Kenjataan ini hendaknja mendjadi modal-kepertjajaan kita untuk mampu menempuh perdjoangan jang masih akan datang. Modal
A. Artinja ada suatu perentjanaan overall
Oleh karena soal pembangunan adalah soal jang tidak berdiri sendiri, jang tidak lepas dari hubungannja dengan bidang-bidang lain jang kehi dupan N egara dan masjarakat, maka dalam melaksanakan pembangunan semesta, perlu adanja suatu perentjanaan overall, suatu perentjanaan se mesta, jang didasarkan kepada kebutuhan dan kepribadian Rakjat Indo nesia, tanpa mengabaikan tjontoh pengalaman-pengalaman dalam pem bangunan diluar negeri dengan perpaduan pengalaman dan keadaan jang konkrit didalam negeri.
Perlu kiranja kita mengambil perbandingan dari 'pada pengalaman pembangunan jang dilaksanakan oleh beberapa negara-negara jang kita ambil sebagai bahan-bahan perbandingan, kesemuanja menudju kepem- bangunan sosialisme. T idaklah sadja kemadjuan pembangunan diluar ne geri kita harus perhatikan, tetapi djuga bidang-bidang 'pembangunan jang menemui kegagalan diluar negeri karena bersifat individualisme harus diperhatikan. D engan berpokok kepada. kebutuhan dan kepribadian b a n g sa Indonesia, maka tjontoh pembangunan diJuar negeri jang sesuai atau sedjadjar dengan kebutuhan dan kepribadian nasional itu da'pat diper- timbangkan untuk d/teladani.
B erlain a n dengan beberapa negara dibenua Asia, maka Republik R a k jat Tiongkok, mendasarkan pembangunannja kepada kolektivisme dan pengalaman-pengalaman pembangunan diluar negeri jang disesuaikan de ngan keadaan serta pengalaman jang konkrit di T iongkok sendiri. P em bangunan R.R.T., India dan Yugoslavia ini ternjata telah b e r h a s i l de ngan memuaskan dengan rentjana-rentjana lima tahunnja. H al itu ter
njata dalam masa proces pembangunan selama 8 tahun belakangan ini.
d ’2R p U,T,tU kenjataan jang tidak dipungkiri ialah, b a h w a pem bangunan
r/-k u ' te rs ^ u t ' a d a la h pembangunan dengan rentjana k e s e lu r u h a n n j a
i a w a h pimpinan kebidjaksanaan dari pada Demokrasi Baru atau D e mo rasi Rakjat, jaitu suatu bentuk ketata-negaraan jang sesuai dengan
epri adian bangsa Tionghoa, seperti Demokrasi Terpimpin ditanah In- onesia jang akan kita laksanakan d e w a s a ini untuk menggantikan demo- rasi iberal jang telah usang dan tidak memenuhi tuntutan zaman.
Terutam a hasrat rakjat jang dikerahkan tenaganja ikut membangun cengan melihatkan tendens untuk berhemat pembiajaan, w aktu dan tena ga lendaklah diperhatikan benar-benar, supaja ditimbulkan pula pada rakjat membangun : berhemat biaja, waktu dan bahan.
U ntuk ini perlu adanja blue-print, adanja rentjana overall jang kon- krit berdasarkan kepribadian bangsa Indonesia jang 'pada hakekatnja bu- kanlah barang baiu bagi kita, jang telah dirumuskan dengan kata-kata jang bersahadja, jaitu gotong-rojong dan dilengkapi dengan pengalaman- pengalaman pembangunan jang baik diluar negeri.
B. H ubungan pembangunan dengan Demokrasi Terpimpin dan E k o n o
mi Terpimpin.
Oleh karena tidak ada suatu peisoalan dalam kehidupan JNegara dan Bangsa jang berdiri sendiri, terpisah antara satu sama lain, maka hal inipun perlu mendapat perhatian dari Dewan Perantjang Nasional, apa- bila kita tidak mau gagal dalam pekerdjaan kita.
Ekonomi sebagai sendi dari pada kehidupan dan kesedjahteraan N a sional, haruslah dapat dilaksanakan sebagai dasar dari pada pem bangun an keseluruhannja. Sistim ekonomi itu ialah Ekonomi Terpimpin dan untuk melaksanakan ekonomi terpimpin ini diperlukan suatu kebidjak- sanaan dalam sistim pemerintahan, jang memungkinkan stabilisasi politik. Bentuk ketata-negaraan kita 'pada waktu sekarang memungkinkan dan membuka 'pintu seluas-luasnja bagi pelaksanaan Demokrasi Terpimpin. D asar Demokrasi Terpimpin telah didjamin dan tersusun pada garis-garis besarnja dalam U.U.D. ’45 jang kini berlaku lagi.
