• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. PROFIL PERUSAHAAN

4.2 Fase Pengujian Pengendalian dan Uji Substantif atas Rincian Transaksi

4.2.1 Pengujian Pengendalian

Pada fase ini auditor melakukan berbagai pengujian seperti pengujian implementasi dan keefektifan pengendalian internal setelah didapatkannya pemahaman atas desain pengendalian yang dimiliki klien. Untuk menilai pengendalian yang ada pada klien, prosedur yang pertama dilakukan KAP AB&C adalah mengidentifikasi tujuan audit terkait risiko-risiko apa saja yang telah teridentifikasi sebelumnya untuk kemudian dilakukan penelusuran terkait pengendalian yang terkait. Berikut ini adalah pengendalian yang terkait dengan risiko yang telah teridentifikasi dan hasil pengujian pengendaliannya:

1. Risiko yang teridentifikasi:

Pendapatan yang dimiliki perusahaan berasal dari pendapatan bunga pembiayaan yang diakui dari amortisasi pendapatan bunga yang belum diterima. Hal ini akan menimbulkan adanya upaya untuk melakukan pengakuan yang tidak sesuai dan perhitungan amortisasi yang tidak benar sebagai upaya dari manajemen untuk meningkatkan performa perusahaan.

 Pengendalian internal terkait:

Perusahaan menggunakan sistem LAMP yang telah dilengkapi dengan formula atau rumus perhitungan pendapatan bunga menggunakan tingkat

suku bunga efektif. Untuk mengantisipasi kesalahan perhitungan atomatis oleh sistem, Staf Keuangan dan Akuntansi melakukan perhitungan manual untuk masing-masing kontrak dengan menggunakan lembar excel dan kemudian dilakukan pencocokan silang dengan hasil perhitungan dari sistem LAMP. Selain itu setiap hari perusahaan akan mendapatkan laporan dari bank terkait pembayaran bunga yang kemudian Staf Keuangan dan Akuntansi akan mengecek untuk melakukan rekonsiliasi apabila terdapat perbedaan pada perhitungan manualnya (excel sheet) dan memasukkan data pembayaran ke dalam sistem. Perhitungan mengenai pendapatan bunga ini akan diperiksa satiap 10 hari oleh Manajer Keuangan dan Akuntansi.

 Pengujian pengendalian:

Asersi terkait pengujian ini yaitu akurasi, pisah batas, dan keterjadian.

Auditor menguji dengan cara mengecek ke dokumen terkait rincian pendapatan bunga dan dilakukan rekonsiliasi ke buku besar untuk mengetahui apakah angka pada buku besar klien telah sesuai dengan total rincian pendapatan bunga. Kemudian diambil satu sampel dari rincian tersebut untuk dilakukan pencocokkan terhadap kontrak sewa pembiayaan yang terkait. Setelah dilakukan rekalkulasi sendiri oleh auditor pada sempel kontrak dengan menggunakan dasar tingkat suku bunga efektif, tidak ditemukan adanya selisih dengan versi klien sehingga dapat disimpulkan bahwa desain pengendalian yang dibuat telah diimplementasikan dengan efektif.

Prosedur pengujian selanjutnya setelah desain pengendalian dinilai telah diimplementasikan secara efektif adalah melakukan pengujian atas efektifitas pengendalian tersebut. Auditor melakukan pengujian dengan mengambil 25 sampel yang didasarkan dari frekuensi dilakukannya pengendalian (lebih dari satu kali per hari). Untuk prosedur penentuan banyaknya sampel terkait pengujian pengendalian, KAP AB&C merujuk pada AAM yang menjelaskan banyak sedikitnya sampel didasarkan pada jumlah frekuensi pengendalian tersebut digunakan, rinciannya tertera pada tabel berikut:

Tabel 4.4 - Penentuan Jumlah Sampel Pengujian Pengendalian

Sumber: Dokumentasi Audit KAP (telah diolah kembali)

Sampel diambil dari kontrak pembiayaan yang baru dari periode Januari 2013 hingga Desember 2013 dengan kriteria yang dapat mewakili setiap variasi populasi kontrak yaitu terdapat 3 mata uang yang berbeda (ada 3 jenis mata uang yang digunakan yaitu Dolar Amerika, Yen Jepang, dan Rupiah Indonesia), bulan yang berbeda, dan memilki nilai akuisisi yang besar. Auditor akan melakukan perhitungan mengenai pendapatan bunga dengan menggunakan dasar tingkat suku bunga efektif untuk setiap sampel kontrak yang telah diperoleh untuk kemudian dilakukan pencocokan dengan perhitungan dari klien. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut tidak ditemukan adanya perbedaan sehingga auditor berkesimpulan bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif.

