• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN MASJARAKAT ADIL DAN MAKMUR

2. programnja bermaksud merombak azas dan tudjuan Negara;

3. sedang melakukan pemberontakan karena pemimpin-pemim'pin-

nja turut-serta dalam pemberontakan-pemberontakan atau telah djelas memberikan bantuan, sedangkan partai itu tidak dengan resmi menjalahkan perbuatan anggota-anggotanja itu;

4. tidak memenuhi sjarat-sjarat lain jang ditentukan dalam Pene-

ta'pan Presiden ini.

2) Partai jang dibubarkan berdasarkan ajat (1) pasal ini, harus dibubar- kan dalam waktu selama-lamanja tiga puluh kali dya puluh empat djam, terhitung mulai tanggal berlakunja Keputusan' Presiden jang

menjatakan pembubaran

itu.

Berdasarkan atas alasan-alasan jang termaktub dalam fatsal 9 P e ­ netapan Presiden No. 7 1959 ini, maka M ahkamah Agung pun berpen- dapat bahwa Masjumi dan P.S.I. ,,terkena” oleh fatsal itu, dan saja bebe­ rapa hari jang lalu memerintahkan bubarnja Masjumi dan P.S.I. itu, Dan Insja Allah segala ketentuan-ketentuan dalam P enetapan Presiden No. 7 1959, segala ketentuan-ketentuan dalam P eraturan Presiden No. 13 60. akan saja kerdjakan dalam tahun ini, sehingga misalnja partai-partai jang biasanja saja tjap dengan perkataan ,,partai gurem”, tidak akan diakui, atau partai-partai lain jang njata kontra_revolusioner akan disapu- bersih karena dikenakan ke'padanja sapu pembubaran. Dengan demukian maka segala keburukan sebagai akibat maklumat Pemerintah 3 Nopember 19i5, maklumat liberiaisme itu, dapat dikikis. Dengan demikian maka Dekrit 5 Djuli 1959, jaitu Dekrit kembali kepada Undang-undang D asar , mendjumpai kewadjarannja. Dengan demikian maka akan tinggallah

^ rtaif ^ artai benar-benar mendukung Undang-undang D asar ’45,

Manifesto Politik dan Usdek. Dengan demikian maka retool’ng dalam a^arn kepartaian, jang multak perlu untuk pelaksanaan Manifesto Politik dan USDEK, akan berdjalan sebagaimana mestinja. D engan demikian pula akan terang-djelas ditarik garis antara revolusioner dan kontra- revolusioner !

Saja ulangi lagi, bahwa dengan demikian akan tinggallah 'partai- partai jang mendukung Undang-undang D asar ’45, Manifesto Politik dan U ^D E K . Dengan tegas saja katakan disini, bahw a 'partai-partai itu, de­ ngan memenuhi semua sjarat-sjarat perundang-undangan kepartaian, di­ beri ha^c hidup, diberi hak bergerak, diberi hale perwakilan, — sudah arang tentu dalam rangka Demokrasi Terpim'pin. Partai-partai jang de- mi ian itu dapat memberi sumbangan besar kepada terlaksananja A m a­

nat enderitaan Rakjat. Sebaliknja kita harus berusaha djangan sampai

3 3 tidak diakui tetapi djuga tidak dilatang, tapi bisa

ber-g e r a 'd a l a m seber-gala bidanber-g untuk setjara sembunji-sembunjian menentanber-g xani esto Politik dan U SD EK . Terhadap 'partai-partai jang demikian lt-D , ar.us waspada. Garis harus kita tarik dengan terang pro M an i­ festo 1 olitik/USD EK , atau anti Manifesto Politik/USD EK . Partai hanja dlan^ara dua : atau dilarang, atau pro M a n ife sto Poli-

^ • Tidak boleh ada partai jang m a’n bulus-bulusan. T idak bo­

Sekali lagi saja katakan ; taliun jang lalu belum memenuhi harapan saja mengenai usaha retooling-disegala-bidang. M arilah kita tahun seka­ rang ini mengerdjakan retooling-retooling itu dengan tjara jang lebih tjepat dan lebih tegas.