Atas alasan-alasan diatas, maka dalam merentjanakan pembangunan, hendaklah diperhatikan benar-benar :
Pedoman dasar Ekonomi Terpimpin.
1. Supaja, sesuai dengan tjita-tjita Proklamasi 17 Agustus 1945 mene-
gaskan, bahwa tudjuan dari pada segala usaha dalam lapangan eko nomi dan keuangan ialah inewudjudkan keadilan, melenjapkan pen- djadjahan, dalam bentuk apapun, memberantas penindasan dan per- budakan, jang memandang manusia hanja sebagai alat untuk kepen tingan sendiri atau golongan sendiri.
2. Supaja mengarahkan segala usaha dalam lapangan ekonomi dan ke
uangan kcsuatu masjarakat jang adil dan makmur berdasarkan Pan- tjasila, dan jang sesuai dengan ke'pribadian dan kebutuhan bangsa In donesia. Kepribadian bangsa Indonesia mengenai sifat gotong-rojong dan azas kekeluargaan. Hal ini perlu diperkembangkan dan diatur dalam lapangan ekonomi dan keuangan.
3. Supaja pembangunan mewudjudkan dengan tegas a'pa jang ditentukan
oleh pasal 33 Undang-undang Dasar.
4. Supaja pembangunan menjempurnakan ekonomi terpimpin sedjalan
dengan tjita-tjita demokrasi terpimpin, untuk melenjapkan sisa-sisa ekonomi kolonial, bahaja-bahaja paham kcpitalisme dan free fight leberalism, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri.
5. Supaja dalam menjusun pola pembangunan harus dip:kirkan Depernas
konsentrasi 'produksi, distribusi dan pembangunan untuk memenuhi hadjat hidup rakjat terbanjak dikuasai oleh N egara.
6. Supaja djuga dalam lapangan ekonomi dan keuangan memegang te- guh, pada politik bebas dan actief terhadap luar negeri terutama d a lam mendjalankan export, import dan kredit.
Dalam melaksanakan rantjangan D asar U ndang-undang P em bangu nan Semesta, hendaklah D ew an P erantjang Nasional ber’pegang teguh kepada pedoman pelaksanaan pembangunan seperti b e r i k u t :
(a) Produksi
1. Untuk mentjapai kedudukan selfsufficiency dilapangan sand an g
pangan, bahan makanan dan pakaian dan obat-obatan, dilakukan intensifikasi pertanian untuk menaikkan produksi dalam negeri, berupa hasil-hasil bahan makanan dan bahan pakaian, supaja dalam waktu jang pendek produksi sandang-pangan mendjadi selfsupporting.
2. U ntuk memperkokoh alat-alat pembajaran luar negeri, harus di-
intensiveer menaikkan 'produksi bahan-bahan export.
3 : a) Inventarisasi dan penggunaan industri-industri jang sudah
ada setjara efficient.
b) M endahulukan pendirian industri-industri pengolahan b a
han-bahan mentah hasil Indonesia mendjadi barang-barang jang siap untuk dipakai.
c) M em perluas/m engusahakan industri-industri besar/ketjil dan
sedang jang menghasilkan barang-barang kebutuhan kon- sumsi rakjat sehari-hari.
d) M engusahakan industri-industri, jang menghasilkan bahan
untuk keperluan pertanian dan 'perkebunan.
e) Mempergiat dan memperluas pertambangan bahan-bahan
galian dan bahan-bahan tenaga nuklir.
f) Memulai research jang berentjana dan usaha-usaha kearah
pendirian industri-industri berat.
4. Supaja diadakan pembangunan jang akan berakibat adanja pe-
rubahan jang radikal dalam 'peraturan hak agraria. sebagai sjarat untuk meninggikan taraf hidup dan daja beli rakjat, sehingga memberikan kemungkinan penmggian pendapatan nasional, dan nienghidupkan pasar industri dalam negeri, peraturan agraria tersebut terutama harus berisi usul djaminan pemilikan dan peng
gunaan setjara lajak dan adil untuk petani, perdjandjian kerdja jang pantas antara pemilik dan penjewa atau pemaro serta penguasaan N egara atas tanah untuk memudahkan penjebaran penduduk dan herverkavelinq, sesuai dengan semangat pasal 33 U.U.D. 1945.
