamu di acara Presidential Prayer Breakfast di Washington tahun lalu dan saat ini saya sedang mencari tahu siapa yang menerbitkannya.'"

Ternyata buku itu adalah buku dari Book of Hope, Leader's Edition. Buku itu merupakan edisi khusus dari Book of Hope untuk para anggota Kongres AS ketika Presidential Prayer Breakfast diselenggarakan.

Bob mengatakan bahwa membutuhkan satu tahun (untuk mengetahui dampak dari buku yang mereka bagikan -- red), namun Tuhan melakukan mujizat yang lain.

"Cetakan pertama selesai dicetak dan buku yang kami sebut sebagai edisi untuk para pemimpin yang diterbitkan oleh Book of Hope ini sekarang dicetak secara resmi dan didistribusikan di Cina."

Menurut Bob, "Kami membagikan buku ini kepada para pemimpin di bidang politik, pendidikan, dan bisnis. Sementara itu, kami juga memiliki suatu tim yang sedang mempersiapkan versi (bahasa Cina) tradisional untuk anak-anak dan para pemuda. Kami berharap dapat mulai mendistribusikannya tahun ini."

Bob sangat terkesan pada bagaimana pintu-pintu penghalang itu dibukakan. Dengan demikian, the Book of Hope dapat masuk ke berbagai negara dengan cara yang demikian kreatif.

Buku-buku ini sebenarnya dicetak di Cina. Sejumlah 30.000 buku telah selesai dicetak. Bob mengatakan bahwa gereja akan mendistribusikannya. "Strategi dan rencana kami adalah bekerja sama dengan seluruh gereja," tambahnya.

Proyek ini sangat membutuhkan dana, begitu pula dengan film "Godman" yang juga dibuat oleh Book of Hope. Film ini tengah diproduksi dan diharapkan dapat selesai pada bulan Mei. [Sumber: Mission Network News, Januari 2007]

72

Pokok Doa

Mari naikkan syukur kepada Bapa di surga untuk buku-buku yang telah dicetak. Berdoalah agar semakin banyak jiwa yang kembali kepada Bapa melalui

pelayanan Book of Hope.

Saat ini pihak Book of Hope membutuhkan dana untuk mencetak lebih banyak lagi buku, termasuk untuk proyek film "Godman". Mari berdoa, kiranya Tuhan memberi kecukupan dana untuk dua hal ini.

Spanyol

Dalam beberapa tahun terakhir ini, Spanyol telah menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Uni Eropa. Meski demikian, seperlima populasi negara ini masih tergolong miskin. Misionaris Chris dan Anita yang bersama-sama Greater Europe Mission saat ini sedang menjangkau mereka melalui Mission Urbana di Valencia. Anita mengatakan bahwa penjangkauan mereka bermacam-macam. "(Ada) banyak orang non-Kristen yang datang dari Afrika Utara. Mereka adalah orang-orang dari Eropa Timur, Eropa Barat, dan Amerika Utara yang datang ke mari untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Namun, mengingat kami tidak dapat berbicara dengan beberapa orang dari mereka, kami memberi mereka traktat tentang Injil sehingga mereka dapat membawanya dan membaca pesan kasih Allah." Mereka membutuhkan dana untuk makanan, pakaian, dan bangunan baru. Anita mengatakan bahwa

pelayanan ini dengan cepat menjadi tempat untuk merekrut anggota gereja. "Ketika mereka datang untuk mengenal Kristus, kami membawa mereka ke salah satu dari sepuluh gereja yang mendukung pelayanan Mission Urbana. Dengan demikian, mereka dapat dimuridkan dan iman mereka pun dapat bertumbuh." [Sumber: Mission Network News, Februari 2007]

Pokok Doa

Adalah anugerah dari Allah kalau kita bisa memberitakan kebenaran-Nya. Oleh karena itu, mari naikkan syukur atas traktat-traktat yang dapat dibagikan kepada orang-orang yang belum percaya. Berdoalah agar Roh Kudus membuka hati dan pikiran mereka.

Doakan juga agar ada tindak lanjut dari rekan-rekan di Greater Europe Mission kepada mereka yang sudah membuka hati kepada Yesus, Juru Selamat hidup.

Venezuela

Beberapa hari lalu, Kongres Venezuela memberikan persetujuan awal terhadap rancangan undang-undang yang mengakui kekuasaan Presiden Hugo Chavez untuk mengeluarkan dekrit. Kondisi ini memprihatinkan bagi orang-orang Kristen. Todd dari Voice of the Martyrs mengatakan, "President Hugo Chavez mendapatkan hampir seluruh kekuatan sebagai seorang diktator di seluruh negeri itu. Dia akan diizinkan tinggal di kantor sekehendaknya dan memerintah negara itu berdasarkan surat-surat keputusan yang dibuatnya." Tahun lalu Chavez memaksa keluar organisasi misi asal

73

AS yang berada di pedalaman. Saat ini, belum jelas apa arti pengusiran tersebut bagi pekerja Kristen nasional di Venezuela. Namun, Todd mengatakan Chavez tidak

mempunyai masa lalu yang baik. "Chavez sangat mencintai Fidel Castro. Kita tahu dia tidak bersahabat dengan gereja di negerinya. Jadi, Anda lihat saja fakta-faktanya dan lihat masa lalu. Maka Anda akan lihat siapa saja yang menjadi teman-teman Chavez, Anda akan menjadi ngeri jika Anda mempunyai pekerja Kristen di Venezuela." [Sumber: Mission Network News, Februari 2007]

Pokok Doa

Berdoalah bagi saudara-saudara kita yang berada di Venezuela agar mereka tidak henti-hentinya berdoa untuk tercapainya perdamaian dan keadilan di negara mereka.

Doakan Presiden Hugo Chaves; mintalah Roh Kudus agar memberinya hati yang takut akan Tuhan. Doakan juga agar ia diberikan hikmat untuk membuat

74

Sumber Misi

Dalam dokumen publikasi e-jemmi (Halaman 67-74)