M alah bukan hanja dilapangan retooling-retooling kita harus lebih tjepat dan tegas. Dilapangan pengartian-pengartianpun. dilapangan be- grip'pen, kita djuga harus lebih tegas dan djelas. Misalnja lebih djelas mengenai arti penggunaan segala ..funds and forces”.

L e b h djelas dan tegas mengenai arti ,.gotong-rojong”. Lebih djelas dan tegas mengenai arti F ront Nasional. Lebih djelas dan tegas menge­ nai politik membasmi pemberontak. Lebih-djelas dan tegas mengenai arti ,.politik luar negeri jang bebas” . Lebih djelas dan tegas mengenai arti bantuan massa Rakjat. Lebih djelas dan tegas mengenai arti ,,djalan lain” dalam politik memperdjoangkan Irian Barat. D an lain-lain lagi, dan lain-lain lagi.

Disini lagi, saja kekurangan waktu untuk mendjelaskan segala sesuatu jang perlu didjelaskan.

Tetapi marilah saja terangkan sedikit mengenai ..Gotong Rojong” dan ,,F ro n t N asional”.

T elah masjhur dimana-mana, sampai diluar-negeri sekalipun, bahwa djiwa Gotong Rojong adalah salah satu tjorak dari'pada Kepribadian Indonesia . T idak ada satu negeri dikolong langit ini jang disitu gotong- rojong adalah satu kenjataan hidup didesa-desa.satu living reality, seperti di Indonesia ini. Tidak ada satu bangsa jang didalam hidup-keigamaannja begitu toleran seperti bangsa Indonesia ini. Teta'pi djuga tidak ada satu bangsa jang didalam kehidupan politilcnja kadang-kadang mendurhakai prinsip Gotong Rojong itu, seperti bangsa In d o n e s ia !

Salah satu Icedjahatan daripada maklumat Pemerintah 3 Nopember 1945 ialah sebenarnja 'pendurhakaan djiwa Gotong Rojong ini, karena dengan didirikannja partai-partai laksana tjendawan dimusim hudjan, toleransi-politik masuk kelobang kubur dan hantu kebentjian pringas- pringis dimana-mana. Padahal dilapangan perdjoangan bangsa kita harus menggembleng dan menggempurkan persatuan daripada segala kekuatan- kekuatan revolusioner, — menggembleng dan menggempur ,,de samen- bundeling van alle revolutionaire krachten in de natie .

Gotong-Rojong bukan sekedar satu sifat kepribadian Indonesia . G o­ tong Rojong bukan sekedar tjorak daripada ,.Indonesian Identity ! G o­ tong Rojong adalah djuga satu keharuscin dalam perdjoangan melawan

imperialisme dan kapitalisme, baik dizaman dulu maupun dizaman seka­ rang. T a n p a mempraktekkan samenbundeling van alle revolutionaire krachten untuk digempurkan kepada imperialisme dan kapitalisme itu, djanganlah ada harapan 'perdjoangan bisa menang !

D an kita toh ingin menang ? Dan kita toh harus menang ? Karena itu maka saja selalu mengandjurkan Gotong Rojong djuga dilapangan politik. Karena itu Manifesto Politik — U S D E K bersemangat ke Gotong- Rojongan-bulat dilapangan politik. Karena itu di Solo beberapa pekan jang lalu saja tegaskan perlunja persatuan dan ke Gotong Rojongan antara

golongan Islam, Nasional, dan Komunis. Ini adalah konsekwensi-politik jang terpenting bagi semua pendukung M anifesto Politik dan USDfc,K, satu konsekwensi-politik jang tidak plintat-'plintut atau plungkai-plungker bagi semua orang jang setia kepada Revolusi Agustus 1945.

Djika tidak, maka semua omongan tentang Gotong Rojong, M anifesto Politik U SD EK , F ro n t Nasional, „set'a kepada Revolusi” , dan lain seba­ gainja, hanjalah omong-kosong belaka, Up service belaka. oaian satu tjiii daripada orang jang betukbetul revolusioner ialah satunja kata dengan

perbuatan, satunja mulut dengan t ndakan. O ran g ,,revolusioner jang

tidak bersatu kata dan perbuatan, orang ,,revolusioner jang demikian itu adalah orang revolusioner gadungan !