5. Supaja pembangunan semesta menindjau dalam rangka industria-
lisasi dan mekanisasi masalah penduduk, transmigrasi besar-be- saran teristimewa jang akan berakibat perentjana dan 'pelak sanaan penjebarannja dari daerah jang padat kedaerah jang
masih tipis penghuninja setjara integral, massal, rasio-
nil dan tegas sehingga faktor tanah dan ruang sekitar- nja mendjadi sumber-sumber positif dari keperluan hidup se- hari-hari chususnja, perekonomian dan kesedjahteraan umumnja.
(b) Distribusi sebagai akibai Pembangunan Semesta
a. Konsentrasi import dan export ditangan Pemerintah.
b. Distribusi. Pemerintah disalurkan melalui alat-alat perdagangan
jang dimiliki oleh warga negara Indonesia.
c. Mengsndjurkan koperasi dalam mendjalankan distribusi.
d. Menguasai alat-alat komunikasi jang vital dan mengawasi ko-
munikasi 'partikelir.
(c) Keuangan sebagai akibat Pembangunan Semesta
1. Pemetjahan Anggaran Belandja mendjadi dua :
a) Anggaran Belandja routine;
b) Anggaran Belandja untuk pembangunan.
2. Melakukan ,.deficit financing” untuk pembangunan produktif.
3. Padjak :
a) Padjak langsung diutamakan;
b) Penjempurnaan pelaksanaan padjak progresip;
c) Penjcm'purnaan apparat dan sistem penarikan padjak.
4. a) Mendirikan Bank Pembangunan;
- b) Konsentrasi dari Bank-bank ditangan Pemerintah.
5. Pindjaman dari dalam dan luar negeri, dimana perlu dengan
memperhitungkan plafond pindjaman dan kesanggupan pemba-jaran kembali.
(d) Apparatuur sebagai akibat Pembangunan Semesta
1. Kerdja, Organisasi dan Pim'pinan :
a) Mengeffectifkan pekerdjaan-pekerdjaan menurut ketentuan
djam kerdja 40 djam seminggu dengan maximum 7 djam sehari, disertai perbaikan-perbaikan nasib buruh.
b) Memperluas kesempatan kerdja dengan mendjalankan ploeg
system.
c) Memperhebat pendidikan dalam lapangan teknik dan pim
pinan (technical and managerial skill), dengan djalan an- tara lain mengadakan aplikasi-kursus.
d) Menghargai serta menggunakan ketjakapan berdasarkan
prestasi kerdja.
e) Mempertjepat Indonesianisasi. industrialisasi dan mekanisa-
si.
2. Mengenai Koperasi :
Menjempurnakan bimbingan dan mengawasi perkoperasian rakjat dibidang produksi, distribusi dan industri.
C. F a k to r - f a k to r pengHambat Pembangunan sedjak tahun 1950. Pembangunan semesta dan berentjana baru dapat berdjalan setelah kembali ke U.U.D. 1945 jang memungkinkan demokrasi terpimpin dan ekonomi ter'pimpin.
Sebelum tahun 1959 'pembangunan terbentur p ad a berbagai matjam faktor jang mendjadi pengham bat bagi terlaksananja pem bangunan terse- but. Sebab-sebab pokok sudah saina kita fahami, sehingga p ada achir- achir ini setelah pikiran liberalisme, sabotase, 'pertjobaan intervensi dan gerakan subversif dan pem berontakan berhasil ditindas, timbul kebula- tan fikiran untuk m engadakan retooling dalam susunan ekonomi, ketata- negaraan dan susunan masjarakat, jang tentu akan berakibat besar bagi kebidjaksanaan politik dalam struktur ketatan e g araan Indonesia, jaitu suatu susunan jang pada hakekatnja bukan m erupakan barang baru bagi masjarakat Indonesia jang disebut pelaksanaan D em okrasi Terpim pin atau jang disebut dengan kata-kata jang sederhana oleh rakjat kita, ialah masjarakat gotong-rojong, sebagai satu-satunja cljalan keluar menudju ke pada pembangunan semesta atau pem bangunan sosialisme a la Indonesia.