2. Risiko yang teridentifikasi:

Terdapat risiko mengenai validitas transaksi sewa dan saldo piutang yang masih outstanding serta adanya kemungkinan bahwa entitas tidak memilki hak atas piutang tersebut pada saat tanggal neraca. Selain itu terdapat risiko pada pencatatan awal sewa pembiayaan yang meliputi management fee, security deposit, dan residual value tidak dicatat dengan benar dan pada periode yang tepat.

 Pengendalian internal terkait:

Berkas dan dokumen terkait pembiayaan yang diperlukan secara independen diperiksa mengenai ketepatan dan pengklasifikasiannya. Sementara untuk pengendalian mengenai pencatatan awal jumlah sewa pembiayaan adalah Departemen Pemasaran dan Departeman Keuangan akan melakukan pengecekan permohonan pembiayaan yang telah disetujui dengan informasi mengenai lessee sebelum dimasukkan ke dalam sistem.

 Pengujian pengendalian:

Asersi terkait pengujian ini yaitu keberadaan, hak dan kewajiban, kelengkapan, akurasi, dan cut off. Auditor menguji dengan mengambil satu sampel pada kontrak sewa pembiayaan yang baru yaitu dari periode Januari 2013 hingga Desember 2013 untuk kemudian dicek ke dokumen perjanjian dan dokumen terkait lainnya mengenai ketepatan dan kelengkapannya serta mengecek apakah telah dimasukkan ke dalam sistem. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan pengecekan adalah pemberian kredit dilakukan oleh pihak yang memiliki otorisasi, pemberi tanda tangan dan persetujuan telah sesuai dengan kebijakan perusahaan yang memiliki otorisasi, kelengkapan informasi pada dokumen-dokumen mengenai kontrak terkait telah memenuhi prosedur perusahaan, dan kontrak pembiayaan tersebut telah dimasukkan ke dalam sistem perusahaan. Sehingga auditor menyimpulkan bahwa desain pengendalian yang dibuat telah diimplementasikan dengan efektif.

Prosedur yang dilakukan oleh auditor selanjutnya setelah implementasi pengendalian telah dilakukan secara efektif adalah menguji keefektifan pengoperasian pengendalian. Pengujian ini dilakukan dengan prosedur yang hampir sama dengan prosedur pengujian implementasi pengendalian namun dengan jumlah sampel yang lebih banyak yaitu 15 sampel didasarkan frekuensi dilakukannya pengendalian (sehari sekali). Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemisahan tugas telah dilakukan sesuai prosedur dan disimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif.

3. Risiko yang teridentifikasi:

Adanya kemungkinan bahwa aging piutang sewa tidak akurat dengan jumlah pembayaran saat hari jatuh tempo yang sebenarnya atas buruknya pengawasan.

 Pengendalian internal terkait:

Setiap hari dilakukan rekonsiliasi antara seluruh pembayaran pembiayaan yang dicatat dengan laporan dari bank. Kemudian dilakukan prosedur pemeriksaan oleh Manajer Keuangan dan persetujuan oleh Presiden Direktur terkait aging piutang pembiayaan.

 Pengujian pengendalian:

Asersi terkait pengujian ini adalah akurasi, klasifikasi, dan kelengkapan.

Auditor menguji pengendalian ini dengan mengambil satu sampel dari kontrak dan dokumen mengenai detail perhitungan aging piutang pembiayaan untuk kemudian dicocokkan salah satu pembayarannya dengan bank statement terkait. Dari pengujian yang dilakukan oleh auditor, jumlah pembayaran oleh lessee terkait pembiayaan berdasarkan perhitungan aging klien telah sama dengan jumlah yang dibayarkan oleh lessee. Selain itu auditor juga melakukan wawancara terkait rekam jejak proses pembayaran angsuran oleh lessee selama ini dan diperoleh informasi tambahan bahwa hampir semua lessee senantiasa membayar cicilan sesuai dengan jadwal yang karenanya seluruh piutang pembiayaan yang diberikan klien sifatnya adalah current. Berdasarkan proses pemeriksaan dan pengujian tersebut auditor menyimpulkan bahwa desain pengendalian yang dibuat telah diimplementasikan dengan efektif.