Di Indonesia ini memang telah ada tiga golongan-besar ,,revolutio- naire krachten”, jaitu Islam, Nasional, dan Komunis. Senang atau tidak senang, ini tidak bisa dibantah lagi ! D ew a-dew a dari K ajanganpun tidak bisa membantah kenjataan ini ! Djikalau benar-benar kita hendak melak- nasakan Manifesto-Politik-USDEK, djikalau benar-benar kita setia kepa­ da Revolusi, djikalau benar-benar kita set.a kepada cijiwa Gotong Rojong, djikalau benar-benar kita tidak kekanak-kanakan tetapi sedar benar- benar bahwa Gotong-Rojong, Persatuan, Samenbundeling adalah keharu~ sari dalam perdjoangan anti imperialisme dan kapitalisme, maka kita harus mewudjudkan persatuan antara golongan Islam .golongan Nasional, dan golongan Komunis itu. M a k a kita tidak boleh menderita penjakit Islamo- phobi, atau N a s ’.onalistophobi atau Komunisto’phobi !

Djanganlah mengira bahw a saja ini orang jang sekarang ini memberi ,,angin” kepada sesuatu fihak sadja. T id ak ! Saja akan bersjukur kepada 1 uhan kalau saja mendapat predikat revolusioner. Revolusioner dimasa dulu, dan revolusioner dimasa sekarang. D justru oleh karena saja revo- lusioner, maka saja ingin bangsaku m enang. D an djustru oleh karena saja ingin bangsaku menang, maka dulu dan sekarangpun saja memban- ting tulang mempersatukan semua tenaga revolusioner, — Islamkah dia, Nasionalicah dia, Komun skah dia !

Bukalah tulisan-tulisan saja dari zaman pendjadjahan. Batjalah tu- lisan saja pandjang-lebar dalam madjalah ,,Suluh Indonesia M u d a ” tahun 1926, tahun gawat-gawatnja perdjoangan menentang Belanda. Didalam tulisan itu pun saja telah mengandjurkan, dan membuktikan dapatnja, persatuan antara Islam, Nasional'sme, dan Marxisme. Saja membuka topi kepada Saudara Kijai Hadji Muslich, tokoh al m-ulama Islam jang terkemuka, jang menjatakan beberapa pekan jang lalu persetudjuannja kepada persatuan Islam-Nasional-Komunis itu, oleh karena persatuan itu memang perlu, memang mungkin, memang dapat.

,,^a. memang d a p a t ! Kendati omong-kosong orang tentang ,,ta’ mung­

kin -nja persatuan itu, maka persatuan ini telah ternjata berdjalan dibe- berapa badan. Di Dewan Nasional ada orang-orang Islamnja, ada orang- orang Nasionalnja, ada orang-orang Komunisnja, dan Dewan Nasional berdjalan baik. Di Dewan Pertimbangan Agung malah bukan ,,orang- orang lagi, melainkan ada gem bong-gembong Islam dan gembong-gem~

bong Nasional dan gembong-gembong Komunis, dan Dew an Pertimba­

t ga golongan itu, dan D epernas berdjalan ba;k. Di D .P .R .G .R saja himpunkan wakil-wakil dari tiga golongan itu, (bahkan dalam penibltia- raan-pendahuluannja di Tam paksiring saja hada'pkan S audara aembonq Idham Chalid, gembong Suwirjo, gembong Aidit berhadapan-m uka sa" tusamalain), dan D P.R.-G.R. saja pertjaja pun akan berdjalan"ba^k Di Panitia i ersiapan F ro n t Nasional jang dipimpin oleh S audara Arudii K artaw m ata terhimpunlah peptol-pentol tiga golongan ini, dan P a n f a Pcrsiapan F ront Nasional itu berdjalan baik, bahkan°berdjalan amat-amat baik. D an didalam Madjelis P erm usjaw aratan Rakjat jang susunan anq- gautanja telah saja umumkpn beberapa hari jang lalu itu, terhimpunlah wakil-wakil tiga golongan itu, dan Madjelis P erm usjaw aratan Rakjat pun, saja jakin, akan berdjalan baik.