Faktor-faktor - jang telah merupakan kebulatan fikiran itu kiranja tidak perlu kita ku'pas lagi, akan tetapi karena persoalan itu m erupakan suatu persoalan jang sangat luas, karena tidak berdiri sendiri, maka perlulah kiranja meminta perhatian kepada aspek-aspek jang ditiinbulkan oleh sebab-sebab pokok itu, ag ar kita m endapat hasil jang tetap guna ter- tjapainja pembangunan semesta%
(a) Faktor politis.
Pelaksanaan pembangunan berlangsung atas stabilisasi dibidang
po-- tilik, sehingga pelaksanaannja itu tidak terbentur pada seringkali diada-
kannja pergantian program Pemerintah jang mungkin bertentangan dengan jang telah dilaksanakan. Akan tetapi praktek membuktikan sebaliknja.
alam kehidupan politik N egara kita sedjak Proklamasi kemerdekaan, be lum pernah ditjapai stabilisasj jang kuat dan kokoh sehingga hampir setiap tahun, bahkan kadang-kadang kurang dari setahun kabinet sudah harus berganti. Per'petjahan timbul dikalangan masjarakat luas. Oposisi didja- lankan sebagai suatu hobby; opposisi didjalankan hanja untuk mendja- tuhkan lawan politik dan menggantikannja. Lebih djauh faktor itu m eng akibatkan lemahnja kedudukan kita diforum politik internasional. P ad a waktu ini semendjak 5 Djuli 1959, ketika bangsa Indonesia dengan tegas kembali ke U.U.D. 1945, stabil isasi dan keamanan dalam negeri sudah sampai ketaraf jang memungkinkan pelaksanaan pembangunan semesta berentjana. Situasi politik 1959 membuka pintu kearah itu.
(b) Faktor psychologis
Tekanan ekonomi, kegontjangan politik, pertentangan idcologi dan akibat-akibat revolusi bersendjata masih sangat berkesan pada kaum uru , tani dan pemuda serta potensi nasional lainnja ditambah 'pula t 1 r i i * i ° a d u - d o m b a imperialisme jang dengan sadar atau tidak, x
61' ^ sana^an djustru oleh gembong-gembong politik, mengakibatkan
r a ] • Mm c| a^am sefibu bahasa dalam perdjuangan menjelesaikan R e
vo usi . ereka bersikap menanti, atau apatis dalam menghadapi peker-
jaan pein angunan. Faktor psychologis ini akan dapat dihidupkan kem-
( c ) F a k t o r pendi di kan.
Sistim pendidikan jang sebagian besar menurut dasarnja masih mem* pergunakan sistim lama, jaitu sistim pendidikan-kolonial sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan nasional. Pendidikan jang diberikan setjara umum itu memang memberikan pengetahuan kepada seseorang tentang berbagai matjam ilmu, akan tetapi sangat terbatas, sehingga sukar untuk menudju kepada differensiasi, dimana tiap-tiap bidang ilmu-pengctahuan ada ahli-ahlinja. Tidak adanja literatur jang bernilai tinggi bagi para pemuda kita. pun telah menjebabkan unsur-unsur jang baik dan tenaga kreatif dalam kebudajaan kita itu mendjadi samar-samar.
Semua ini telah menambahkan kekurangan keahlian dikalangan bangsa kita jang seharusnja didalam masa pembangunan ini memegang peranan penting. Padahal pembangunan semesta dan berentjana sangat memerlukan tenaga ahli pembangunan jang kini sangat terbatas djum- lahnja. Tetapi pembangunan tak boleh ditangguhkan karena djumlah ahlj pembangunan jang terbatas itu. Melainkan kita harus bersemangat : Sambil membangun akan memperkaja keahlian dengan pengalaman jang d'butuhkan untuk melandjutkan pembangunan. Sekolah teknik hendak- lah dilindjau kembali dan diarahkan kepada penanam tenaga pemba ngunan jang ahli dan berdjiwa 1945.
(d) Faktor Administrasi Negara.
Dalam pembangunan raksasa, maka organisasi dan adininistrasipun menentukan berhasil atau tidaknja pelaksanaan dari sesuatu 'planning. W alaupun planning itu telah disusun dengan' sebaik-baiknja, semuluk- mitluknja. akan tetapi dengan organisasi dan administrasi jang tidak teratur dan tepat. maka rentjana itu mungkin akan inerupakan suatu impian belaka.
