• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asersi Manajemen dan Tujuan Audit

2. KONSEP DAN PENGERTIAN

2.6 Audit

2.6.4 Asersi Manajemen dan Tujuan Audit

2.6.4.1 Asersi Manajemen

Elder, Beasley, dan Arens (2009) mendefinisikan asersi manajemen sebagai suatu pernyataan oleh manajemen mengenai berbagai kelas transaksi, akun terkait, dan pemgungkapan dalam laporan keuangan. Dalam SA 326, asersi diklasifikasikan menjadi 3 kategori dimana ketiga kategori asersi ini memiliki keterkaitan dengan prosedur audit atas siklus penerimaan.

1. Asersi terkait kelas transaksi dan kejadian dalam suatu periode audit - Keterjadian (occurance)

Asersi ini menekankan apakah transaksi yang tercatat di dalam laporan keuangan benar-benar terjadi selama periode akuntansi.

- Kelengkapan (completeness)

Asersi ini menilai apakah seluruh transaksi yang seharusnya disertakan di dalam laporan keuangan telah dicatat dengan lengkap.

- Akurasi (accuracy)

Asersi ini menilai apakah transaksi telah dicatat pada jumlah yang benar.

- Klasifikasi (classification)

Asersi ini menilai apakah transaksi yang dicatat telah diklasifikasikan pada akun yang benar.

- Pisah batas (cutoff)

Asersi ini menilai apakah transaksi telah dicatat pada periode yang tepat.

2. Asersi terkait saldo akun saat periode berakhir - Keberadaan (existence)

Asersi ini menekankan apakah akun-akun mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas yang dicatat pada neraca benar-benar ada pada tanggal neraca.

- Kelengkapan (completeness)

Asersi ini menilai apakah seluruh akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah benar-benar diikutsertakan.

- Valuasi dan alokasi (valuation and allocation)

Asersi ini menilai apakah akun-akun mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas telah dicatat pada jumlah yang benar termasuk penyesuaiannya mengenai nilai bersihnya.

- Hak dan kewajiban (rights and obligations)

Asersi ini menilai hak atas aset dan kewajiban atas liabilitas.

3. Asersi terkait penyajian dan pengungkapan

- Keterjadian dan hak dan kewajiban (occurrence and rights and obligations) Asersi ini terkait apakah kejadian yang diuangkapkan benar-benar terjadi dan menjadi hak serta kewajiban bagi entitas.

- Kelengkapan (completeness)

Asersi ini terkait apakah seluruh persyaratan pengungkapan telah dipenuhi dan dimasukkan ke dalam laporan keuangan.

- Keakurasian dan valuasi (accuracy and valuation)

Asersi ini terkait apakah informasi keuangan diungkapkan dengan wajar dan jumlah yang sesuai.

- Klasifikasi dan kemudahan dipahami (classification and understandability) Asersi ini terkait apakah jumlah pada laporan keuangan telah diklasifikasikan dengan benar beserta catatan kakinya serta terkait apakah deskripsi dan pengungkapan yang terkait saldo dapat dipahami.

2.6.4.2 Tujuan Audit Terkait Transaksi

Tujuan-tujuan audit terkait transaksi memiliki keterkaitan dengan asersi manajemen. Hal ini tidaklah mengejutkan karena tanggung jawab utama auditor adalah untuk menentukan apakah asersi manajemen mengenai laporan keuangan memang beralasan. Tujuan audit terkait transaksi ini dimaksudkan untuk menjadi kerangka kerja yang dapat membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten. Berikut ini keenam tujuan audit terkait transaksi penjualan.

- Keterjadian (occurrence)

Bertujuan menentukan apakah keseluruhan transaksi penjualan dalam satu periode akuntansi memang benar-banar terjadi.

- Kelengkapan (completeness)

Bertujuan menentukan apakah seluruh transaksi penjualan yang seharusnya dicatat telah lengkap tercantum pada laporan keuangan.

- Keakuratan (accuracy)

Bertujuan menentukan apakah pencatatan transaksi penjualan telah dicatat pada jumlah yang benar.