Tidaklah ini kesemuanja praktek daripada ke-Gotong-Rojongan jang djudjur antara golongan-golongan jang berke-Tuhanan, Nasional.s dan Komunis, jang semuanja dibakar oleh njerinja siksaan ‘penderitaan Rakjat, tetapi djuga dibakar oleh Apinja Idealisme ingin melaksanakan Ama- nat Penderitaan Rakjat ? Dan bukankah mereka itu, — itu golongan-golo- ngan Islam, Nasionalis, Komunis, jang kata orang ta ’ mungkin dipersa- tukan satusaraala'n — , didalam beberapa Lembaga, misalnja didalam D E N A S . didalam D.P.A., selalu berhatsil mentjapai mufakat dengan sua- ra bulat diatas dasar musjawarah, — tan'pa tjakar-tjakaran satusamalain, tanpa ngotot-ngototan mentjari kebenaran sendiri menjalahkan pihak lain, tanpa setem-seteman pemungutan suara ?

Saudara-saudara ! Saja hendak pula menandaskan disini bahwa per­ satuan itu bukan harus diadakanhnja antara golongan-golongan Islam

dan Nasional dan Komunis sadja, melainkan antara semua kekuatan-

kekuatan revolusioner. S em ua partai jang pro Manipol dan pro U S D E K

harus bersatu. Semua suku-bangsa h a r u s bersatu. Semua warganegara,

D jaw akah ia, Sundakah ia, M inangkabaukah ia, Minahasakah ia, Batak- kah ia, Bugiskah ia, — semua w arganegara harus bersatu, dengan tidak pandang perbedaan sukubangsa, tidak pandang agama, tidak pandang keturunan asli atau tidak asli. Pemberontakan P.R.R.I.. pemberontakan Permesta, kegiatan subversif Manguni, tidak boleh diartikan pemoeron- takan atau kegiatan subversif suku Minangkabau atau suku Minahasa. Pemberontakan-pemberontakan itu adalah perbuatan kaum imperiaLs jang mempergunakan orang-orang pengchianat dan budak-budak dari suku- suku itu atau suku-suku lain. R a k ja t dari semua suku dan dari semua keturunan, asli atau tidak asli, — si-petani, si-buruh, si-tukang dokar, si- nelajan, si-pegawai"ketjil, si-pedagang-ketjil, si-djembel, si-marhaen, , adalah tjinta kepada Republik Proklamasi, menjetudjui Manipol dan U S D E K , gandrung kepada masjarakat adil makmur. Rakjat itu semua harus di Gotong-Rojongkan dan perdjoangan raksasa i n i !

Bergandengan dengan itu maka saja ulangi disini apa jang saja katakan tahun jang lalu mengenai pemersatuan (dus penggotong-rojong- anj) modal dan tenaga, Saja berkata : ,,Amat perlu ialah supaja kita bisa mengikut-sertakan segala modal dan tenaga, segala ,,funds and forces” ba­ gi usaha-usaha pembangunan semesta kita. T etapi dalam usaha-usaha 169

mengorganisir dan menghimpn segala ,,funds and forces itu, haruslah kita letakkan satu sjarat pokok, jaitu : modal dan tenaga ja n g h e n d a k kita ikut-sertakan itu, haruslah bertjorak progresif. Segala modal dan segala tenaga jang memenuhi sjarat itu, akan kita sambut dengan kedua beiah tangan. Sebaliknja „funds and forces” jang tidak progrcssif (jang dus hanja memikirkan keuntungan sendiri), tenaga-tenaga jang reaksioner dan anti-revolusioner, akan kita tolak dan malahan kita tentang. T en a g a- tenaga dan modal jang tidak memenuhi sjarat pokok itu, hendaknja m n g g ir sadja, dan sekali-kali djanganlah menghalang-halangi kita. Sebab setiap penghalangan akan kita terdjang, setiap rintangan akan kita sing- krikan, sesuai dengan sembojan ,,rawe-rawe rantas, malang-malang pu- tung”.