Oieh karena faktor itu harus dilaksanakan dengan baik disemua instansi dan/atau lembaga jang mengatur kebidjaksanaan politik, eko nomi dan sosial bagi masjarakat. Birokrasi jang berlebih-lebihan jang meradjalcla diinstansi Pemerintah, mengakibatkan pekerdjaan jang seharusnja dapat diselcsaikan dalam waktu sehari, mendjadi berbulan- bulan.
Mismanagement dan korupsi pun merupakan suatu kebobrokan atau faktor penghalang dalam suatu masjarakat jang disebabkan kurangnja ahli-ahli terutama dalam bidang administrasi kenegaraan. Penempatan tenaga-ahli pada Dewan Perantjang Nasional dan pelaksana perantjang pembangunan harus dipertimbangkan dari sudut bakat. ketjakapan dan keahlian. jang dibutuhkan.
(e) Menghidupkan potensi rakjat.
Pembangunan semesta dan berentjana baru terdjamin akan berhasil baik, apabila pembangunan itu tidak sadja mempunjai tudjuan untuk membentuk masjarakat jang adil dan makmur, tetapi djuga harus didu- kung oleh rakjat sendiri jang diikut-sertakan dalam menjusun, menge- sahkan, menilai, mengawasi dan melaksanakan pembangunan itu.
Sangatlah penting faktor potensi rakjat, jang harus dihidupkan untuk mendjamin terlaksananja overall “planning dengan berhasil baik. Dalam hal pengerahan tenaga-benda, baik berupa uang ataupun bahan pembangunan, harus lebih dahulu dikerahkan jang ada ditanah air kita, dan sesudah itu apabila tak tjukup baru difikirkan pentjarian tenaga- benda dari luar negeri. Begitu 'pula untuk menaikkan potensi rakjat, supaja dapat berhemat tenaga dan berhemat waktu dalam m elaksanakan pembangunan, maka haruslah D ew an Perantjang N asional menindjau sedalam-dalamnja dan menundjukkan djalan setjara konkrit, bagaimana pada hari depan tenaga rakjat dapat dikerahkan untuk pelaksanaan pem bangunan jang harus berhasil baik itu.
(f) Faktor tjampur-tangan negara asing.
Kalau faktor-faktor jang dikemukakan diatas tadi m erupakan fak- tor-faktor jang tumbuh didalam negeri, maka faktor-faktor lain dari luar negeri pun banjak mempengaruhi djalannja pem bangunan dinegara kita jang masih muda ini. Satu diantara faktor-faktor jang datangnja dari luar negeri, ialah faktor tjampur-tangannja negara-negara asing terh a d ap persoalan dalam negeri kita.
Sesudahnja selesai perang dunia kedua, maka timbullah dua ,,matjam stabilisasi” didunia ini, jaitu stabilisasi kapitalisme dan stabilisasi sosial- isme. Ketenangan jang ditimbulkan oleh stabilisasi ini hanja untuk sementara sadja, karena kedua belah pihak selalu bertentangan antara satu sama lain. Kalau stabilisasi kapitalisme jang ditudjukan untuk kepen-
t i n g an finans- kapitalis mengandung pertentangan diantara sesama n e g a ra-negara imperialisme dan diantara negara-negara imperialisme dengan rakjat-rakjat djadjahan, maka stabilisasi sosialisme mengandung konso-
lidasi kedalam dan keluar. Untuk mengimbangi stabilisasi sosialisme ini,
maka negara-negara imperialis dengan berbagai matjam djalan telah mengusahakan mempengaruhi negara-negara setengah djadjahan dan jang
baru mendapatkan kemerdekaannja terutama dengan menanamkan
modal mono'polinja dan mengikatnja dengan pakta-pakta militer jang tidak boleh tidak m e n g a n d u n g kerugian besar dipihak negara setengah djadjahan atau jang baru menerima kemerdekaannja. Timbullah keka- tjauan-kekatjauan dibidang ekonomi, politik dan sosial dan hal ini mem- bawakan kesempatan bagi negara-negara imperialis untuk mengadakan tjampur-tangan jang langsunq terhadap persoalan dalam negeri dari n e gara-negara tersebut. Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin akan memimpin pembentukan masjarakat jang makmur, jang lepas dari pada tindasan imperialisme dan kolonialisme berupa apa'pun.
Demikianlah diantaranja faktor-faktor jang telah menimbulkan peng- hambatan bagi pembangunan semesta negara kita ini.