• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Suku Dayak

2. Asal-Usul Suku Dayak

Secara umum dikenal anggapan bahwa penduduk asli pulau Kalimantan adalah suku Dayak. Anggapan ini dapat dikatakan benar, tetapi anggapan ini tentu perlu dijelaskan lagi. Misalnya dengan menilik dari sisi historisitasnya. Historisitas tentang asal mula suku Dayak ini pun juga masih banyak diperdebatkan di kalangan peneliti.

69

Ibid., hlm. 10. 70

Titik pelacakan awal dari asal mula suku Dayak dapat ditarik jauh dari zaman Glasial atau zaman es.71 Hingga akhir masa ini beberapa pulau tidaklah begitu jauh jaraknya. Bahkan bentangan Nusantara ini diperkirakan masih menyatu dengan daratan benua Asia sekarang. Dengan melihat kondisi alam yang sedemikian rupa, masuk akal jika memang ada kemungkinan pernah (telah) terjadi migrasi dari daratan benua Asia yang menyatu tadi ke kawasan-kawasan sekitarnya, andaikan harus menyeberang perairan (dengan anggapan ke pulau-pulau lain di sekitarnya), cukup dengan perahu-perahu (atau apapun namanya saat itu) kecil sederhana sudah bisa menyeberanginya.72 Perahu yang digunakan oleh para imigran tersebut kemungkinan adalah perahu bercadik hasil teknologi masa perundagian yang sudah dikenal di daratan Asia sekitar tahun 1500 Sebelum Masehi.73

Dengan melihat penjelasan di atas, logis jika ada pendapat yang mengatakan bahwa suku Dayak berasal dari imigran-imigran daratan Asia, yakni Wilayah Cina (Tiongkok) Selatan, Yunnan. Dalam kurun waktu antara 3000-1500 Sebelum Masehi, selama lebih dari 1000 tahun, Pulau Kalimantan didatangi kelompok yang disebut dengan Proto-Melayu, setelah sebelumnya juga pernah didatangi orang-orang Negrid dan Weddoid.74 Kedatangan kelompok-kelompok ras manusia ini di Pulau Kalimantan lewat beberapa arah. Ini yang nantinya membagi-bagi puak-puak atau sub-sub suku Dayak yang mendiami wilayah-wilayah tertentu di pulau Kalimantan. Misalnya di

71

Menurut para ahli. planet bumi mengalami Zaman Es (Glasial) dalam 4 seri, di mulai kira-kira 4.000.000. tahun lalu dan berakhir kira-kira 200.000 tahun yang lalu.

72

Mikhail Coomans, Manusia Daya:Dahulu, Sekarang, Masa Depan, (Jakarta: Gramedia, 1987), hlm 3.

73

Marchues Afen, “Lintasan Sejarah Sosial Dayak”, dalam majalah Kalimantan Review, nomer 12 tahun IV Juli September 1995, hlm 11.

74

Di masa kemudian, keterangan mengenai ras manusia jenis ini di Kalimantan tidak begitu jelas.

pulau Kalimantan bagian Barat yang salah satunya dihuni oleh puak suku Dayak Kanayath, kemungkinan berasal dari imigran yang bermigrasi daratan di sisi Baratnya (Malaysia dan sebagian Sumatera sekarang), atau puak suku Dayak Ngaju di Kalimantan bagian Tengah yang juga memuat kemungkinan bermigrasi transit dari bagian Selatan (pulau Jawa sekarang). Kemudian selang waktu yang lama, kira-kira lima ratus tahun sebelum Masehi (berarti ini sudah masuk zaman Neolithikum, di mana konsidi alam, jarak, dan bentuk daratan dan perairannya menyerupai sekarang ini) juga terjadi migrasi besar-besaran dari daratan Asia ke pulau-pulau di sebelah Selatan, berarti termasuk ke kepulauan Nusantara (Indonesia sekarang).75 Kelompok-kelompok ini dikenal dengan sebutan Deutro Melayu.76