,,Sekali lagi, segala tenaga dan segala modal jang terbukti progressif akan kita adjak dan akan kita ikut-sertakan dalam pembangunan Indo­ nesia. Dus djuga tenaga dan modal bukan-asli jang sudah menetap di Indonesia dan jang menjetudjui, lagi pula sanggup membantu terlaksana- nja program Kabinet Kerdja, akan mendapat tempat dan kesempatan jang w adjar dalam usaha-uhasa kita untuk memperbesar 'produksi dilapangan perindustrian dan pertanian. ,.Funds and forces” bukan-asli itu dapat d :salurkan kearah pembangunan perindustrian, misalnja dalam sektor industri menengah, jang masih terbuka bagi inisiatif partikelir”.

,,Untuk melaksanakan maksud itu maka perlu adanja iklim kerdja- sama ja n g baik. Oleh karena itu, semua jang brkepentingan hendaknja mendjauhi sesuatu tindakan jang dapat m erugikan iklim kerdfasam a itu".

Ja !, dengan sepenuhnja saja punja djiwa, saja meminta : hendaklah semua jang berkepentingan m endjauhi sesuatu tindakan jang d a p a t m e ­ rugikan iklim kerdja-sama itu.

Saudara-saudara !

Kabinet Kerdja bekerdja keras untuk melaksanakan programnja jang te rm a s jh u r: sandang~pangan, keam anan, Irian Barat dan perd jo a n g a n anti-imperialis Program ini merupakan usaha djangka pendek dalam ra n g ­ ka garis-besar Haluan N egara, dan karenanja tidak dapat dilepaskan dari pelaksanaan Haluan N eqara tersebut, jaitu Manifesto Politik-US­ DEK.

Harus diakui dengan terus-terang, bahw a pelaksanaan program djangka-pendek itu belum selantjar sebagai kita harapkan. A da disebab­ kan karena kekurangan pengertian tentang program itu tersendiri dan ten­ tang M anipol-USDEK (tadi saja terangkan); ada karena anasir-anasir jang memang mau mensabot pelaksanaan program itu dan Manipol dan USDEK; ada kematjetan-kematjetan disementara bidang produksi dan distribusi; ada karena tendensi-tendensi inflatoir jang belum terkuasa sepenuhnja; ada karena kurang ketegasan kita sendiri dalam uitvoering- nja program itu, dan sebagainja, dan sebagainja.

Semua kesalahan-kesalahan kita ini harus setjara djantan kita akui, dan harus setjara djantan kita koreksi. Tidakkah salah satu tjiri orang

revolusioner, bahwa ia berani mengakui kesalahan dan berani mengkor- reksi kesalahan ? Ambillah misalnja pimpinan-pimpinnan perusahaan-pe­

P ada tanggal 27 Djanuari permulaan tahun 1960 ini sudah saia utiap- kan satu kritik atas pimpinan-pimpinan perusahaan dan P .T . N egara itu dalam satu pidato di Istana N egara. Pokoknja pada w aktu itu saja tan- daskan setandas-tandasnja, bahwa untuk Ekonomi Terpimpin haruslah ekonomi N e g a ra memegang posisi kom ando (ini adalah istilah D .P .A .). D an ini akan gagal samasekali, kataku, djika diteruskan ,pentjo!engan- pentjolengan didalam pim'pinan-pimpinan P.T.-P.T. N e g a ra ”, dan ,,pen- tjolengan pentjolengan, korrupsi-korrupsi, ketidak-tegasan etc., etc., di- semua bidang, daripada bidang sipil sampai kepada militer". Pokoknja sekarang ialah, supaja d»'achirilah pensalah-gunaan atau penggunaan ke­

sempatan oleh siapa'pun djuga adanja S.O.B. (adanja Keadaan Bahaja) untuk menggcmukkan kantong sendiri. Untuk in'i, saja kira baik djika disemua perusahaan-perusahaan N egara, disemua P.T.-P.T. Negara, di- bcntuk dcwan-deivan, jang berkewadjiban membantu pimpinan perusa­ haan untuk mempertinggi kwantitet dan kwalitet produksi, dan — untuk mengawasi kaum pentjoleng-pentjoleng, kaum korruptor-kurruptor, kaum penipu-peni'pu, kaum pentjuri-pentjuri kekajaan N egara !

