2. KONSEP DAN PENGERTIAN
2.6 Audit
2.6.5 Tahapan Audit Laporan Keuangan
Dalam melakukan pekerjaannya melakukan audit umum atas laporan keuangan, auditor haruslah mengerti langkah-langkah audit apa yang akan dilakukannya. Langkah tersebut dilakukan guna mencapai tujuan audit yang menurut SA 110 adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, serta arus kas sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan mengumpulkan berbagai bukti audit yang mendukung. Adapun langkah-langkah atau proses audit menurut Elder, Beasley, dan Arens (2009) terdiri dari empat fase, yaitu:
2.6.5.1 Merencanakan dan Mendesain Pendekatan Audit
Pada setiap proses audit harus dipertimbangkan antara pengumpulan bukti audit yang cukup kompeten serta penggunaan biaya seefisien mungkin. Atas pertimbangan tersebut maka diperlukan perncanaan audit yang dapat menghasilkan suatu pendekatan audit yang efektif pada suatu tingkat biaya yang wajar. Perencanaan audit dipilah menjadi beberapa bagian, yaitu:
a) Memperoleh pemahaman entitas bisnis dan lingkungan industri klien b) Memahami pengendalian internal dan menetapkan risiko pengendalian c) Menetapkan materialitas dan menilai risiko salah saji
d) Menyusun program audit
2.6.5.2 Melaksanakan Uji Pengendalian dan Uji Substantif atas Transaksi Pada tahapan ini auditor akan mengumpulkan bukti-bukti yang dapat mendukung tujuannya di dalam menilai risiko pengendalian atas laporan keuangan yang dilakukan dengan melakukan pengujian pengendalian. Setelah melakukan uji pengendalian, langkah selanjutnya adalah menguji kebenaran transaksi-transaksi moneter dengan melakukan uji substantif. Tujuan pengujian
substantif atas transaksi adalah untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien telah diotorisasi dengan pantas, dicatat dan diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan diposting ke buku besar dan buku tambahan dengan benar.
2.6.5.3 Melaksanakan Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo
Terdapat dua kategori umum dari berbagai prosedur pada fase ketiga ini.
Pertama adalah prosedur analitis yang menggunakan perbandingan-perbandingan serta berbagai hubungan untuk menilai apakah saldo akun-akun atau data lainnya telah wajar. Kemudian yang kedua adalah pengujian atas detail saldo yang merupakan berbagai prosedur spesifik yang ditujukan untuk menguji salah saji secara moneter pada akun-akun laporan keuangan.
a) Prosedur Analitis
Prosedur analitis didefinisikan dalam SA 329 sebagai evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan sebuah studi hubungan yang masuk akal di antara data keuangan dan non-keuangan yang melibatkan perandingan dari jumlah yang tercatat dengan yang pengharapan yang dikembangkan oleh auditor. Pada dasarnya, prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai akun atau data lain terlihat wajar dan penekanan dalam SA 329 adalah pada pengharapan yang dikembangkan oleh auditor.
Prosedur analitis dapat dilakukan pada salah satu dari ketiga waktu selama penugasan. Beberapa prosedur analitis diwajibkan untuk dilakukan dalam fase perencanaan untuk membantu dalam menentukan sifat, luasan, dan penetapan waktu pekerjaan yang akan dilakukan. Kemudian prosedur analitis seringkali juga dilakukan dalam fase pengujian dari audit yang berhubungan dengan prosedur audit lainnya. Sementara pada fase penyelesaian, prosedur analitis berguna sebagai telaah akhir untuk salah saji material atau masalah keuangan dan untuk membantu auditor mengambil pandangan objektif akhir pada laporan keuangan yang telah diaudit.