Prosedur audit selanjutnya setelah desain pengendalian dinilai telah diimplementasikan secara efektif adalah melakukan pengujian atas efektifitas pengendalian tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan prosedur yang hampir sama dengan prosedur pengujian implementasi pengendalian namun dengan jumlah sampel yang lebih banyak yaitu 25 sampel yang didasarkan pada frekuensi dilakukannya pengendalian (lebih dari satu kali

per hari). Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara perhitungan aging piutang dengan jumlah pembayaran pada bank statement. Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif.

4. Risiko yang teridentifikasi:

Pengakuan pendapatan bunga yang sudah tidak lagi valid akibat adanya pembatalan dini kontrak atau aset pembiayaan yang telah diambil alih.

 Pengendalian internal terkait:

Melakukan proses pemeriksaan dan persetujuan oleh pihak-pihak yang memiliki otorisasi terhadap seluruh proses pembatalan.

 Pengujian pengendalian:

Pengujian ini terkait dengan tujuan asersi keberadaan serta hak dan kewajiban. Auditor menguji pengendalian ini dengan bertanya kepada manajemen terlebih dahulu mengenai apakah ada kontrak yang dibatalkan yang kemudian akan diperiksa ke kontrak dan dokumen terkait untuk memastikan bahwa kontrak tersebut telah benar-benar tidak ada pada daftar piutang sewa pembiayaan serta dilakukan pengecekan ke dalam sistem.

Kemudian auditor memeriksa apakah pihak yang menyiapkan pembatalan yaitu Departemen Administrasi Sewa, pihak pemeriksa yaitu Asisten Manajer Departemen Administrasi Sewa dan Direktur Keuangan, serta pihak yang menyetujui yaitu Presiden Direktur benar-benar melakukan otorisasinya. Berdasar proses pemeriksaan dan pengujian tersebut auditor menyimpulkan bahwa desain pengendalian yang dibuat telah diimplementasikan dengan efektif.

Prosedur yang dilakukan oleh auditor selanjutnya setelah implementasi pengendalian telah dilakukan secara efektif adalah menguji keefektifan pengoperasian pengendalian. Pengujian ini dilakukan dengan prosedur yang hampir sama dengan prosedur pengujian implementasi pengendalian namun dengan jumlah sampel yang lebih banyak yaitu 2 sampel didasarkan

frekuensi dilakukannya pengendalian (bulanan). Dari hasil pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa pemisahan tugas telah dilakukan sesuai prosedur dan disimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif.

Sesuai dengan apa yang dijelaskan SA 319, setelah memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, auditor dapat melakukan penaksiran risiko pengendalian pada tingkat maksimum untuk beberapa atau semua asersi karena ia yakin bahwa pengendalian tidak berkaitan dengan suatu asersi, kemungkinan tidak efektif, atau karena evaluasi terhadap efektivitasnya akan tidak efisien.

Namun risiko pengendalian dapat ditetapkan di bawah tingkat maksimum apabila terdapat pengendalian terkait asersi dan juga dilakukannya pelaksanaan pengujian pengendalian. Ikhtisar pengendalian yang telah teridentifikasi pada PT A1 yang memiliki keterkaitan dengan risiko dan asersi terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.5 - Penilain Risiko Pengendalian

Sumber: Dokumentasi KAP (telah diolah kembali)

Untuk memberikan keyakinan bagi auditor di dalam menetapkan risiko audit, prosedur yang dilakukan selanjutnya adalah dengan melakukan pengujian pengendalian. Dalam melakukan pengujian pengendalian, prosedur KAP

AB&C menggunakan dua langkah yaitu pengujian implementasi dan efektifitasnya. Hal ini sesuai dengan SA 319 yang menyatakan bahwa suatu pengendalian yang telah diimplementasikan dapat berbeda dari efektifitas operasinya.

Dalam memperoleh pengetahuan tentang apakah pengendalian telah dioperasikan, tujuan auditor adalah untuk menentukan bahwa entitas telah menggunakannya. Sedangkan efektivitas operasi berkaitan dengan bagaimana pengendalian tersebut diterapkan, konsistensi penerapannya, dan oleh siapa pengendalian tersebut diterapkan.

Berdasarkan hasil yang telah dibahas pada bab sebelumnya, didapatkan bahwa desain pengendalian yang ada telah diimplementasikan dan efekif sehingga auditor memutuskan untuk mengandalkan pada pengendalian klien.

Hasil pengujian ini akan mempengaruhi auditor di dalam pengambilan sampel pada saat dilakukan prosedur substantif.