Dibidang distribusi — pun belum semuanja berdjalan diharum-gan- danja bunga mawar dan dibawah sinarnja bulan purnama. Salah satu ke sulitan objektif ialah belum lengkapnja kita punja alat-alat 'pengangkutan dilaut dan didarat. Tetapi kita berusaha keras untuk memperlengkapi alat-alat-pengangkutan itu- Dan saja kira ada baiknja kita mempertim- bangkan inschakeling Rukun-Rukun-Kampung dan Rukun-Tetangga da­ lam la'pangan distribusi ini. U ntuk lantjarnja distribusi, maka R.K.-R.K.— R.T.-R.T. itu bisa menundjuk warung jang dipertjajai. Banjak warung- w arung Sandang-Pangan jang sekarang ini ternjata hanja tempat pentja- rian untung sadja bagi beberapa gejintir orang. Sjarat-mutlak bagi inscha- kclingnja R.K.-R.K.-R.T.-R.T. itu tentunja ialah bahwa R.K.-RK.-R.T,- R.T. itu sendiri harus benar-benar diretool lebih dahulu. Sebab dila- •pangan ke-R.K.-R.T.-an pun masih banjak hal-hal jang busuk, masih „rot-

zooi” jang harus diretool !

Demikianlah beberapa tjukilan mengenai kesulitan-kesulitan kita di­ lapangan pelaksanaan program Sandang-Pangan. Saudara-saudara ten­ tunja mengerti, bahwa persoalan Sandang-Pangan ini melfputi bidang per­ soalan jang lebih luas, lebih terdjalin-djaLn, lebih kompleks. Soal tam- bahnja produksi beras-garam-ikan asin etc. etc., soal tambahanja produksi tekstil dan import tekstJ etc. etc., soal menu makanan Rakjat etc. etc., soal-soal jang demikian itu semuanja mendjadi challenge (tantangan) jang tanpa ampun harus dilajani.

H a r u s dilajani. oleh karena soal Sandang-Pangan adalah satu soal ,,the stomach cannot w ait” (perut ta bisa menunggu) bukan sadja, tetapi djuga karena soal itu adalah satu bagian daripada i ersoalan Besar ,,mendjelmakan masjarakat adil dan makmur sesuai dengan Am anat P en ­ deritaan Rakjat.

Untuk melajani Persoalan Besar inilah, tempohari kita membangun- kan Depernas, — Dewan Perantjang Nasional. U ntuk melajani Persoalan Besar inilah De'pernas diwadjibkan menjusun satu pola daripada

banqunan semesta untuk membangun satu M a s ja rak a t Adil dan M akiniu

berdasarkan P antja Sila, pola jang nanti harus kita karja^an s j.

Gotong Rojong dengan bermandikan keringat dan r an a

lismc revolusiner jang menjala-njala.

Perentjanaan, Pola, atau Planning, adalah satu s j a r a t mutlak bagi

pelaksanaan Sosialisme! Planning itu nanti dalam ‘‘ j ' 1''.- ’* jtu

djad^lah w ahananja Ekonomi I erpimpin dan Democn.. 1 V '

dua penghela kearah Sosialisme atau M a s ja ra k a t A d d dan

,,Planning is the technique of foreseeing-ahead evcry 111 ‘Y 11P.

of separate operations’', — „perentjanaan adalah e n\ ^ n re n

fet'ir-l.hat lebih dahulu setiap langkah jang harus diamDil d a , a m c tu i . . pandjang dari tindakan-tindakan jang berdiri sent in sen