Seorang peneliti bernama Van Heine Gildern pernah melakukan penelitian tentang penyebaran kebudayaan kapak persegi mengatakan bahwa bangsa Austronesia bermigrasi dari daerah asalnya di sekitar Yunnan (Cina bagian Selatan), sungai Yang Tse Kiang, Meckhong dan Menan, melalui Malaysia bagian Barat kemudian diteruskan ke pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan ke Kalimantan senada dengan yang diutarakan oleh D. G. E Hall.77 Oleh karena ciri-ciri ras manusia ini mempunyai kecocokan dengan ras Monggoloid maka mereka dimasukkan dalam ras Monggoloid. Imigan-imigran yang berasal dari Yunnan yang behasil mencapai pulau Kalimantan dan akhirnya menetap di sana kemudian menjadi suku Dayak.78 Di pulau Kalimantan mereka kemudian menyebar menyesuaikan dengan kondisi alam dan lingkungan sekitarnya (proses

75

Mikhail Coomans,op. cit., hlm 4. 76

D. G. E. Hall menyebut suku Dayak sebagai rumpun bangsa Austronesia yang bermigrasi ke kawasan Asia dan sebelah Selatannya sekitar tahun 2500 SM-1500 SM.

77

Paulus Florus, dan John Bamba, op. cit., hlm 103. lihat juga Bisri Effendi, “Citra Dayak”, dalam majalahDesantara, edisi 07/tahun III/2003, hlm.13.

78

geografi dan proses demografi) dalam kurun waktu lebih dari seribu tahun.79 Demikianlah akhirnya Pulau Kalimantan didiami.

Terlepas dari teori migrasi dari daratan Asia, di pulau Kalimantan sudah terdapat penduduk aslinya yang sudah berbudaya. Pendapat ini dikuatkan dengan ditemukannya fakta artefak arkeologis. Fakta artefak arkeologis itu adalah berupa kapak perimbas. Kapak perimbas ini ditemukan di dasar Sungai Riam Kanan, Awang Bangkal. Kapak perimbas ini ditemukan oleh Toer Sotardjo pada tahun 1958. Kapak perimbas serupa yang digunakan oleh manusia purba seperti halnya Homo Wajakensis yang fosilnya ditemukan di Desa Wajak, lembah Sungai Brantas, Tulungangung, Jawa Timur atau Pithecantupus Soloensis yang fosilnya ditemukan di Desa Trinil, di lembah Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah. Ini menunjukkan bahwa manusia Kalimantan sudah ada sejak zaman Paleolitikum. Lebih awal dari masa itu, yakni sekitar 8000 Sebelum Masehi Pulau Kalimantan (Kalimantan Selatan) sudah dihuni. Fosilnya ditemukan di Gua Babi di Gunung Batu Buli, Desa Randu, Muara Uya, Tabalong, Kalimantan Selatan.

Di Nanga Balan, Kapuas Hulu ditemukan beliung dan kapak persegi yang digunakan untuk bercocok tanam. Dengan mengasumsikan dolmen, sarkofagus, dan menhir populer pada masa Megalithikum, dolmen diketemukan di Sedahan Sukadana, Ketapang dan sarkofagus di Kalimantan Timur serta beberapa buah menhir di Kalimantan Utara (Malaysia), berarti pada masa itu pulau Kalimantan memang sudah dihuni dan lebih jauh, sudah berkembang kepercayaan tertentu. Satu-satunya bukti tertulis paling awal tentang kehadiran ras manusia di bumi Borneo adalah tujuh buah prasasti Yupa yang bertuliskan “Srimatah Srinarendrasya Kudunggasya Mahatmanah”

79

yang diperkirakan berangka tahun 400 Masehi, di Kutai, Kalimantan Timur. 80 Jadi manusia asli Kalimantan sebagai penduduk pertama pulau terbesar di Republik ini sudah ada sebelumnya, sebagai bagian dari manusia asli Nusantara.