- Pencatatan ke buku besar dan pengikhtisaran (posting and summarization) Bertujuan menentukan apakah pencatatan transaksi penjualan saat malakukan posting ke dalam buku besar telah dilakukan dengan benar.

- Klasifikasi (classification)

Bertujuan menentukan apakah transaksi penjualan telah diklasifikasikan pad akun yang tepat.

- Waktu (timing)

Bertujuan menetukan apakah pencatatan penjualan dilakukan pada waktu yang tepat.

2.6.4.3 Tujuan Audit Terkait Saldo

Sama halnya dengan tujuan audit terkait transaksi, tujuan audit ini pun mengikuti asersi manajemen serta menjadi kerangka bagi auditor dalam mengumpulkan bukti audit. Terdapat delapan tujuan audit terkait dengan saldo, yaitu:

- Keberadaan (existence)

Tujuan audit ini memastikan apakah jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan memang benar-benar ada. Tujuan audit secara spesifik adalah saldo piutang sewa dan pendapatan bunga yang disajikan dalam laporan keuangan benar-benar ada.

- Kelengkapan (completeness)

Tujuan audit ini memastikan apakah jumlah yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah diikutsertakan seluruhnya. Tujuan audit ini secara spesifik adalah keseluruhan piutang sewa dan pendapatan bunga telah dicantumkan dalam laporan keuangan seluruhnya.

- Keakuratan (accuracy)

Tujuan audit ini memastikan apakah jumlah saldo yang dicantumkan telah akurat. Tujuan audit ini secara spesifik adalah keseluruhan piutang sewa dan pendapatan bunga telah dicantumkan dengan jumlah yang tepat dalam laporan keuangan.

- Klasifikasi (classification)

Tujuan audit ini memastikan apakah item-item yang terdapat dalam daftar detail klien telah dimasukkan dalam buku besar dengan tepat. Tujuan audit ini secara spesifik adalah piutang sewa dan pendapatan bunga yang terklasifikasikan berdasarkan mata uang dollar, rupiah, dan yen telah tercatat dalam buku besar dengan benar.

- Pisah batas (cutoff)

Tujuan audit ini memastikan apakah transaksi telah dicatat dan dicantumkan pada saldo dan periode yang tepat. Tujuan audit ini secara spesifik adalah keseluruhan piutang sewa dan pendapatan bunga telah dicatat pada periode yang tepat.

- Kaitan rinci (detail tie-in)

Tujuan audit ini memastikan apakah rincian dalam daftar disajikan dengan benar dan jika dijumlahkan akan sama dengan jumlah pada buku besar. Tujuan audit ini secara spesifik adalah saldo piutang sewa dan pendapatan sewa pada masing-masing daftar kontrak telah sama dengan buku besar.

- Nilai realisasi (realizable value)

Tujuan audit ini memastikan apakah saldo telah disajikan pada nilai terealisasinya. Tujuan audit ini secara spesifik adalah penyajian saldo piutang sewa telah mempertimbangkan penyisihan piutang tak tertagih.

- Hak dan kewajiban (rights and obligations)

Tujuan audit ini memastikan apakah hak dan kewajiban atas aset dan liabilitas memang benar-benar menjadi milik perusahaan. Tujuan audit ini secara spesifik adalah piutang sewa memang benar-benar milik perusahaan.

2.6.4.4 Tujuan Audit Terkait Penyajian dan Pengungkapan

Tujuan ini untuk memastikan bahwa semua akun yang terdapat pada neraca dan laporan keuangan laba rugi serta informasi lainnya telah disajikan secara benar dan dengan tepat telah diuraikan baik dalam laporan keuangan itu sendiri maupun catatatan atas laporan keuangan tersebut. Terdapat empat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan, yaitu:

- Keterjadian serta hak dan kewajiban (occurrence and rights and obligations) - Kelengkapan (completeness)

- Valuasi dan alokasi (valuation and allocation)

- Klasifikasi dan kemudahan dipahami (classification and understandability)