Manfaat prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor yang megembangkan dugaan dari saldo akun tercatat atau rasio
berdasarkan pada saldo seharusnya. Auditor mengembangkan dugaan dari sebuah saldo akun atau rasio dengan mempertimbangkan informasi dari periode sebelumnya, kecenderungan industri, dugaan anggaran yang telah disiapkan klien, dan informasi non-keuangan. Auditor biasanya membandingkan saldo dan rasio klien dengan saldo dan rasio dugaan dengan menggunakan satu atau lebih dari jenis prosedur analitis berikut:
1. Membandingkan data klien dan industri
Manfaat paling penting dari perbandingan industri adalah sebagai sebuah bantuan untuk memahami bisnis klien dan sebagai sebuah indikasi dari kemungkinan kegagalan keuangan. Sedangkan kelemahan utamanya adalah perbedaan diantara sifat informasi keuangan klien dan di mana perusahaan membentuk total industri. Karena data industri adalah rata-rata yang luas sehingga perbandingannya mungkin tidak begitu berarti dimana seringkali lini bisnis klien tidak sama seperti standar industri.
2. Membandingkan data klien dengan data periode sama yang sebelumnya
Terdapat beberapa ragam dari prosedur analitis di mana data klien dibandingkan dengan data serupa dari satu periode sebelumnya atau lebih.
Membandingkan saldo tahun ini dengan tahun sebelumnya
Salah satu cara termudah untuk membuat ujian ini adalah dengan menyertakan hasil neraca saldo tahun lalu yang telah disesuaikan dalam kolom terpisah dari lembar kerja neraca saldo tahun ini.
Auditor dengan mudah bias membandingkan saldo tahun ini dengan tahun sebelumnya untuk memutuskan lebih awal dalam audit apakah akun harus menerima lebih dari jumlah normal perhatian karena perubahan yang signifikan dalam saldo.
Membandingkan rincian total saldo dengan rincian yang sama untuk tahun sebelumnya
Bila tidak ada perubahan signifikan dalam operasional klien di tahun ini, banyak rincian yang membuat total dalam laporan keuangan tidak berubah. Membandingkan rincian periode sekarang dengan sebelumnya digunakan untuk mengisolasi informasi yang memerlukan pengujian selanjutnya dan perbandingan rincian bisa mengambil bentuk rincian selama beberapa waktu atau rincian pada waktu tertentu.
Menghitung hubungan rasio dan presentase untuk dibandinkan dengan tahun sebelumnya
Kelemahan pada perbandingan saldo dan rincian sebelumnya di dalam menangkap fluktuasi dan hubungan dengan informasi lainnya yang terkait dapat diatasi dengan analisa rasio dan presentase.
3. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan klien
Anggaran sebagai hasil dari dugaan yang telah dibuat klien, oleh audior akan dibandingkan dengan hasil sebenarnya karena dapat menunjukkan potensi salah saji. Terdapat dua perhatian di dalam membandingkan hal ini. Pertama, auditor oleh auditor akan dilakukan evaluasi apakah anggaran tersebut adalah rencana yang realistis karena apabila tidak realistis maka memiliki nilai yang kecil untuk digunakan sebagai bukti audit. Kedua adalah kemungkinan informasi keuangan saat ini telah diubah oleh karyawan klien untuk menyesuaikan dengan anggaran yang akan membuat auditor tidak menemukan perbedaan dalam membandingkannya.
4. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang ditentukan auditor
Pada jenis prosedur analitis ini, auditor akan membuat perhitungan tentang bagaimana saldo tersebut seharusnya dan dibuat hubungan dengan neraca lajur lainnya dan membuat sebuah proyeksi berdasarkan dari suatu tren historis.
5. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan, menggunakan data non-keuangan
Penggunaan data non-keuangan membuat relatif mudah dalam memperkirakan suatu hasil namun penggunaan data non-keuangan juga memiliki kelemahan yaitu tingkat akurasinya.
b) Uji Rincian Saldo
Pengujian atas detail saldo adalah pengujian yang memfokuskan pada pengujian saldo akhir baik akun pada neraca maupun laporan laba rugi.
Pengujian terinci atas saldo akhir ini penting dalam pelaksanaan audit, karena dalam kebanyakan bagiannnya bahan bukti diperoleh dari sumber yang independen dari klien dan dengan demikian dinilai berkualitas tinggi.
2.6.5.4 Melengkapi Proses Audit dan Menerbitkan Laporan Audit
Setelah auditor melengkapi semua prosedur bagi setiap tujuan audit dan bagi setiap akun dalam laporan keuangan, merupakan hal yang penting untuk menggabungkan semua informasi yang diperoleh untuk mencapai suatu kesimpulan menyeluruh tentang apakah laporan keuangan itu telah disajikan secara wajar.