D epernas bekerdja keras, Saja buka topi kepada

n^ener-tanggal 13 Agustus jang baru lalu saja sudah menerimai a kan saia

nas itu mereka punja blueprint tahapan pertama. u P ^ '

teruskan kepada Madjelis ? « musiawa^ | ^ Indonesia, kalau’

tanja pun sudah selesai saja bangun. .bc*hagiaian j ^

ia nanti, dengan diterimanja blueprint D epernas oleh va. . • ‘. ' V ! nitj “ punjai iapunja P ola P m b a n g u n a n T a h a p a n P e rta m a . a agi 1 , c rena ia, dengan adanja Pola Pem bangunan itu, meiupa can a anja pim* pinan ekonomis, - merasakan adanja economisch lcidcrshap disamping adanja politiek leiderschap jang terpantjar dalam M am ies.o Politik dan U S D E K .

Berantakanlah nanti zoogenaamd ramalannja P.R.R.I.-Permesta jang berbunji: „Betul mereka (P.R.R.I.-Permesta itu) kalah dibidang militer, tetapi Republiknja Soekarno nanti akan hantjur sendiri karena econom ic mismanagement and misleadership . D engan adanja blueprint D epenas

itu maka economisch leiderschap akan tergaris njata, D an Insja Allah

akan berantakan bukan sadja ramalan kaum pemberontak itu bahw a kita akan hantjur, tetapi Insja Allah a k a n berantakan pula merekapunja/lajap- a n t bahwa mereka akan tetap berdiri. Insja Allah, bukan Republik Indo nesia jang akan hantjur, tetapi P.R.R.I.-Permestalah jang akan hantjur .

Semangat , foresseeing-ahead” ,(semangat telah melihat lebih dah u ­ lu") bertjermin pula dalam keputusan D .P.A dan Kabinet mengenai Landreform. D .P.A. telah mengusulkan kepada Pemerintah tentang ,,Pe- rombakan hak tanah dan peng g u n a a n tanah , ,,agar m asjarakat adil dan makmur dan terselenggara dan chususnja taraf hidup ini meninggi dan

taraf hidup seluruh rakjat djelata meningkat , Pemerintah telah me-

mutuskan „Rantjangan U n d a n g -u n d a n g P o k o k Agravia , R antjangan U n ­ dang-undang jang mana telah saja teruskan kepada D.P.K.G.K. agar lekas disidangkan.

Ini adalah satu kemadjuan jang penting-maha-penting dalam Revo­ lusi Indonesia ! Revolusi Indonesia tan'pa Landreform adalah sama sadja dengan gedung tan'pa alas, sama sadja dengan puhun tanpa batang, sama sadja dengan omong-besar tanpa isi. M elaksaakan Landreforrn berarti melaksanakan satu bagian jang mutlak d\ari R evolusi Indonesia Gembar- gembor tentang Revolusi, Sosialisme Indonesia, M asjarak a t Adil dan M akmur, Amanat Penderitaan Rakjat, tanpa melaksanakan Landreform,

adalah gembar-gembornja tukang pendjual obat dipasar T a n a h Abang atau di Pasar Senen.

P ada taraf sekarang ini, demikianlah D.P.A., Landreform disatu fihak berarti penghapusan segala hak-hak asing dan konsesi-konsesi kolonial atas tanah, dan mengachiri penghisapan feodal setjara berangsur-angsur,

■— dilain fihak Landreform berarti m em perkuat dan mem perluas pem i­

likan tanah untuk seluruh Rakjat Indonesia terutama kaum tani. D an Rantjangan Undang-undang Pokok Agraria berkata : ..tanah tidak boleh mendjadi alat penghisapan apalagi penghisapan dari modal-asing ter- hadap Rakjat Indonesia. Karena itu harus dihapuskan ,,hak eigendom”, ,,\vet-wet agraris" bikinan Belanda, „Domeinverklaring”. dan lain sebagai­ nja.

Kalau nanti Rantjangan Undang-undang ini telah mendjadi Undang- undang, maka telah madju selangkah lagilah kita diatas djalan Revolusi